BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai dipandang penting oleh pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional sejak PELITA IV karena komoditas ini memiliki potensi yang besar baik dalam perekonomian pertanian dan perdagangan ekspor impor hingga kebutuhan pokok konsumsi masyarakat yaitu perbaikan zat gizi (Amang, 2010). Berikut data survey dan penelitian yang telah dihasilkan oleh lembaga atau instansi pemerintah bidang pertanian terhadap produktivitas komoditi kedelai lokal dinyatakan dalam tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Data Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Lokal Menurut Subround 2012 - 2014 No.
Uraian 2012 2013 2014 Luas Panen (ha) Januari – April 148.486 156.969 169.196 191.280 183.712 222.420 1. Mei – Agustus September – Desember 227.858 210.112 220.189 Januari – Desember (Rerata) 567.624 550.793 611.805 Produktivitas (ku/ha) 2012 2013 2014 Januari – April 14,4 14,25 15,99 13,23 13,59 14,21 2. Mei – Agustus September – Desember 16,52 14,59 15,2 Januari – Desember (Rerata) 14,85 14,16 15,06 Produksi (Ton) 2012 2013 2014 Januari – April 213.756 223.741 270.460 253.008 249.629 316.079 3. Mei – Agustus September – Desember 376.389 306.622 334.797 Januari – Desember (Rerata) 843.153 779.992 921.336 Sumber: Olahan data Survey BPS dan Departemen Pertanian (2014)
1
2
Kedelai yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia masih didominasi jenis kedelai impor karena dari hasil produktivitas kedelai lokal masih belum memenuhi permintaan sehingga kedelai impor didatangkan untuk bisa memenuhi permintaan. Informasi tentang kedelai lokal masih sebatas dikenal oleh petani dan pedagang sehingga tidak begitu diminati oleh konsumen atau produsen kedelai. Dalam rangka mengangkat potensi dan kualitas kedelai lokal, perlu disediakan sumber – sumber informasi yang mendidik sehingga kedelai lokal dapat diangkat potensinya dan semakin dikenal sekaligus diminati oleh banyak kalangan baik produsen maupun konsumen kedelai. Informasi tentang kedelai lokal selama ini masih kurang banyak tersedia pada beberapa sumber media khususnya internet sebagai media informasi yang banyak digunakan orang. Hal tersebut ditandai dengan sumber informasi tentang komoditas kedelai berbasis web masih fokus pada informasi dan data kedelai impor, padahal kedelai lokal yang diproduksi oleh petani kedelai di Indonesia semakin meningkat produktivitasnya dan memiliki potensi dalam aspek usaha tani dan olahan produk. Sumber informasi kedelai
lokal dapat
membantu para pengguna sebagai bahan referensi untuk mendukung sebuah keputusan bagi penggunanya. Kondisi harga kedelai lokal juga mengalami fluktuasi dari periode ke periode. Harga kedelai lokal berfluktuasi seiring dengan fluktuasi harga kedelai dunia dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini:
Harga (Rp) / kg
3
11.400 11.300 11.200 11.100 11.000 10.900 10.800 10.700 10.600
Harga Kedelai Lokal dan Impor Kedelai Lokal Kedelai Impor 10 12 14 16 18 20 22 24 26 30 1 Periode Maret - April 2015
6
8
Sumber : Comodity Market Review Worldbank (2015) Gambar 1.1 Grafik harga kedelai lokal dan impor Perdagangan komoditas kedelai sangat dipengaruhi oleh masalah harga dan ketersediaan stock terhadap permintaan. Perubahan kondisi pasar yang jauh lebih kontras terjadi pada saat harga dan ketersediaan komoditas kedelai langka sehingga menjadi relatif lebih mahal. (Amang, 2010). Kedelai jenis lokal memiliki keunggulan dibandingkan kedelai impor. Contoh keunggulan kedelai lokal yaitu pada bahan baku pembuatan tahu, varietas kedelai lokal anjasmoro adalah varietas yang paling banyak digunakan oleh produsen tahu (LIPI, 2010). Kedelai lokal di Indonesia sudah sangat dikenal oleh petani dan perajin tahu tetapi tidak pada beberapa kalangan konsumen seperti rumah tangga dan produsen seperti pedagang. Informasi tentang jenis – jenis varietas, harga, usaha tani dan potensinya maupun inovasi tentang kedelai lokal belum banyak tersedia di sumber media seperti internet misalnya.
4
Mengingat potensi kedelai lokal tersebut pemerintah merencanakan peningkatan
produktivitas
kedelai
lokal
guna
memenuhi
target
swasembada pangan. Di samping itu permasalahan kurangnya sumber informasi mengenai komoditas kedelai lokal perlu diatasi yaitu dengan cara penyediaan sumber informasi untuk beberapa kalangan utamanya seperti petani kedelai, pedagang, perajin (agroindustri skala kecil) kedelai maupun konsumen kedelai seperti rumah tangga dan komunitas akademik sebagai referensi. Program swasembada pangan memiliki prinsip – prinsip dalam konsepnya yang berkelanjutan. Pilar swasembada pangan meliputi aspek ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) secara fisik dan ekonomi, dan Stabilitas (stability). (Darsono, 2012). Web merupakan sebuah jawaban yang dapat diterapkan guna dijadikan sebagai sarana informasi dan komunikasi atas kegiatan swasembada pangan yang sifatnya dapat disediakan dan dijangkau secara fisik. Web dalam aspek kegunaannya memiliki keunggulan yang searah dengan pilar swasembada pangan yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan kestabilan yang artinya web dapat dibuat sebagai sarana atau fasilitas yang bisa dijangkau dengan berbagai perangkat oleh pengguna dalam waktu yang bersamaan serta dapat berfungsi stabil sebagai sumber informasi pada berbagai keperluan. Sebuah informasi yang baik ialah yang memiliki keterkaitan untuk dapat dikumpul, diolah dan dijadikan bahan analisis, serta mampu menjabarkan kebutuhan manusia dalam mengambil keputusan. Sistem
5
informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi, informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003). Sistem informasi berbasis web pada komoditas kedelai baik lokal maupun impor yang ada selama ini dikelola oleh lembaga pemerintahan yang utama seperti Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) pada alamat litbang.pertanian.go.id dan Kementrian Pertanian pada alamat pertanian.go.id serta beberapa sumber informasi berbasis web lain masih menampilkan informasi yang global dan belum terpadu terutama pada masalah konten informasi yang bisa dikonsumsi oleh banyak kalangan pengguna. Selain itu informasi tidak tersedia dalam satu sumber sekaligus dan belum adanya fungsi anggota, tamu yang disediakan untuk meningkatkan fungsi web serta menampung aspirasi pengguna melalui komentar. Hal tersebut disebabkan konten informasi dan segmen penggunanya hanya sebatas pada ruang lingkup kerja dan fungsi lembaga pemerintahan tersebut. Sedangkan pada sumber selain milik pemerintah juga tidak banyak yang menyediakan informasi kedelai lokal yang terpadu dan interaktif. Hal tersebut menyebabkan para pengguna informasi kesulitan mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi yang mereka perlukan sehingga pengguna harus mencari ke banyak sumber dan sarana karena beberapa masalah seperti kelengkapan informasi, relasi antar konten dan sumber informasi itu sendiri.
6
Kebutuhan para pengguna seperti produsen olahan kedelai, petani kedelai dan pedagang serta agroindustri kedelai skala kecil terhadap sistem informasi komoditas kedelai lokal saat ini sangat bervariasi. Pada kalangan petani kedelai, Menurut Fadholi (2011), beberapa permasalahan utama petani kedelai meliputi pembiayaan dan permodalan usaha tani, perubahan harga, dan lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh. Oleh karena itu informasi tentang usaha tani kedelai lokal sangat diperlukan petani kedelai lokal. Kebutuhan pengguna seperti produsen dan konsumen kedelai lokal terhadap sistem informasi kedelai lokal saat ini masih terbatas pada sistem yang belum memuat fungsi admin, anggota dan tamu agar pengelola dan admin sebagai partisipan lebih interaktif, kemudian aspek fungsi, kegunaan dan kepuasan. Hal ini dibuktikan pada beberapa sistem informasi masukan dan saran yang dapat dilihat pada beberapa sistem informasi web kedelai lokal seperti milik pemerintah antara lain litbang.pertanian.com, kemenperin.go.id, kemendag.go.id masih belum menyediakan informasi dan kegunaan yang anggota. Kebutuhan pengguna dapat diamati melalui keperluan profesi pengguna, seperti misalnya pengguna komunitas akademik sangat memerlukan sebuah referensi. Oleh karena itu penelitian perlu dilakukan untuk memenuhi beberapa kebutuhan pengguna sistem informasi komoditas kedelai lokal yang bermacam – macam melalui pengembangan sistem informasi komoditas kedelai berbasis web dinamis.
7
Sistem Informasi Komoditas merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang menampilkan data dan informasi tentang komoditas pertanian secara komperhensif dan meyeluruh melalui integrasi berbagai sumber basis data baik instansi pemerintah maupun swasta (Diperta, 2012). Web dapat dikembangkan untuk menjawab kebutuhan para pengguna terhadap sistem informasi komoditas kedelai yang lebih dinamis. Sebuah media informasi yang memiliki nilai fungsi, penggunaan dan kenyamanan (kemudahan) yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan produsen dan konsumen kedelai sebagai target yang akan menggunakan sistem informasi komoditas kedelai. Web juga dapat membantu permsalahan kebutuhan pengguna pada masalah sistem informasi komoditas kedelai lokal yaitu fungsi, penggunaan dan kenyamanan. Melalui pengembangan sistem informasi komoditas kedelai ini, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pengguna terhadap masalah sistem informasi yang ada yaitu pada aspek fungsi sebagai bahan referensi untuk mendukung keputusan melalui fitur simulasi, dan aspek penggunaan sebagai media yang lebih berinteraksi dengan penggunanya melalui fungsi admin, anggota, serta tamu. Pengembangan sistem informasi berbasis web juga dipengaruhi oleh desain proses bisnis yang dikembangkan. Penelitian ini berusaha fokus pada pengembangan proses bisnis sistem informasi web kedelai lokal dan antarmukanya yang lebih mudah diterima oleh pengguna, serta menyediakan sumber informasi kedelai yang lebih terpadu melalui data –
8
data yang menjadi elemen sistem informasi komoditas kedelai lokal. Menurut Whitten (2005), Proses bisnis adalah salah satu alat untuk memetakan
kegiatan
sebuah
sistem
informasi
secara
global.
Pengembangan web dinamis ini menggunakan bantuan perangkat lunak dreamweaver dengan bahasa kode teks (PHP Hypertext Preprocessor) dan Mysql sebagai pengolah basis datanya. Dreamweaver merupakan sebuah aplikasi perancang teks (text builder) dengan beragam fasilitas kode bahasa dan fungsi untuk mendesain format situs web yang akan dikembangkan oleh developer (pengembang) (Madcoms,2011). Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini dilakukan guna mendesain sistem informasi komoditas kedelai lokal yang berbeda dari sebelumnya sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi berbasis web dinamis dengan konsep usaha tani dan agroindustri kecil menengah komoditas kedelai. 1.2 Rumusan Masalah Kedelai adalah komoditas penting yang memiliki potensi besar bagi negara dan masyarakat indonesia. Komoditas kedelai dalam negeri terbagi atas jenis lokal dan jens impor. Kedelai lokal memiliki banyak keunggulan yang perlu diinformasikan karena selama ini informasi kedelai lokal di sumber media seperti internet masih sedikit. Oleh karena itu sebuah informasi tentang komoditas kedelai lokal ini perlu dikembangkan untuk memberikan referensi yang lebih lengkap dibandingkan sumber
9
informasi berbasis web pada komoditas kedelai lainnya yang hanya fokus pada kedelai impor. Diperlukan pengembangan sistem informasi web dinamis komoditas kedelai lokal yang mampu mencakup semua profesi pengguna. Sistem informasi komoditas kedelai lokal selama ini belum menyediakan data dan informasi yang sesuai untuk banyak kalangan pengguna. Kebutuhan pengguna informasi terhadap sistem informasi komoditas kedelai lokal memiliki beberapa kriteria yang diperlukan untuk menjadi sumber informasi yang dapat diandalkan seperti prinsip swasembada pangan. Kebutuhan pengguna terhadap sistem informasi komoditas kedelai terutama pada inti keterpaduan isi informasi. Sistem informasi berbasis web dinamis pada komoditas kedelai lokal merupakan salah satu sarana yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi terhadap masalah yang mereka alami.
Rumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana mendesain sebuah Sistem informasi berbasis web pada komoditas kedelai lokal yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk mengatasi masalah kekurangan yang ada pada sistem informasi khususnya komoditas kedelai yang ada selama ini. Selain itu
rumusan
masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
bagaimana
mengembangkan sistem informasi komoditas kedelai lokal berbasis web agar lebih mudah, interaktif, dan fungsional untuk dikonsumsi para penggunanya.
10
1.3 Batasan Masalah 1. Pengembangan sistem informasi kedelai dibatasi pada skala komoditas kedelai lokal yang dibudidaya petani. 2. Penyusunan Sistem informasi web dinamis dibangun atas 3 entitas eksternal yaitu pengelola, anggota dan pengguna umum. 3. Pengembangan web dinamis dilakukan pada skala jaringan server lokal dengan menggunakan program perangkat lunak Dreamweaver. 4. Bagian utama yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah framework atau kerangka proses sistem informasi dan konten informasi. 5. Kerangka sistem informasi atau framework dibuat sebagai proses bisnis yang akan dikembangkan pada aspek proses dan antarmuka di dalam sistem. 6. Pengujian terima pengguna dilakukan terhadap proses sistem informasi yang dikembangkan dengan sampel komunitas akademik bidang pertanian sebagai responden. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mendesain sistem informasi web dinamis pada komoditi kedelai lokal berbasis web dinamis 2. Menyusun sistem database untuk menyediakan informasi komoditi kedelai lokal yang dibudidayakan petani 3. Melakukan uji terima pengguna terhadap proses sistem informasi yang dikembangkan.
11
1.5 Manfaat Penelitian 1. Menyediakan suatu program sistem informasi web dinamis kedelai yang siap dipublikasikan sebagai bahan untuk edukasi dan referensi. 2. Memberikan informasi kedelai lokal beserta informasi deskripsi yang menyertainya dengan mudah pada skala model sistem.