BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan setiap tahun semakin menjadi prioritas utama bagi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal ini tercermin dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah yang mengedepankan pembangunan dibidang kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan padanya. Dalam pengorganisasian rumah sakit dalam suatu sistem, tidak akan terlepas dari sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam rumah sakit tersebut (Amelia, 2009:1). Bidang kesehatan merupakan isu yang sangat peka, dapat mempengaruhi kredibilitas semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Semua komponen yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan masyarakat yang terus diupayakan memberikan pelayanan lebih baik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sumber daya manusia dalam sektor publik mempunyai peranan sangat penting dibandingkan dengan sumber daya lainnya, karena manusia merupakan faktor penggerak dari seluruh kegiatan. Peningkatan kerja tenaga medis memberikan dampak positif dalam pencapaian kesehatan. Manajemen harus mempelajari sikap dan perilaku para tenaga medis tersebut. Bila tenaga medis memberikan prestasi sesuai dengan standar, mutu atau kriteria yang ditetapkan maka kinerja tenaga medis tergolong baik, begitupula sebaliknya.
1
Upaya dalam membentuk tenaga medis yang berkualitas dan memiliki keunggulan dalam bersaing, agar meningkatkan kepuasan pasien dengan prestasi kerja tenaga medis. Menurut Ardana, dkk (2011:125), penilaian prestasi kerja (performance
appraisal)
adalah
proses
melalui
organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia. Menurut Sjafri (2002:224) kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja. Program diklat diterapkan oleh suatu perusahaan dalam hal pengembangan tenaga medis sehingga mampu memberikan prestasi kerja yang optimal dan mampu mewujudkan tujuan organisasi. Diklat merupakan kegiatan untuk memperbaiki penguasaan tenaga kerja medis terhadap berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin serta untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat kepribadian (Handoko, 2003:104). Seiring dengan perkembangan dunia, tenaga medis akan dituntut untuk lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya, karena tanggung jawab yang akan diembannya menjadi semakin berat. Tujuan utama diadakannya diklat adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional. Penilaian prestasi kerja juga dapat dilihat dari disiplin kerja seseorang, apabila seorang tenaga kerja disiplin dalam bekerja tentunya akan terlihat bagaimana prestasi kerja dari tenaga medis tersebut. Siagian (2002:302) menyatakan bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong anggota organisasi memenuhi standar kerja yang ditetapkan, dalam hal ini adalah berprestasi kerja dengan baik. Sebuah rumah sakit memiliki standar kerja yang 2
harus dijalankan oleh tenaga kerja medis. Tenaga kerja medis dapat dikatakan disiplin apabila mereka menjalankan semua standar peraturan yang diberlakukan, sopan santun terhadap pasien atau pengunjung dispilin, tepat waktu serta berpenampilan yang baik sesuai dengan aturan sangat mempengaruhi disiplin. Dessler (2005:53) menyebutkan disiplin mengacu pada bagaimana mematuhi standar-standar yang telah ditetapkan. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan SDM. Motivasi merupakan faktor pendukung meningkatnya prestasi kerja, baik bersifat material dan non material. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong sesorang untuk melakukan suatu tindakan atau tidak (Ardana dkk, 2011:193). Motivasi sangat penting dalam peningkatan prestasi kerja, karena motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan kerja serta menciptakan gairah bekerja sama, bekerja efektif, dan segala daya upaya demi suatu tujuan (Sutrisno, 2009:110). Motivasi non material adalah dorongan yang tidak dapat dinilai dengan uang. Dalam hal ini prestasi kerja akan kurang atau menurun terlepas dari pemberian motivasi dalam sektor pelatihan yang erat kaitannya. Untuk itulah pemanfaatan manusia atau SDM seharusnya dilakukan secara manusiawi dengan memenuhi kebutuhan dasar yang meliputi : kedisiplinan yang baik, adanya motivasi non material insentive seperti pelatihan yang sistematik, keikutsertaan pengambilan keputusan, kondisi perkerjaan, fasilitas yang memadai, serta pelatihan dan pendidikan yang layak untuk menunjang prestasi kerja. Rumah Sakit Umum Wangaya bergerak pada bidang kesehatan memiliki 734 orang tenaga kerja medis yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Medic dan Non Medic Rumah Sakit Umum Wangaya Denpasar No 1
Jenis Tenaga Medis Tenaga Medis yaitu :
Jumlah Tenaga Medis (orang) 80
- Dokter spesialis
39
- Dokter umum
38
- Dokter gigi
3
2
Tenaga Keperawatan
278
3
Tenaga Kefarmasian
29
4
Tenaga Kesehatan Masyarakat
8
5
Tenaga Gizi
19
6
Tenaga Keterapian Fisik
2
7
Tenaga Keteknisian Medis
28
8
Tenaga non kesehatan menurut jenis:
290
- Pasca sarjana
5
- Sarjana
68
- Sarjana Muda/D3/D2/D1 Akademi
23
- SMU/SLTA Sederajat
146
- SMP Kebawah
48 Total
734
Sumber : Instalasi Rekam Medic Rumah Sakit Umum Wangaya Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga medis Rumah Sakit Umum Wangaya sebanyak 470 orang tenaga medis dan 290 orang tenaga non kesehatan yang terbagi dalam delapan divisi inti, dengan jumlah tenaga medis bervariasi di masing-masing divisi. Jumlah tenaga medis terbanyak adalah pada divisi nurse personnel yaitu 278 orang atau 38,0 persen untuk medis dan 290 orang atau 39,5 persen untuk non medis, sedangkan jumlah tenaga medis
4
yang paling sedikit adalah pada divisi physical force yaitu 2 orang atau 0,3 persen. Faktor kedisiplinan memegang peranan yang sangat penting dalam prestasi kerja tenaga medis. Seorang tenaga medis yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap berkinerja baik. Demikian juga tenaga medis yang mempunyai kedisiplinan kerja tinggi akan mentaati peraturan dengan rasa kesadaran, sehingga prestasi kerjanya akan terus meningkat. Dalam hal kedisiplinan, tenaga medis rumah sakit umum wangaya dinilai cukup disiplin dilihat dari hasil rekapan tingkat absensi tenaga medis yang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Hasil Rekapan Tingkat Absensi Tenaga Medis Rumah Sakit Umum Wangaya Periode 2010 – 2011 No
Bulan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Karyawan Hari Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Seharusnya Yang Kerja Hilang Aktual 2 3 4 (5)=(3)x(4) 6 (7)=(5)-(6) 1 Maret 734 31 22754 32 22722 2 April 734 30 22020 34 21986 3 Mei 734 31 22754 32 22722 4 Juni 734 30 22020 36 21984 5 Juli 734 30 22020 32 21988 6 Agustus 734 31 22754 40 22714 7 September 734 30 22020 33 21987 8 Oktober 734 31 22754 35 22719 9 November 734 30 22020 35 21985 10 Desember 734 31 22754 31 22723 11 Januari 734 31 22754 40 22714 12 Februari 734 28 20552 33 20519 Total 364 267176 413 266763 Rata-rata 30,33 22264,67 34,42 22230,25 Sumber : Instalasi Rekam Medic Rumah Sakit Umum Wangaya
5
Tingkat Absensi Karyawan (%) (8)=(6):(5) 0,14 0,15 0,14 0,16 0,14 0,17 0,14 0,15 0,15 0,14 0,18 0,16 1,82 0,15
Bedasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat absensi tenaga medis selama satu tahun (Maret 2010 – Februari 2011) adalah sebesar 0,15 persen dan cenderung mengalami fluktuasi setiap bulannya. Menurut Kuna Winaya (Mudiartha, dkk, 2001:93), rata-rata tingkat absensi 2-3 persen perbulan masih dianggap baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tenaga medis Rumah Sakit Umum Wangaya memiliki disiplin kerja yang baik. Namun, kedisiplinan tidak hanya dapat diukur dengan tingkat absensi, kepatuhan akan peraturan-peraturan yang berlaku juga dapat digunakan sebagai indikator kedisiplinan. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap tenaga kerja medis, terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan kurangnya disiplin kerja yang dimiliki tenaga kerja medis dan adanya tindakan indisipliner. Indikasi tersebut antara lain: banyaknya tenaga kerja medis yang sering terlambat pada jam masuk kerja, banyaknya tenaga medis yang tidak kembali tepat waktu setelah jam istirahat makan siang, masih ada tenaga kerja medis yang mengerjakan hal di luar tugasnya pada jam kerja, tidak menggunakan pakaian seragam pada hari-hari tertentu yang seharusnya diseragamkan, dan banyaknya tenaga kerja yang sering menunda pekerjaannya dengan alasan kurangnya pemberian motivasi dan pendidikan serta pelatihan. Motivasi non material insentive merupakan suatu dorongan yang tidak dapat diukur dan dinilai dengan uang. Berdasarkan observasi mengenai motivasi yang terdapat pada tenaga medis di Rumah Sakit Umum Wangaya belum berjalan
6
dengan optimal, dimana kurangnya motivasi non material insentive akibat pelatihan yang kurang sistematik, kurangnya penghargaan berupa pujian, kondisi pekerjaan yang kurang baik, pendidikan dan pelatihan yang tidak berkala, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja. Program diklat diterapkan oleh suatu rumah sakit dalam hal pengembangan tenaga kerja medis sehingga mampu memberikan prestasi kerja yang optimal dan mampu mewujudkan tujuan yang diinginkan. Diklat merupakan kegiatan untuk memperbaiki penguasaan tenaga kerja medis terhadap berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin serta untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat kepribadian yang juga mempengaruhi tingkat disiplin dan pemikiran serta motivasi. Seiring dengan perkembangan dunia, tenaga kerja medis akan dituntut untuk lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya karena tanggung jawab yang akan diembannya menjadi semakin berat. Dengan mengikuti program diklat ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga medis dalam menangani pasien. Program diklat yang diberikan Rumah Sakit Umum Wangaya merupakan usaha untuk meningkatkan prestasi kerja tenaga kerja medis untuk menghadapi derasnya globalisasi saat ini. Jenis pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diberikan Rumah Sakit Umum Wangaya dapat dilihat pada Tabel 1.3.
7
Tabel 1.3 Jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Wangaya No
Jenis Pendidikan
Jumlah Peserta (orang)
1
Pendidikan formal keperawatan
12
2
Pendidikan formal medis
6
3
Pendidikan non keperawatan dan non medis
8
4
S1 Keperawatan
15
5
Konsultasn Sp.OG
2
6
S3
4
7
S2 Manajemen
2
8
S1 Komunikasi
1
9
S1 Hukum RS
2 Total
No
52
Jenis Pelatihan
Jumlah Peserta (orang) 637
1
In house training
2
Pelatihan di luar RS (work shop)
92
3
Pelatihan unit cost
65
4
Pelatihan perawatan luka
30
5
Pelatihan clinic instructur
30
6
Pelatihan metode kangguru
57
7
Pelatihan geriatric
30
8
Pelatihan nebulizer
30
9
Pelatihan K3RS
36
10
Pelatihan home care
30
11
Pelatihan patient safety
228
12
Pelatihan satpam
16
13
Pelatihan asuhan keperawatan
30
14
Pelatihan penata graha
33
15 Pelatihan peningkatan SDM 20 Sumber : Instalasi Rekam Medic Rumah Sakit Umum Wangaya Kota Denpasar
8
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Rumah Sakit Umum Wangaya telah melaksanakan sejumlah pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada tenaga medisnya namun pendidikan yang diperoleh hanya pada sebagian tenaga medis, sehingga didalam pendidikan masih terdapat masalah yaitu masih kurang optimalnya pendidikan yang diperoleh. Berdasarkan hasil observasi dengan tenaga medis Rumah Sakit Umum Wangaya terdapat beberapa masalah yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan yaitu masih ada tenaga medis yang tidak mengikuti pelatihan. Tabel 1.4 Data Pengunjung Rawat Jalan Per Poliklinik di Rumah Sakit Umum Wangaya
No
Jenis Pelayanan Rawat Jalan (Poliklinik)
Tahun Tahun 2009 2010
Kunjungan tahun 2011 Lama Baru
Total
Gigi dan Mulut 3538 3195 1217 1704 2921 Kebidanan dan Kandungan 3337 2821 1240 2259 3495 Penyakit dalam 15230 17368 8232 10739 18951 Endokrin anak dan Remaja 9 68 63 69 132 Anastesi 273 213 332 214 546 Anak 8011 6198 2502 5367 7865 Saraf 3302 3765 2163 2290 4450 Bedah 8769 11451 7006 7258 14263 Psikiatri 3889 2580 927 1196 2124 Paru 4648 3842 2902 2022 4917 Fisioterapi 1210 1269 602 707 1321 Kulit dan Kelamin 3911 4227 1337 3411 4748 VCT(HIV AIDS) 1212 1799 1825 760 2557 Filter 1823 0 0 0 0 THT 8795 7207 1086 5615 6701 Mata 7728 6332 1032 4578 5610 Gizi 270 359 81 187 268 Haemodialisa 744 981 1821 117 1453 Eksekutif 247 217 102 211 313 Total 76946 70864 34470 48704 82599 Sumber : Instalasi Rekam Medic Rumah Sakit Umum Wangaya Kota Denpasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
9
Tabel 1.5 Keluhan Pasien di Rumah Sakit Umum Wangaya Denpasar No
Jumlah Keluhan
Jenis Keluhan
2009
2010
2011
1
Pelayanan pol.Gigi dan Mulut
4
5
4
2
Pelayanan pol.Bidan/Kandungan
5
6
6
3
Pelayanan pol.Penyakit Dalam
3
4
7
4
Pelayanan pol.Endokrin anak/remaja
2
4
4
5
Pelayanan pol.Anastesi
1
3
3
6
Pelayanan pol.Anak
2
1
2
7
Pelayanan pol.Saraf
1
2
1
8
Pelayanan pol.Bedah
4
3
2
9
Pelayanan pol.Psikiatri
1
2
2
10
Pelayanan pol.Paru
3
2
3
11
Pelayanan pol.Peskiatri
1
1
4
12
Pelayanan pol.Fisioterapi
2
5
2
13
Pelayanan pol.Kulit dan Kelamin
2
5
2
14
Pelayanan pol.THT
3
7
3
15
Pelayanan pol.Mata
3
1
3
16
Pelayanan pol.Gizi
2
1
3
17
Pelayanan pol.Haemodialisa
1
3
3
18
Loket Pendaftaran dan laboratorium
21
29
41
Total
61 84 95 Sumber : Instalasi Rekam Medic Rumah Sakit Umum Wangaya Kota Denpasar Berdasarkan Tabel data di atas jumlah pasien mengalami peningkatan dari tahun ketahun tetapi, tidak sejalan dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Wangaya, itu terlihat dari kritik dan saran pasien serta pengunjung yang di cakup pada tabel 1.5 yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Wangaya, hal ini mengindikasikan prestasi kerja para tenaga medis menurun. 10
Observasi yang dilakukan terhadap tenaga medis terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan menurunnya prestasi tenaga kerja medis yang dimiliki. Indikasi tersebut antara lain adalah masih ada tenaga medis yang mengerjakan hal di luar tugas pada jam kerja dan tenaga medis sering berbincang dengan rekannya yang arah pembicaraan diluar pekerjaan. Sedangkan keluhan dari pasien antara lain, kurangnya fasilitas yang disediakan, respon tenaga medis yang lambat dalam menangani pasien, sopan santun dan penyampaian informasi kepada pasien dan pengunjung yang masih buruk. Salah satu cara yang dapat diwujudkan Rumah Sakit Umum Wangaya adalah dengan memberdayakan dan mengembangkan SDM yang ada yaitu dengan meningkatkan mutu tenaga kerja yang dimiliki agar dapat meningkatkan prestasi kerja sumber daya manusia dan prestasi kerja rumah sakit itu sendiri dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dengan cara memprioritaskan pemberian pendidikan dan pelatihan yang berkala serta tepat guna sesuai sararan yang dituju, aturanaturan yang menegaskan tentang tugas dan tanggung jawab serta sanksi untuk tenaga medis yang melakukan pelanggaran, pemberian motivasi non material insentive dengan cara pemberian penghargaan untuk tenaga medis yang memiliki perstasi dengan pujian, rasa aman dalam berkerja, kesempatan berkarir yang akan mendorong motivasi tenaga mdis untuk bekerja lebih baik di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian masalah di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek disiplin kerja, motivasi yang lebih khusus dalam sektor non material insentive, pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap prestasi kerja tenaga medis Rumah Sakit Umum Wangaya Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari 11
adanya gejala, yaitu disiplin kerja yang menurun, tingkat absensi rendah, adanya keluhan dari pasien, kurangnya motivasi baik sistematika pelatihan, penghargaan berupa pujian, fasilitas yang mendukung serta pendidikan dan pelatihan (diklat) yang masih kurang di Rumah Sakit Umum Wangaya.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah variabel disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja tenaga medis pada Rumah Sakit Umum Wangaya? 2) Apakah variabel disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja tenaga medis pada Rumah Sakit Umum Wangaya? 3) Manakah diantara variabel disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja tenaga medis pada Rumah Sakit Umum Wangaya?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin diketahui dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
12
1) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) secara simultan terhadap prestasi kerja tenaga medis di Rumah Sakit Umum Wangaya. 2) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) secara parsial terhadap prestasi kerja tenaga medis di Rumah Sakit Umum Wangaya. 3) Untuk mengetahui diantara variabel disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja tenaga medis di Rumah Sakit Umum Wangaya.
1.3.2
Kegunaan Penelitian
1.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoristis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut. 1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empirik bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam aspek prestasi kerja karyawan yang dikaitkan dengan disiplin kerja, motivasi non material insentive serta pendidikan dan pelatihan (diklat). 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti berikutnya dimasa yang akan datang terutama yang tertarik untuk meneliti variabel disiplin kerja, motivasi non material insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat). 3) Masukan untuk manajemen Rumah Sakit Umum Wangaya dalam rangka menyusun kebijakan dalam bidang manajemen SDM. 13
1.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Dapat menjadi referensi bagi Rumah Sakit Umum Wangaya dalam mengidentifikasikan variable yang dapat mempengaruhi prestasi kerja tenaga medis khususnya disiplin kerja, motivasi secara umum dan non material insentive secara khusus serta pendidikan dan pelatihan (diklat). 2) Dapat menjadi referensi bagi Rumah Sakit Umum Wangaya untuk dapat menentukan kebijakan yang berkaitan dengan disiplin kerja, motivasi non material insentive, serta pendidikan dan pelatihan (diklat) agar dapat meningkatkan prestasi kerja tenaga medis.
1.4 Sistematika Penyajian Penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab dan sub bab yang tersusun sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penyajian.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Kajian pustaka merupakan bab yang mengemukakan dasar-dasar teori yang mendudukung pembahasan, seperti : pengertian prestasi kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, pengertian penilaian prestasi kerja, tujuan penilaian prestasi kerja, manfaat penilaian prestasi kerja, aspek-aspek penilaian prestasi kerja,
14
metode penilaian prestasi kerja, pengertian disiplin kerja, faktorfaktor yang mempengaruhi disiplin kerja, jenis-jenis disiplin kerja, pedoman dalam pendisiplinan, pola pembinaan disiplin, tahaptahap dalam melakukan tindakan disiplin, indikasi menurunnya disiplin kerja, pengertian motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian pendidikan dan pelatihan (diklat), manfaat pendidikan dan pelatihan (diklat),
pengaruh disiplin, motivasi non material
insentive dan pendidikan dan pelatihan (diklat) kerja terhadap prestasi kerja Tenaga Medis. Selain itu bab ini juga menguraikan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, serta
hipotesis
penelitian. Bab III
Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang meliputi, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, responden penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan data dan pembahasan data yang memaparkan gambaran umum Rumah Sakit Umum Wangaya, struktur organisasi, serta pembahasan hasil-hasil dari teknik analisis data yang digunakan.
15
Bab V
Simpulan dan Saran Dalam bab ini diuraikan simpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh.
16