BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana yang baik untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Di samping mengurangi angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Peranan tersebut, yaitu menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi masyarakat. Maka, dapat dikatakan UMKM merupakan salah satu pemberdayaan industri terutama industri kecil dan menengah sebagai penggerak ekonomi di masyarakat. Dewasa ini, banyak UMKM yang telah berdiri. Namun, seiring banyaknya UMKM yang telah berdiri, banyak pula UMKM yang tidak mampu bertahan. Hal tersebut pada umumnya disebabkan adanya beberapa kendala, terutama modal usaha. Pada saat seseorang ingin memulai usaha baru, kebutuhan modal merupakan hal yang paling sangat dirasakan. Alhasil, apabila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha dengan modal seadanya. Sedangkan, pada usaha yang sudah berjalan, modal akan menjadi kendala lanjutan untuk mengembangkan usaha tersebut. Usaha kecil mengalami kesulitan mendapatkan modal karena adanya keterbatasan informasi dan kemampuan untuk menembus sumber modal. Padahal saat ini pilihan sumber modal sangat banyak dan beraneka ragam.
1
2
Bank merupakan lembaga keuangan sekaligus sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun, untuk bermitra dengan bank, pelaku usaha kecil harus bisa menyajikan informasi usaha tersebut melalui proposal usaha yang layak dan menguntungkan serta dapat memenuhi ketentuan bank. Disamping itu, bank sangat berhati-hati dalam meminjamkan modal usaha. Hal tersebut menjadikan pelaku usaha kecil semakin sulit untuk mengakses sumber modal. Tidak sedikit pelaku usaha kecil yang mengalami kesulitan bermitra dengan bank akan mencari sumber modal yang lain, yaitu rentenir. Pelaku usaha kecil rela meminjam uang dari rentenir untuk modal usaha dengan biaya bunga yang tinggi, akan tetapi sangat mudah mendapatkannya. Banyak anggapan yang muncul seolah-olah pelaku usaha kecil tidak mempermasalahkan biaya bunga yang tinggi dari rentenir. Padahal mereka merasa terpaksa meminjam uang dari rentenir karena sulitnya mendapatkan modal usaha dari bank. Bahkan UMKM yang memiliki laba besar pun tidak menjadi jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank karena sulitnya investor yang bersedia untuk menanamkan modalnya kepada UMKM. Alasannya, pelaku UMKM tidak dapat menunjukkan bukti kegiatan usaha dan keuntungannya dalam bentuk laporan keuangan. Selain untuk menarik investor, penyusunan laporan keuangan merupakan bagian dari penerapan akuntansi yang akan menghasilkan informasi mengenai perencanaan, pengendalian, maupun pengambilan keputusan keuangan.
3
Beberapa kendala yang masih membayangi pendirian maupun pengembangan UMKM, yaitu masalah permodalan, kurangnya wawasan pelaku usaha, serta rendahnya kemampuan di bidang pemasaran produk. Masalah utama dari permodalan terjadi karena laporan keuangan yang dibuat oleh pelaku UMKM masih sangat sederhana dan belum menerapkan standar akuntansi yang berlaku. Sehingga sebagian besar pelaku UMKM sulit mendapatkan pinjaman modal usaha dari bank. Pelaku UMKM yang mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan keuangan karena minimnya ilmu yang dimiliki tentang akuntansi, dengan kata lain, tidak mengerti harus bagaimana pencatatannya, apa yang harus dipersiapkan, dan bagaimana menerapkannya. Salah satu pelaku UMKM yang mengalami kendala tersebut adalah UMKM Batik Barokah Jaya Sragen, belum menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Pada saat ini, UMKM Batik Barokah Jaya Sragen melakukan pencatatan keuangan berupa pemasukan dan pengeluaran hanya dari bukti-bukti transaksi penjualan dan pembelian. Padahal, UMKM tersebut melakukan produksi setiap hari dan menghasilkan kain batik hingga ratusan unit setiap harinya, serta tidak sedikit pelanggan atau distributor yang melakukan permintaan kain batik. Apabila pemilik memperoleh pendapatan dari pelanggan, maka langsung digunakan untuk membeli bahan baku rutin setiap bulannya. Namun, hampir semua pelanggan membeli kain batik tersebut secara kredit tanpa ada penentuan waktu pelunasan. Sehingga, pemilik sering merasa kesulitan dalam membeli bahan baku karena
4
keterbatasan modal yang dimiliki. Hal tersebut menjadi kendala bagi UMKM Batik Barokah Jaya Sragen untuk mengembangkan usahanya. Untuk itu, penulis memilih judul “Penyusunan Sistem Akuntansi Sederhana untuk UMKM Batik Barokah Jaya Sragen” dalam penulisan tugas akhir ini.
1.2
Rumusan Masalah Pencatatan keuangan sangat dibutuhkan bagi sebuah unit usaha, termasuk UMKM. Pencatatan keuangan pada UMKM bukan hanya untuk mengetahui laba atau rugi saja, akan tetapi dapat memudahkan kerjasama yang berkaitan dengan keuangan, yaitu pendanaan dari pihak ketiga, misalnya pinjaman modal usaha dari bank. Batik Barokah Jaya Sragen sebagai salah satu pelaku UMKM yang masih membutuhkan sumber modal usaha. Namun, UMKM tersebut mengalami kesulitan dalam mengajukan pinjaman modal usaha karena belum membuat laporan keuangan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi. Maka, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana sistem akuntansi yang dapat disusun secara tepat untuk UMKM Batik Barokah Jaya Sragen?
1.3
Batasan Masalah Penulis membatasi masalah dalam penulisan ini, yaitu untuk mendapatkan model penyusunan sistem akuntansi berdasarkan data dan informasi yang dimiliki oleh UMKM Batik Barokah Jaya Sragen.
5
1.4
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari penulisan ini adalah menyusun suatu sistem akuntansi yang tepat untuk UMKM Batik Barokah Jaya Sragen.
1.5
Kerangka Pemikiran Penulisan ini difokuskan untuk menyusun sistem akuntansi dan menerapkan akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku berdasarkan data dan informasi yang dimiliki oleh UMKM Batik Barokah Jaya Sragen. Data yang diambil yaitu pada bulan Mei 2015 karena pencatatan transaksi maupun bukti-bukti dokumen secara lengkap baru dilakukan di bulan Mei 2015. Suatu unit usaha dibentuk dengan tujuan awal untuk mendapatkan keuntungan. Namun, setelah usaha tersebut berjalan tidak sedikit pelaku usaha yang harus gulung tikar karena pengelolaan usaha yang kurang baik. Berbagai aspek yang perlu dikelola dengan baik, meliputi perencanaan yang matang, proses produksi, strategi pemasaran, pengetahuan SDM, dan yang terpenting adalah pengelolaan keuangan. Pada saat ini, masih banyak pelaku UMKM
yang
belum
mengelola
aspek-aspek
tersebut,
khususnya
pengelolaan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Sebagian besar pelaku UMKM masih melakukan pencatatan transaksi keuangan yang sangat sederhana sehingga aliran uang dari kegiatan usaha belum terekam dengan baik. Hal tersebut mendorong pelaksanaan penulisan ini mengenai
6
penerapan akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku dan kegiatan usaha pada sebuah unit usaha yaitu UMKM Batik Barokah Jaya Sragen. Langkah
awal
yang
dilakukan
dalam
penulisan
ini
adalah
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada UMKM Batik Barokah Jaya Sragen. Setelah diidentifikasi, terdapat kendala mengenai permodalan. UMKM Batik Barokah Jaya Sragen masih membutuhkan modal usaha tambahan untuk pembelian bahan baku rutin setiap bulannya yang menjadi penggerak utama dalam kegiatan produksi usahanya, tentunya sumber modal dari pihak ketiga, yaitu bank sebagai lembaga keuangan. Ketentuanketentuan peminjaman modal usaha dari bank salah satunya adalah adanya bukti kegiatan usaha dalam bentuk laporan keuangan. Bank akan memberikan pinjaman modal usaha dengan mudah kepada UMKM yang mempunyai ketentuan tersebut terlebih kepada UMKM yang telah menerapkan akuntansi. UMKM Batik Barokah Jaya Sragen belum membuat laporan keuangan, sehingga diperlukan penerapan akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku dan kegiatan usahanya agar dapat membuat laporan keuangan secara tepat. Tahapan berikutnya, penerapan akuntansi pada UMKM Batik Barokah Jaya Sragen akan disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) karena standar tersebut ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk perusahaan kecil dan menengah. Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
7
pengguna eksternal, misalnya hanya digunakan untuk mencari sumber modal usaha dari lembaga keuangan. Akuntansi yang akan diterapkan pada UMKM Batik Barokah Jaya Sragen juga disesuaikan seperti akuntansi perusahaan pada umumnya. Akun-akun yang telah disusun dan dikelompokkan akan menjadi akun referensi dari pencatatan transaksi keuangan pada UMKM Batik Barokah Jaya Sragen. Setelah laporan keuangan tersusun dengan tepat, UMKM Batik Barokah Jaya Sragen dapat mengetahui keuntungan atau kerugian usaha yang diperoleh saat periode tertentu. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk kegiatan usaha pada periode selanjutnya yang dapat dilihat pada Gambar 1. Kerangka Penulisan. Gambar 1. Kerangka Pemikiran UMKM Batik Barokah Jaya Sragen
Permasalahan Modal Usaha
Hubungan Dengan Lembaga Keuangan Sebagai Sumber Modal
Kebutuhan Laporan Keuangan
Penerapan Akuntansi
Pengambilan Keputusan Sumber: Data Olahan Pribadi, 2015
8
1.6
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penulisan ini, sebagai berikut: a. Bab I Pendahuluan Bab ini meliputi 6 (enam) poin penjelasan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan. b. Bab II Gambaran Umum Penulisan Bab ini menggambarkan secara detail bagaimana teknik penulisan ini dibuat yang terdiri dari 3 (tiga) poin, yaitu Kondisi Umum yang menjelaskan profil, produk, dan tahapan produksi pada UMKM Batik Barokah Jaya Sragen; Landasan Teori yang berisi mengenai ilmu-ilmu secara teoritis yang mendasari penulisan ini; Metodologi Penulisan yang mencakup Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan data, dan Metode Analisis Data. c. Bab III Analisis dan Pembahasan Bab ini mencakup 2 (dua) poin, yaitu Analisis yang menjabarkan tentang analisis penulis terhadap pencatatan keuangan yang telah dilakukan UMKM Batik Barokah Jaya Sragen saat ini sehingga dapat mengarahkan penulis dalam pembuatan sistem akuntansi sederhana yang tepat; Pembahasan berisi tentang praktik dalam membuatkan sistem akuntansi sederhana sesuai dengan kegiatan usaha di UMKM Batik
9
Barokah Jaya Sragen menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 yang akan divisualisasikan melalui gambar beserta penjelasannya. d. Bab IV Kesimpulan dan Saran Bab ini terdiri dari 2 (dua) poin, yaitu Kesimpulan yang berisi tentang ringkasan dari pembahasan di bab sebelumnya serta hasil dari penulisan ini; Saran memuat usulan-usulan dari penulis terkait dengan penulisan ini yang bersifat membangun.