BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014
yang
pertumbuhannya hanya 5%. Secara total laba perbankan tahun ini diperkirakan mencapai Rp 129 triliun, dari Rp 108 triliun tahun ini. Peningkatan laba perbankan tahun ini akan didorong oleh penyaluran kredit yang diprediksi naik 16,4%, seiring upaya pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur. Deputi
Komisioner
Bidang
Pengawasan
Perbankan
Irwan
Lubis
memperkirakan tahun 2015 penyaluran kredit perbankan akan naik Rp 614 triliun menjadi Rp 4.352 triliun hingga akhir tahun. Berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut SAK no. 31 tahun 2009 (revisi tahun 2000), Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Menurut PBI No.10/19/2008 menjelaskan, “Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing, yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional”. Target pertumbuhan kredit yang tinggi, disebabkan oleh faktor kekhawatiran pemilu yang sudah usai. Pembangunan infrastruktur juga diharapkan dapat menopang penyaluran kredit. Sama dengan tahun lalu, Irwan menyebut pertumbuhan kredit akan lebih tinggi dari pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 14,4%. OJK memprediksi total DPK tahun ini mencapai 4.715 triliun. Pertumbuhan tersebut diharapkan lebih banyak disumbang dari ritel, agar perbankan mendapat dana murah (CASA) yang lebih besar. Pertumbuhan kredit yang lebih besar ini akan membuat rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposito Ratio/LDR) tahun ini akan berada pada kisaran 90,9%. Angka ini lebih tinggi dari posisi akhir tahun lalu di kisaran 89%.
Meski demikian, kata Irwan, tingkat rasio tersebut masih dinilai aman bagi sektor perbankan, karena masih dibawah batas 92%. OJK optimistis kinerja perbankan tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Prediksinya, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan sebesar 19,19%.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sementara return on equity (ROE) 12,61% dan return on asset(ROA) 4,24%. Sedangkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) diharapkan tumbuh 5,7%, lebih tinggi dari tahun lalu 4,11%. Irwan berharap, perbankan tidak menaikan suku bunga deposito untuk menaikkan NIM perbankan bisa mengurangi komponen seperti NPL, atau biaya dana (cost of fund). Menurut dia, tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tahun ini akan berada pada kisaran 2% untuk gros dan 0,99% net. Angka ini lebih kecil dari tahun lalu, sebesar 2,11%. KATADATA(2015). Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat atau dari pihak lainnya diluar bank. Sumber dana pihak ketiga ini terdiri atas, Giro, Deposito Berjangka, Tabungan, dan Sertifikat Deposito. Dana pihak ketiga(DPK) lainnya terdiri dari Call Money, Pinjaman antar bank, Repurchase Agreement, Deposit on Call, Setoran jaminan, Dana transfer, Pinjaman atau penerimaan dari luar negeri, Kredit likuiditas Bank Indonesia, Fasilitas Diskonto, Obligasi dan Saham. Hasil survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan optimisme pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal II-2015 tidak setinggi pada kuartal sebelumnya. DPK kuartal II-2015 diperkirakan mengalami penurunan sebanyak 90,3%. Berdasarkan survei BI, Selasa (14/4/2015), indikasi tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal II-2015 yang diperkirakan mencapai 90,3%, lebih rendah daripada kuartal sebelumnya yaitu
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97,0%. Menurut jenis simpanan, pertumbuhan tabungan diperkirakan semakin tinggi pada kuartal II-2015. Hal ini terlihat dari nilai SBT yang meningkat dari 92,2% pada kuartal I-2015 menjadi 95,2% pada kuartal II-2015. Di sisi lain, pertumbuhan deposito diperkirakan melambat yang terindikasi dari nilai SBT menjadi 57,3% pada kuartal II-2015, lebih rendah dibandingkan 91,8% pada kuartal sebelumnya. Perkiraan suku bunga dana yang stabil dan membaiknya kondisi kecukupan modal responden menjadi faktor utama yang menahan laju pertumbuhan DPK pada kuartal II-2015. Prioritas pertama responden dalam menempatkan kelebihan likuiditas pada kuartal II-2015 adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kemudian prioritas kedua pada kuartal II-2015 menempati instrumen Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) dan prioritas ketiga pada kuartal I-2015 dan kuartal II2015 di instrumen Surat Berharga Negara (SBN). OKEZONE (2015). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Bank Indonesia (BI) menerbitkan regulasi penyesuaian rasio pinjaman terhadap simpanan atau loab to Deposit Ratio (LDR). Dalam kebijakan giro wajib minimum (GWM-LDR), surat berharga diikutsertakan dalam perhitungan LDR. Istilah LDR pun berubah menjadi Loan to Funding Ratio (LFR). Surat berharga yang masuk dalam perhitungan LFR antara lain obligasi subordinasi. Ketentuan itu membuat batas atas perhitungan LFR menjadi 94%. Lukman Dendawijaya (2009) mengemukaan bahwa dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola bank dan kegiatan pengkreditan mencapai 70% - 80% dari total aktiva bank. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus dikawal dengan manajemen risiko yang ketat. Dana bank yang efektif mutlak harus ada, supaya operasional bank dapat dilakukan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi intermediasi perbankan mengalami penurunan. Indikator fungsi
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
intermediasi ini dapat dilihat dari indikator Loan to Deposit Ratio (LDR). Alasan pertama yang membuat LDR menurun adalah banyaknya kredit bermasalah di neraca perbankan sehingga meningkatkan Non Performing Loan (NPL). Tujuan utama perusahaan untuk memperoleh laba atau profit menjadi salah satu ukuran kinerja perbankan yang sering digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen bank. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari pinjaman dan investasi. Setiap perusahaan tentunya menginginkan laba atau profit yang tinggi untuk meningkatkan nilai perusahaan sebab hal tersebut juga secara tidak langsung menunjukan kemakmuran perusahaan. Kinerja perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola asetnya, dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha memaksimalkan kinerja perusahaannya dimana kinerja keuangan dapat diukur dengan rasio profitabilitas yang penting bagi bank salah satunya Return On Asset (ROA). Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bank Indonesia (BI) memproyeksi penyaluran kredit perbankan tumbuh 10,3% secara year on year (yoy) pada akhir Juli 2015. Dengan pencapaian tersebut total kredit perbankan masih menunjukkan tren perlambatan. Pasalnya, kredit perbankan bulan lalu hanya tumbuh sebesar 0,1% dibanding akhir Juni 2015 yang tumbuh 10,2% (yoy). Deputi Gubernur BI Erwin Riyanto mengatakan, sejauh ini penyaluran kredit perbankan masih diproyeksi melambat. Indikasi perlambatan itu, dilihat melalui laporan keuangan bulanan bank yang disampaikan kepada regulator. “Total kredit perbankan baru tumbuh sekitar 0,1% sampai Juli lalu. Kendati, ini masih data sementara mengenai kredit perbankan ya. Belum ada kesimpulan, karena data itu bisa revisi,” ujar dia di Jakarta, Jumat (21/8). Selain itu, Erwin mengungkapkan, posisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross perbankan pun kembali meningkat menjadi kisaran 2,58-2,6% pada Juli lalu. Padahal, pada Juni 2015 total NPL gross perbankan Tanah Air menurut BI mencapai 2,52%. Di sisi NPL netto, pada periode sama, menurut dia, baru mencapai 1,6%. Sementara, Head of Economic and Financial System Surveilance Divition Risk Management II Group Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) M Doddy Ariefianto menilai, saat ini NPL memang masih menjadi masalah besar bagi perbankan. Oleh sebab itu, ia memproyeksi, posisi NPL pada akhir 2015 dapat menyentuh kisaran 2,6-2,7%. “Sampai akhir tahun ini, NPL perbankan kita masih menunjukkan tren peningkatan. Kalau saya melihat, kenaikan NPL terutama bersumber dari kredit produktif dan kredit modal kerja (KMK),” ujar 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dia. Sebelumnya, Erwin memprediksi, posisi NPL gross perbankan nasional kemungkinan berada di bawah 3% pada Desember 2015. Saat ini, jelas Erwin, ada sebanyak 100 emiten korporasi besar mencatatkan penurunan laba. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Himaniar Triasdini (2010) CAR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Hal serupa pun didapat dari penelitian Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2009), sedangkan menurut penelitian Tito Adhitya Galih (2011) CAR, NPL, dan ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada bank di Indonesia Sedangkan DPK dan LDR, secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada bank di Indonesia.
Arditya Prayudi (2012)
mengemukakan bahwa Pengaruh CAR terhadap LDR tidak memberikan pengaruh, semakin tinggi nilai CAR, menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut, sehingga struktur modal bank semakin kuat. Semakin kuatnya struktur modal yang dimiliki oleh bank, maka bank akan dapat menjaga likuiditasnya dengan baik. Mengingat tujuan utama perusahaan untuk memperoleh laba atau profit menjadi salah satu ukuran kinerja perbankan yang sering digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen bank, berdasarkan hasil pengembalian dari pinjaman dan investasi. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan agar tercapai tujuan utama perusahaan perbankan. Maka peneliti memilih judul yaitu “Analisis 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengaruh Dana Pihak Ketiga(DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Assets (ROA) Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Perbankan Indonesia.” . B. Rumusan masalah penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Akan tetapi, pemberian kredit berkaitan dengan hal-hal yang penuh perhitungan. Tidak saja dari penilaian bagi para debitur namun juga masalah keuangan bank itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut: 1.
Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada perbankan Indonesia?
2.
Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada perbankan Indonesia?
3.
Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada perbankan Indonesia?
4.
Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada perbankan Indonesia?
5.
Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada perbankan Indonesia?
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Tujuan dan kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggali atau mencari data dan informasi yang berhubungan dengan kebijakan penyaluran kredit perbankan. Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji secara empiris adanya pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan
Indonesia. 2. Untuk menguji secara empiris adanya pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan Indonesia. 3. Untuk menguji secara empiris adanya pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan Indonesia. 4. Untuk menguji secara empiris adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan Indonesia. 5. Untuk menguji secara empiris adanya pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap jumlah kredit yang disalurkn oleh perbankan Indonesia.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Kontribusi Penelitian Suatu Penelitian diharapkan mempunyai kontribusi untuk berbagai pihak yang berkepentingan, terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Kontribusi yang yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Bagi penulis Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, wawasan serta informasi mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah penyaluran kredit perbankan Indonesia. 2. Bagi perusahaan Penulis berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam hal penyaluran kredit kepada masyarakat. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya sebagai bahan penambahan kepustakaan dalam sumber pengetahuan.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/