BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang menyebabkan dampak merugikan terhadap hewan dan manusia diseluruh dunia. Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler dari golongan protozoa dan bersifat parasit obligat dengan hospes definitif adalah kucing dan famili felidae lainnya, sedangkan hospes intermediernya adalah semua hewan berdarah panas seperti ayam, sapi, kambing, babi, domba (Dubey, 1999 dalam Manik, 2013). Belakangan ini Toxoplasma gondii diketahui dapat juga menginfeksi burung rodensia, ikan paus dan juga bisa menginfeksi manusia (Carruthers, 2002 dalam Manik, 2013). Toxoplasmosis disebabkan karena perilaku manusia yang mengkonsumsi makanan yang kurang matang serta perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan (Dubey, 2008). Perilaku kurang menjaga kebersihan lingkungan menurut Soedarto, (2012), yaitu menjaga kebersihan lingkungan dari kotoran kucing maupun kotoran hewan lainnya. Menurut Hanafiah, (2010) toksoplasmosis disebabkan karena perilaku masyarakat mengenai kebersihan sebelum makan, kebersihan lingkungan, jenis makanan yang dikonsumsi dan pola makanan. Selain karena perilaku manusia, toksoplasmosis dapat ditularkan melalui lingkungan, seperti wabah Toksoplasmosis yang terjadi di Brazil yang disebabkan karena penularan Toxoplasma gondii melalui air yang tercemar fases kucing saat musim penghujan, sehingga warga yang terlayani air pada waduk tersebut didiagnosa menderita toxoplasmosis (Moura et al., 2006).
1
2
Manusia tidak lepas dari penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Dibeberapa negara berkembang, seperti Indonesia sungai, kolam, air terjun dan lainnya sering digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti mencuci pakaian, untuk mandi, untuk pembuangan limbah kotoran (fases), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit (Toxoplasma gondii). (Dwidjoseputro, 1990). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adjmal, (2013) di Pakistan untuk mendeteksi ookista pada air, dari 500 sampel air yang dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya : air minum dari kota, danau, kolam renang, berbagai waduk di sekitar peternakan dan dari sumur tabung. Didapatkan hasil prevalensi Toxoplasma gondii tertinggi pada air di sekitar perternakan yaitu (13%), diikuti oleh danau dan kolam (9%), penampungan air (7%), sedangkan yang terendah (6%) masing-masing air minum dari kota dan tabung sumur. Selain itu fases kucing liar atau kucing kampung dapat mencemari lingkungan dan air dengan ookista (Lokantara, 2012). Keberadaan Toxoplasma gondii tidak hanya ditemukan pada air tawar, keberadaan Toxoplasma gondii juga ditemukan pada air laut. Hasil penelitian Miller, (2012) menyatakan ookista bertahan hidup di perairan laut karena infeksi Toxoplasma gondii telah dilaporkan pada mamalia laut. Kontaminasi air laut oleh Toxoplasma gondii yang menyebabkan terjadinya nutrisi buruk pada berang-berang laut karena infeksi Toxoplasma gondii pada berang berang mempengaruhi pengelihatan dan pelemahan otak dan efisiensi dalam mencari makan terganggu. Di pulau
Galapagos
ditemukannya
keberadaan
Toxoplasma
gondii,
antibodi
Toxoplasma gondi yang di temukan di kedua pulau yang dipisahkan saluran laut sempit dengan lebar kurang dari 5 km, dengan demikian Toxoplasma gondii dapat ditularkan melalui air baik secara langsung melalui transportasi ookista atau melalui
3
ikan yang dapat bertindak sebagai vector mekanik dan bermigrasi antar pulau (Verant, Michelle, L., et al. 2013). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Salah satu kegunaan air bersih di Bali dimanfaatkan sebagai tempat pemandian umum, selain itu masyarakat di Bali yang beragama hindu digunakan untuk ritual keagamaan seperti penggunaan air untuk menyucikan diri (melukat), Gianyar merupakan kabupaten yang terletak di Bali, dimana Kabupaten Gianyar banyak terdapat tempat pemandian umum dan tempat untuk menyucikan diri. Dan masyarakat di Bali sering berkunjung untuk berekreasi maupun untuk melakukan pemandian. Tempat pemandian umum adalah tempat yang sering dikunjungi masyarakat untuk melakukan aktivitas mandi ataupun untuk berekreasi. Air pada pemandian umum selain digunakan untuk melakukan pemandian juga digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehri-hari, seperti mencuci bahan makanan, gosok gigi, dan lainnya yang dapat menjadi perantara penyakit. Sanitasi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan di tempat pemandian. Menurut WHO sanitasi adalah upaya pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan atau mungkin menimbulkan pengaruh yang merugikan perkembangan jasmani, kesehatan dan ketahanan hidup (WHO, 2008 dalam Jalaluddin, 2012). Sampai saat ini penelitian Toxoplasma gondii di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar belum ada penelitian yang spesifik terhadap cemaran Toxoplasma gondi pada air, sedangkan penelitian yang telah dilakukan di beberapa negara bahwa Toxoplasma gondii dapat mencemari air waduk sungai dan air laut dan sumber air lainnya oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian mengenai keberadaan Toxoplasma gondii pada pemandian umum di Kabupaten Gianyar
4
sebagai sumber penularan Toxoplasma gondii serta untuk mengetahui prilaku berisiko terinfeksi Toxoplasma gondii masyarakat sekitar pemandian umum di kabupaten Gianyar Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka didapat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana perilaku masyarakat
sekitar pemandian umum dan cemaran air oleh Toxoplasma gondii di Kabupaten Gianyar Tahun 2015”.
1.3 Pertanyaan Peneliti Adapun pertanyaan peneliti yaitu: 1. Bagaimana perilaku masyarakat sekitar pemandian umum di Kabupaten Gianyar Tahun 2015? 2. Bagaimana cemaran air oleh Toxoplasma gondii pada pemandian umum di Kabupaten Gianyar tahun 2015?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1
Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku masyarakat
sekitar pemandian umum dan cemaran air oleh Toxoplasma gondii di kabupaten Gianyar.
5
1.4.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui
perilaku
berisiko
masyarakat
terhadap
penyakit
toxoplasmosis. 2. Untuk mengetahui cemaran air oleh Toxoplasma gondii pada pemandian umum di kabupaten Gianyar.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah dalam pengembangan ilmu terkait dengan perilaku masyarakat sekitar pemandian umum dan tcemaran air oleh Toxoplasma gondii di Kabupaten Gianyar, dan data yang diperoleh dapat digunakan masukan awal penelitian selanjutnya yang lebih kompleks dan mendalam. 2. Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai keberadaan Toxoplasma gondii yang mencemari tempat pemandian umum di kabupaten Gianyar.
1.5.2
Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada semua pihak tentang prilaku masyarakat
sekitar pemandian umum dan mengetahui cemaran air terhadapToxoplasma gondii pada pemandian umum yang berada di kabupaten Gianyar. Sedangkan dari aspek kesehatan masyarakat, dapat dilakukan upaya pencegahan penularan infeksi Toxoplasma gondii secara tepat dan cepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di masyarakat, sehinggga dengan segera dapat diambil kebijakan dan dapat dilakukan
6
langkah-langkah strategis untuk penyehatan air dan pencegahan penularan toksoplasmosis.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang keilmuan Epidemiologi penyakit infeksi yang menggambarkan perilaku masyarakat sekitar pemandian umum yang ada di Kabupaten Gianyar dan keberadaan Toxoplasma gondii pada air pemandian umum yang berada di Kabupaten Gianyar Tahun 2015.