BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteria atau parasit. Contoh penyakit infeksi seperti penyakit measles (campak), rubella, dan poliomyelitis (polio) merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Penyakit measles (campak) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama morbillivirus dari golongan paramixovirus, sedangkan penyakit rubella sendiri disebabkan oleh virus rubella dan penyakit poliomyelitis (polio) disebabkan oleh virus poliomielitis. Penyakitpenyakit tersebut dapat menyebar melalui kontak langsung dengan penderita baik melalui udara, batuk atau bersin. Penyakit-penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, namun faktanya menunjukan penyakit-penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak dari pada orang dewasa. Hal ini disebabkan
karena
daya
tubuh
anak
dibandingkan orang dewasa (WHO, 2007).
1
yang
relatif
lemah
Hal ini dibuktikan dengan data dari WHO pada tahun 2006 sekitar 242.000 anak diseluruh dunia meninggal dunia akibat penyakit measles (campak) selain itu menurut UNICEF sekitar 302 anak di Indonesia mengalami kelumpuhan akibat poliomyelitis (polio). Besarnya jumlah kematian karena penyakit measles (campak) dan poliomyelitis (polio) menunjukan bahwa penyakit tersebut memang berbahaya dan harus dicegah penyebarannya. Upaya yang dilakukan oleh WHO dan UNICEF untuk mencegah penyebaran penyakit infeksi adalah melakukan program imunisasi. Program imunisasi dilakukan dengan memberikan senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan perlindungan pada tubuh sehingga dapat terhindar dari virus dan penyakit. Dengan demikian, angka kejadian akibat penyakit infeksi akan menurun dan kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan semakin berkurang (WHO, 2007). Menurut WHO imunisasi sudah terbukti sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang sangat penting. program imunisasi sudah menunjukan keberhasilan yang sangat baik dan merupakan usaha dalam mencegah terjadinya penyakit menular. Sejak diberlakukannya The Expended Progaram oleh WHO, presentase imunisasi dasar anak dari 50% mendekati 80% diseluruh dunia pada tahun 2008.
WHO telah
mencanangkan
program ini (Global Programme For Vaccines and Immunication)
2
dengan organisasi pemerintah di seluruh dunia bersama UNICEF, WHO dan World Bank (WHO, 2008). Di Indonesia sendiri imunisasi merupakan upaya pemerintah untuk
mencapai Millennium Development Goals (MDGs) yang
salah satu tujuannya yaitu untuk menurunkan angka kematian anak (Kepmenkes,
2010).
Pemerintah
berkomitmen
untuk
setiap
kelurahan/desa mencapai target 100% untuk UCI (Universal Child Immunization)
berdasarkan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2014 (Anton, 2014). Hasil Survei dan Demografi Kesehatan Indonesia SDKI, tahun 2007 menunjukkan bahwa angka kematian bayi di Indonesia sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka kematian bayi pada tahun 2002 - 2003 yang mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi pada tahun 2015 diharapkan mengalami penurunan dan dapat mencapai 23 per 1000 kelahiran hidup (Kepmenkes, 2010). Namun hasil SDKI tahun 2015 menunjukan angka kematian belum mencapai target 23 per 1000 kelahiran hasilnya yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2015). Menurut Media Indonesia tahun 2010 upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia guna menurunkan angka kematian bayi adalah dengan melakukan
3
pendekatan melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Program
ini
menekankan
upaya
promotif
seperti
melakukan imunisasi, memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, pemenuhan nutrisi serta kebersihan diri dan lingkungan. Program PKMD juga melakukan upaya preventif seperti perluasan cakupan imunisasi yang sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan Indonesia. Wujud nyata dari Program Kesehatan Masyarakat Desa adalah dibentuknya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bayi. Posyandu bayi merupakan kerjasama dari tenaga kesehatan dan masyarakat terutama dalam upaya menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu upaya menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilakukan dalam posyandu adalah pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan (Media Indonesia, 2010). Pemerintah telah terbukti sudah melakukan upaya-upaya untuk mencapai UCI (Universal Child Immunization). Imunisasi akan mencapai hasil yang maksimal jika diberikan secara lengkap. Menurut Depkes (2005) program imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan oleh pemerintah bagi bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan pada bayi yang berusia 011 bulan untuk memberikan kekebalan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dikatakan penting karena pada masa awal setelah kelahiran, bayi sangat rentan terkena penyakit 4
dan apabila bayi terkena penyakit maka dapat menyebabkan kecatatan baik fisik maupun mental serta dapat juga menimbulkan kematian. Imunisasi dilakukan agar bayi dapat tetap tumbuh dan berkembang dengan baik dalam keadaan sehat (Hidayat, 2005). Selain itu juga pemberian imunisasi sangat penting bagi bayi karena dapat mencegah beberapa penyakit. Penyakit yang dapat dicegah antara lain tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B, dan campak (Depkes, 2005). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa cakupan pemberian imunisasi di Indonesia khususnya Indonesia Timur belum mencapai 100%. Dari hasil yang didapat BKKBN cakupan imunisasi dasar pada bayi umur 0-11 bulan hanya mencapai target 85.05%. Untuk cakupan pemberian imunisasi sendiri Provinsi Maluku merupakan provinsi yang paling tinggi dalam melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu dengan hasil 80% sedangkan Provinsi Papua merupakan provinsi dengan pemberian imunisasi dasar lengkap yang masih rendah yaitu 48%. (BKKBN, 2012). Walaupun Provinsi Maluku sendiri merupakan provinsi yang paling tinggi dalam pemberian imunisasi dasar lengkap di Indonesia Timur tetapi Provinsi Maluku belum mencapai target 100% dalam pemberian imunisasi dasar lengkap. Sampai dengan tahun 2012
5
cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Maluku hanya mencapai 80% diharapakan setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga cakupan imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan dapat mencapai target 100% dan semua bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai umurnya. (BKKBN, 2012). Sampai saat ini di Kabupaten Maluku Tengah, Kecamatan Pulau Haruku khususnya di Negeri Oma telah memiliki satu posyandu, yang secara rutin mengadakan posyandu setiap sebulan sekali. Berdasakan hasil studi pendahuluan yang dilakukan, ternyata
jumlah kunjungan
bayi
yang
datang
secara
rutin
diposyandu tidak lebih dari 50% dari total bayi yang terdaftar diposyandu tersebut yang berjumlah 45 orang, dengan target pemanfaatan posyandu sebanyak 50% yaitu 23 orang di setiap bulannya. Namun pada kenyataanya disetiap bulannya yang datang tidak lebih dari 22 orang. Oleh karena itu sampai dengan tahun 2015 hanya 22 orang yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 23 orang lainnya belum mendapatkan imunisasi lengkap (Berdasarkan hasil wawancara 3 Januari 2016) Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan. Penyebab utama ketidaklengkapan pemberian imunisasi pada bayi adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi serta jadwal pemberiannya hal ini dikarenakan terkadang ibu-ibu
6
kurang
mendapatkan
informasi
atau
pemahaman
tentang
pentingnya imunisasi. Selain itu juga kurangnya kesadaran dari petugas kesehatan untuk menghimbau para ibu untuk memberikan imunisasi lengkap pada bayi dikarenakan para petugas kesehatan merasa malas dan kurang pedulli terhadap pemberian imunisasi. Mereka hanya berharap pada petugas puskesmas koordinator atau juru imunisasi (jurim) sehingga jika petugas jurim dari puskesmas koordinator diwilayah Maluku Tengah, Kecamatan Pulau Haruku berhalangan datang untuk memberikan imunisasi maka para petugas puskesmas di desa juga tidak akan memberikan imunisasi dan juga tidak menghimbau para ibu untuk tetap melakukan imunisasi. Selain itu terdapat juga kurangnya ketersediaan vaksin imunisasi serta sarana dan prasarana yang tidak memadai, hal ini terjadi karena vaksin tidak disimpan di puskesmas desa tetapi disimpan dipuskesmas koordinator yang jarak tempuhnya 6km dari puskesmas koordinator ke puskemas desa, keadaan ini disebabkan karena di puskesmas desa tidak tersedianya tempat penyimpanan vaksin (Coolchine). Selain itu juga sering terjadi pemadaman di desa sehingga tidak memungkinan untuk menyimpan vaksin yang seharusnya disimpan ditempat yang dingin, ditambah lagi kurang adanya kerja sama yang baik diantara petugas kesehatan dengan pemerintah dimana pemerintah tidak mengetahui jadwal tetap 7
diadakannya posyandu. Kadang pemerintah baru diberitahu sehari sebelum diadakannya posyandu. (Berdasarkan hasil wawancara 3 Januari 2016). Oleh karena itu berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dan beberapa fenomena yang telah dijelaskan diatas, ketidaklengkapan pemberian imunisasi pada bayi disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi lengkap pada bayi, kurangnya himbauan dari petugas kesehatan serta sarana dan prasana yang tidak memadai. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor determinan ketidaklengkapan pemberian imunisasi lengkap pada infant di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. 1.2
Rumusan Masalah Dengan adanya latar belakang permasalah diatas, maka
permasalahan yang akanya diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : a.
Apakah tingkat pendidikan ibu mempengaruhi pemberian imunisasi lengkap.
b. Bagaimana upaya petugas kesehatan dalam menghimbau para ibu untuk pemberian imunisasi lengkap. c.
Adakah hubungan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
8
1.3 Tujuan penilitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk
mengetahui
fakto-faktor
determinan
ketidaklengkapan pemberian imunisasi lengkap pada infant di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah. 1.3.2 Tujuan Khusus a)
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap pada infant di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah.
b)
Mengidentifikasi bagaimana sikap petugas kesehatan dalam menghimbau para Ibu untuk pemberian imunisasi dasar lengkap pada infant di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah.
c)
Untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar lengkap pada infant di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah.
1.4
Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis a.
Bagi Institusi Kesehatan Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi instansi kesehatan 9
khususnya
puskesmas
dalam
meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat
dalam
pemberian Imunisasi dasar pada bayi. b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi tambahan mengenai pemberian imunisasi lengkap. c.
Bagi Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi data
tambahan
dan
sedikit
informasi
untuk
penelitian selanjutnya terutama tentang imunisasi. d.
Bagi Peneliti Sendiri Hasil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pada pemberian imunisasi lengkap pada infant yang mana faktor-faktor ini yang membuat imunisasi
ketidaklengkapannya pada
infant.
Serta
pemberian menjadi
suatu
kesempatan yang berharga bagi peneliti untuk dapat
mengaplikasikan
ilmu-ilmu
diperoleh selama masa kuliah.
10
yang
telah
1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Para Ibu Bayi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada ibu sehingga pengetahuan ibu bertambah dan lebih mengerti bahwa imunisasi itu sangat penting bagi bayi serta ibu
diharapkan
lebih
perhatian
lagi
dalam
pemenuhan imunisasi lengkap. b. Bagi Petugas Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi serta bahan evaluasi bagi petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan pelayanan
terhadap
ibu
khususnya
dalam
pemberian imunisasi. c.
Bagi Pemerintah Hasil
penelitian
pertimbangan
ini
bagi
dapat
menjadi
pemerintah
dalam
bahan upaya
peningkatan pelayanan serta lebih perhatian lagi dalam mengadakan promosi tentang imunisasi dasar pada bayi.
11
1.5 Batasan Penelitian a. Pengetahuannya ibu tentang pentingnya imunisasi dasar pada bayi. b. Ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan. c. Sikap petugas kesehatan dalam menghimbau para ibu untuk pemberian imunisasi lengkap. d. Ketersediaan sarana dan prasarana dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. e. Penelitian dilakukan di Negeri Oma Kecamatan Pulau Haruku Maluku Tengah.
12