BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada.Salah satu kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan tersebut
adalah
memerlukan
adanya
pasar
sebagai
sarana
pendukungnya. 1 Sebelum terbentuknya pasar, manusia sudah terlebih dahulu mengenal yang namanya bercocok tanam.Dengan dikenalkan kegiatan bercocok tanam maka dapat diperoleh sedikit gambaran mengenai pola-pola tempat tinggal kegiatan perekonomian pada masa bercocok tanam tersebut. Hasil dari kegiatan itu sudah diperdagangkan pula secara barter (tukarmenukar barang). Barang-barang yang dipertukaran sudah diangkut dalam jarak yang jauh melalui sungai, laut dan darat. Barang yang dipertukarkan bukan saja hasil-hasil dari aktivitas di luar kegiatan bercocok tanam seperti gerabah, anyaman, dan alat-alat bekerja tetapi juga hasil-hasil pertanian/ cocok tanam seperti keladi (talas), ubi, sukun, pisang, buah kelapa, durian, salak, rambutan dan duku. Pasar: tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya.Stanton, 1
Suyono dalam Learissa,RZ dkk,1996, Sejarah Perekonomian Indonesia, Defit Prima
Karya, Jakarta.
1 Universitas Sumatera Utara
mengemukakan pengertian pasar yang lebih luas.Pasar dikatakannya merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, dalam pengertian tersebut terdapat faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni: keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian. Pengertian pasar secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan jual belinya. Oleh karena itu pengertian pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dengan pembeli ataupun tempat terjadinya transaksi supply/demand antara penjual dan pembeli sehingga terjadi kesepakatan harga, penjual mau melepaskan barang/dagangannya dan pembeli mau membayar pada harga tertentu. 2 Pasar dalam arti yang sempit adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Menurut Winardi, pasar dapat dilihat dalam arti konkrit dan abstrak. Dalam arti konkrit, pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan barang yang ditawarkan terdapat di sana, sedangkan dalam arti abstrak, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, sedangkan barang yang ditawarkan hanya berupa contoh-contoh. 3 Saat ini jenis pasar dapat dibedakan dalam beberapa kategori seperti menurut sifat dan waktu terjadinya, berdasarkan wujudnya, luas jangkauannya, hubungan dengan proses produksi, struktur pasarnya. 2
Syarifuddin, dkk, 1990, Peranan Pasar Terhadap Masyarakat Pedesaan, Depdikbud,
Jakarta. 3
Winardi, 2012,sejarah perkembangan Ilmu-Ilmu Ekonomi,Tarsito, Bandung.
2 Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis pasar. Berdasarkan sifat dan waktu terjadinya dapat dibedakan menjadi: Pasar Harian, Pasar Mingguan, Pasar Tahunan, Pasar Temporer. Menurut Wujudnya meliputi pasar konkret dan pasar abstrak. Berdasarkan luas jangkauan dapat di bedakan menjadi: Pasar Lokal, Pasar Nasional, Pasar Internasional. Bentuk proses menurut hubungannya dengan proses produksi dapat dibedakan menjadi: Pasar Input, Pasar Output. Bentuk pasar berdasarkan bentuk dari struktur pasar dapat dibedakan: Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Sebagian besar Pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar Hindu, di Jalan Hindu, tepat diseberang Lembaga Bantuan Hukum.Dulunya, berbagai etnis berdagang di sini.Tetapi, etnis Tionghoa semakin memadati daerah sekitar, sehingga sekarang kebanyakan yang berdagang adalah mereka.Ngak heran kalau kini banyak yang menjajakan daging babi di Pasar Hindu. Pasar Ikan Lama, yang masih dekat dari Pasar Hindu. Memang, di masanya, dagangan yang dijajakan yang Berjaya disini.Kemudian, seiring berkembangnya daerah ini dan bertambahnya segala etnis, Pasar Ikan justru dikenal sebagai pasar tekstil. Ngak bias dipungkiri, Pasar Ikan Lama pasar paling ramai di Kota Medan. Wisata lokal maupun asing sering bertandang kemari.Pusat Pasar atau lebih dikenal sebagai Pasar Sentral yang berdampingan mesra dengan dengan Medan Mall.Pasar yang selesai dibangun tahun 1932 ini, memang pusatnya segala hal yang dijual secara grosiran.Kalau diperhatikan lagi, pedagang disini ada kategorisasinya
3 Universitas Sumatera Utara
masing-masing.Pedagang sayur kebanyakan etnis Toba dan Karo, pedagang ikan asin etnis Tionghoa, pedagang bumbu-bumbu dan santan etnis Indian, sedangkan pedagang souvenir dan pakaian kebanyakan Minang-Melayu.Pasar Petisah yang dulunya dikenal Pasar Bundar, perpaduan pasar tradisional dan pasar modern. Pedagang di Pasar Petisah umumnya berasal dari rumpun sukubangsa yang berbeda-beda mulai dari etnis Tionghoa, India Tamil, Batak Toba, Mandailing, Jawa, Melayu, Sunda, Minang, dan banyak lagi lainnya. Pasar Tradisional Akik merupakan pasar tradisional yang sudah berdiri sejak tahun 1957. Perbelanjaan rakyat yang terbangun dari proses budaya lokal, dengan menunjung tinggi nilai-nilai ekonomi rumah tangga. Sehingga membentuk sebuah komunitas pedagang dan pembeli yang selanjutnya dikenal dengan nama Pasar Tradisional Akik Sukaramai dengan segmentasi pasar sayuran, bumbu, daging, ikan dan lain-lain. Dalam perkembangan, sesungguhnya Pasar Tradisional Akik yang tidak memiliki masalah apapun, sebab Pasar Tradisional Akik berdiri secara mandiri, dengan cara gotong royong. Pasar Tradisional Akik tidak pernah mendapat perhatian sedikitpun dari pemerintah baik Pusat, Pemprov, maupun Pememerintah Kota Medan.Sehingga sangat aneh jika hari ini, banyak pihak yang menginginkan Pasar Tradisional Akik ditiadakan.Sebab, hal itu tidak sejalan dengan semangat pemerintah membangun sektor riel sebagai sokoguru ekonomi bangsa.Pasar Tradisional Akik menampung sekitar 150 pedagang, jenis-jenis yang di perdagangkan, sayuran, cabai, tomat, bawang, ikan basah, dan bumbu jadi, dan lain-lain.
4 Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan selanjutnya adalah: Kenapa Pasar Tradisional Akik sekarang ini ramai dibicarakan oleh publik. Apa penyebab pasar ini menjadi isu hangat dan apakah pedangan Pasar Sukaramai sepantasnya menuding pedagang Pasar Tradisional Akik sebagai penyebab utama mengganggu usaha mereka. Celakanya lagi, pasar yang ingin digusur ini merupakan urat nadi tumpuan ekonomi masyarakat sejak puluhan tahun lalu, lagi dan lagi masyarakat kecil yang mencari rezeki dengan cara patut dan benar selalu menjadi korban. Pasar Tradisional Akik berdiri bukan karena ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi membuat pasar. Akan tetapi, Pasar Akik lahir dari nilai-nilai kearifan local masyarakat tanpa rencana bahkan tanpa konsep sama sekali. Sebab mereka lahir berawal dari satu orang bertambah menjadi dua tiga orang, dan waktu kemudian mengawal mereka menjadi jumlah yang tidak sedikit.Maka barulah pasar terbentuk, dengan membangun budayanya sendiri. Jadi sangat fatal, apabila kita melihat Pasar Tradisional Akik dari sisi ilmu ekonomi belaka, sebab Pasar Tradisional Akik juga harus dilihat dari sisi sosial budaya masyarakatnya. Perkembangan di pasar tradisional ini tidak secepat apa yang di perkirakan kebanyakan orang, lihat saja bangunan fisiknya. Pasar Tradisional Akik memang bukan pasar besar, akan tetapi karena terletak diantara Pajak Sukaramai dengan konsep terbarunya, dan komplek elit Asia Mega Mas. Sehingga orang mulai berpikir, bagaimana cara menghilangkan Pasar Tradisional Akik. Untuk selanjutnya
tentunya kita bertanya, dimana
5 Universitas Sumatera Utara
sebenarnya akar masalahnya, kenapa Pasar Tradisional Akik sekarang serasa menjadi anak tiri yang harus menanggung salah. Demikian pula dengan Kota Medan yang sudah sejak abab ke-19, merupakan pusat berkumpulnya manusia.Yang kebanyakan beraktivitas di sektor perkebunan maupun sektorsektor penunjang lainnya.Tentunya pasar menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Kepedulian Pimpinan Daerah dan para Birokrat di bawahnya terhadap pasar tradisional menentukan kebijakan dan bentuk organisasi dari instansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi pasar tradisional di daerahnya.Di beberapa daerah, pimpinan daerah meletakkan posisi pasar semata-mata sebagai salah satu sumber utama, Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi yang dipungut dari para pedagang. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah (Bupati/Walikota) dan Pejabat Daerah di tingkat bawahnya lebih menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan optimalisasi pemungutan retribusi pasar, seperti Pengaturan Pemungutan dan Penyetoran Retribusi serta Administrasi Keuangan (pembukuan) Retribusi semata daripada penekanan pada pembinaan pasar termasuk di dalamnya pembinaan para pengelola pasar dan pedagang pasar. 4 Akibat dari adanya kebijakan optimalisasi pemungutan retribusi tersebut, maka kepada para Kepala pasar diberikan target-target yang untuk mencapainya pasar diusahakan sedemikian rupa agar dapat menampung pedagang dalam jumlah sebanyak mungkin, termasuk mengisi sebagian 4
Koestoro, dkk, 1990, Kota di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Peninggalan Tuannya,
Balai Akiologi, Medan.
6 Universitas Sumatera Utara
tempat-tempat kosong seperti tangga dan lorong-lorong pajak yang seharusnya dibiarkan tetap kosong tanpa pedagang agar para pengunjung tetap nyaman berlalu lalang. Dalam situasi di mana peran pasar lebih ditekankan sebagai salah satu penghasil PAD, maka di beberapa daerah mendudukan pasar radisional di bawah Dinas Pendapatan Daerah (dispenda).Karena kompetensi utama dispenda adalah penghimpun PAD, maka sudah barang tentu SKPD ini tidak memiliki kompetensi sebagai pembina pasar tradisional. Pembinaan para pedagang pasar biasanya diserahkan kepada dinas SKPD yang membidangi perdagangan, koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Model pembinaan yang melibatkan dua SKPD ini biasanya sulit berjalan dengan baik, mengingat masalah koordinasi di antara dua SKPD tersebut.Di sini SKPD pembina pedagang pasar ketika melakukan pembinaan harus merasuk ke dalam unit kerja pasar tradisional yang secara keorganisasian berada di bawah kewenangan dispenda.Kesulitan dalam melakukan koordinasi ini sudah menjadi sesuatu hal yang lumrah karena kentalnya ego sektoral yang pada akhirnya masalah ini menjadi salah satu sebab munculnya stigma buruk yang melekat pada pasar tradisional sehingga tidak menarik untuk dikunjungi oleh
masyarakat
konsumen.Sebenarnya
kondisi
ini
berujung
pada
berkurangnya jumlah pedagang yang berjualan di pasar tersebut yang pada akhirnya dapat mengurangi besarnya retribusi yang dikumpulkan.Pembinaan pasar tradsional yang ideal adalah mewujudkan terjadinya keseimbangan antara peran pasar sebagai penghasil PAD dengan sebagai penyedia fasilitas
7 Universitas Sumatera Utara
yang memudahkan masyarakat untuk melakukan jual beli secara ekonomis dan mengikuti tradisi sosial budaya yang berkembang di daerah setempat. Dalam praktik yang paling banyak dijumpai adalah penggabungan antara tugas pembinaan teknis bagi pengelola dan pedagang pasar dengan penghimpunan retribusi sebagai PAD yang ditangani oleh satu SKPD yang sering disebut dengan Dinas Pengelolaan Pengelola (DPP). Penggabungan kedua tugas ini tampaknya merupakan jalan tengah, antara di satu sisi ekstrim yaitu meletakkan peran pasar tradisional sebagai penyumbang PAD semata dengan di sisi lain yaitu meletakkan peran pasar tradisional untuk menyediakan tempat bagi masyarakat pedagang dan kalangan masyarakat konsumen dalam bertransaksi jual beli. Kebijakan pembinaan dengan mengambil jalan tengah yang menggabungkan kedua tugas seperti ini memang tidak sebaik jika fokus pembinaan pasar tradisional diserahkan kepada salah satu SKPD yang memang memiliki kompetensi inti pembinaan pasar dan pedagang. Berdasarkan uraian di atas, punulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul yakni:
“Pasar Tradisional Akik Tahun 1957-
2006”.
8 Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan alasan mengapa sebuah penelitian dilakukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pasar Tradisional Akik? 2. Bagaimana fungsi dan manfaat Pasar Tradisional Akik bagi masyarakat sekitar? 3. Bagaimana
Dampak
keberadaanpasarmodernterhadap
Pasar
Tradisional Akik?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Rumusan masalah penelitian dirumuskan dengan munggunakan kalimat Tanya, sedangkan tujuan penelitian dan manfaat penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Pasar Tradisional Akik. 2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Pasar Tradisional Akik bagi masyarakat sekitar. 3. Untuk mengetahui dampak keberadaanpasarmodernterhadap Pasar Tradisional Akik. Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai sumber pengetahuan memahami latar belakang berdirinya pasar tradisional ini.
9 Universitas Sumatera Utara
2. Dapat dipergunakan oleh instansi yang terkait untuk memahami terbentuknya Pasar Tradisional Akik. 3. Sebagai referensi yang dapat membantu bagi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan hal ini di masa yang akan datang.
1.4 Tinjauan Pustaka Kondisi pasar tradisional yang terpuruk membuat masyarakat di Indonesia belakangan ini banyak yang memilih berbelanja di pasar modern, seperti: mall, minimarket, supermarket, hypermarket, dan sebagainya. Masyarakat dengan gaya hidup modern kini lebih menyukai pasar-pasar dengan sistem pengelolaan yang tertata, bersih, nyaman, dan strategis. Menurut Schumpeter dalam Sanusi, Bachrawi (2004:9) yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan spontan dan terputus-putus di dalam keadaan stasioner yang selalu mengubah serta mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Istilah perkembangan sering sekali terdengar didalam kehidupan kita, baik itu perkembangan zaman, masyarakat, maupun usaha yang berubah dalam bentuk sengaja maupun tidak di sengaja.Yang dimaksut dengan perkembangan adalah perubahan spontan yang terputus-putus, di dalam keadaan stasioner yang selalu mengubah serta mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya.Menurut perkembangan
Prof.
Bonne
membutuhkan
dalam
serta
Sanusi,
melibatkan
Bachrawi
semacam
(2004:9)
pengarahan,
10 Universitas Sumatera Utara
pengaturan, dan pedoman dalam rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi perluasan dan pemeliharaan. 5 Selama ini pemerintah di berbagai kota selalu gencar menggusur Pedagang Kaki Lima(PKL) yang dicap sebagai penyebab utama rusaknya tata kota, biang keladi tidak mampu meraih penghargaan Adipura, dan penyebab kumuhnya suatu penataan pertokoan. Aparat pemerintah melalui Polisi Pamong Praja (Pol PP) menghancurkan lapak-lapak pedagang dan memaksa mereka membubarkan diri. Menurut Geertz (1973:8) pasar adalah pusat jaringan perdagangan yang sangat aktif dan meliputi daerah yang amat luas, lewat pasar itu segala macam dagangan disalurkan, dan dari pasar itu sebagian besar
penduduk
kota
barangkali
mendapat
mata
pencahariannya.
Perkembangan ekonomi dapat digunakan untuk menggambarkan faktor-faktor penentu yang mendasari pertumbuhan ekonomi.Seperti, perubahan dalam tehnik
produksi,
sikap
masyarakat,
dan
lembaga-lembaga
yang
terkait.Perkembangan membutuhkan serta melibatkan semacam pengarahan, pengaturan dan pemeliharaan. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada.Banyak hal yang menjadi pendorong terhadap usaha pemenuhan tersebut, diantaranya dorongan yang bersifat alamiah, dorongan untuk
mempertahankan
diri,
mengembangkan
diri
maupun
untuk
mempertahankan kelompok. Semua dorongan itu akan terlihat dalam bentuk hasrat, kehendak dan kemauan baik secara individu maupun kelompok. Dalam
5
Sanusi, Bachrawi, (2004), Pengantar Ekonomi Pembangunan, Rineka Cipta,Jakarta.
11 Universitas Sumatera Utara
usaha memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu faktor yang sangat penting yakni memerlukan adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. 6 Dalam ilmu ekonomi, pasar itu dibagi menjadi dua golongan: (1)pasar Nyata, yakni tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk berjual beli akan
barang-barangnya.
(2)pasar
Niskala
(abstrak),
barang
yang
diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlaku langsung atau hanya menurut contoh barang. Menurut Weber dalam Sulaiman (1988:290) pasar itu sendiri dilihat dari segi pengertian ekonomi ialah suatu tempat menetap yang penduduknya pertanian.Akan
hidup tetapi
dari
perdagangan
sejalan
dengan
dibandingkan bertambahnya
hidup
demi
tuntutan
dan
perkembangan masyarakat, di beberapa tempat tertentu biasanya di kota-kota besar, mulai tumbuh pasar yang melakukan kegiatan setiap saat, setidaknya selama orang belum tidur. 7 Menurut Harsono (1995:2) pasar merupakan pusat kegiatan jual beli, itu biasanya terletak ditempat yang mudah didatangi dari berbagai arah, berlangsung pada waktu-waktu tertentu dan, mengutamakan benda-benda keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga. Pada umumnya pasar ini tergolong ke dalam jenis pasar modern, dimana di pasar ini pelayanan terhadap pembeli sangat di utamakan seperti kenyamanan berbelanja, tempat yang bersih dan sejuk, harga barang sudah langsung ditentukan, keramah-tamahan pegawai dan barang-barang yang
6 7
Geertz, Cliford, (1973), Penjaja dan Raja, LPEM Universitas Indonesia, Jakarta. Sulaiman, Irchami dkk, (1988), Perdagangan, Pengusaha Cina dan PerilakuPasar, PT.
Pustaka Grafika, Jakarta.
12 Universitas Sumatera Utara
dijual pada umumnya adalah barang-barang bermerek dan memiliki kualitas yang bagus.Menurut Syarifuddin (1990:2) pasar yang merupakan tempat bertemunya para penjual dan pembeli dari berbagai lapisan masyarakat berperan pula sebagai arena sosial. 8 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pasar Tradisional memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dimana setiap individu dalam memenuhi kebutuhankebutuhan pokok sehari-hari memerlukan pasar sebagai tempat pendukung dimana dalam hal ini pedagang dan pembeli saling membutuhkan satu sama lainnya, selain itu pasar juga berfungsi sebagai sumber matapencaharian, tempat untuk bergaul dan lainlain. Menurut Malinowski dalam Setiawati (1999:51) “fungsi adalah semua tingkah laku manusia yang terorganisasi dengan
suatu
rangkaian
kebutuhan
naluri
manusia,
kemudian
ia
mengembangkan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan meresponnya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar sehingga kelangsungan hidup tetap terpelihara”. 9 Pasar memiliki beberapa aspek perdagangan di dalamnya, agar dapat dikatakan sebagai sebuah pasar yang merupakan peran penting dalam kegiatan ekonomi
dan
kehidupan
masyarakat,
yaitu
adanya
tempat
untuk
berlangsungnya transaksi jual beli atau tukar-menukar barang yang telah diatur dan terorganisasi, aspek-aspek perdagangan antara lain memiliki lokasi atau
8
Syarifuddin, dkk, (1990), Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan DaerahKalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta. 9 Setiawati, dkk, (1999), Keberadaan Paguyuban-Paguyuban Etnik di DaerahPerantauan Dalam Menunjang Pembinaan Persatuan dan Kesatuan,Depdikbud, Jakarta.
13 Universitas Sumatera Utara
tempat, terdapat ketentuan pajak (retribusi) bagi pedagang, terdapat berbagai jenis barang dagangan, adanya proses produksi dan distribusi, adanya jaringan transportasi dan adanya alat tukar (uang).Selain memiliki fungsi dalam bidang ekonomi, pasar juga berperan dalam bidang sosial-budaya yaitu sebagai tempat aktivitas sosial, pasar merupakan suatu wadah yang di dalamnya terjadi interaksi, komunikasi, informasi, tempat keramaian dan hiburan.Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (1982:269) yang menyatakan perubahanperubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubhan kondisi geografis maupun kebudayaan materiil, komposisi penduduk, dan ideologi dalam masyarakat tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Soemardjan dalam Soekanto (1982:269) yang menyatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segalaperubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistim sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara kelompokkelompok dalam masyarakat.Begitu pula dengan Pasar Tradisional Akik dengan keberadaan pasar ini maka secara langsung terdapat perubahanperubahan sosial yang terjadi di dalamnya baik secara cepat maupun lambat. Dengan adanya pasar sebagai sarana dalam pemenuhan kebutuhan manusia, baik kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan pendukung (sekunder).Oleh sebab itu masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dapat mendapatkan kebutuhan tersebut melalui keberadaan pasar.Segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat dengan mudah dapat
14 Universitas Sumatera Utara
ditemukan dalam pasar yang telah menyediakan segalanya, terutama peralatanperalatan rumah tangga dan kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat sehari-hari.Sehingga pasar berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam fungsi ini Pasar Tradisional Akik bukan hanya dijadikan sebagai tempat jual beli bagi masyarakat tetapi juga menjadi tempat bergaul dan bertukar informasi bagi sesama pedagang maupun pedagang dengan pembeli.Di pasar dapat ditemukan kelompok atau suatu organisasi yang dibentuk oleh para pedagang yang terkadang juga melibatkan para pembeli.Selain itu diantara pedagang yang mempunyai hubungan yang erat seperti keluarga. Yang mana telah terjalin rasa persaudaraan yang kuat diantara kalangan pedagang-pedagang yang lain. Tetapi dalam berebut pelanggan atau pembeli mereka tetap bersaing walaupun persaingan ini berjalan dengan sengit.
1.5 Metodologi Penelitian Setiap penelitian diwajibkan menggunakan metode, terutama metode penelitian.Metode penelitian adalah rangkaian dari carakegiatan pelaksanaan penelitian dan didasari oleh pandangan filosofi, asumsi dasar, dan idiologis serta pernyataan dan isu yang di hadapi. Dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
15 Universitas Sumatera Utara
Heuristik adalah sebuah tehnik yang mengembangkan efesiensi dalam proses pencarian dan mengevaluasi keadaan-kedaan problema individual dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan untuk mencari solusi yang diinginkan. Dalam menulis sebuah peristiwa bersejarah yang diungkap kedalam sebuah historiografi, maka harus menggunakan metode sejarah.Metode sejarah dimaksudkan untuk merekontruksi kejadian masa lampau guna mendapat sebuah karya yang mempunyai nilai. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian sejarah adalah: -
Heuristik
Merupakan tahap awal yang dilakukan penulis untuk mencari sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahapan heuristik, sumber dapat diperoleh dalam dua cara, yaitu studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Data dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informasi yang terkait dengan penelitian. Dalam rencana penelitian lapangan yang akan dilakukan penulis akan menggunakan metode wawancara yang terbuka. Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada informan yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu, dalam mengumpulkan sumber-sumber penelitian, penulis juga melakukan studi kepustakaan yang dapat diperoleh dari berbagai buku, dokumen, arsip, dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian.
16 Universitas Sumatera Utara
-
Kritik Sumber
Merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai-nilai kebenaran sumber, sehingga dapat menjadi penelitian yang objektif. Dalam tahapan ini sumber-sumber yang telah dikumpulkan akan dilakukan tahap kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal. Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuaian data dengan permasalahan yang diteliti, sedangkan kritik ekternal merupakan kritik yang mencari kebenaran sumber pustaka yang diambil oleh peneliti maupun fakta yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan. -
Interpretasi
Yaitu tahap dimana peneliti berusaha untuk menuangkan berbagai ide pemikiran yang diperoleh melalui sumber primer ataupun sekunder, sehingga diharapkan sumber tersebut menjadi data yang objektif. -
Historiografi
Yaitu tahap akhir dalam metode sejarah.Dalam tahap ini peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis.
17 Universitas Sumatera Utara