Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Selama berabad-abad keberadaan perpustakaan tetap dipertahankan karena perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi, fungsi rekreasi, fungsi pendidikan dan fungsi kebudayaan. Perpustakaan merupakan unit organisasi yang melakukan kegiatan mengadakan, mengolah, menyebarkan dokumen dan informasi kepada pengguna yang membutuhkan.
Tugas perpustakaan adalah menyediakan layanan informasi untuk kepentingan pengguna. Layanan pengguna didefinisikan sebagai aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna. Semua layanan tersebut penyelenggaraannya harus disesuaikan dengan kondisi perpustakaan dan kebutuhan pengguna. Layanan pengguna tersebut antara lain meliputi layanan sirkulasi,
layanan
referensi,
layanan
penelusuran
informasi,
layanan
penyebarluasan informasi terbaru, dan layanan majalah/jurnal.
Perpustakaan merupakan lembaga yang sifatnya dinamis, berkembang sesuai dengan
tingkat
perkembangan
peradaban
manusia.
Tuntutan
terhadap
perpustakaan sebagai suatu lembaga yang bersifat dinamis, diangkat menjadi salah satu dari 5 dalil tentang ilmu perpustakaan yang dikemukakan oleh S.R. Ranganathan, dengan pernyataan bahwa “perpustakaan merupakan organisme yang berkembang” (Gorman, 1991 : 4).
1
2
Dengan demikian layanan perpustakaan, yaitu dalam rangka menyediakan layanan informasi untuk kepentingan pengguna selalu berkembang mengikuti tingkat perkembangan peradaban manusia. Perkembangan peradaban manusia pada dasarnya merupakan pengaruh perkembangan teknologi. Dengan kata lain, perkembangan teknologilah yang mendorong kemajuan peradaban manusia. Tentu saja selain faktor teknologi masih ada banyak faktor yang mendorong kemajuan peradaban, misalnya kemajuan di bidang ekonomi, kedokteran, kesusasteraan dan sebagainya. Akan tetapi, dari sekian banyak faktor tersebut, yang menjadi faktor dominan ialah kemajuan teknologi (Nugroho, 2008 : 1). Perkembangan teknologi yang terbaru pada saat ini adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Dunia perpustakaan juga dipengaruhi oleh teknologi informasi dan komunikasi. Membahas pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia perpustakaan, dapat dibedakan
dengan
keberadaan
perpustakaan
tradisional
dan
keberadaan
perpustakaan era teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 3) Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disusun menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk didalamnya semua bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamphlet, prosiding, manuskrip (naskah), lembaran musik , berbagai karya audio-
3
visual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis dan mikroburam (microopaque).
Gambaran perpustakaan tradisional adalah sama seperti pengertian perpustakaan tersebut. Perpustakaan merupakan tempat menyimpan informasi yang mencakup berbagai bidang pengetahuan yang tertuang dalam berbagai bentuk media seperti yang diuraikan tersebut diatas. Dengan menggunakan sarana katalog perpustakaan, para pengunjung dapat mengetahui koleksi apa saja yang dimiliki suatu perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka inginkan. Melalui katalog perpustakaan, pengunjung dapat mengetahui juduljudul apa saja, atau karya-karya pengarang siapa saja, atau bidang-bidang ilmu apa saja yang menjadi koleksi suatu perpustakaan. Setelah mendapatkan identitas koleksi yang dikehendaki, mereka bisa menelusur lebih lanjut ke jajaran rak koleksi, untuk kemudian meminjan ke luar pepustakaan atau dibaca di dalam perpustakaan. Khusus untuk berbagai karya audio-visual, biasanya perpustakaan juga menyediakan ruangan khusus berikut peralatan untuk mengoperasikan berbagai jenis koleksi audio-visual tersebut.
Pada era perpustakaan tradisional
ini, pengguna perpustakaan harus mengunjungi perpustakaan untuk memperoleh layanan informasi sesuai kebutuhannya, demikian karena bentuk media informasi pada masa ini adalah masih berupa bentuk fisik, belum berupa bentuk digital.
Perpustakaan pada era teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang sangat pesat. TIK saat ini telah menyebar hampir di semua bidang. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan telah menciptakan berbagai
4
konsep yang menggambarkan pemanfaatan tersebut, seperti perpustakaan terotomasi dan sistem perpustakaan digital atau disebut juga perpustakaan elektronik, yang memiliki e-services, e-resources yang mampu mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh. Namun sebernarnya, perpustakaan yang sepenuhnya berbasis digital atau elektronik secara mutlak belum bisa terjadi bahkan pada era informasi tercanggih sekalipun. Perpustakaan masih tetap akan mengelola koleksi tercetak disamping koleksi digital/elektronik. Perpustakaan seperti ini disebut dengan istilah perpustakaan hibrida (Perpustakaan perguruan tinggi: buku pedoman, 2004 : 20).
Gambaran perpustakaan era teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi lebih luas jika dibandingkan dengan gambaran perpustakaan tradisional. Tugas perpustakaan adalah menyediakan layanan informasi untuk kepentingan pengguna. Koleksi informasi yang dimiliki perpustakaan era TIK tidak hanya berupa koleksi buku dan audio-visual saja, melainkan juga memiliki koleksi berbentuk digital/elektronik. Selain itu perpustakaan juga menyediakan akses sumber informasi di luar perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung perpustakaan. Dengan kata lain perpustakaan tidak hanya mengandalkan koleksi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya, tetapi juga menggunakan sumber informasi lain yang terdapat di luar koleksi milik perpustakaan. Para pengguna jasa perpustakaan tidak harus selalu datang secara fisik ke perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Melalui sarana katalog on-line, mereka dapat mengetahui informasi koleksi perpustakaan (judul-judul apa, bidang ilmu apa saja, pengarang siapa saja
5
saja yang dimiliki perpustakaan, dan kapan bisa dipinjam) dari lokasi mana saja dan kapan saja. Apalagi untuk koleksi bentuk digital/elektronik, bahkan mereka bisa langsung memanfaatkan koleksi secara on-line.
Pengunjung yang datang ke perpustakaan era TIK dapat memanfaatkan perpustakaan tidak sekedar untuk membaca buku atau menggunakan koleksi audio-visual yang dimiliki perpustakaan saja, melainkan mereka bisa memadukan dengan mengakes koleksi digital/elektronik yang ada di perpustakaan maupun sumber informasi yang berada di luar perpustakaan.
Sangat banyak sumber informasi yang berada di luar perpustakaan yang dapat diakses melalui internet. Segala informasi dapat diakses dengan sangat praktis melalui internet. Cukup dengan mengetikan kata kunci yang diinginkan di www.google.com, atau www.yahoo.com atau melalui mesin penelusur lainnya maka akan diperoleh banyak sekali entri data informasi yang kita temukan. Internet sebagai salah satu hasil dari TIK juga merupakan sarana penghubung dunia maya baik secara pribadi maupun kelompok, suatu lembaga dengan lembaga lainnya, termasuk perpustakaan.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet telah membawa perubahan pada profesi kepustakawanan.
Perkembangan tersebut membawa
perubahan peran bagi para pustakawan dari seorang yang menjaga informasi dan menggunakannya untuk kepentingan pengguna menjadi pemandu pengetahuan dan instruktur yang mengajarkan ilmu yang disebut melek informasi. Perkembangan internet dan tersedianya informasi dalam jumlah yang sangat besar
6
dan cepat , menjadikan pustakawan bertugas untuk mengajarkan cara berpikir kritis kepada pengguna perpustakaan (Anderson,
1997 : 9). Pada era informasi
ini, perpustakaan perguruan tinggi tidak sekedar melakukan kegiatan administrasi yang membantu para mahasiswa maupun dosen dalam pencarian informasi di tempat yang dinamakan perpustakaan saja, tetapi juga menyediakan fasilitas layanan dan pembelajaran tanpa dibatasi tempat, waktu dan bentuk.
Teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua bidang. Arus perubahan teknologi secara cepat melanda semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam proses belajar mengajar di lingkungan perguruan tinggi. Tidak bisa disangkal lagi apabila sekarang ini para mahasiswa adalah orang-orang yang melek akan teknologi informasi.
Teknologi informasi menawarkan antara lain kecepatan, kemudahan, kepraktisan, hemat waktu dan tenaga dalam segala aspek aktivitas kehidupan manusia. Sehingga penerapan teknologi informasi dalam bidang jasa layanan apa saja akan mampu memberikan nilai lebih bagi jasa layanan tersebut. Hal inilah yang dikehendaki oleh pengguna jasa layanan, yaitu mereka menjadi semakin puas terhadap layanan yang mereka terima. Demikian pula tujuan penerapan TIK di bidang perpustakaan.
Sebagai unit jasa layanan informasi, maka semua kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan harus berorientasi pada pengguna dalam arti harus memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pengguna. Oleh karena itu, indikator keberhasilan sebuah perpustakaan adalah apabila perpustakaan tersebut sudah
7
mampu memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pengguna, sehingga pengguna merasa puas. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pemanfaatan layanan perpustakaan, termasuk pemanfaatan koleksi perpustakaan.
Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UKP) adalah jenis perpustakaan perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan informasi dalam berbagai bentuk bahan publikasi untuk mendukung proses belajar mengajar maupun penelitian bagi para pengguna, dalam hal ini mahasiswa. Perpustakaan UKP berdiri pada tahun 1966, sejak tahun 1989 telah memiliki sistem otomasi perpustakaan yang terintegrasi dengan nama SPEKTRA (Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Kristen Petra). Pada tahun 1996, perpustakaan mulai menyediakan layanan akses internet bagi para penggunanya dan mulai mengembangkan layanan online. Sejak tahun 2001, perpustakaan telah mengembangkan koleksi digital yang terdiri dari Surabaya Memori, Desa Informasi dan Digital Theses. Perpustakaan juga memiliki koleksi Database Journal, E-journal dan E-books. Setiap awal tahun ajaran, perpustakaan selalu mengadakan program pengenalan perpustakaan kepada para mahasiswa baru. Mereka diajarkan tentang layanan-layanan perpustakaan apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang perkuliahan. Mereka juga diajarkan bagaimana cara menggunakan perpustakaan, mulai dari cara penelusuran melalui katalog on-line, menemukan koleksi di rak sampai cara peminjaman koleksi. Para mahasiswa baru juga dikenalkan tentang koleksi digital apa saja yang dimiliki perpustakaan dan bagaimana cara menggunakannya.
8
Tabel.1 Jumlah koleksi perpustakaan periode 3 tahun (2008/2009 s/d 2010/2011) Jenis koleksi Buku
2008/2009 86.687 judul
2009/2010 89.195 judul
2010/2011 91.068 judul
AV
104.331 eks. 8.584 judul
106.928 eks. 9.139 judul
109.117 eks. 9.498 judul
TA
10.688 eks. 20.072 judul
11.277 eks. 21.704 judul
11.810 eks. 22.795 judul
29.474 eks. 31.106 eks. 32.493 eks. Sumber: Laporan Kegiatan & Anggaran 2010/2011 Perpustakaan UKP
Jumlah koleksi Perpustakaan UKP selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari tabel 1. Dengan adanya Kebijakan Pengembangan Koleksi yang dimiliki, perpustakaan memiliki pedoman dalam kegiatan pengembangan koleksi, sehingga koleksi yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.
Tabel 2 Statistik pemanfaatan koleksi periode 3 tahun (2008/2009 s/d 2010/2011) Jenis Layanan 2008/2009 2009/2010 2010/2011 Kunjungan fisik 133.728 131.381 128.554 Peminjam koleksi 37.984 34.168 31.138 Buku dan AV Koleksi Buku dan 82.610 74.705 68.285 AV yang dipinjam Sumber: Laporan Kegiatan & Anggaran 2010/2011 Perpustakaan UKP
Perpustakaan UKP selalu berupaya untuk dapat memberikan layanan yang baik, termasuk dalam hal penerapan teknologi informasi dan pengembangan
9
koleksi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Namun berdasarkan Tabel 2 di atas, selama periode 3 tahun telah terjadi penurunan pemanfaatan koleksi perpustakaan yang meliputi penurunan jumlah kunjungan fisik, penurunan jumlah peminjam koleksi buku dan AV, maupun penurunan jumlah koleksi buku dan AV yang dipinjam.
1.2 Rumusan masalah
Dengan adanya penerapan TIK di perpustakaan, seharusnya diikuti dengan pemanfaatan perpustakaan yang semakin meningkat. Berkaitan dengan penerapan TIK tersebut, perpustakaan telah melakukan program pengenalan perpustakaan kepada para mahasiswa baru. Perpustakaan pada era TIK tidak hanya berperan memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya saja, lebih dari itu perpustakaan juga berperan untuk mengajarkan pengguna cara berpikir kritis, serta menyediakan falilitas layanan dan pembelajaran tanpa dibatasi tempat, waktu dan bentuk. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan UKP selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada para sivitas akademika. Hal ini dilakukan dengan menyediakan koleksi berupa buku, av, jurnal maupun media lain yang sesuai dengan kurikulum universitas. Selain menyediakan koleksi, perpustakaan juga memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk peningkatan layanan perpustakaan. Namun dalam periode 3 tahun ini, yang terjadi adalah penurunan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Seharusnya dengan penyediaan koleksi yang sesuai dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi oleh perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan akan menjadi lebih
10
meningkat. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti mengapa pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa Universitas Kristen Petra (UKP) pada era teknologi informasi dan komunikasi menurun. maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana ketersediaan layanan di Perpustakaan Universitas Kristen Petra pada era teknologi informasi dan komunikasi.
2. Mengapa terjadi penurunan pemanfaatan layanan di Perpustakaan Universitas Kristen Petra pada era teknologi informasi dan komunikasi
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ketersediaan layanan Perpustakaan Universitas Kristen Petra pada era teknologi informasi dan komunikasi.
2. Mengetahui penyebab penurunan pemanfaatan layanan perpustakaan pada era teknologi informasi dan komunikasi.
11
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat dalam 2 hal, yaitu:
1.Manfaat praktis
Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi pimpinan Perpustakaan UKP guna menetapkan kebijakan dalam rangka meningkatan layanan perpustakaan kepada para pengguna.
2.Manfaat teoritis
Penelitian semacam ini dapat dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi lainnya dan kemudian dapat membandingkan hasil penelitiannya, dapat ditemukan pola pemanfaatan layanan perpustakaan di era teknologi informasi di Indonesia.