1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, sebagian besar negara di dunia menganut sistem ekonomi pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan ekonomi yang dimiliki serta digerakkan oleh swasta. Sistem ekonomi pasar yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia
membawa konsekuensi semakin
tajamnya persaingan bebas di masa yang akan datang. Untuk mengurangi dampak negatif dari sistem ekonomi pasar yang beroperasi secara global, beberapa negara membentuk asosiasi bersama yang akan saling mengatasi kekurangan masingmasing negara anggota di sekitar kawasan seperti hal nya negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang membentuk Association of South East Asia Nation (ASEAN). Munculnya asosiasi negara-negara regional seperti ASEAN ini bertujuan untuk menyesuaikan kekuatan ekonomi negara masing-masing secara bertahap yang berlaku dalam kelompok kecil yang terbatas, sebelum menghadapi liberalisasi yang berlaku bagi semua negara di dunia. Adanya ASEAN ini menjadikan kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan dunia yang paling dinamis dan beraneka ragam dengan pengaruh yang terus meningkat terhadap perekonomian dunia serta memiliki rencana integrasi regional ambisius. Hal ini dapat dilihat dari perkiraan OECD tentang PDB sebagai berikut:
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Grafik 1.1
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB di 6 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina) diperkirakan mencapai rata-rata 5,6% pada tahun 2012-2016. Selain itu, gambar di atas juga menunjukkan peningkatan pengaruh negara ASEAN terhadap perekonomian dunia khususnya diantara negara berkembang lainnya di Asia seperti India dan China. ASEAN juga bertujuan untuk memperkuat pasar, karena pasar yang berfungsi dengan baik sangat berperan dalam pertumbuhan dan pembangunan. Pasar yang berfungsi dengan baik ini, salah satunya dapat dilihat dari indikator investasi. ASEAN menekankan tentang tercapainya iklim investasi yang baik Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
sehingga pemerintah di negara-negara anggota harus meninjau kembali hambatan yang berlaku dalam negaranya terkait investasi. Reformasi kebijakan investasi ini berhasil meningkatkan investasi asing langsung di Indonesia secara kumulatif sebagai berikut: Grafik 1.2
Disamping hal-hal positif yang telah dijelaskan di atas, Adanya ASEAN juga bukan berarti tanpa dampak negatif. Dengan liberalisasi dan sistem ekonomi yang terbuka menyebabkan banyaknya bank asing seperti bank dari Malaysia yang melirik saham di Indonesia seperti Maybank, CIMB, dan terakhir BIMB yang akan membeli saham di Indonesia (http://www.tempo.co/). Masuknya bankbank asing ini akan meningkatkan persaingan di industri perbankan yang dapat berakibat menurunnya tingkat kesehatan bank khususnya bank lokal Indonesia Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
(http://www.infobanknews.com). Hal ini juga diperparah dengan tidak efisiennya perbankan di Indonesia. Menurut Gubernur BI, Darmin Nasution pada tahun 2011 perbankan di Indonesia tidak efisien. Hal ini tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendatan operasional (BOPO) perbankan di Indonesia yang mencapai 87,22%, sementara di kawasan ASEAN berkisar 40%-60%. Selain itu pada tahun 2011 juga perbankan di Indonesia terancam dengan risiko reputasi yang diakibatkan oleh beberapa kasus seperti Melinda Dee dan debt collector Citybank (http://neraca.co.id). Dampak negatif diatas dapat berpotensi menyebabkan tertekannya profitabilitas atau bahkan dapat menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, diperlukan proses yang berkelanjutan dalam upaya menekan pengaruh buruk risiko tersebut atau sering disebut manajemen risiko (Ali, 2006: 313). Manajemen Risiko Perusahaan atau Enterprise Risk Management adalah suatu strategi yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengelola risiko dalam perusahaan. Perubahan teknologi dan globalisasi menjadi salah satu faktor yang yang menyebakan semakin kompleksnya risiko bisnis yang harus dihadapi perusahaan. Hal ini mempertegas semakin pentingnya penerapan manajemen risiko yang handal. Penerapan manajemen risiko sendiri erat kaitannya dengan corporate governance. Hal ini disebakan karena dalam pengimplementasian risk management process
tersebut diperlukan risk management partnership.
Kerjasama antara pihak yang terkait itu meliputi seluruh alur proses mulai dari mengidentifikasikan risiko hingga pengalokasian tugas dan tanggung jawab.
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Melalui pendekatan ini, maka kerangka kerja risk management partnership dalam penerapan corporate governance tersebut dapat benar-benar terwujud. Corporate governance sendiri sampai saat ini masih menjadi isu utama dalam industri perbankan di Asia walaupun perbankan telah banyak belajar dari krisis tahun 1997 (http://www.infobanknewscom/). Hal ini sejalan dengan laporan publikasi dari PriceWaterhouseCoopers (2007) yang menyebutkan bahwa disclosure atau keterbukaan dalam laporan keuangan dalam industri perbankan akan menjadi fondasi utama bagi terbentuknya strong governance. Bank-bank di Asia diharapkan terus didorong menyampaikan segala informasi yang bersifat material dalam aksi korporasinya, yang akan berdampak tertentu terhadap kinerjanya, termasuk informasi mengenai pengelolaan manajemen risiko. Di Indonesia, pengungkapan tentang implementasi manajemen risiko perusahaan masih bersifat sukarela, tetapi perusahaan di bidang perbankan telah secara khusus diwajibkan untuk menerapkan dan mengungkapkan seluruh aspek terkait dengan implementasi manajemen risikonya seperti yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. PBI ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan good corporate governance dan manajemen risiko pada industri perbankan. Pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan erat kaitannya dengan penerapan corporate governance dalam hal transparansi. Corporate governance ini didefinisikan sebagai sistem yang terdiri dari fungsi-
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
fungsi
yang
dijalankan
oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan
untuk
memaksimalkan penciptaan nilai perusahaan sebagai entitas ekonomi maupun entitas sosial melalui penerapan prinsip-prinsip dasar yang berterima umum (Warsono, dkk., 2009: 5). Perusahaan-perusahaan yang sukses menerapkan good corporate governance merasakan manfaat yang cukup banyak contohnya Bumiputera berhasil mencapai penjualan di atas pasar, peningkatan profit, mempermudah relationship dan menjaga kepercayaan stakeholders. Unilever menjadi perusahaan yang mempunyai integritas yang dipercaya stakeholders, karyawan yang profesional, kinerja keuangan yang cemerlang dan stabilitas harga saham yang memuaskan (Swasembada, 2005 dalam Sayidah, 2007). Contohcontoh tersebut membuktkan bahwa penerapan good corporate governance berpengearuh terhadap kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan ini dapat dilihat dari ROE, ROA, profitabilitas, harga saham, dan return Saham. Beberapa penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya, antara lain: Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. 1
Judul dan Nama Peneliti Corporate Governance and Firm Performance. Brown dan Cayler. (2004)
Variabel Gov-score, G-index, Kinerja Operasi, Nilai Perusahaan, dan Shareholder Payout
Metode Hasil Penelitian Penelitian Analisis korelasi Penerapan Pearson dan corporate Spearman governance memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan, nilai perusahaan, dan dividend yield serta return saham.
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
2
Does Weak G-index, Governance Return Saham Cause Weak Stocks Return. Core, John E., et al. (2005)
Analisis Regresi
3.
Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap Volume perdagangan dan Return Saham. Junaedi, (2005) CSR dan Kinerja Perusahaan. Titisari, dkk., (2010)
Tingkat Pengungkapan pada laporan tahunan perusahan, Likuiditas Saham, dan Return Saham
Analisis Regresi Linear dan Logistik
Tingkat pengungkapan CSR dan Return saham
Analisis Korelasi
4.
Lemahnya penerapan corporate governance tidak berpengaruh terhadap return saham, Tingkat pengungkapan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan investor untuk berinvestasi (likuiditas dan return saham) Tingkat pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap return saham
Sumber: Data diolah
Transparansi merupakan salah satu prinsip dari corporate governance sehingga banyak perusahaan yang meningkatkan transparansi untuk menujukkan bahwa mereka menerapkan corporate governance yang baik (Ali, 2006: 330). Pada beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang salah satunya dilihat dari return saham. Hal yang berbeda terjadi pada penelitian yang menguji langsung tingkat pengungkapan terhadap return saham yang menyatakan tidak ada pengaruh di antara variabel-variabel tersebut, dengan kata lain investor tidak menaruh Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
perhatian terhadap pengungkapan yang dilakukan perusahaan dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, menjadi menarik untuk meneliti kembali hubungan diantara dua variabel tersebut. Berbeda dengan penelitian terdahulu, pada penelitian ini penulis akan meneliti bagaimana pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) dalam perspektif keuangan terhadap return saham khususnya pada perusahan perbankan karena perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan sehingga sangat rentan terhadap risiko-risiko khususnya risiko keuangan. Selain itu penulis juga akan membandingkan hubungan diantara kedua variabel tersebut yang terjadi diantara Indonesia dan Malaysia. Penulis memilih Malaysia selain karena fenomena-fenomena yang dijelaskan sebelumnya, juga karena penulis ingin mengetahui apakah bank-bank Malaysia yang banyak membeli saham bank lokal tersebut memiliki strong governance yang terlihat dari transparansinya serta respon investor terhadapnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengungkapan Enterprise Risk Management dalam Perspektif Keuangan terhadap Return Saham pada Emiten di Indonesia dan Malaysia”
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham di Malaysia ?
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
3. Bagaimana perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif terhadap dengan return saham antara Indonesia dan Malaysia?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1
Maksud Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham antara perusahaan yang listing di Indonesia dan Malaysia
1.3.2
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham di Malaysia. 3. Mengetahui perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif keuangan terhadap return saham antara Indonesia dan Malaysia.
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
1.4 Kegunaan Penelitan 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pemahaman tentang pengungkapan pada laporan keuangan dan laporan tahunan khususnya yang terkait dengan implementasi Manajemen Risiko Perusahaan dan pengaruhnya terhadap return saham.
2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan seperti: 1.
Bagi perusahaan non-finansial, dapat dijadikan acuan untuk menentukan
kebijakan
terkait
pengungkapan
Enterprise
Risk
Management pada laporan tahunannya. 2.
Bagi investor, memberikan pertimbangan baru dalam aspek-aspek penilaian risiko suatu perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
3.
Bagi peneliti, dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan Manajemen Risiko Perusahaan dan pengungkapannya dalam laporan tahunan suatu perusahaan dan hubungannya dengan return saham.
4.
Bagi masyarakat, dapat memahami mengenai risiko bisnis yang dihadapi suatu perusahaan dan cara perusahaan untuk menanganinya dengan menerapkan Manajemen Risiko Perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunannya.
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu