1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi, sosial dan kemampuan dalam mengelola lingkungan serta sumber daya yang dihasilkan dari sebuah kawasan (Lowe,2001). Tipe ekosistem pada proses perancangan ekologi industri terdiri dari tiga tipe yakni tipe pertama linear material flow (unlimited resources to unlimited waste), tipe kedua jenis quasi-cyclic material flows (energy and limited resources to limited waste), tipe ketiga jenis cyclic materials flows (energy to energy) (Ayres dan Ayres,2002). Keuntungan dan tujuan EIP menurut US EPA adalah meningkatkan kinerja ekonomi dan meminimasi dampak lingkungan yang terjadi dengan melakukan produksi bersih, pencegahan pencemaran, efisiensi energi, green design bangunan dan infrastruktur yang dapat mencapai sebuah kawasan hijau dan ramah lingkungan serta mewujudkan green city. Konsep ekologi industri di Indonesia menurut Swantomo, dkk (2007) dapat mengembangkan sistem pertukaran limbah yang dapat bermanfaat bagi industri tersebut. Indonesia sebagai negara agraris dapat mengembangkan ekologi industri berbasis agroindustri. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu penurunan jumlah konsumsi energi fosil, sumber daya alam, dan mengurangi
2
dampak lingkungan. Biaya produksi juga dapat dikurangi atau melakukan penghematan. Kawasan Pesantren Madinatul Qur’an merupakan bagian dari pertumbuhan pembangunan di wilayah Bogor, tepatnya berlokasi di kecamatan Jonggol. Kawasan ini berdiri pada lahan sebesar 160 Ha yang memiliki perbukitan dan gunung kapur. Kawasan ini terintegrasi dengan pemukiman penduduk dan strategis dengan pengembangan wilayah Bogor Timur pada tahun 2017. Lokasi ini sebuah kawasan yang strategis dan sinergi dengan pembangunan pemerintah Kabupaten Bogor. Lokasi ini berdekatan dengan jalur transportasi Bekasi, Jakarta, Bandung. Kawasan ini diprediksi mampu berkembang dengan didukung wilayah-wilayah yang berada disekitarnya. Kawasan yang strategis diperlukan sebuah pengelolaan yang direncanakan dari awal pembangunan sehingga mampu mengendalikan pertumbuhan yang mendukung nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Menurut Bappeda Bogor (2015) Pengembangan kawasan untuk mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Pencapaian yang diharapkan sebuah kawasan yang berkelanjutan pemerintah Bogor adalah mencanangkan konsep green city. Kemandirian
Madinatul
Qur’an
sebagai
nilai
utama
dalam
mengembangkan kawasannya. Beberapa kawasan yang dikembangkan oleh MQ Jonggol adalah pemetaan beberapa zona. Zona tersebut meliputi parameter aktivitas budaya, religi, kegiatan ekonomi, sosial. Parameter tersebut merupakan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin meningkat seiring
3
dengan jumlah pertumbuhan penduduk, pola pikir, ilmu, pengetahuan dan kemampuannya. Kebutuhan manusia tidak dapat dibatasi namun dapat dilakukan pengendalian atau kontrol melalui sebuah perencanaan. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan material dan non material, meskipun demikian dalam memenuhi kebutuhan non material membutuhkan kebutuhan material demikian juga sebaliknya. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut merupakan sebuah peluang dalam memunculkan kegiatan bisnis dan industri. Lokasi pesantren didesain sesuai dengan nilai-nilai tata kota yang dapat memenuhi kebutuhan religi (ibadah), kegiatan ekonomi, budaya, pendidikan, entertain, pusat kesehatan, agroindustri, konservasi lingkungan. Pembagian kawasan ini meliputi zona madinah, makah, sunda dengan konsep zero waste (Kusumawanto dan Astuti,2014). Masterplan kota santri pondok pesantren modern ini sebagai berikut.
Gambar 1.1 Area Madinatul Qur’an Jonggol (Sumber: Kusumawanto, A.2013)
4
Zona Madinah
Zona Sunda
Zona Makah
Gambar 1.2 Peta existing Madinatul Qur’an Jonggol (Sumber: Kusumawanto, A. 2013)
Aktivitas bisnis dan industri memberikan dampak terhadap lingkungan dan sosial. Dampak tersebut diperlukan sebuah pengelolaan sehingga sebuah kawasan dapat tumbuh atau sustainble development. Kawasan industri pada sebuah pengembangan daerah telah diatur dalam keputusan Presiden No. 41 Tahun 1996 (Widodo,2008) dimana kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang di lengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan Industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Beberapa konsep tersebut merupakan parameter-parameter yang mendasari perencanaan dan desain Eco Industrial Park (EIP) di kawasan pondok pesantren mandiri sebagai kota santri. Kota santri sebagai kawasan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai peradaban yang mencakup
5
seluruh kebutuhan manusia. Tentunya kemandirian sebuah kawasan terlihat dari aktivitas ekonomi tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan industri harus dikelola dan dirancang sesuai dengan aspek sosial ekonomi dan lingkungan sehingga memberikan dampak Sustain, Profit, Growth (SPG). Pencapaian tersebut membutuhkan kehandalan sebuah sistem pengelolaan EIP dalam memastikan aliran bahan baku MFA (Material Flow Analysis) dan memberikan dampak lingkungan yang berkelanjutan dengan prinsip zero waste melalui LCA (Life Cycle Assesment) sebuah aliran material dalam menunjang kegiatan produksi. Kawasan EIP (Eco Industrial Park) pada lokasi MQ (Madinatul Qur’an) dirancang sesuai dengan kebutuhan penduduk di wilayah tersebut meliputi konveksi, produksi obat herbal, pengolahan pangan, industri kerajinan, energi biomassa, agroindustri, peternakan, perkebunan. Kajian proses produksi dari masing-masing kegiatan industri dengan mengetahui aliran material bahan baku antar industri. Implementasi EIP pada kawasan ini dapat dinilai dari nilai efektif, efisien bahan baku, analisa biaya (ekonomi), lingkungan, sosial, politik, dan teknologi yang diterapkan. EIP menjadi sebuah sistem pengembangan kawasan industri yang dapat memberikan dampak pada perbaikan mutu industri dan pertumbuhan sebuah wilayah atau daerah. Proses pengembangan kawasan Madinatul Qur’an Jonggol mulai dibangun mulai tahun 2013 dengan misi kota wisata santri mandiri yang unggul dengan membangun kota islami modern terbagi menjadi 3 zona tersebut yang dilengkapi kompleks pendidikan, muamalah, konservasi alam dan mandiri
6
pangan serta energi. Misi tersebut memberikan sebuah harapan atau output kemandirian kawasan pondok pesantren mandiri dalam mencukupi kebutuhan ekonomi, sosial, agama dan menjaga kelestarian lingkungan serta mewujudkan sustainable development livelihold. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah disusun tersebut menjadikan sebuah skema dalam penyusunan perumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Perancangan jenis industri sesuai dengan potensi dan studi kelayakan dari kebutuhan masyarakat kawasan pondok pesantren Madinatul Qur’an Jonggol Bogor dalam Quality Of Life dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, teknologi, politik dan penghematan sumber energi. 2. Perancangan kawasan Eco Industrial Park (EIP) pada pondok pesantren Madinatul Qur’an Jonggol melalui perspektif parameter aliran material bahan baku (material flow analysis), life cycle assessment (LCA) dan keberlanjutan proses produksi dalam mencapai industri ramah lingkungan (zero waste) yang bertujuan mencapai kawasan kota santri ramah lingkungan (green city). 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan pada penyusunan latar belakang dan rumusan masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kelayakan perancangan jenis industri yang memberikan kontribusi dalam pencapaian Quality Of Life (QoL) yang dianalisa secara aspek
7
ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat di sekitar kawasan MQ Jonggol Bogor. 2. Perancangan EIP (Eco Industrial Park) menggunakan analisa aliran material bahan baku (Material Flow Analysis) dan Life Cycle Assesment dalam industri mewujudkan green city. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemodelan kawasan EIP yang islami melalui pendekatan jenis industri yang diijinkan sesuai aturan di Madinatul Qur’an dan dapat mengelola pertumbuhan wilayah melalui perencanaan serta penataan zona industri yang memberikan keuntungan secara lingkungan, sosial dan ekonomi dalam mencapai kualitas hidup (Quality of Life). 2. Analisa kajian model potensi kawasan industri pada sebuah wilayah pondok pesantren yang terpadu dengan kawasan penduduk (pemukiman) dan dapat memberikan dampak secara ekonomi, lingkungan dan sosial bagi wilayah Madinatul Qur’an dalam mewujudkan green city. 1.5 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan wilayah melalui pengelolaan kegiatan industri yang sesuai dengan konsep Eco industrial park dengan memaksimalkan potensi kearifan lokal sebagai sumber bahan baku pendukung kegiatan industri bagi kemandirian kawasan atau wilayah.
8
2. Merencanakan
pertumbuhan
dan
pengembangan
kawasan
dengan
memberikan keuntungan ekonomi, sosial dan lingkungan melalui EIP dalam mencapai kawasan green city.