BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Tuntutan pelanggan akan produk yang berkualitas tinggi menyebabkan
perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik. Produk dengan kualitas yang baik memerlukan bahan baku dengan kualitas yang baik pula. Oleh karena itu, proses pemilihan bahan baku merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, pasti bekerjasama dengan pemasok guna menjamin ketersediaan bahan baku. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan pemasok sebagai akibat adanya beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting, karena pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour dan O’Brien dalam Alyanak dan Armaneri, 2009). PT Latexindo Toba Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sarung tangan berbahan baku karet (lateks). Pemilihan supplier bahan baku dilakukan oleh departemen purchasing selama ini berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan bagian pembelian terhadap beberapa supplier dengan kriteria harga dan kualitas. Supplier yang terpilih kemudian akan
diberikan kontrak untuk memasok bahan baku ke perusahaan. Saat ini, perusahaan memiliki 5 rekanan supplier untuk pemasokan bahan baku dengan menggunakan sistem kontrak. Setiap supplier memiliki tingkat pemenuhan tuntutan perusahaan yang berbeda-beda sehingga perusahaan berencana untuk mengevaluasi supplier saat ini yang menjadi rekanan perusahaan dan menambahkan beberapa kriteria untuk pemilihan supplier berikutnya. Beberapa hal yang akan dievaluasi untuk supplier adalah ketepatan datangnya bahan baku, kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan SIR (Standard Indonesian Rubber) dan harga bahan baku yang berbeda-beda. Ketepatan pengiriman bahan baku merupakan salah satu proses yang penting dalam kelancaran proses produksi. Kecepatan pengiriman bahan baku dapat menimbulkan biaya untuk penyimpanan bahan baku yang ditanggung oleh supplier. Keterlambatan pengiriman bahan baku akan mengakibatkan denda untuk setiap supplier namun keadaan aktualnya masih terdapat beberapa supplier yang terlambat mengirimkan bahan baku. Setiap supplier mengirimkan bahan baku dengan frekuensi 3 kali pengiriman dalam sebulan dan jarak waktu antara pengiriman awal dan pengiriman akhir adalah 10 hari. Pada tabel 1.1. akan diberikan informasi mengenai keterlambatan pengiriman bahan baku dari setiap supplier selama periode Oktober-Desember 2014.
Tabel 1.1. Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Setiap Supplier Periode Oktober-Desember 2014
Supplier
Supplier 1
Supplier 2
Supplier 3
Supplier 4
Supplier 5
Jumlah Pemesanan 140 ton (pemasok/bulan) Waktu Pengiriman Pengiriman Antar Keterangan Awal Akhir Pengiriman 1 Okt 2014 10 Okt 2014 10 hari 1 Nov 2014 11 Nov 2014 11 hari Terlambat 1 hari 1 Des 2014 10 Des 2014 10 hari 10 Okt 2014 21 Okt 2014 11 hari Terlambat 1 hari 10 Nov 2014 20 Nov 2014 10 hari 10 Des 2014 20 Des 2014 10 hari 20 Okt 2014 1 Nov 2014 11 hari Terlambat 1 hari 20 Nov 2014 30 Nov 2014 10 hari 20 Des 2014 30 Des 2014 10 hari 5 Okt 2014 17 Okt 2014 12 hari Terlambat 2 hari 5 Nov 2014 15 Nov 2014 10 hari 5 Des 2014 16 Des 2014 11 hari Terlambat 1 hari 15 Okt 2014 25 Okt 2014 10 hari 15 Nov 2014 27 Nov 2014 12 hari Terlambat 2 hari 15 Des 2014 25 Des 2014 10 hari -
Sumber: PT Latexindo Toba Perkasa
Kualitas dari bahan baku setiap supplier harus sesuai dengan SIR apabila terdapat bahan baku yang tidak sesuai standard tersebut makan akan menurunkan kualitas dari sarung tangan. Kualitas bahan baku dapat diketahui dari beberapa parameter seperti total solid content (TSC), dry rubber content (DRC), kadar ammonia, mechanical stability time (MST) dan pH. Apabila terdapat bahan baku yang tidak sesuai ketentuan parameter diatas dengan jumlah yang besar (diatas 25 ton) maka perusahaan akan mengembalikan bahan baku ke supplier. Selama ini jika terjadi ketidak sesuaian kualitas bahan baku dengan jumlah yang sedikit
(maksimal 5 ton) perusahaan akan mengurangi harga bahan baku tersebut namun harus menambahkan zat kimia tertentu agar mutu bahan baku tetap terjaga. Biaya merupakan hal yang paling utama dipertimbangkan oleh perusahaan. Setiap supplier memiliki harga bahan baku yang bervariatif. Pada tabel 1.2 akan diberikan informasi mengenai setiap supplier pada periode Oktober-Desember 2014. Tabel 1.2. Biaya Pemesanan Bahan Baku Setiap Supplier Periode OktoberDesember 2014 Biaya Bahan Baku (/kg)
Supplier 1 Rp 6575
Supplier 2 Rp 6775
Supplier 3 Rp 6675
Supplier 4 Rp 7100
Supplier 5 Rp 6950
Sumber: PT Latexindo Toba Perkasa
Ketiga fenomena supplier
yang dijelaskan
diatas
yaitu tentang
keterlambatan pengiriman bahan baku, kualitas bahan baku, dan biaya pemesanan bahan baku merupakan keadaan aktual perusahaan saat ini terhadap pemilihan supplier. Oleh karena itu perusahaan berencana untuk mengevaluasi supplier yang sedang menjadi rekanan perusahaan dan menambahkan beberapa kriteria untuk pemilihan supplier berikutnya sebagai rekanan perusahaan. Selain itu untuk pendistribusian jumlah pesanan yang optimum ke setiap supplier akan dilakukan alokasi pemesanan bahan baku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan supplier terbaik bagi perusahaan saat ini dan pertimbangan pemilihan supplier untuk selanjutnya. Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pemilihan supplier dan penentuan alokasi pemesanan bahan baku. Penelitian
tentang pemilihan supplier dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan alokasi pemesanan bahan baku dengan menggunakan metode Multi Objective Linear Programming (Ambardi, 2010). Dalam penelitiannya, evaluasi terhadap pemasok dilakukan berdasarkan beberapa kriteria seperti kualitas, ketepatan waktu pengiriman, harga, dan pelayanan. AHP digunakan sebagai kerangka umum formulasi sistem evaluasi yang seimbang dengan kriteria berbeda. Sistem evaluasi ini dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi pemasok dan menggambarkan pemasok yang layak dengan sederhana dan struktur yang mudah. Pada penelitian ini, proses pemilihan supplier dilakukan dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process yang bertujuan untuk memberikan bobot pada kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan kriteria pemilihan Dickson, TOPSIS digunakan untuk memberikan rangking kepada setiap supplier, dan metode Multi Objective Linear Programming bertujuan untuk mengetahui jumlah kuantitas pemesanan bahan baku kepada setiap supplier. Integrasi dari ketiga metode ini adalah untuk mengetahui supplier yang layak dipilih dari perusahaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dilihat dari nilai rangking supplier dan jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang akan dipesan.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan PT Latexindo Toba Perkasa adalah setiap supplier memiliki kemampuan pemenuhan kriteria yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan evaluasi
terhadap supplier
menggunakan
kriteria-kriteria tertentu
untuk
menetapkan standard terhadap pemilihan supplier. Selain itu perusahaan menginginkan jumlah pemesanan bahan baku yang optimum terhadap setiap supplier yang menjadi rekanan perusahaan saat ini. Untuk itu, perusahaan perlu menetapkan kriteria pemilihan supplier dan menentukan jumlah pemesanan bahan baku terhadap setiap supplier.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui supplier yang terbaik
untuk dipilih perusahaan dengan tujuan khusus penelitian sebagai berikut. 1.
Mengidentifikasi kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan supplier
2.
Menentukan urutan prioritas supplier sesuai dengan kriteria terpilih
3.
Menentukan jumlah pemesanan bahan baku dari setiap supplier
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai sarana untuk
menambah pengalaman dan keterampilan dalam memahami kondisi PT Latexindo Toba Perkasa dan mampu memecahkan masalah pemilihan supplier dan alokasi jumlah pemesanan bahan baku dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Manfaat lain dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal pemilihan supplier dan alokasi pemesanan bahan baku
2.
Manfaat bagi perusahaan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan untuk memilih supplier dan alokasi pemesanan bahan baku untuk setiap supplier serta sebagai alat evaluasi untuk supplier selanjutnya.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.
1.5.
Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.
Bahan baku yang diteliti dalam penelitian ini adalah lateks
2.
Supplier yang diteliti dalam penelitian ini adalah lima supplier sesuai dengan kondisi aktual di perusahaan.
3.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier berdasarkan teori Dickson.
4.
Data yang digunakan adalah data pemasok pada periode Juli-Desember tahun 2014.
5.
Penelitian dibatasi hanya pada penentuan supplier dengan menggunakan metode fuzzy-AHP dan TOPSIS.
6.
Responden kuesioner AHP ditentukan berdasarkan bidang di dalam perusahaan yang mempunyai pengalaman terhadap pemilihan supplier.
7.
Jumlah pemesanan bahan baku hanya menggunakan metode MOLP. Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan supplier selama penelitian.
2.
Harga bahan baku diasumsikan konstan
3.
Kerjasama dengan pemasok telah terjalin dalam waktu yang cukup lama.
4.
Setiap responden tidak mengalami tekanan pada saat pengisian kuesioner.
5.
Tidak ada pemasok yang diistimewakan oleh perusahaan.
1.6.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana. Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT Latexindo Toba Perkasa, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi
perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi produk sumpit, serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai supply chain, fuzzy, AHP, Technique For Other Preference by Similiraty to Ideal Solution (TOPSIS) dan Multi Objective Linear Programming (MOLP). Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir identifikasi variabel penelitian, pengumpulan data sekunder, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data berupa data-data yang mendukung penelitian dan hasil kuesioner yang diolah sesuai dengan fuzzy-AHP dan TOPSIS. Kemudian dilakukan penentuan jumlah alokasi pemesanan bahan baku dari supplier terpilih dengan menggunakan metode MOLP dan analisis sensitivitas terhadap beberapa parameter. Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pemilhan supplier serta analisis mengenai alokasi jumlah pemesanan bahan baku dan analisis sensitifitas terhadap beberapa parameter. Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.