BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan bisnis semakin ketat dan mendorong perusahaan untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya daripada yang diberikan pesaing. Mutu atau kualitas pada saat ini banyak digunakan sebagai stategi dalam memenangkan persaingan. Produk dan mutu yang lebih tinggi dan harga relatif sama dengan pesaing dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk memperluas pangsa pasarnya. Untuk itu, dalam memenuhi keinginan dan harapan pelanggan serta memenangkan persaingan bisnis, perusahaan perlu membangun sistem manajemen mutu. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memastikan bahwa proses-proses yang berjalan di dalam perusahaan dapat menjamin dihasilkan dan diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Adanya perbedaan standar untuk hal-hal yang sama dalam negara atau tempat yang berbeda dapat mengakibatkan rintangan dalam menjalin hubungan pada masing-masing pihak. Salah satunya adalah perbedaan standar manajemen mutu, apabila standar tersebut berbeda disetiap negara atau tempat, maka persepsi terhadap mutu tersebut akan berbeda dan mengakibatkan kesulitan dalam memperluas pangsa pasar dari satu negara ke negara yang lain. Oleh karena itu diperlukan standar yang diakui oleh semua pihak untuk berbagai hal, termasuk standar manajemen mutu. Dengan demikian, penentuan standar internasioanal adalah cara terbaik pada era globalisasi ini. ISO (the international Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang didirikan untuk
1
2
meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan barang dan jasa, ISO berperan sebagai koordinator standar kerja internasioanl, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi permakaian standar internasional. Dalam kaitannya dengan sistem manajemen mutu, ISO yang digunakan adalah ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 mementapkan berbagai persyaratan untuk sistem manajemen mutu yang dapat digunakan untuk penggunaan internal organisasi, sertifikasi atau rujukan kontrak. Hal tersebut difokuskan untuk mengefektifkan sistem manajemen mutu dalam menuhi persyaratan pelanggan. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan. ISO 9001:2008 memberikan dampak positif bagi dunia usaha dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dampak postif tersebut diantaranya adalah perusahaan lebih berorientasi pada pelanggan, pengembangan SDM lebih diperhatikan, mendorong peningkatan berkelanjutan (continues improvement), kontribusi terhadap efektivitas dan efisiensi lebih besar dan menambah kegiatan perbaikan sistem. Perusahaan atau orgaisasi harus mampu menerapkan ISO 9001:2008 tersebut dengan patuh dan sesuai dengan standar. Apabila organisasi tersebut patuh dalam menerapkan ISO 9001:2008, maka tidak hanya sertifikat ISO yang terjamin, tetapi juga tujuan organisai untuk menghasilkan produk yang bermutu dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Untuk memastikan apakan sistem manajemen mutu telah berjalan efektif dan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai
3
standar mutu yang telah ditetapkan, secara periodik perlu dilakukan audit internal dan eksternal terhadap sistem manajemen mutu yang diterapkan perusahaan. Audit sistem manajemen mutu dirancang untuk menilai aktivitas, praktik atau kebijakan perusahaan apakah perusahaan memiliki kemampuan utnuk memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dalam operasinya. Di dalam suatu perusahaan, audit tersebut dapat dilakukan oleh audit internal. Audit internal saat ini telah mengalami suatu modernisasi, artinya fungsi auditor internal tidak hanya terbatas pada pemeriksaan laporan keuangan saja, melainkan juga pada pengendalian efisiensi dan efektivitas operasi, menilai tingkat kepatuhan (Compliance) terhadap persyarat tertentu, hingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan sebagai fungsi yang independen, audit internal mambantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (Risk management) melalui pengendalian (Control) dan proses tata kelola yang baik (governance process). Selain itu, audit internal pun melakukan pemeriksaan yang sistematis untuk menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum, peraturan, kebijakan, rencana dan prosedur yang berlaku. Hal ini ada hubungannya dengan mengukur kepatuhah sistem manajemem mutu, bahwa dewan direksi harus mempertimbangkan masukan dari auditor internal dalam mengelola manajemen mutu dan mengukur tingkat kepatuhan serta efektifitas sistem manajemen mutu. Kegiatan audit untuk organisasi yang akan maupun yang telah menerapkan suatu sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008 harus sudah dimulai sejak awal. Untuk membangun sistem manajemen mutu, kegiatan pertama yang
4
perlu dilakukan oleh perusahaan adalah membuat dokumen sistem mutu. Pada umumnya dokumen sistem mutu terdiri atas pedoman mutu, prosedur operasi, instruksi kerja dan formulir standar, untuk menentukan apakan dokumen sistem mutu telah sesuai dengan persyaratan, maka harus dilakukan audit kecukupan. Sedangkan untuk menentukan apakah implementasi sistem mutu tersebut efektif dan sesuai, maka harus dilaksanakan audit kesesuaian (Complience audit). Dengan demikian audit merupakan kegiatan yang sangan penting dalam pelaksanaan perbaikan berkelanjutan, salah satunya dalam memulai tingkat kepatuhan sistem manajemen mutu. Salah satu kelemahan yang menyebabkan organisasi kurang berhasil dalam menggali dan mengoptimalkan manfaat dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terletak pada fungsi audit internal.
Hal ini terjadi karena auditor
internal yang seharusnya bisa menjadi katalisator untuk mempercepat perubahan dalam memberdayakan sistem mutu organisasi, ternyata kualifikasi dan kompetensinya sangat lemah, sehingga sering kali hanya dipandang sebelah mata oleh auditee. Kepercayaan dan keandalan dalam proses audit bergantung pada kompetensi personal yang melaksanakan audit. Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, kemampuan atau keterampilan dan sikap kerja serta kepribadian seseorang yang mampu dibuktikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, penunjukan seorang auditor internal oleh organisasi harus melalui suatu pertimbangan matang dan harus dilakukan secara selektif dan benar-benar berlandaskan pada kompetensi, hal ini diperlukan agar kegiatan audit tidak menimbulkan ekses dan konflik dengan auditee yang dapat berakibat pemeriksaan sistem manajemen mutu tidak efektif dan tidak sesuai
5
dengan standar ISO yang berlaku. Dengan demikian dalam hubungannya dengan mengukur tingkat kepatuhan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maka kontribusi auditor internal adalah dengan mempersiapkan dan melaksanakan audit oleh tim auditor internal yang kompetensinya baik. Fenomena yang banyak dijumpai mengenai audit internal sistem manajemen mutu adalah bahwa audit sering kali dianggap hanya sebagai formalitas. Apakah audit tersebut efektif atau tidak, tidak terlalu diperhatikan. Padahal audit adalah pekerjaan yang penting karena mengandung potensi manfaat sangat besar dalam pencapaian efektivitas sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008. Hal ini dapat terlihat dari kompensi auditor internal yang kurang diperhatikan, keberadaan mereka hanyalah menjadi pelengkap, sehingga para auditor terkesan tidak termotivasi untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Pada umumnya kinerja auditor seperti ini dapat dilihat dari temuannya yang kurang berbobot dan cara kerjanya yang kurang mendapat respon dari auditee. Itulah sebabnya audit intenal tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kompetensi yang cukup. Selain itu, fenomena yang banyak dijumpai dalam sistem manajemen mutu adalah bahwa penerapan ISO 9001:2008 hanya sekedar untuk mendapatkan selembar sertifikat dan untuk memenuhi persyaratan pelanggan. Indikasi ini dapat dilihat dari pengembangan sistem yang hanya diserahkan kepada tim, bahkan termasuk penyusunan kebijakan mutu, manajemen puncak tugasnya hanya tanda tangan untuk kemudian mendapatkan sertifikat. Dalam tahap pengembangan sistem ini, tim ISO mendokumentasikan semua kegiatan organisasinya dengan tidak terstruktur dan tidak terjadwal, sehingga dalam penerapannya lebih banyak
6
dirasakan beban administrasi daripada maknanya sampai menjelang persiapan audit, semua karyawan disibukkan dengan hal-hal yang bersifat administratif tanpa memperhatikan pengelolaan dan penerapan dari ISO itu sendiri. Keadaan yang seharusnya dari fenomena umum diatas adalah bahwa data dan informasi yang diperoleh melaui audit internal dapat digunakan sebagai masukan penting untuk melakukan tidakan koreksi dan tindakan pencegahan secara lebih spesifik sebagai upaya untuk menyempurnakan prosedur, instruksi kerja dan dokumen dalam sistem manajemen mutu secara berkesinambungan yang berada dibawah tanggung jawab masing-masing domain unit operasional. Untuk menjawab fenomena diatas, peneliti melakukan penelitian di PT Prysmian Cables Indonesian (PCI). PT PCI adalah perusahaan manufaktur yang menghasilkan kabel untuk power dan fiber yang mempunyai pangsa pasar dalam dan luar negeri. Untuk memiliki daya saing yang kuat diperlukan mutu produk yang berkualitas dan mampu bersaing. Dalam upaya tersebut PT prysmian telah mendapatkan sertifikasi ISO yang telah diperoleh pada tanggal 11 September 1997 dan terakhir diaudit pada tanggal 27 Oktober 2009. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Quality dan bagian Internal audit , fenomena yang terjadi di PT PCI terkait permasalah ISO 9001:2008 adalah masih banyaknya sample produk yang belum memenuhi standar (reject), selain itu masih berulangnya temuan-temuan yang terbit pada saat pelaksanaan audit oleh badan sertifikasi Llyod’s, serta harga jual produk yang masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam bersaing. Hal ini menunjukkan keadaan yang ironis karena PT PCI memiliki auditi internal yang salah satu
7
tugasnya salah mengaudit sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di setiap unit, sehingga permasalah-permasalahan tersebut tidak seharusnya terjadi, salah satu indikasi penyebab permasalahan ISO tersebut, peneliti kaitkan dengan kompetensi auditor internal, sesuai dengan fenomena umum yang telah disampaikan, bahwa kompetensi auditor internal akan mempengaruhi pelaksanaan ISO 9001:2008 dimana auditor internal yang kompeten akan mempengaruhi kepatuhan sistem manejemen mutu ISO menjadi lebih efektif. Dari fenomena diatas penulisi tertarik untuk mengangkat hal tersebut menjadi topik penelitian karena terdapat fenomena dalam permasalahan audit internal dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada PT PCI. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui pengaruh atas kompetensi auditor internal dengan kepatuhan sistem manjemen mutu. Bertitik tolak dari fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KEPATUHAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 (Penelitian Pada PT Prysmian Cables Indonesia) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dilakukan perumusan masalah yaitu: bagaimana kompetensi auditor internal dalam penilaian terhadap kepatuhan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kompetensi auditor internal terhadap kepatuhan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
8
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat dugunakan oleh: 1. Bagi Peneliti Untuk memperluas wawasan berfikir secara ilmiah dan mengetahui penerapan pelaksanaannya suatu teori serta manfaatnya terhadap dunia usaha tentang kompetensi auditor internal terhadap kepatuhan manajemen mutu ISO 9001:2008 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang berguna sebagai dasar pemikiran untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. 3. Bagi Almameter Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi civitas Universitas Mercu Buana khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan referensi untuk dijadikan dasar penelitian berikutnya yang lebih baik mengenai bidang internal audit dan akuntansi makahnajemen.