BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis semakin berkembang seiring pesatnya teknologi dan informasi. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan pada umumnya memiliki tiga tujuan, yakni mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan (going concern), keuntungan jangka panjang (profit) serta untuk memperluas usaha (ekspansion). Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki kinerja yang baik dan pendanaan yang memadai. Kinerja perusahaan tercermin dalam laporan keuangan. Dalam PSAK Nomor 1, laporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi pengguna laporan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi. Selain itu juga menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2007). Laporan keuangan tersebut digunakan pihak manajemen sebagai dasar untuk membuat keputusan-keputusan manajerial. Bagi investor, laporan keuangan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apakah mereka harus menginvestasikan modalnya ataukah tidak. Investor pada umumnya lebih menyukai perusahaan dengan laba yang stabil. Laba bersih perusahaan seringkali dijadikan ukuran kinerja sebuah perusahaan. Laba bersih yang tercantum dalam laporan keuangan harusnya memberikan informasi yang sebenar-benarnya tentang
1
2
kondisi dalam perusahaan. Namun dalam praktiknya laporan keuangan masih menimbulkan asimetri informasi karena besarnya laba perusahaan bergantung pada kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manager. Inilah penyebab berbagai skandal akuntansi yang menjadi isu etika di dunia akuntansi. Gideon (2005) dalam Wisnumurti (2010) memberikan contoh kasus skandal akuntansi yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus PT. Lippo Tbk. dan PT Kimia Farma. Kasus ini bermula dari adanya praktik manipulasi pelaporan keuangan (financial reporting). Penyebab terjadinya skandal akuntansi tersebut adalah lemahnya sistem Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia. Proses memperindah laporan keuangan seperti kasus di atas dalam dunia akuntansi dikenal dengan istilah manajemen laba. Munculnya fenomena manajemen laba menimbulkan perbedaan persepsi etis. Menurut Inggarwati dan Kaudin (2010) sisi negatif dari manajemen laba dapat menimbulkan persepsi yang tidak etis yaitu informasi yang diberikan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya perusahaan dan mengaburkan nilai perusahaan. Namun ada pula sisi positifnya yaitu dapat memanfaatkan ketentuan dalam pelaporan keuangan yang fleksibel. Perbedaan persepsi etis mengenai praktik manajemen laba menyiratkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap isu etika. Sehingga, banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tentang manajemen laba. Penelitan sebelumnya menyatakan bahwa persepsi etis dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (Normadewi, 2012), Idealisme (Dzakirin, 2013), Relativisme
3
(Fitria, 2015), Pengalaman Akuntan (Malia, 2010), Profesi (Inggarwati, 2010), Jenis Kelamin (Charismawati, 2011). Menurut Normadewi (2012) persepsi etis mahasiswa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya memiliki persepsi yang lebih etis. Dzakirin (2013) menemukan bahwa orientasi etika idealisme memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi etis. Artinya bahwa seseorang yang memiliki tingkat idealisme yang tinggi cenderung menilai negatif tindakan manajemen laba. Sedangkan menurut Fitria (2015) persepsi etis dipengaruhi oleh tingkat relativisme. Dalam penelitiannya, mahasiswa dengan tingkat relativisme yang tinggi cenderung lebih toleran dalam menilai kasus etika. Menurut Inggarwati (2010) bahwa persepsi etis juga ditentukan oleh profesi. Dalam penelitiannya, hasilnya adalah akademisi cenderung memandang praktik manajemen laba lebih etis dibandingkan dengan praktisi. Sedangkan mahasiswa memandang manajemen laba lebih etis dibandingkan dengan akademisi. Malia (2010) menemukan bahwa pengalaman akuntan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi etis tentang manajemen laba. Akuntan dengan pengalaman yang tinggi menilai manajemen laba adalah tindakan yang tidak etis. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti tersebut diatas, maka peneliti tertaik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan mengkombinasikan variabel yang pernah diteliti sebelumnya. Peneliti ingin menguji persepsi etis mahasiswa akuntansi berdasarkan orientasi etika dan tingkat pendidikan. Orientasi etika sendiri dikendalikan oleh dua hal, yaitu tingkat idealisme dan tingkat relativisme. Sehingga dalam penelitian ini persepsi etis mahasiswa akuntansi akan diuji
4
dengan tingkat idealisme, tingkat relativisme dan tingkat pendidikan. Penting bagi mahasiswa akuntansi untuk memahami dan memiliki sensitivitas terhadap isu etika dan tanggung jawab sosial terutama jika berkaitan dengan kejahatan moral (moral hazard) yang dilakukan oleh akuntan. Dengan demikian, judul dalam penelitian ini adalah “PERSEPSI ETIS TENTANG MANAJEMEN LABA : PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN TINGKAT PENDIDIKAN” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah tingkat idealisme, tingkat relativisme dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba. Apabila dirumuskan dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut: 1.
Apakah tingkat idealisme berpengaruh negatif terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba?
2.
Apakah tingkat relativisme berpengaruh positif terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba?
3.
Apakah tingkat idealisme dan tingkat relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap persepsi mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba?
4.
Apakah ada perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba berdasarkan tingkat pendidikan?
1.3 Tujuan Penelitian Praktik manajemen laba adalah tindakan untuk memanipulasi informasi keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu :
5
1. Untuk menguji apakah tingkat idealisme berpengaruh negatif terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba. 2. Untuk menguji apakah tingkat relativisme berpengaruh positif terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba. 3. Untuk menguji apakah tingkat idealisme dan relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa tentang manajemen laba. 4. Untuk menguji apakah ada perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi terhadap manajemen laba berdasarkan tingkat pendidikan. 1.4 Manfaat Penelitian a.
Perkembangan Dunia Akuntansi Penelitian ini diharapkan akan mengingatkan pentingnya muatan etika dalam kurikulum akuntansi di perguruan tinggi dan penanaman etika moral terhadap mahasiswa. Sehingga nantinya di dunia bisnis mereka menjadi praktisi akuntan yang beretika.
b. Mahasiswa Akuntansi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman etika pada kasuskasus bisnis yang menyebabkan dilema etis. Harapannya informasi tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menilai sebuah isu dipandang dari segi etika bisnis. Selain itu juga sebagai bekal dalam memutuskan etis atau tidaknya melakukan praktik manajemen laba. c.
Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam disiplin ilmu akuntansi serta sebagai rujukan untuk peneliti selanjutnya.
6
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang dari pemilihan judul penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II berisi telaah pustaka. Bab ini terdiri dari landasan teori yang menjadi landasan
dalam
mengembangkan
penelitian,
penelitian
terdahulu
yang
berhubungan dengan pengaruh tingkat pendidikan dan orientasi etika terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang manajemen laba, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab III berisi metode penelitian. Bab ini terdiri dari uraian tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV tentang analisis data dan interpretasi hasil. Bab ini terdiri dari uraian tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. Bab V tentang penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi dan saran.