BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi semakin berkembang pesat dalam
menunjang kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Salah satu kemajuan teknologi saat ini adalah teknologi telekomunikasi yang terus berevolusi dengan pesat yaitu telepon seluler. Teknologi telekomunikasi telepon seluler sebagai alat penunjang dalam kegiatan komunikasi bagi pengguna untuk dapat saling terhubung pengguna satu dengan pengguna lain. Evolusi teknologi telekomunikasi memberikan manfaat multifungsi dimana teknologi telekomunikasi dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam memperoleh informasi maupun hiburan dan mampu membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Telepon seluler saat ini seakan menjadi kebutuhan pokok yang tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari. Dari data BPS menyebutkan bahwa nilai impor ponsel dari sejumlah negara ke Indonesia pada Januari 2014 mencapai US$ 303,64 juta. Angka ini melonjak dibanding realisasi impor ponsel di akhir tahun lalu sebesar US$ 173,91 juta. Sedangkan di periode Januari 2013, ekspor ke Indonesia sebesar US$ 219,05 juta.(www.bisnis.liputan6.com) Telepon seluler menjadi kebutuhan yang tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari sehingga dengan kepopuleran telepon seluler yang terus melonjak naik menjadi peluang pasar bagi provider penyelenggara jasa telekomunikasi. Telepon seluler dalam pengoperasiannya dibutuhkan provider penyelenggara jasa telekomunikasi sebagai operator untuk dapat tersambung dengan jaringan yang 1
tersedia sebagai sarana telekomunikasi. Persaingan operator memberikan peluang terhadap konsumen untuk dapat memilih sesuai keinginan dan kebutuhan. Jasa telekomunikasi di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya operator-operator seluler yang bersaing dalam bisnis penyedia jasa telekomunikasi. Prospek pasar yang potensial dan kebutuhan konsumen yang tinggi akan informasi dan komunikasi, menjadikan bisnis jasa telekomunikasi memiliki daya tarik yang tinggi sehingga untuk dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan harus mampu memahami karakterisitik keinginan dan kebutuhan konsumen dalam memutuskan pembelian, hal tersebut dilakukan agar perusahaan mampu menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam mempengaruhi atau merangsang peningkatan penjualan produk kepada konsumen. Menurut Loden dan Biitta dalam simamora (2003:2), lebih menekankan perilaku konsumen sebagai pengambilan keputusan karena perilaku konsumen mempunyai peran besar dalam pengambilan keputusan konsumen. Kesimpulan dari pendapat ahli tersebut bahwa perilaku konsumen berperan dalam pengambilan keputusan konsumen sehingga perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen agar mampu menetapkan strategi pemasaran yang efektif. Proses dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menjadi hal penting yang harus dipahami bagi pemasar agar mampu menentukan strategi yang sesuai dalam meningkatkan rangsangan dan dorongan kepada konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah bauran pemasaran
2
yaitu harga, promosi, produk dan tempat untuk produk barang serta ada tambahan 3P untuk produk jasa yaitu orang, proses, dan bukti fisik. Promosi adalah salah satu strategi efektif untuk memasarkan produk kepada konsumen dan meningkatkan rangsangan dalam proses keputusan pembelian. Salah satu bauran promosi yang biasa digunakan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi adalah promosi penjualan dan iklan. Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono 2008:219). Promosi yang sesuai dengan bisnis yang bergerak dalam jasa telekomunikasi yaitu dengan adanya promosi yang berupa periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Promosi penjualan sebagai salah stau strategi promosi yang mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan penjualan. Menurut Nickles, dikutip dari buku Basu swasta (1998:279), promosi penjualan didefinisikan sebagai bentuk kegiatan pemasaran selain penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas, yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dari pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, demonstrasi, pameran dan sebagainya. Promosi penjualan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan membangun loyalitas pelanggan setelah melakukan pembelian. Telekomunikasi di Indonesia menggunakan jaringan GSM (Global Sistem for Mobile Communication) dan CDMA (Code-Division Multiple Access). GSM merupakan jaringan yang meluasakan delapan panggilan serentak pada frekuensi 3
radio yang sama. GSM dan CDMA berkembang menjadi Prabayar dan Pascabyar. Prabayar adalah suatu sistem pembayaran dimana konsumen diharuskan membeyar terlebih dahulu sebelum menggunaan jasa dari operator sedangkan pascabayar adalah sistem dimana konsumen menggunakan jasa terlebih dahulu dan membayar jasa pada akhir periode tertentu sesuai tagihan jasa yang digunakan. Perkembangan telekomunikasi yan semakin pesat menuntut provider jasa telekomunikasi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan teknologi dan pelayanan terbaik guna memenuhi keinginan dan kebutuhan kosnumen. Perusahaan yang bergerak dalam jasa telekomunikasi masing-masing memberikan keunggulan dan kualitas pelayanan yang diberikan. Berikut adalah daftar provider yang bergerak dalam jasa telekomunikasi di Indonesia, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Daftar Operator di Indonesia No Operator 1. Telkomsel 2.
Indosat Ooredoo
3.
XL Axiata
4.
Hutschison 3 (Tri) Indonesia
Produk Pascabayar : KartuHALO Prabayar : SimPATI, kartu AS, kartu LOOP Pascabayar : Matrix Prabayar : IM3, Mentari Prabayar dan Pascabayar : XL, Axis Prabayar dan Pascabayar : 3 (Tri)
PT Telkomsel Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia dan merupakan operator dengan pangsa pasar terbesar pertama. SimPATI mempunyai produk kartu prabayar dan pascabayar
4
yang dimiliki oleh PT Telkomsel Indonesia Tbk menjadi produk kartu seluler yang menduduki peringkat pertama dilihat dari perolehan Top Brand Index 2015 yaitu pada kategori simcard gsm prabayar dan provider layanan internet.
Gambar 1.1 Top Brand Index 2015 Simcard prabayar Telkomsel dalam website resminya menjelaskan dari aspek operasional, Telkomsel semakin memperkuat dominasinya di pasar seluler dengan jumlah pelanggan mencapai
152,6 juta, naik 8,6% dari tahun sebelumnya. Untuk
meningkatkan kualitas layanan pelanggan, khususnya layanan data, Telkomsel melanjutkan penguatan jaringannya baik dari sisi kapasitas maupun jangkauan. Sepanjang tahun 2015, Telkomsel membangun 17.869 BTS sehingga pada akhir tahun Telkomsel memiliki 103.289 BTS atau naik 20,9%, dimana lebih dari setengahnya merupakan BTS 3G/4G. Upaya ini menghasilkan trafik data yang meningkat lebih dari 100% menjadi 492,2 Petabytes. Telkomsel juga terus meningkatkan jangkauan layanan teknologi terkini 4G LTE, dimana pada tahun 2015 Telkomsel telah hadir di 14 kota dengan layanan teknologi 4G LTE.
5
(www.telkom.co.id). Total 152,6 juta pelanggan Telkomsel, 95% lebih merupakan pelanggan prabayar. Dari jumlah market share tersebut, SimPATI memberikan kontribusi 72 juta pelanggan, kartu As 65 juta, sedangkan kartu Loop sebanyak 4 juta pelanggan. (www.telset.id) SimPATI menjadi salah satu produk unggulan dari Telkomsel dengan meraih pangsa pasar tertinggi di Indonesia berdasarkan data dari Top Brand Indonesia dan dari jumlah pelanggan berdasarkan data laporan tahunan Telkomsel. Dalam bisnis aksesori gadget saat ini. Persaingan bisnis jasa telekomunikasi semakin ketat, oleh karena itu dibutuhkan invovasi-inovasi yang membangun kemajuan perusahaan dan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam memenangkan persaingan. Dalam jurnal penelitian Cooper dan Kleinschmidt (1987) menyebutkan bahwa perkembangan teknologi, peningkatan persaingan global, serta kebutuhan dan keinginan pasar mengharuskan perusahaan melakukan pengembangan produk yang terus-menerus. Perkembangan bisnis Telkomsel tidak terlepas dari kreatifitas strategi pemasaran yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Membangun suatu kreatifitas pemasaran
harus dapat memahami kebutuhan
konsumen dan perilaku konsumen tersebut secara lebih spesifik. Menurut Usmara (2008:78) menyebutkan bahwa untuk memahami perilaku pasar orang pemasaran harus mencermati secara lebih dekat sifat atau watak orang-orang yang berpartisipasi didalamnya. Dengan pemikiran kreatif dalam pengembangan produk dan pemasaran yang strategis akan menjadi senjata kuat dalam menghadapi persaingan yang terus berkembang. Menurut Zimmerer (2008), pemikiran kreatif
6
memungkinan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan caracara baru dalam melihat masalah dan peluang (Zimmerer et.et.al 2008). Salah satu pemkirian kreatif harus ditingkatkan dalam menetapkan strategi promosi yang tepat untuk bagi perusahan. Konsumen membeli produk berdasarkan pada model AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) (Kasali, 1992). Perusahaan harus dapat menciptakan attention (perhatian) konsumen pada produk yang dihasilkan agar konsumen tidak tetarik dengan produk lain sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing, kemudian jika perhatian konsumen sudah fokus pada satu produk maka yang tahap berikutnya adalah timbulnya interest (rasa tertarik) dalam pikiran konsumen. Setelah konsumen tertarik maka konsumen akan mencari tau keunggulan produk tersebut yang berlanjut pada desire (rasa ingin memiliki) produk tersebut, pada tahap ini konsumen mulai goyah dan perusahaan harus membuat rasa percaya terhadap produk yang ditawarkan (Conviction). Konsumen telah menemukan keunggulan yang dirasakan cocok maka terjadilah sebuah action (tindakan) untuk membeli produk tersebut. Promosi penjualan menjadi kegiatan promosi dalam membangun komunikasi secara intensif dengan pelanggan untuk merangsang pelanggan dalam melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada simcard SimPATI di Yogyakarta tahun 2016”.
7
1.2.
Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Simpati Telkomsel di Yogyakarta tahun 2016?
1.3.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Simpati Telkomsel di Yogyakarta tahun 2016.
1.3.
Manfaat penelitian : a.
menambah pengetahuan, wawasan dan informasi yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang manajemen pemasaran khususnya dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut dari pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian simPATI Telkomsel di Yogyakarta.
b.
Bagi instansi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan infromasi masukan sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi promosi penjualan yang tepat untuk dimasa yang akan datang pada perusahaan Telkomsel.
c.
Bagi peneliti, Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang penerapan strategi pemasaran dan mampu mengembangkan wawasan dalam bidang penelitian mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga penyajian dalam bentuk laporan tugas akhir. 8
1.5.
Metodologi
1.5.1.
Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat dari obyek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2009). Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian akan terbagi menjadi dua yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Variabel dependen (Y) adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah keputusan pembelian kartu prabayar simPATI. 2) Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah promosi penjualan 1.5.2.
Objek Penelitian
a) Penelitian mengenai dimensi promosi penjualan. b) Penelitian mengenai keputusan pembelian. 1.5.3. Lokasi dan waktu penelitian a) Lokasi
: Universitas Gadjah Mada, Universitas STIMK
Jendral Ahmad Yani, dan tempat umum di daerah Yogyakarta dimana dapat ditemukan responden yang potensial.
9
b) Waktu penelitian : Waktu penelitian yaitu waktu yang di butuhkan penulis untuk mencari responden dan menyebarkan angket yaitu pada bulan Mei 2016. 1.5.4. Definsi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk menelitidan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Menurut Singarimbun dan Efendi (2002: 46), definisi operasional atau mengoperasionalisasi variabel adalah petunjuk bagaimana suatu veriabel diukur, dengan membaca definisi operasional dalam penelitian maka diketahui baik buruknya variabel tersebut. Dari pengertian definisi operasional variabel tersebut, maka definisi operasional variabel untuk promosi penjualan dan keputusan pembelian dalam penelitian ini sebagai berikut :
10
Tabel 2.3 Definisi operasional variabel promosi penjualan dan keputusan pembelian
No Variabel 1
Variabel X
Indikator
Alat ukur
1. simPATI menawarkan banyak Skala likert
Promosi
pilihan paket-telepon, sms, dan
Penjualan
Internet
2. Telkomsel
sering
mengikuti
event-event dan membuka stand untuk
penawaran
produk
telkomsel
3. simPATI mengadakan promosi bersama
dengan
merk
smartphone tertentu 4. Program-program seru simPATI (diskon pembelian dunkin donut, nonton bareng XXI, event lomba foto, dan lainnya)
11
5. Telkomsel ditukar
poin
untuk
(poin
dapat
hadiah-hadiah
menarik 6. Potongan harga untuk pembelian kartu perdana 7. SimPATI memberikan imbalan langganan (pemakaian diatas 1 tahun) dengan potongan harga paket tertentu 8. Program frekuensi Bonus (telpon, sms
,
dan
internet)
setiap
pemakaian pulsa sesuai yang ditentukan simPATI dan isi ulang pulsa. 9. Telkosel
aktif
menjadi
sponsorship dalam event-event lokal maupun interlokal 10. Adanya pameran dan infromasi yang menarik dari telkomsel 2.
Variabel Y
11. Keputusan membeli karena cukup infromasi
12
Keputusan
12. Keputusan
pembelian
kebutuhan
membeli
karena
13. Keputusan membeli karena faktor ekstern (keluarga teman, dan sebagainya) 14. Keputusan membeli karena faktor intern (kecocokan, gaya hidup, dan sebagainya) 15. Keputusan
membeli
karena
mendapat promosi
1.5.5. Jenis dan Sumber Data a. Data primer Menurut Umar (2007 : 42) adalah Data primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan seperti hasil dari wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dari penelitian ini diperoleh dari penyerbaran koesioner untuk diisi oleh responden yang potensial dalam memberikan data atau infromasi yang diinginkan. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna telepon seluler maupun smartphone yang menggunakan kartu simPATI Telkomsel maupun pernah menggunakan simPATI Telkomsel. Koesioner disebarkan selama bulan Mei 2016 sebanyak 75 koesioner.
13
1.5.6. Populasi dan sampel Menurut sugiyono (2005),populasi adalah wilayah generaliasi obyek yang menjadi obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan sesuai dengan topik penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh
masyarakat
tinggal
di
Yogyakarta
yang pernah
menggunakan atau masih menggunakan kartu simPATI Telkomsel sebagai provider pilihan jasa telekomunikasi untuk telepon seluler atau smartphone yang digunakan. Menurut Sutrisno Hadi (2000 : 121) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 117) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dengan mempertimbangkan dana, waktu, tenaga, dan ketelitian dalam menganalisis datanya, maka penelitian ini menggunakan sampel. Sebagaimana disebutkan Suharsimi Arikunto (2002 : 120). Jumlah populasi pada penelitian ini tidak diketahui dengan jelas, sehingga dalam menentukan ukuran sampel digunakan pendapat Hair dalam Almanik (2008:40), yang menyatakan jika jumlah populasi tidak diketahui jumlahnya, maka aturan dasar dalam menentukan ukuran sampel adalah 520 kali jumlah indikator /variabel yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah 15, oleh karrena itu jumlah sampel adalah 15x5 = 75 sampel.
14
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purporsive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada kartu SimPATI. Adapun pertimbangan pertimbangan yang dilakukan dalam mengambil sampel yang akan diteliti, antara lain : a. Responden yang menggunakan kartu simPATI. b. Responden yang pernah menggunakan kartu simPATI. 1.5.7. Metode pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2008) metode pengumpulan data yang umum dalam suatu penelitian adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Penelitian pustaka Penelitian pustaka adalah pengumpulan data secara teoritis dengan menganalisa berbagai buku literatur dan bahan teori lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas pada penelitian. b. Kuisioner Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan pada lembar angket untuk diisi oleh calon reponden. Kuisioner pada penelitian ini menggunakan pertanyaan
15
terbuka dan tertutup dengan 25 butir pertanyaan. Kuisioner diberikan kepada 75 responden. 1.6.
Teknik Analisis Data Teknik analisi data adalah teknik untuk menganalisa data yang dikumpulkan
agar menjadi informasi yang bermanfaat bagi peneliti. Menurut Nasution, Pengertian Analisis Data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti bahwa menggolongkannya di dalam pola atau tema. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori atau pola, serta mencari hubungan antara berbagai konsep. Data yang sudah dianalisis akan menjadi infromasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pada suatu organisasi atau perusahaan yang bersangkutan dalam penelitian. Tujuan metode analisis data adalah untuk menginteprestasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 20. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.6.1.
Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data
yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat diukur secara langsung (Hadi dalam Banarto, 2012). Proses analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
16
a) Pengeditan (Editing) Pengeditan (Editing) adalah memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan perhitungan dalam pengujian hipotesa. b) Pemberian Kode (Coding) Proses pemberian kode tertentu terhadap macam dari kuesioner untuk kelompok ke dalam kategori yang sama. c) Pemberian Skor (Scoring) Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala Likert. Tingkatan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Skor 5 : Apabila responden memberikan jawaban dengan sangat setuju. Skor 4 : Apabila responden memberikan jawaban dengan setuju Skor 3 : Apabila responden memberikan jawaban Netral. Skor 2 : Apabila responden memberikan jawaban tidak setuju. Skor 1 : Apabila responden memberikan jawaban sangat tidak setuju. d) Tabulating Pengelompokan data atas jawaban dengan benar dan teliti, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tersebut akan disepakati untuk membuat data tabel agar mendapatkan hubungan atau pengaruh antara variabel-variabel yang ada.
17
1.6.2
Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabeltabel
tertentu
untuk
mempermudah
dalam
menganalisis
dengan
menggunakan program SPSS for Windows versi 20. alat analisis yang digunakan, antara lain : a) Uji Reliabilitas Reliabilotas adalah suatu metode pengukuran dalam sebuah penelitian. Uji Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Siregar, 2013). b) Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuesioner (Siregar,2013). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang 18
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2007). c) Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tutup, maka disebut homoskedastisitas
dan
jika
berbeda,
maka
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residulanya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah X yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di- studentized. Dasar analisis : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
19
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007). 2. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2007). Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2007). 3. Uji Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel
20
bebas diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu variabel terikat (respon), dengan persamaan: Y = a + bX Keterangan : Y : Variabel terikat a : Konstanta regresi bX : Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas Dalam penelitian ini untuk variabel Y adalah Keputusan pembelian dan untuk variabel X adalah promosi penjualan. a. Dasar pengambilan keputusan regresi sederhana Pengambilan keptusan dalam uji regresi sederhana dapat mengacu pada dua hal, yakni dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Membanginkan nilai t hitung dan t tabel: 1)
Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
2)
Jika nilai t hitung tidak lebih besar dari nilai t tabel, artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
21
Membandingkan nilai signifikansi dengan probabilitas 0,05: 1)
Jika nilai signifikansi tidak lebih dari nilai probabilitas 0,05, artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2)
Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probabilitas 0,05, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
1.6.3.
Hipotesis Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho: Variabel Promosi Penjualan tidak memilki pengaruh terhadap Keputusan pembelian H1: Variabel promosi penjualan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian simcard simPATI. 1.6.4.
Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel Penjelas / bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2007). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Promosi Penjualan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) secara terpisah atau parsial. Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : β0 =
22
0, Variabel-variabel bebas (Promosi Penjualan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). H1 : β1 ≠ 0, Variabel-variabel bebas (Promosi Penjualan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat ( keputusan pembelian ).Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2007) : 1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak Apabila t tabel < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) dengan nilai df (degree of freedom). 2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro dalam Banarto 2012). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas.
23