BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang berkaitan dengan gender. Pada sebagian besar organisasi ternyata perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan (power) dalam suatu organisasi. Keadaan demikian dapat menyebabkan aspirasi mereka pada umumnya tidak pernah didengarkan dan bahkan kontribusi mereka terhadap organisasi sering diabaikan. Wall Street Journal memberi istilah adanya fenomena “The Glass Ceiling” untuk menggambarkan hambatan bagi wanita untuk memasuki karir yang lebih tinggi dalam manajemen organisasi dan ditandai adanya dominasi pria pada manajemen tingkat atas. Adanya diskriminasi dalam pekerjaan dapat menurunkan prospek karir wanita yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat mendukung karir mereka. Penelitian empiris yang menunjukkan diskriminasi terhadap wanita dalam organisasi diantaranya dilakukan oleh Levitin, et al serta Terborg dan Ilgen, yang menyatakan bahwa ada perbedaan kompensasi antara pekerja pria dan wanita, perbedaan pada gaji yang diterima oleh Kidd dan Shannon, serta Groshen, perbedaan prospek promosi yang diteliti oleh Olson dan Becker, Steward dan Gudykunst, untuk perbedaan dalam tantangan tugas Mai-Dalton dan Sullivan,
1
serta perbedaan akses terhadap wewenang dan tanggung jawab oleh Harlan dan Sullivan. Adanya nilai – nilai patriacal yang membatasi hak – hak wanita terhadap sumber daya organisasi, membatasi akses wanita terhadap posisi pengambilan keputusan serta stereotip tentang wanita, bahwa wanita lebih mempunyai keterikatan pada keluarga daripada komitmen terhadap karir adalah alasan kenapa jumlah partner wanita lebih sedikit dibandingkan partner pria (Kuntari dan Wijaya, 2001) Kepuasan kerja wanita juga telah menjadi topik penelitian yang menarik. Beberapa penelitian yang meneliti tentang kepuasan kerja auditor pria dan wanita menemukan beberapa hasil diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ward et al. yang meneliti kepuasan kerja auditor wanita pada lima aspek, yaitu pekerjaan secara umum, supervisi, rekan kerja, promosi serta gaji. Dari kelima aspek ini ditemukan bahwa kepuasan kerja yaang paling rendah bagi auditor wanita adalah gaji dan kesempatan promosi yang tersedia. Hayes dan Hollman menemukan bahwa akuntan publik wanita tidak dipromosikan secepat akuntan publik pria. Trapp et al. juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara responden pria dan wanita mengenai penghasilan yang diterima oleh akuntan publik wanita. (Kuntari dan Wijaya, 2001) Anggota minoritas suatu organisasi, misalnya pekerja wanita sering mengalami perlakuan diskriminasi di dalam organisasi. Kurang dekatnya hubungan dengan pimpinan, otonomi pekerjaan yang kurang dan sedikitnya perhatian dan dukungan dari supervisor dapat memberi konsekuensi yang disfungsional pada kesuksesan karir mereka. Adanya perlakuan yang dirasa
2
kurang adil ini dapat menurunkan kinerja dan prospek karir mereka, hal ini disebabkan karena adanya kesempatan yang lebih kecil dalam mengembangkan diri. Kecilnya kesempatan ini dapat berupa kurangnya dukungan dari pimpinan, pemberian tugas yang rutin, sehingga dapat menekan motivasi serta menurunkan kemampuan yang pada akhirnya menurunkan kinerja mereka. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa faktor gender dapat berpengaruh pada pengalaman organisasi dan hasil karir seorang karyawan. Penelitian ini ingin melihat apakah perbedaan gender berhubungan pada perbedaan pengalaman organisasi dan hasil karir karyawan baik pria maupun wanita.
1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas diambil rumusan masalahnya : 1. Apakah terdapat hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil karir? 2. Apakah ada perbedaan pengalaman organisasi antara pria dan wanita? 3. Apakah ada perbedaan hasil karir antara pria dan wanita?
1.3. Batasan Masalah 1. Responden yang diteliti sebanyak 50 orang. 2. Variabel pengalaman organisasi yang diteliti meliputi hubungan dengan pimpinan, otonomi pekerjaan dan dukungan supervisor yang didasarkan pada persepsi responden.
3
3. Variabel hasil karir yang diteliti meliputi prospek karir dan kepuasan karir yang didasarkan pada persepsi responden.
1.4.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil karir. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengalaman organisasi antara pria dan wanita. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil karir antara pria dan wanita .
1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, penelitian ini perlu diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pengalaman organisasi dan hasil karir yang dipandang berdasarkan gender. 2. Bagi penulis, untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menduduki bangku kuliah dan sebagai suatu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Kristen Duta Wacana. 3. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan pengetahuan tentang gender terhadap pengalaman organisasi karyawan dan hasil karir karyawan
4
1.6. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil karir 2. Ada perbedaan pengalaman organisasi antara pria dan wanita 2a. Ada perbedaan hubungan dengan pimpinan antara karyawan pria dan wanita 2b. Ada perbedaan otonomi pekerjaan antara karyawan pria dan wanita 2c. Ada perbedaan dukungan supervisor antara karyawan pria dan wanita 3. Ada perbedaan antara hasil karir karyawan pria dan wanita 3a. Ada perbedaan prospek karir antara karyawan pria dan wanita 3b. Ada perbedaan kepuasaan karir antara karyawan pria dan wanita.
1.7. Metodologi Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data di lakukan dengan metode survey. Data di peroleh dengan menggunakan kuesioner yang di bagikan kepada responden. Ukuran sampel dari populasi, sebanyak 50 responden. Dengan kriteria responden mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun.
5
1.7.1. Model Penelitian
Gender
Pengalaman organisasi: • Hubungan dengan pimpinan • Otonomi pekerjaan • Dukungan supervisor
Hasil karir: • Prospek karir • Kepuasan karir
Sumber : Kuntari dan Wijaya (2001: 77) Gambar 1.1 Model Penelitian. 1.7.2. Definisi Operasional Pengalaman organisasi dalam penelitian ini yang diukur adalah hubungan dengan pimpinan, otonomi pekerjaan dan dukungan supervisor. Hubungan dengan pimpinan adalah hubungan informal dalam organisasi yang juga diidentifikasi sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan serta karir seseorang. Otomoni pekerjaan adalah tingkat suatu pekerjaan yang memberikan kepada para pegawainya kebebasan dan keleluasaan untuk merencanakan pekerjaannya dan memutuskan serta menetapkan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikannya.
6
Dukungan supervisor adalah suatu aspek struktur kesempatan organisasi yang dapat membantu karir. Hasil karir dalam penelitian ini adalah prospek karir dan kepuasan karir. Prospek karir adalah ada tidaknya kemungkinan seorang karyawan untuk mendapatkan promosi dalam perusahaannya. Kepuasaan karir adalah kepuasan yang diperoleh seorang karyawan atas kedudukan atau jabatan yang diperolehnya selama ini. Gender adalah penggolongan gramatikal terhadap kata benda yang secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis kelamin atau kenetralan. 1.7.3. Jenis dan Variabel Data Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif dan diolah menjadi kuantitatif serta terdiri dari data primer dan sekunder.
a. Data primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber data pertama. Data primer diambil langsung dari perusahaan sendiri yang terdiri atas : 1.
Gambaran umum perusahaan.
2.
Bidang usaha.
3.
Peraturan karyawan
7
4.
Keadaan manajemen yang berhubungan dengan keputusankeputusan kepegawaian
5.
Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner.
6.
Hasil pengamatan langsung
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber kedua, ketiga dan seterusnya.Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku dan literatur lainnya yang terdiri dari: 1)
Buku-buku teks mengenai manajemen sumber daya manusia yang
datanya masih relevan digunakan. 2)
Hasil riset tentang kinerja karyawan oleh peneliti sebelumnya yang
masih relevan 1.7. 4. Tenik pengumpulan data a. Observasi Observasi adalah cara pengambilan data menggunakan mata tanpa ada alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi di lakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap karyawan yang sedang bekerja. b. Kuesioner Kuesioner tidak lain dari sebuah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa.
8
Kuesioner di bagikan kepada para karyawan agar mengisi formulir isian dengan obyektif. Data yang diperoleh dari jawaban kuesioner masih bersifat kualitatif. Agar dapat diolah, maka data tersebut harus dikuantitatifkan dahulu. Untuk mengkuantitatifkan data – data yang diperoleh dari jawaban kuesioner digunakan model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2002:73). Kuesioner dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan kepada karyawan untuk diisi. Jawaban kuesioner tersebut merupakan masukan yang akan digunakan dalam penelitian. Pertanyaan – pertanyaan tersebut dibagi dalam lima alternatif jawaban yaitu : Skala Likert Alternatif Jawaban SS S R TS STS
Keterangan Nilai Jawaban Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1
1.8. Kajian Pustaka Terhadap Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi wanita sehubungan dengan adanya fenomena “The Glass Ceiling”. Marisson, White dan Velsor menemukan bahwa karir pekerja wanita sering terhenti pada tingkat general manajer. Perbedaan kesuksesan karir antara
9
wanita dan pria adalah karir wanita dihasilkan dari perkembangan karir yang berbeda dengan laki – laki (Kuntari dan Wijaya, 2001) Penelitian lain yang dilakukan oleh Kuntari (2000) yang meneliti tentang pengalaman organisasi, evaluasi terhadap kinerja dan hasil karir pada kantor akuntan
publik:
pengujian
pengaruh
gender.
Hasil
dari
penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pengalaman organisasi auditor wanita dan auditor pria. Begitu juga terhadap kedekatan dengan pimpinan, otonomi pekerjaan dan dukungan supervisor tidak menunjukkan adanya perbedaan. Sedangkan untuk hasil karir, juga menunjukkan hal yang sama, dimana dalam penelitian yang dilakukan Kuntari ini tidak menunjukkan adanya perbedaan hasil karir antara auditor pria dan wanita. Untuk variabel yang diteliti yaitu prospek karir dan kepuasaan karir. Untuk prospek karir juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara auditor pria dan wanita. Sedangkan untuk variabel kepuasaan karir menunjukkan adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita.
1.9. Metode Analisis 1.9.1. Uji Instrumen a. Pengujian Validitas Kuesioner. Pengujian validitas kuesioner ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Pengukuran ini dapat melakukan fungsinya dengan cermat apabila ada “sesuatu” yang
10
diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, pengukuran harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat (Azwar, 1986:55) Untuk pengujian tingkat validitas dengan menggunakan korelasi product moment Spearman-Brown (Sugiyono 2002:104) Rumusnya adalah :
r i=
2rb 1 + rb
Keterangan: ri
= reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
b. Pengujian Reliabilitas Pengujian reabilitas merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Untuk menguji reabilitas digunakan rumus koefisien alpha dari Cronbach (Hadi,1991:57), yaitu :
rtt =
M ⎛ Vt − Vx ⎞ M ⎛ Vx ⎞ ⎟= ⎜1 − ⎟ ⎜ M − 1 ⎝ Vt ⎠ M − 1 ⎝ Vt ⎠
dimana : rtt
= koefisien Alpha Cronbach
Vx
= Variansi butir-butir
11
Vy
= Variansi Total (faktor)
M
= Cacah butir / Jumlah item Untuk mempermudah menguji reabilitas digunakan bantuan
komputer progam SPSS. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60 maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini telah memenuhi syarat kehandalan. 1.9.2. Analisis Data
a. Uji Korelasi Jenjang Kendall. Untuk menganalisis hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil karir maka menggunakan rumus koefisien korelasi jenjang Kendall (τ), di mana koefisien jenjang Kendall ini sesuai untuk
dipakai
sebagai
ukuran
korelasi
bagi
data
(Sadyadharma,1999:109-112) Rumusnya adalah:
τ=
S 1 / 2 N ( N − 1)
dimana: N = jumlah obyek atau individual yang ditentukan jenjangnya S = jumlah skor = 1 dan –1 untuk semua pasangan yang diamati 1. Hipotesis Ho: ρ = 0 ; tidak terdapat hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil karir
12
H1: ρ ≠ 0 ; terdapat hubungan antara pengalaman organisasi dengan hasil
karir. 2. Penentuan level of significance : 0,10; 0,05 atau 0,01 3. Kriteria pengujian: H0 diterima apabila: -Zα/2 .
1 n −1
H1 diterima apabila: r> Zα/2
Daerah Tolak
-Zα/2
1 n −1
≤ r ≤ Zα/2 .
1 n −1
atau r <-Zα/2
1 n −1
Daerah Terima
Daerah Tolak
Zα/2
1 n −1
1 n −1
4. Perhitungan nilai r 5. Kesimpulan: Nilai r yang diperoleh dari sampel kemudian dibandingkan dengan Zα/2
1 n −1
untuk dapat mengambil kesimpulan, apakah Ho
diterima atau ditolak. b. Uji independensi chi-square Uji independensi chi-square ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya interdependensi antara variabel kuantitatif yang satu dengan yang lainnya berdasarkan observasi yang ada (Pratisto, 2004:63)
13
Rumus chi-square:
χ2 =
∑ (O
bk
− ebk )
2
ebk
dimana: Obk
= hasil observasi pada baris b kolom k
ebk
= hasil harapan (exdepted value) pada baris kolom b kolom k
Derajat bebas chi-square = df α (k-1) (b-1) k = jumlah kolom observasi b = jumlah baris observasi Untuk menguji hipotesis, maka cara yang harus dilakukan adalah: a. Menentukan formulasi hipotesa nol dan hipotesa alternatif Ho : P1 = P2 = .................. = Pk (=P) H1 : P1 ≠ P2 = ................... = Pk (≠P) b. Menentukan χ 2 tabel dengan cara, menentukan tingkat keyakinan dan derajat kebebasan (df). Tingkat keyakinan yang digunakan 95% dengan α = 0,05 . Selanjutnya, untuk mengetahui derajat besaran, maka digunakan rumus sebagai berikut: dk = (n-1) (k-1) c. Menghitung χ 2 dan menentukan ditolak atau diterimanya Ho. Ho diterima jika χ 2 hitung < χ 2 tabel, yang berarti
14
tidak ada perbedaan tanggapan responden , sedangkan Ho ditolak jika χ 2 hitung > χ 2 tabel, yang berarti ada perbedaan tanggapan responden. Dasar Pengambilan Keputusan : d. Berdasarkan perbandingan Chi-Square Uji dan tabel •
Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima
•
Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square tabel, maka Ho ditolak
e. Berdasarkan Probabilitas •
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
•
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Ho Diterima
Ho ditolak
χ 2 tabel
15
1.10. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat hal-hal yang menyangkut latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, metode analisis data, dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menguraikan teori yang digunakan berkaitan dengan judul yang menjadi dasar pengembangan teori yang diambil dari literatur terkait. BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang informasi daerah yang menjadi tempat penelitian serta objek yang digunakan sebagai penelitian. BAB IV. ANALISIS DATA
Dalam bab ini memuat pengolahan data yang telah diperoleh serta menguraikan cara menganalisisnya. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil penelitian yang disertakan saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang membutuhkan.
16