BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mendukung berjalannya aktivitas sehari-hari. Pengertian dari makanan sendiri adalah hasil dari proses pengolahan suatu bahan pangan yang dapat diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan
dan adanya teknologi (Moertjipto, 1993). Sedangkan WHO
mendefiniskan makanan sebagai semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan. Menurut Maslow, makanan berada di peringkat tertinggi kebutuhan manusia dibandingkan dengan kebutuhan pokok lainnya. Makanan ringan atau snack adalah bagian dari makanan yang umum dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Produk yang termasuk dalam kategori makanan ringan menurut Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 Tanggal 9 Oktober 2006 tentang kategori pangan adalah semua makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) dalam bentuk keripik, kerupuk, jipang. Makanan ringan umumnya dikonsumsi di antara waktu makan sehari-hari. Orang-orang umumnya mengkonsumi makanan ringan untuk menghilangkan rasa lapar sementara waktu sampai tiba saatnya jam makan dan mendapatkan kenikmatan dari rasa makanan ringan. 1
Makanan ringan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini. Konsumen makanan ringan tersebar di pedesaan sampai perkotaan dengan rentang usia dari golongan anak-anak orang tua. Konsumsi makanan ringan diperkirakan akan terus meningkat, mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri dan meningkatnya taraf perekonomian keluarga. Selain itu, semakin banyak produsen makanan ringan yang berinovasi dengan cita rasanya enak, harga murah, promosi menarik dan mudah didapat. Meningkatnya konsumsi makanan ringan di Indonesia senada dengan meningkatnya penjualan produk di industri makanan dan minuman pada tahun 2013. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) mengatakan bahwa peningkatan jumlah penduduk yang didukung dengan peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan gerai ritel modern yang pesat mampu menjadi driver untuk permintaan di industri makanan dan minuman. Secara keseluruhan, pertumbuhan makanan kemasan mencapai 12,96% dengan nilai pasar sebesar USD 25.991 juta. Khusus pada bagian makanan ringan manis dan berperasa tambahan mampu tumbuh 12.94% dengan nilai pasar sebesar USD 1.390 juta pada tahun 2013. Keripik jagung (tortila) merupakan salah satu jenis makanan ringan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Keripik jagung umumnya menggunakan bahan utama jagung murni yang diolah terlebih dahulu menjadi tepung jagung. Keripik jagung menggunakan beberapa bahan tambahan untuk menciptakan berbagai varian rasa. Tortila berbahan dasar jagung memiliki kandungan gizi yang berasal 2
dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Konsumennya beragam, terdiri dari anak-anak, dewasa, dan orang tua. Setiap produk kripik jagung terdiri dari berbagai atribut produk. Atribut produk keripik jagung merupakan segala sesuatu yang melekat pada suatu produk keripik yang umumnya terdiri dari rasa, kemasan, merek, bahan baku, bentuk produk, dan daya tahan produk. Atribut produk merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi penjualan suatu produk keripik. Konsumen memiliki atribut-atribut yang digunakan sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk keripik. Maka dari itu, produsen produk keripik jagung harus mengetahui apa saja atribut produk yang diprioritaskan oleh konsumen agar produknya lebih dipilih oleh konsumen dalam cakupan pasar yang luas. Sistem pendukung keputusan dapat digunakan sebagai solusi untuk membantu penilaian preferensi terhadap atribut suatu produk keripik jagung. Sistem pendukung pengambilan keputusan akan mengolah suatu input berdasarkan suatu basis pengetahuan dan proses matematika yang telah ditanamkan. Kemudian sistem pendukung keputusan akan menghasilkan apa saja atribut produk keripik jagung yang diprioritaskan oleh konsumen. Salah satu solusi untuk sistem pendukung pengambilan keputusan adalah Fuzzy AHP. Fuzzy AHP merupakan gabungan dari metode AHP dan sistem fuzzy. Fuzzy AHP digunakan dalam berbagai penelitian untuk menentukan prioritas dari beberapa alternatif pilihan yang ada sebagai upaya dalam pengambilan keputusan. Fuzzy AHP dikembangkan oleh M Buckley untuk menggantikan rasio eksak pada AHP dan menggunakan logika dan operasi pada sistem fuzzy. Fuzzy AHP 3
menggunakan rasio fuzzy yang terdiri dari tiga nilai yatu nilai tertinggi, nilai ratarata dan nilai terendah karena ketidakmampuan AHP untuk mengakomodir faktor ketidaktepatan dan subjektivitas pada porses pairwise comparison.
1.2.
Rumusan Masalah Produsen keripik jagung melakukan kegiatan pemasaran untuk mendorong
terjadinya penjualan produk. Kegiatan bisnis produsen makanan ringan dapat berjalan lancar apabila terjadi penjualan yang berkesinambungan sehingga memberikan pendapatan bagi produsen. Namun, permasalahannya kebanyakan produsen keripik jagung tidak mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap atribut produk mereka. Padahal ini penting karena atribut produk keripik jagung yang sesuai dengan preferensi konsumen akan lebih dipilih konsumen untuk dikonsumsi. Sistem pendukung keputusan dengan metode Fuzzy AHP dapat digunakan produsen untuk membantu mengetahui preferensi konsumen terhadapat atribut produk suatu keripik jagung. Fuzzy AHP yang disusun dalam penelitian ini akan memberikan output atribut-atribut produk yang diprioritaskan oleh konsumen dalam memilih suatu produk keripik. Manfaatnya, output dari sistem pendukung keputusan dapat digunakan oleh produsen sebagai pertimbangan dalam menghasilkan produk keripik jagung yang lebih disukai konsumen.
4
1.3.
Batasan Masalah
1. Preferensi atribut produk keripik jagung yang digunakan pada penelitian ini meliputi rasa, kemasan, merek, bahan baku, bentuk produk, dan daya tahan. 2. Sistem pendukung keputusan yang dibangun menggunakan hirarki yang terdiri dari goal, kriteria utama, dan sub kriteria. 3. Sistem pendukung keputusan yang disusun hanya sampai pada tahap pengujian sistem.
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyusun sistem pendukung keputusan untuk mengetahui preferensi konsumen atas atribut suatu produk keripik. 2. Melakukan uji coba pada sistem pendukung keputusan yang disusun untuk mengetahui atribut produk keripik jagung yang diprioritaskan oleh konsumen.
1.5.
Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada produsen keripik jagung tentang preferensi konsumen terhadap atribut suatu produk keripik. 2. Memperluas pemahaman peneliti dalam penyusunan dan aplikasi Fuzzy AHP dalam membantu pengambilan keputusan.
5
3. Memberikan informasi mengenai keputusan pemasaran berbasis Fuzzy AHP untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
6