BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan masyarakat Kota maupun Desa tentunya menginginkan suatu kehidupan yang harmonis, selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi, di kehidupan masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini, hal tersebut sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat yang harmonis dan selaras tersebut hanyalah sebatas angan-angan belaka, karena tindakan penyimpangan sosial pasti selalu ada, meskipun bentuk penyimpangan yang terjadi tersebut sangat kecil atau ringan. Dewasa ini penyimpangan sosial semakin dirasakan meresahkan masyarakat baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang,dalam kaitan ini masyarakat indonesia sama sekali tidak ketinggalan dari keresahan tersebut.1 Seperti yang dikemukakan oleh Emile Durkheim bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perilaku menyimpang dikenal dengan nama penyimpangan sosial merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada 1
Sudarsono .1990.Kenakalan Remaja.Jakarta : Rineka Cipta.h. V.
1
makhluk sosial. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat baik di Kota maupun di Desa
kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat. Perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat, Perilaku menyimpang cenderung suka mencoba hal baru, dalam artian masih mencari-cari jati dirinya, lebih menyukai bergerombol atau membentuk kelompok dari pada menyendiri. Dari sinilah perilaku menyimpang dapat timbul, kurang bisa mengontrol dirinya dan tidak bisa menyaring setiap kebudayaan negatif dari luar yang masuk baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat yang akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan. penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan Penyimpangan terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah. Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. 2
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batasbatas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal. Dalam bukunya “Ruler Of Sociological Method” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas.2 dengan demikian perilaku diakatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada suatu perbuatan yang tidak disengaja. Kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku yang nakal atau jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.masalah ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. GBHN tahun 1999 mengamanatkan kepada masyarakat atau sekolah untuk memberlakukan pendidikan budi pekerti sebagai pelajaran wajib diberikan dalam kehidupan siswa dan warga sekolah. Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik karena tindakantindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya..Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku menyimpang banyak
2
Emile Durkheim, Dalam Soerjono Soekanto 1985. Sosiologi suatu pengantar .Jakarta: CV. Rajawali,: hal 73.
3
terjadi di masyarakat luas. Bahkan semakin berkembangnya zaman sebabsebab terjadinya perilaku menyimpang semakin beragam. Dilihat dari fenomena tersebut peneliti memberikan contoh perilaku menyimpang yang dilakukan anak TKI yaitu di Desa Pagersari Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung karena kurangnya kontrol terhadap anak. Kontrol anak yang sebelumnya dilakukan oleh kedua orang tua menjadi tidak ketat karena salah satu atau keduanya menjadi TKI. Perilaku menyimpang antara lain: bolos sekolah, kebut-kebutan, minum-minuman keras, tawuran, merokok dan melihat film porno. Karena sering mengulangi perbuatan melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, maka masyarakat melabeli atau memaknai perbuatan mereka menyimpang.3 Kurangnya kontrol anak tersebut sama seperti yang dialami anak dari keluarga buruh migran yang ada di Desa Pantenan, orang tua dan anak yang tidak tinggal serumah atau tinggal berjauhan akan menimbulkan hubungan emosional yang tidak terjalin lagi dengan baik dan kedekatan yang berkurang karena hubungan yang renggang. Sehingga bentuk-bentuk perhatian orang tua yang dapat dilakukan pada anaknya seperti pemberian bimbingan, nasehat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak tidak berjalan dengan baik.
3
http://skripsi.umm.ac.id.Google Scholar./files/disk1/262/jiptummpp-gdl-s1-2008-Erik Kurnia13063-Pendahul-n.pdf. diakses pada hari sabtu tanggal 19 oktober 2013.
4
Pemberian bimbingan dan nasehat adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya walaupun terbentang akan jarak dan waktu,Perhatian orang tua sangat diperlukan untuk menanamkan disiplin belajar pada anak-anaknya,mengarahkan aktivitas anak agar sejalan dengan sikap orang lain pada umumnya dan memberi kebebasan bagi anak, Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang tetap terkendali atau terpantau oleh orang tua. Namun banyak sebagian orang tua yang tidak peduli dengan hal-hal yang demikian sehingga menyebabkan kurangnya kontrol terhadap anak dan penyimpangan perilaku anak tersebut sering terjadi. Sering terjadinya penyimpangan sosial inilah yang kemudian menimbulkan
keresahan
di
dalam
masyarakat,
sebab
perilaku
penyimpangan akhirnya berurusan dengan kepolisian. Saat ini saja jumlah anak yang melakukan penyimpangan perilaku sosial kurang lebih antara 50-75 anak yang merupakan 90% berasal dari keluarga buruh migran di Desa tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik tiap rumah atau di hitung dari kartu keluarga terdapat buruh migran Artinya 90% masyarakatnya bekerja sebagai buruh migran ke Malaysia. Anak-anak dari keluarga buruh migran tersebut tinggal dirumah bersama nenek dan saudaranya, kurangnya pengawasan dan perhatian secara langsung antara orang tua dan anak inilah yang menimbulkan perilaku anak yang keluar dari batas norma dan nilai-nilai 5
kesopanan,pemberian fasilitas yang lebih terhadap anak seperti laptop, i pad,sepeda motor dan lain sebagainya bahkan semakin menunjang anak melakukan perilaku menyimpang tersebut.
Berdasarkan penjelasan dan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengungkap dan melihat lebih jauh lagi perilaku penyimpangan anak buruh migran dalam bentuk penelitian dengan judul “Penyimpangan Perilaku Sosial Anak Buruh Migran (Studi di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik).”
6
1.2 RUMUSAN MASALAH Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana Anak Buruh Migran bisa melakukan Penyimpangan Perilaku Sosial?
2.
Bagaimana Upaya keluarga dalam mencari solusi terhadap Penyimpangan Perilaku Sosial Anak Buruh Migran? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
1.
Untuk mengetahui Anak Buruh Migran tersebut bisa melakukan Penyimpangan Perilaku Sosial.
2.
Untuk mengetahui Upaya keluarga dalam mencari solusi terhadap Penyimpangan Perilaku Sosial Anak Buruh Migran. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kalangan akedemisi pada khususnya, dan untuk masyarakat pada umumnya, adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan kontribusi bagi kajian Sosiologi yang terkait dengan penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran. b. Dapat dimanfaatkan bagi penelitian lainnya sebagai bahan referensi mengenai penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran.
7
2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap orang tua, khususnya terkait dalam pendidikan anak. b. Dapat dijadikan bahan masukan khususnya bagi orang tua dalam membimbing anak pada keluarga buruh migran. c. Bagi lingkungan sekitar bisa dijadikan pelajaran untuk kedepanya dalam mengarahkan ke hal-hal yang positif untuk anak-anak pada keluarga buruh migran. d. Bagi Pemerintah setempat bisa dijadikan acuan untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan penanganan perilaku penyimpangan sosial anak buruh migran. 1.5 DEFINISI KONSEP Definisi konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari sudut penelitian “suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat kelompok fakta atau gejala itu”. Dengan demikian disimpulkan bahwa konsep merupakan definisi dari apa yang perlu kita analisis dan memberikan pengertian yang kita lakukan untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas dari istilah judul Koentjoeraningrat (1989:24) . Penulis akan memberikan penjelasan definisi konseptual terhadap variabel-variabel yang terdapat dalam pengertian berikut :
8
1.5.1 Penyimpangan Penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu norma sosial. 4 Norma dalam hal ini adalah suatu standar bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh warga masyarakat yang pada suatu keadaan tertentu. Pelanggaran-pelanggaran terhadap norma seringkali diberi sanksi oleh penonton sosialnya. Sanksi-sanksi tersebut merupakan tekanan dari sebagian besar anggota masyarakat yang merasa konform dengan normanorma tersebut. Ada dua konsepsi umum tentang norma pertama, sebagai suatu evaluasi atau penilaian dari tingkah laku, yaitu penilaian terhadap perilaku yang dianggap baik atau tidak seharusnya terjadi. Kedua, sebagai tingkah laku yang diharapkan ,yaitu menunjuk pada aturan-aturan tingkah laku yang didasarkan pada kebiasaan atau adat istiadat masyarakat tertentu. 1.5.2 Perilaku Sosial Perilaku individu dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda dan melakukan saling berhubungan, kadang kala bekerjasama kadang juga saling bertentangan, pola perilaku ini dilakukan secara berulang-ulang dan tidak dapat diramalkan.5 Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal atau manusia tidak dapat 4
.Dwi Narwoko&Bagong Suyanto.2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.Jakarta:Kencana Prenada Media.hal 105. 5
Ibid, 105-106
9
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial. 1.5.3 Penyimpangan Perilaku Sosial
Penyimpangan Perilaku Sosial adalah tindakan atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma , dimana tindakan-tindakan tersebut tidak disetujui atau dianggap tercela dan akan mendapatkan sanksi negatif dari masyarakat.6 melihat pengalaman menyimpang seseorang dimulai dari penyimpangan-penyimpangan kecil yang mungkin tidak di sadarinya, jenis penyimpangan semacam itu disebut dengan Primary Deviance atau penyimpangan primer, penyimpangan jenis ini dilakukan seseorang dikala ia belum memiliki konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang. Penyimpangan yang lebih berat akan terjadi apabila seseorang sudah sampai pada tahap Secondary Deviance atau penyimpangan sekunder yaitu suatu tindakan menyimpang yang berkembang ketika perilaku dari si penyimpang itu mendapat penguatan melalui keterlibatanya dengan orang atau kelompok yang juga menyimpang. Bentuk penyimpangan sekunder itu juga berasal dari hasil penguatan penyimpangan primer.
6
Ibid, 106
10
1.5.4 Anak Merupakan bagian dari keluarga di mana di dalamnya terjadi adanya kasih sayang dan tanggung jawab dan anak-anak di pelihara untuk menjadi seorang yang mempunyai rasa sosial. anak adalah keturunan kedua dari orang tua. permasalahan anak umumnya dikategorikan ke dalam tiga konsep,yaitu perlakuan salah terhadap anak atau PSTA ,penelantaran anak/child neglect dan eksploitasi anak/child exploitation.7 Dalam proses sosialisasi memungkinkan anak menyatu dengan masyarakat,eksistensi anak di tengah-tengah masyarakat sebagai seorang dewasa
yang
memiliki
kehendak,potensi,disamping
itu
sanggup
memikirkan banyak problem dan berupaya untuk mengatasi serta melaksanakan
keputusan dengan
bijak
dan
cermat
Anak
yang
dimaksudkan disini adalah masuk dalam kategori anak yang berusia 12 sampai 17 tahun yang merupakan bagian dari keluarga buruh migran. 1.5.5 Buruh migran Buruh migran adalah orang yang bermigrasi dari wilayah kelahiranya ketempat lain dan kemudian bekerja ditempat yang baru tersebut dalam jangka waktu relatif menetap. Pekerja migran mencakup sedikitnya dua tipe: pekerja migran internal dan pekerja migran internasional.8 Pekerja migran internal berkaitan dengan urbanisasi,sedangkan pekerja internasional tidak bisa dipisahkan dari globalisasi, Pekerja migran internal 7
Edi Suhartono,Ph.D.2010.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat .Bandung:PT Refika Aditama.hal 160 8 Ibid, 177
11
(dalam negri) adalah orang yang bermigrasi dari tempat asalnya untuk bekerja
ditempat
lain
yang
masih
termasuk
dalam
wilayah
Indonesia.karena perpindahan penduduk umumnya dari Desa ke Kota (Rural-To urban migration),maka pekerja internal seringkali di identikan dengan “orang Desa yang bekerja ke Kota.” Pekerja migran internasional (luar negri) adalah mereka yang meninggalkan tanah airnya untuk mengisi pekerjaan di negara lain, di Indonesia pengertian ini menunjuk pada orang Indonesia yang bekerja di luar negri atau yang dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia. 1.6 METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan. Metode penelitian mempunyai peran penting dalam pengumpulan data, merumuskan masalah, analisis dan interpretasi data. Adapun metode penelitian yang digunakan meliputi : 1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kualitatif
dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif dapat dikonstruksi sebagai satu strategi penelitian yang biasanya menekankan pendekatan induktif untuk hubungan antar teori dan penelitian, yang tekananya pada penempatan penciptaan teori. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran yang dibentuk dengan kata-
12
kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah. 9 Pendekatan penelitian yaitu fenomenologi adalah pendekatan peneliti yang pada dasarnya merupakan studi tentang cara dimana fenomena halhal yang kita sadari muncul kepada kita, dan cara yang paling mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman-pengalaman indrawi yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca indra kita. Fenomenologi secara etimologi berasal dari kata “phenomenon” yang berarti realitas yang tampak, dan “logos” yang berarti ilmu. Sehingga secara terminologi, fenomenologi adalah ilmu berorientasi untuk dapat mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.10 Fenomena yang tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak berdiri sendiri karena ia memiliki makna yang memerlukan penafsiran lebih lanjut. Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui makna (hakikat) terdalam dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fenomenologi tertarik dengan pengidentifikasian masalah dari dunia pengalaman indrawi yang bermakna, suatu hal yang semula yang terjadi di dalam kesadaran individual kita secara terpisah dan kemudian secara kolektif, di dalam interaksi antara kesadaran-kesadaran. Bagian ini adalah suatu bagian dimana kesadaran bertindak atas data indrawi yang masih mentah, untuk menciptakan makna, didalam cara yang sama sehingga kita 9
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial.2010. Bandung : PT. Refika aditama. H. 77 Soerdjono Soekanto 1993, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Hlm. 68. 10
13
bisa melihat sesuatu yang bersifat mendua dari jarak itu, tanpa masuk lebih dekat,
mengidentifikasikannya
melalui
suatu
proses
dengan
menghubungkannya dengan latar belakangnya. 11
Alasan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena terkait dengan judul penelitian maka dapat dijelaskan bahwa peneliti akan lebih menggali lebih dalam lagi mengapa anak buruh migran tersebut bisa melakukan penyimpangan perilaku sosial dan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan memahami permasalahan menyangkut perasaan atau emosi manusiawi pada aktor yang dalam komonitasnya, baik pada situasi internal dalam kelompok maupun pada interaksi dengan dengan para aktor lain di luar komonitas. Permasalahan itu menyangkut pengalaman, perasaan, mental, nilai, norma,seseorang atau sekelompok orang, yang tidak mungkin didekati dengan Pendekatan Kuantitatif.
Penelitian
dengan
pendekatan
Fenomenologi
pada
hakikatnya mengamati dan untuk dapat mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak, mengidentifikasikannya melalui suatu proses dengan menghubungkannya dengan latar belakangnya.
11
Ibid 69
14
1.6.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Pertimbanganya adalah karena di daerah tersebut lebih tepat untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan apa yang di harapkan penenliti. Di daerah ini adalah mayoritas 90% keluarga buruh migran, Di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik sendiri banyak anak yang melakukan Penyimpangan Perilaku Sosial karena mengingat anak-anak yang kebanyakan ditinggal orang tuanya merantau dan tinggal dengan nenek dan saudaranya sehingga kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena jarak jauh dengan orangtuanya serta komunikasi yang kurang efektif juga mempengaruhi perilaku yang dilakukan anak buruh migran, pemberian fasilitas yang berlebihan,ekonomi juga mempengaruhi anak tersebut untuk melakukan perilaku penyimpangan,dengan keadaan ekonomi yang lebih, mereka bisa semaunya membeli apa yang di inginkanya .
1.6.3 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data langsung yang diperoleh dari sumber data utama yang didapat langsung dari lapangan. Dalam hal ini yang dijadikan sebagai sumber data primer adalah anak buruh migran yang dalam hal ini ikut ambil bagian dalam penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dalam bentuk hasil wawancara berdasarkan permasalahan yang dihadapi dilapangan. 15
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder ini diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen, hasil laporan, buku, literatur , Internet, Koran, majalah dan lain-lain yang menunjang dalam penulisan skripsi ini.
1.6.4 Subjek Penelitian Dalam penentuan subjek penelitian ini adalah anak dari keluarga buruh migran masuk dalam kategori berusia 12 sampai 17 tahun, subjek tersebut menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. pertimbangan tertentu ini subjek nya adalah anak-anak dari keluara buruh migran yang melakukan tindak penyimpangan baik dirumah,sekolah maupun di lingkungan sekitar dia tinggal dan orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang di harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang di teliti .pengambilan
sampel
ditentukan
oleh
peneliti
sendiri
dengan
mempertimbangkan karakteristik dan sifat sampel tersebut. Adapun yang di jadikan subjek dalam penelitian ini adalah :
1. Anak buruh migran yang melakukan penyimpangan perilaku sosial kategori anak yang berusia 12-17 tahun. Alasanya karena berdasarkan gambaran di lapanagan pada kategori usia tersebut dimana periode transisi dari anak-anak ke dewasa yang mulai banyak terpengaruh faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang
16
cepcat, termasuk perubahan dalam aspek kognitif, emosi dan sosial dan sering menyebabkan berbagai masalah. 2. Keluarga dari anak yang melakukan penyimpangan perilaku sosial, Kakek,Nenek,Bibi, Kakak, Paman. Alasanya karena keluarga tersebut terlibat langsung dalam pengawasan anak buruh migran.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk melihat perilaku yang menyimpang pada anak buruh migran. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data atau informasi melalui suatu pengamatan terhadap objek yang diteliti. Mengobservasi
dapat
dilakukan
menggunakan
pengamatan
atau
penginderaan langsung terhadap suatu benda,kondisi,situasi, proses atau tingkah laku .Data yang diperoleh melalui observasi sangat kaya dengan bermacam informasi yang bila dilakukan secara lisan tidak mungkin akan diperoleh.
Menurut metode observasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi langsung yaitu penelitian secara langsung mengamati apa yang diperoleh sebagai data. Dalam hal ini penelitian juga akan ikut melihat,mengamati dan memahami kemudian mencatat bagaimana keadaan yang ada di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik beserta penyimpangan perilaku sosial yang dilakukan anak dari buruh migran. Pengamatan ini dilakukan pada saat para subyek penelitian
17
memiliki waktu luang untuk sekedar bercakap-cakap tanpa harus mengganggu waktu mereka.
b. Wawancara Wawancara (interview) adalah suatu percakapan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur agar pada saat wawancara berlangsung suasana yang terjadi bisa santai dan terkesan wajar. Pertanyaan diajukan secara lisan, bertatap muka secara langsung bersama subjek atau informan guna mendapatkan data yang lebih dalam, utuh, dan rinci. Artinya, untuk menggali pikiran dan perasaan informan serta mengetahui lebih jauh bagaimana proses mereka dalam aktifitas di kelompok masyarakat itu.
Peneliti memberikan beberapa pertanyaan pokok yang sifatnya umum dan berbentuk pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada anakanak yang ditinggal orang tuanya merantau ke luar negri dan orang tua yang terlibat dan mengetahui lingkungan anak yang ditinggal merantau orang tua ke luar negri. Pengamatan Partisipasi melalui cara pencatatan intensif dan holistik terhadap interaksi sosial yang kompleks terjadi di lapangan.
Serta keseharian komunikasi jarak jauh antara orang tua dan anak. Informasi dan data tersebut didasarkan kepada perspektif informan, ditafsirkan, dan dianalisis Peneliti, sehingga melahirkan etik, yaitu 18
pandangan peneliti tentang data. Alasan menggunakan teknik ini agar data yang diperoleh bersifat akurat karena berasal dari sumber langsung. Sedangkan jenis wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut :
Wawancara bebas merupakan wawancara langsung tanpa pedoman yang dipersiapkan, pertanyaan dapat berkembang karena dipengaruhi jawaban informan ,kebebasan juga diberikan informan untuk menjawab dan tidak menutupi kemungkinan menyimpang dari persoalan.
c. Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen yang telah tersedia terutama arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian ini data yang terbentuk dokumentasi yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk, jenis pekerjaan, sejarah desa atau kelurahan dan sebagainya. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui bukti-bukti tertulis yang akan dihubungkan dengan teknik observasi dilapangan dan mengungkapkan data-data faktual yang telah diungkapkan oleh responden penelitian. Penneliti mengambil dokumentasi berupa foto-foto dan arsip tulisan yang memperkuat Penyimpangan Perilaku Sosial Anak Buruh Migran di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
19
1.6.6 Teknik Analisa Data
Analisa data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata yang menggambarkan dan menjelaskan permasalahan secara terperinci dan bukan rangkaian angka. Teknik analisa data merupakan cara untuk mengelolah data yang diperoleh dari lapangan sehingga hasil analisis data merupakan jawaban dari permasalahan yang timbul atau permasalahan yang ada.
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari empat jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang objek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.
b. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksikan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data
20
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.12
c. Penyajian Data
Sebagai
sekumpulan
informasi
yang
tersusun
yang
member
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, kita dapat melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas permasalahn yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.
Penyajian data ini yaitu dengan mencermati, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut.
d. Penarikan Kesimpulan
Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena merupakan kesimpulan dari penelitian . Proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan tema dalam penelitian yang telah dilakukan.
12
Miles dan Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. H. 16
21
Pada penarikan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tentang penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran dalam penelitian ini analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang-ulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul namun dua hal lainya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan.
1.6.7 Validitas
Menurut bailey, validitas mengandung dua bagian, pertama yaitu bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain. Kedua yaitu bahwa konsep dapat diukur secara akurat oleh sebab itu instrument pengukur dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang diteliti secara tepat.13
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainya. Denzin (1978) membedakan empat macam trianggulasi
13
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial.2010. Bandung : PT. Refika aditama. H. 244
22
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode, penyidik dan teori.14
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
Trianggulasi dengan metode,terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat
kepercayaan
penemuan
hasil
penelitian
beberapa
teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Teknik trianggulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat keopercayaanya dengan satu atau lebih teori.
Trianggulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Sehingga dengan kata lain bahwa dengan trianggulasi,
peneliti
dapat
me-recheck
temuanya
dengan
jalan
membandingkan dengan berbagai sumber, metode dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukanya dengan jalan:
14
Lexy J. Moleong.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. H. 330
23
1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber. 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
Penelitian ini peneliti menggunakan sumber yang mana peneliti akan melihat penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran dengan hasil wawancara, apakah hasil wawancara sesuai dengan pengamatan di lapangan seperti penyimpangan perilaku sosial anak buruh migran. Selain itu peneliti juga akan mengajukan pertanyaan kepada informan dengan kesesuaian pada kerangka konsep yang telah dibuat. Disini peneliti akan membuat pertanyaan sesuai dengan aspek-aspek yang berkaitan dengan judul penelitian, dan jawaban dari pertanyaan ini disesuaikan dengan kerangka konsep.
24