BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Menurut Munandar and Widodo (2013), lapangan panas bumi yang sedang diproduksi di Indonesia merupakan lapangan panas bumi bersuhu tinggi. Lapangan panas bumi bersuhu tinggi berasosiasi dengan daerah gunungapi Kuarter (vulkanogenik). Daerah gunungapi Kuarter memiliki ciriciri seperti kondisi lereng yang curam dan material penyusun lereng yang lemah dari segi kekuatan batuan (Flyn et al., 1991; Leynes et al., 2005; dan Poiquinto and Caranto, 2005). Kondisi ini menyebabkan daerah lapangan panas bumi bersuhu tinggi memiliki potensi yang cukup besar terjadinya bencana geologi berupa gerakan massa. Salah satu lapangan panas bumi bersuhu tinggi di Indonesia yang sudah berproduksi adalah lapangan panas bumi Salak. Lapangan panas bumi Salak memiliki kapasistas listrik terpasang sebesar 377 MWe (Bertani, 2015). Di sisi lain, lapangan panas bumi Salak juga memiliki potensi bencana geologi berupa gerakan massa. Pada tahun 2012, gerakan massa terjadi di sekitar sumur AWI14 yang mengakibatkan proyek sisi tenggara menjadi tertunda (Kristanto et al., 2013). Berdasarkan Wicaksono et al (2015), sejak tahun 2000 – 2013, gerakan massa teridentifikasi 620 tubuh gerakan massa di lapangan panas bumi Salak. Berdasarkan fakta tersebut, bahaya gerakan massa di lapangan panas bumi Salak sangat mengancam kehidupan manusia dan infrastruktur yang terdapat di daerah tersebut. Oleh sebab itu, upaya-upaya mitigasi gerakan
massa sangat penting dilakukan untuk menjamin keberlangsungan lapangan panas bumi Salak. Menurut Flynn et al. (1991) dan Karnawati (2005), salah satu langkah awal untuk memitigasi gerakan massa adalah mengidentifikasi zona-zona yang berpotensi mengalami gerakan massa.
I.2.
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengidentifikasi zona-zona risiko gerakan massa pada lapangan panas bumi Salak berdasarkan analisis data geologi dengan menggunakan metode statistik serta verfikasi hasil identifikasi terhadap kondisi lapangan. Tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut: a. mengetahui kondisi geologi yang mengontrol gerakan massa pada lapangan panas bumi Salak, b. menghasilkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Massa, Peta Zona Kerawanan Gerakan Massa, dan Peta Zona Risiko Gerakan Massa lapangan panas bumi Salak.
I.3.
Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi mitigasi bencana gerakan massa dalam menjamin keberlangsungan pengembangan lapangan panas bumi Salak. Zona-zona yang teridentifikasi risiko gerakan massa yang tinggi akan menjadi prioritas utama untuk langkah mitigasi selanjutnya.
I.4.
Batasan Penelitian Penelitian ini mengidentifikasi zona risiko gerakan massa lapangan panas bumi Salak berdasarkan empat parameter sebagai berikut: kemiringan lereng, litologi dan struktur geologi (sebagai aspek kerentanan gerakan massa), serta tata guna lahan (sebagai aspek kerawanan gerakan massa). Pengaruh aktivitas panas bumi berupa kehadiran manifestasi fumarola yang menghasilkan endapan lempung hidrotermal (Hydrothermal Clay) akan tercermin pada parameter litologi. Identifikasi zona risiko gerakan massa dilakukan melalui pengolahan data di studio. Selanjutnya, verifikasi kondisi lapangan dilakukan terhadap hasil zona yang dihasilkan.
I.5.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Provinsi Jawa Barat, tepatnya sebelah barat daya dari Gunung Salak atau sekitar 60 km barat daya dari Ibukota Jakarta (Gambar 1.1). Lokasi penelitian termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Luas dari lokasi penelitian adalah 78.243.364 m2.
A
C
B
Gambar 1. 1 Peta indeks lokasi penelitian yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (B). C: Foto udara LiDAR (Sumber A: Wikipedia.org; B: Google map; C: Foto Udara LiDAR).
I.6.
Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu Wicaksono et al (2015), Kristianto et al (2013) dan Pourghasemi et al (2012). a. Wicaksono et al, 2015 Wicaksono et al (2015) telah melakukan pemetaan kerentanan gerakan massa pada lapangan panas bumi Salak. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif. Parameter yang dipakai untuk mengidentifikasi zona kerentanan gerakan massa adalah kemiringan lereng, litologi, dan tata guna lahan. Berdasarkan hasil analisis Wicaksono et al (2015), faktor utama pengontrol gerakan massa di lapangan panas bumi Salak adalah kemiringan lereng. Pada peta kerentanan gerakan massa yang dihasilkan, zona alterasi hidrotermal teridentifikasi sebagai zona aman yang ditunjukkan dengan warna hijau (Gambar 1.2). Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil perhitungan densitas kejadian gerakan massa terhadap satuan litologi yang menunjukkan bahwa zona alterasi hidrotermal memiliki densitas kejadian gerakan massa yang paling tinggi dibandingkan dengan satuan litologi yang lainnya.
Gambar 1. 2 Peta Kerentanan Gerakan Massa lapangan panas bumi Salak (Wicaksono et al., 2015)
b. Kristianto et al, 2013 Kristianto et al (2013) melakukan penelitian geologi teknik di sekitar sumur AWI-14, yang terletak di lapangan panas bumi Salak, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gerakan massa di sepanjang jalur pipa AWI-2 hingga AWI-14 adalah lereng yang curam, curah hujan yang tinggi, dan material batuan yang memiliki porositas tinggi serta tidak terkonsolidasi (loose). c. Pourghasemi et al., 2012 Pourghasemi et al (2012) melakukan pemetaan kerentanan gerakan massa pada daerah yang berpotensi terjadi gerakan massa di daerah Haraz, Iran. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode Fuzzy logic dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 12 parameter
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
zona
kerentanan
diantaranya: kemiringan lereng, aspect, plan curvature, ketinggian, litologi, tata guna lahan, jarak dari sungai, jarak dari jalan, jarak dari patahan (struktur geologi), stream power index, panjang lereng (slope length), dan topographic wetness index (TWI). Peta kerentanan gerakan massa dibuat dengan menggunakan 70% data rekaman gerakan massa, sedangkan 30% data rekaman gerakan massa dipakai untuk mengevaluasi hasil peta kerentanan gerakan massa.
I.7.
Keaslian Penelitian Penelitian risiko gerakan massa di lapangan panas bumi Salak dilakukan untuk mengetahui daerah maupun fasilitas yang memiliki dampak
risiko gerakan massa. Zona risiko gerakan massa diidentifikasi dari zona kerentanan gerakan massa dan zona kerawanan gerakan massa yang ditumpang-tindihkan. Zona-zona tersebut kemudian dilakukan verifikasi dengan kondisi lapangan. Penelitian risiko gerakan massa di lapangan panas bumi Salak belum pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian ini juga akan membandingkan hasil zona kerentanan yang diidentifikasi dengan zona kerentanan penelitian terdahulu.