1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1 Berdasarkan undang-undang diatas maka salah satu ciri manusia berkualitas adalah mereka yang tangguh iman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia, sehingga diharapkan salah satu ciri kompetensi keluaran pendidikan di Indonesia adalah ketangguhan dalam iman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan unsur vital dalam kehidupan dan merupakan kebutuhan serta tuntutan yang amat penting untuk menjamin perkembangan, kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan
1
Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2
dan kelangsungan suatu bangsa dan negara lebih bergantung pada kualitas sumber daya manusianya bukan sumber daya alamnya. Kualitas yang dikehendaki lebih tergantung pula dari keberhasilan penyelenggaraan sistem pendidikannya. Keberhasilan pendidikan tidak hanya sekedar penyampaian pengetahuan (transfer of knowledge) saja, namun juga membentuk perilaku keagamaan atau moralitas peserta didik, sehingga terbentuk masyarakat beradab yang islami. 2 Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, mempunyai kualifikasi sendiri dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan, pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci al Quran dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.3 Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menjadi tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, 4 bukan pemahaman bahwa proses
2
Choirul Fuad Yusuf dalam kata pengantar buku Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Pena Cita Satria, 2007), hlm. vi 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) hlm. 21 4 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam…, hlm. 135
3
pembelajaran Pendidikan Agama Islam hanya sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang agama Islam, seperti yang terjadi selama ini. Pendidikan Agama Islam secara umum yang berlangsung sampai saat ini, masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan antara lain: Pertama, pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang cenderung masih bersifat normatif dan teoritis, sehingga kurang menyentuh pada nilai-nilai kehidupan keseharian (kontekstual), kedua rendahnya kreatifitas guru untuk pengayaan kurikulum dan dalam penggunaan berbagai metode pembelajaran, sehingga proses pembelajaran cenderung monoton, dalam proses pembelajaran juga sering terlihat peserta didik lebih banyak diberi tahu oleh gurunya melalui ceramah dan bukan mencari tahu sendiri, ketiga, sarana dan prasarana PAI yang kurang mendukung, keempat, pengaruh politik pendidikan yang sentralistik yang masih membekas. Praktek-praktek di atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak mendidik dan tidak menjadikan peserta didik aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan harapan. 5 Pendidikan Agama Islam juga dipandang belum bisa mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa, karena Pendidikan Agama masih berkutat pada kisaran kognitif semata. Pendidikan agama dipandang dari dimensi ritual masih jauh dalam memberikan pengayaan spiritual, etik dan moral, akibatnya, peserta didik secara verbal dapat memahami ajaran Islam serta terampil melaksanakannya, tetapi kurang menghayati kedalaman maknanya, Padahal peserta didik yang telah
5
Choirul Fuad Yusuf dalam kata pengantar Inovasi Pembelajaran… hlm. vi
4
mempunyai potensi agama (sense of religion) perlu dikembangkan melalui proses perenungan yang dalam dan proses dialogis yang produktif dan kritis. Hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah mengeluarkan aturan terbaru tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah melalui Permendikbud nomor 65 tahun 2013. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan proses pembelajaran termasuk Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 6 Dijelaskan pula sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas
“menerima
menjalankan,
menghargai,
menghayati,
dan
mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karakterisitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu
6
Kemendikbud, Salinan Lampiran Peraturan Mendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: tp, 2013), hlm. 1
5
mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based learning).7 Salah satu hal yang dianggap baru dalam kurikulum 2013 termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah munculnya istilah pendekatan scientific. Pembelajaran dengan pendekatan scientific yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. 8 Pendekatan scientific berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran scientific (scientific teaching) merupakan bagian dari
pendekatan
pedagogis
pada
pelaksanaan
pembelajaran
dalam
kelas
yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan scientific dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan
7 8
Kemendikbud, Salinan Lampiran Peraturan…., hlm. 3 Kemendikbud, Pendekatan Scientific (Jakarta: kemendikbud, 2013), hlm. 1
6
pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Langkah-langkah pendekatan scientific menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. 9 Pendekatan scientific dianggap menjadi satu pendekatan ideal dalam kurikulum 2013 termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam pendekatan inilah, guru dituntut mengubah pola pendekatan yang bersifat teachercentered approaches (pola pendekatan yang berpusat pada guru) menjadi studentcentered approaches (pola pendekatan yang berpusat pada peserta didik). Dengan pendekatan scientific diharapkan dapat meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, diperolehnya hasil belajar yang tinggi, melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah serta mengembangkan karakter siswa.10 .SMK Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan merupakan lembaga pendidikan tingkat atas yang menjadi pilot project Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. SMK Muhammadiyah Kajen sebagai sekolah yang bersertifikat ISO 9001: 2008 9
Kemendikbud, Pendekatan Scientific …. hlm.5 Kemendikbud, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran …, hlm. 3
10
7
berkomitmen menghasilkan lulusan yang berdaya saing global. Di SMK Muhammadiyah Kajen sesuai dengan Kurikulum sekolah Muhammadiyah bahwa Pendidikan Agama Islam bernama Al Islam dikembangkan dalam lima mata pelajaran yaitu Aqidah, Akhlak, Tarikh, Fiqh dan Al Quran Hadits. Sebagai sekolah yang
ditunjuk
untuk
mengimplementasikan
kurikulum
2013
maka
SMK
Muhammadiyah Kajen melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan Scientific. Berdasar hal diatas, penulis termotivasi untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi tesis dengan judul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendekatan Scientific (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Kajen).
B. RUMUSAN MASALAH Pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen? 3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen? 4. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK
8
Muhammadiyah Kajen serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen 3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen 4. Mengkaji Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen serta Menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen
D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat:
9
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menambah pemahaman tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, memberikan motivasi dan informasi tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih bermakna b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan atau memperkaya khasanah dalam proses pembelajaran c. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
sehingga
dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing d. Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman secara langsung tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific dan memberikan bekal agar peneliti siap menjadi praktisi Pendidikan Agama Islam yang baik
E. STUDI PUSTAKA Kemendikbud dalam bukunya yang berjudul Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Scientific menjelaskan bahwa pembelajaran dengan pendekatan scientific yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
10
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.11 Dalam buku Konsep Pendekatan Scientific karya Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan scientific. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran melalui pendekatan scientific, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.12 Penelitian mengenai pendekatan scientific yang sudah pernah dilakukan diantaranya adalah penelitian M. F. Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali dengan judul: “Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas XII Materi Bilangan Pecahan”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan 11 12
8
Kemendikbud, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Scientific (Jakarta: tp, 2013), hlm. 1 Dirjen Pendidikan Islam, Konsep Pendekatan Scientific (Jakarta: Kemenag, 2013),…., hlm.
11
untuk mengetahui bagaimana langkah-langakh pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific, Serta untuk mengetahui apakah sudah sesuai buku siswa kelas VII SMP yang ada dengan pendekatan scientific pembelajaran matematika. Penelitian ini memberikan keterangan bahwa Matematika sebagai sebuah mata pelajaran sangat efektif diterapkan dengan pendekatan Scientific karena siswa pada akhirnya dapat to create (mencipta) sehingga peserta didik dapat berpikir kreatif. Penelitian ini juga menemukan adanya miskonsepsi dalam buku ajar Matematika kelas VII, Mis konsepsi itu berupa visualisasi dan ambiguitas kata serta konsistensi diksi (pilihan kata).13 Penelitian kedua adalah penelitian yang ditulis oleh Ilhamdi yang berjudul: “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Pendekatan Scientific: Inovasi Pembelajaran PAI Aspek Aqidah Iman Kepada Qadha Dan Qadar Kelas Ix SMP Negeri 2 Sintang Melalui Model Pembelajaran Three in One Berbasis ICT”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam dengan pendekatan saintific pada aspek aqidah dengan materi Iman kepada qodho dan qodar pada kelas IX SMP Negeri 2 Sintang dengan pembelajaran three in One”. Penelitian ini memberikan informasi bahwa pembelajaran PAI berbasis saintifik, yang telah dikembangkan dan implementasikan oleh peneliti,
13
M. F. Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali dengan judul Penerapan Pendektan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan Pecahan, makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika pada tanggal 9 November 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta
12
diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran Three in One (Video Session, Poster Session dan Think Pair and Share) dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menumbuhkan semangat belajar peserta didik.14 Bila diperhatikan dari kedua hasil penelitian terdahulu sebagaimana diatas, maka masing-masing peneliti berbeda fokus penelitiannya serta hasil yang diperoleh dari penelitiannya, sekalipun kedua penelitian tersebut menggunakan pendekatan scientific. Pada penelitian pertama mengungkapkan penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran matematika SMP. Pada penelitian kedua menjelaskan tentang implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan scientific pada aspek akidah bab iman kepada qodho dan qodar. Dari kedua penelitian terdahulu bila dibandingkan dengan penelitian ini maka terdapat berbagai perbedaan. Perbedaan dengan penelitian pertama adalah Penelitian pertama menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika, pada penelitian pertama yang diteliti selain proses pembelajaran juga bahan ajarnya apakah sesuai dengan pendekatan scientific. Sedangkan penelitian ini meneliti bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific dengan objek penelitian di Sekolah yang sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu SMK Muhammadiyah Kajen.
14
Ilhamdi, Penelitian Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Pendekatan Scientific: Inovasi Pembelajaran PAI Aspek Aqidah Iman Kepada Qadha Dan Qadar Kelas Ix SMP Negeri 2 Sintang Melalui Model Pembelajaran Three in One Berbasis ICT. diakses dari www.google.com
13
Perbedaan
dengan
penelitian
kedua
adalah
Penelitian
kedua
mengimplementasikan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan pendekatan scientific pada aspek aqidah dengan materi Iman kepada qodho dan qodar pada kelas IX SMP Negeri 2 Sintang. Sekalipun objek penelitiannya sama-sama Pembelajaran Pendidikan Agama Islam namun pada penelitian yang kedua ini bentuk penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan pada penelitian ini mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific dan penelitiannya adalah kualitatif lapangan. Jika ditarik kesimpulan maka orisinalitas penelitian ini adalah bahwa penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific. Dalam penelitian ini tidak hanya sekedar menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajarannya, namun juga menjelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific dan sekaligus menjelaskan upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. Tabel 1: Persamaan, Perbedaan dan Orisinalitas Penelitian No 1
Peneliti
Persamaan
M. F. Atsnan Pembelajaran
Perbedaan - Menjelaskan
Orisinalitas Penelitian - Fokus
penelitian
dan Rahmita dengan
mengenai
pada
Pembelajaran
Yuliana
pendekatan
penerapan
Pendidikan Agama
Gazali
scientific
pendekatan
Islam
dengan
14
scientific
pendekatan
- Implementasinya
scientific.
pada Pembelajaran - Objek penelitiannya Matematika.
di
- Meneliti
apakah
buku matematika sesuai
2
Ilhamdi
Pembelajaran PAI
-
dengan
pendekatan Scientific
-
melalui inovasi pembelajaran Three in One
yang
sudah
ajar
mengimplementasik
sudah
an kurikulum 2013.
dengan - Menjelaskan faktor-
pendekatan
faktor
scientific
mendukung
yang dan
Implementasi
menghambat dalam
pada
pembelajaran
aspek
PAI
aqidah saja
dengan pendekatan
Dengan
scientific
metode
three in One -
sekolah
- Menjelaskan upaya
Bentuknya
untuk
tindakan kelas
hambatan
mengatasi
pembelajaran
dalam PAI
melalui pendekatan scientific
15
F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu strategi dan teknik penelitian yang digunakan untuk memahami masyarakat, masalah atau gejala dalam masyarakat dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mendalam, data disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka 15 . Pendekatan ini digunakan peneliti karena objek kajian penelitian ini pembelajaran, dimana peneliti berusaha untuk mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen dalam bentuk kata-kata verbal. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kajen (sertifikat ISO 9001: 2008) merupakan lembaga pendidikan tingkat atas yang menjadi pilot project Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. SMK Muhammadiyah Kajen telah mengimplementasikan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 untuk kelas X (sepuluh). Termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sekolah tersebut telah melaksanakan dengan pendekatan scientific. SMK Muhammadiyah Kajen terletak di pusat kota
15
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif ( Yogyakarta: Rekaresin, 2006), hlm. 20
16
Kajen Kabupaten Pekalongan yaitu di Jl. Pahlawan, Desa Kabon Agung, Kec. Kajen, Kab. Pekalongan. 3. Sumber Data Sumber data merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu: a. Sumber data primer. Sumber data primer meliputi kondisi SMK Muhammadiyah Kajen, kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam, siswa dan dokumentasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam . b. Sumber data sekunder. Sumber data sekunder meliputi buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama, buku-buku yang berkaitan dengan pendekatan scientific, jurnal, dan hasil penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan yang dilakukan secara langsung (direct observation) yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti.
17
Teknik ini digunakan untuk mengamati tentang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di SMK Muhammadiyah Kajen, Keadaan lingkungan sekolah dan berbagai sarana yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Wawancara Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
informasi
atau
keterangan-keterangan.
Jenis
wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti. Pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai ketika wawancara. Pedoman interview berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara tidak kehilangan arah. Wawancara dilakukan terhadap kepala SMK Muhammadiyah Kajen, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam dan kepada Siswa SMK Muhammadiyah Kajen. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen, Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen dan
18
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen. c. Dokumentasi Dokumentasi sebagai sarana untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk meneliti buku-buku atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pendekatan scientific, Selain itu juga bukubuku dan dokumen-dokumen tentang pembelajaran, serta kurikulum Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah Kajen. Selain itu teknik ini juga untuk menelusuri dokumen-dokumen yang ada di sekolah struktur organisasi, kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan sebagainya sehingga dapat memberikan informasi tentang profil SMK.
5. Instrumen Pengumpulan data Instrumen yang dikumpulkan untuk mengumpulkan data yang diharapkan yaitu: a. Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya jumlah siswa, jenis kelamin, usia, latar belakang, prestasi belajar dan juga data profil sekolah
19
b. Pedoman Wawancara, digunakan sebagai panduan untuk wawancara dalam rangka mengumpulkan informasi dan data pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen, mengidentifikasi factor pendukung dan penghambat
pembelejaran
serta
mengidentifikasi
upaya
yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan. Wawancara ini dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa. c. Instrumen lembar pengamatan keterlaksanaan aktifitas guru dan siswa, digunakan untuk mengamati pembelajaran
6. Teknik Pengecekan Data Teknik Pengecekan Data dilakukan dengan: a. Triangulasi metode Dilakukan
dengan
cara
membandingkan
informasi
atau
data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan dokumentasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga menggunakan
20
informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa buku-buku tentang pembelajaran dan buku-buku tentang pendekatan scientific, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan. b. Triangulasi sumber data Dengan menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
21
7. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif berikut : a. Reduksi Data Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Pada
tahapan ini
setelah data
dipilah kemudian
disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara. b. Penyajian Data Penyajian data ( display data ) dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan
22
pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori
yang sejenis
permasalahan
yang
untuk
dihadapi,
ditampilkan agar termasuk
selaras
dengan
kesimpulan-kesimpulan
sementara diperoleh pada waktu data direduksi c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti. Analisis data merupakan suatu kegiatan yang logis, data kualitatif berupa pandangan-pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi dalam
23
pendidikan, utamanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk itu diperoleh suatu hubungan yang dapat memberikan penjelasan terhadap
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
menggunakan
pendekatan scientific. Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Dan apabila kesimpulannya tidak memadai, maka perlu diadakan pengujian ulang, yaitu dengan cara mencari beberapa data lagi di lapangan, dicoba untuk diinterpretasikan dengan fokus yang lebih terarah. Dengan begitu, analisis data tersebut merupakan proses interaksi antara ketiga komponan analisis dengan pengumpulan data, dan merupakan suatu proses siklus sampai dengan aktivitas penelitian selesai. 16
G. SISTEMATIKA PENULISAN Didalam penulisan tesis ini, penulis mengadakan pembagian secara sistematis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasanya. Adapun sistematika penulisan tesis ini terdiri atas tiga bagian sebagai berikut: 1. Bagian awal terdiri atas halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tesis, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
16
Miles, M. B., dan Huberman, A. M., Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of New Methods (California : Sage, 1984), hlm. 15-21
24
2. Bagian isi terdiri dari lima bab: -
Bab I Pendahuluan berisi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penelitian
-
Bab II Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas tentang: Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam dan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran
-
Bab III Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan scientific di SMK Muhammadiyah Kajen, berisi: Sejarah Singkat SMK Muhammadiyah Kajen, Letak Sekolah, Visi Misi, Tujuan dan Kebijakan Mutu Sekolah, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana, Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific, Perencanaan Pembelajaran PAI melalui pendekatan scientific, Pelaksanaan Pembelajaran PAI melalui pendekatan scientific, Evaluasi Pembelajaran PAI melalui pendekatan scientific, Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific dan Upaya dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific.
-
Bab IV Analisis Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific: Analisis Perencanaan Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific, Analisis Pelaksanaan Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific, Analisis evaluasi Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific,
25
Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific dan Analisis upaya dalam mengatasi hambatan dalam Pembelajaran PAI melalui Pendekatan Scientific. -
Bab V Penutup berisi: Simpulan dan Saran
3. Bagian Akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.