perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, sangat luhur dalam meningkatkan kualitas manusia, sehingga segala usaha yang mengarah pada keberhasilan pendidikan merupakan sebuah keharusan. Pada era globalisasi, masyarakat sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Pendidikan akan membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat. Hal ini senada dengan makna pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Aqidah Akhlak, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN, No. 20, 2003: 3). Keberhasilan dalam bidang pendidikan melalui proses pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu guru, peserta didik, kurikulum, tenaga pendidik, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi, sudah tentu akan memperlancar proses pembelajaran. Keberhasilan dalam bidang commit to user pendidikan akan meningkatkan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka perlu adanya proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas. Baik bermutu pada prosesnya maupun hasil akhir pembelajaran yaitu prestasi belajar.
Prestasi belajar
merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberprestasian belajar siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berprestasi dalam pembelajaran, dan sebaliknya siswa yang prestasi belajarnya rendah dapat dikatakan belum berprestasi dalam pembelajaran. Belajar sebagai suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lainnya yang ada pada individu (Sudjana, 2002: 280). Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat pengetahuan dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya. Menurut Djamarah (1996) metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran,. Sehingga kadang kala metode konvensional menimbulkan kejenuhan dalam proses pembelajaran yang berakibat penurunan hasil belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Proses pembelajaran yang didominasi dengan tuntutan untuk menghafalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin untuk menghadapi ujian, dimana peserta didik harus mengeluarkan apa yang telah dihafalkannya. Kondisi ini sangat bertentangan dengan kondisi psikologis peserta didik dimana proses transfer pengetahuan bakal efektif jika melalui “gaya belajar” peserta didik sendiri. Oleh karena itu, gaya mengajar pendidik harus disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik tersebut. Hal ini pun sejalan dengan pendapat Sudjana (2005: 40), bahwa peserta didik adalah insan yang aktif serta perlu diperdayakan untuk berpartisipasi penuh dalam penentuan dan pembentukan cara belajarnya. Tetapi kenyataannya, dalam pembelajaran di kelas justru sebaliknya, peserta didik harus susah payah menyesuaikan dengan gaya mengajar pendidik. Akibatnya peserta didik cenderung tertekan dan belajar dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Hasil observasi awal peneliti di SMK Gajah Mada Purwodadi, bahwa mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang membosankan dan kurang menarik bagi siswa, hal ini disebabkan siswa harus menghafal dan mengingat materi PKn. Selain itu proses pembelajaran PKn yang berlangsung masih berorientasi pada guru yang menyampaikan materi dengan tidak mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi saja. Hal ini mengakibatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Belum nampaknya keterlibatan siswa dalam pembelajaran PKn itu terlihat dari masih banyaknya siswa yang kurang aktif dalam memberikan pendapat atau memberi gagasannya, mengajukan pertanyaan ataupun dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Padahal jika proses pembelajaran berorientasi pada siswa dimana siswa mencari tahu sendiri mengenai materi yang dipelajari dengan dikaitkan pada suatu fenomena atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mampu memahami pelajaran dengan baik. Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa
kelemahan.
Kelemahan
tersebut
dapat
dilihat
pada
saat
berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Sebagaimana yang penulis tahu bahwa materi PKn syarat dengan nilai. Nilai-nilai yang akan mendukung untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, warga negara yang cinta pada tanah air, yang rela berkorban, mampu bersikap adil, saling menolong dan memiliki toleransi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
tinggi. Selain contoh nilai-nilai di atas masih banyak lagi nilai-nilai yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa. Berdasarkan realita di atas, maka peranan guru sangat diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran. Guru dikatakan berhasil dalam mengajar jika tujuan-tujuan pembelajaran sudah tercapai. Kreativitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan. Siswa tidak hanya berperan sebagai obyek pembelajaran, tetapi juga sebagai subyek pembelajaran. Alur proses pembelajaran tidak hanya dari guru ke siswa, tetapi juga dari siswa ke guru bahkan siswa bisa juga belajar bersama peserta didik lain dan bekerjasama. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Pembelajaran yang pada hakekatnya
adalah
proses
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik, perlu untuk ditingkatkan. Karena pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran
dihentikan,
diubah
metodenya,
atau
mengulang
dulu
pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, commit to user pemilihan dan penggunaan metode mengajar (Mulyasa, 2004:100). Atas dasar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
itulah guru mencoba mengembangkan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada pembelajaran PKn. Wina Sanjaya (2006: 255), menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Lebih lanjut Syaiful Sagala (2005: 88), menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bertitik tolak dari masalah-masalah di atas, maka guru mata pelajaran PKn harus selalu berupaya mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi siswa, salah satunya yaitu dengan penerapan model pembelajaran kontekstual. Metode kontekstual ini diasumsikan memiliki peranan yang cukup kuat dalam memberikan pemahaman kepada siswa atas teori materi yang bersifat abstrak agar bisa dipahami secara konkrit. Siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran dari segi proses pembelajaran dengan mengaitkan antara materi dan lingkungan sekitar. Hal tersebut sebagaimana hasil observasi sementara peneliti di SMK commit to user Gajah Mada Purwodadi, dimana siswa masih menemui beberapa hambatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran PKn secara maksimal. Mengingat pembelajaran PKn merupakan materi pelajaran yang banyak bersifat moral dan afektif yang memerlukan pemahaman yang bersifat praktis secara komprehensif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
bermaksud mengadakan
penelitian di SMK Gajah Mada Purwodadi dengan judul “ Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning, di SMK Gajah Mada Purwodadi”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas fokus penelitian ini adalah “Bagaimana Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contexstual Teaching Learning (CTL) di SMK Gajah Mada Purwodadi”.
Fokus tersebut
dijabarkan menjadi empat sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dengan
pendekatan
Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi ? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi ? 3.
Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contexstual Teaching Learning
(CTL) di
SMK Gajah Mada Purwodadi ? 4. Bagaimana evaluasai dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan: 1. Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi. 2. pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi. 3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi. 4. Evaluasi pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi baik secara teoritis maupun praktis terhadap pengembangan program pendidikan. Secara teoritis penelitian ini dapat memberi masukan, berupa pengembangan model pembelajaran kontekstual terutama dalam pembelajaran PKn. Secara praktis, metode pembelajaran CTL diharapkan dapat bermanfaat: 1) Bagi guru a. Memberikan pengalaman untuk guru dalam merancang model commit to user pembelajaran CTL pada mata pelajaran PKn di SMK.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
b. Mengembangkan
potensi
guru
sebagai
pengembang
kurikulum
(curriculum development), perencana, pelaksana serta sebagai motivator, serta
sebagai
bahan
masukan
dalam
meningkatkan
efektivitas
mengembangkan kemampuan profesional untuk mengadakan perubahan, perbaikan dalam pembelajaran PKn di SMK. 2) Bagi siswa a. Menumbuhkan motivasi, meningkatkan aktivitas, memupuk kreativitas serta penuh inisiatif siswa dalam pembelajaran PKn. b. Melatih keberanian, keterampilan dan rasa percaya diri pada saat melaksanakan pembelajaran PKn dan menumbuhkan kreatifitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan berbagai model diantaranya model pembelajaran CTL. 3) Bagi sekolah a. Meningkatkan
kualitas
pengelolaan
pembelajaran
dalam
rangka
mencapai tujuan mata pelajaran PKn. b. Hasil perbaikan ini menjadi masukan bagi sekolah untuk menerapkan pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn di SMK. 4) Bagi penulis a. Memberi pengalaman bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai bekal menjadi guru yang profesional kelak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Belajar
merupakan
proses
perubahan
perilaku
berkat
pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah,
2002:
11).
Kegiatan
belajar
mengajar
seperti
mengorganisasikan pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Belajar dapat diartikan sebagai proses berfikir. Belajar berfikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui
interaksi
antara
individu
dengan
lingkungan.
Dalam
pembelajaran berfikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannnya sendiri (Sanjaya, 2006: 107). Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun meliputi commit to user unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2008: 55). Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan dampak logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan mengharuskan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus. Di samping itu diperlukan pemutakhiran pilihan atas berbagai
konsep-konsep
pembelajaran
serta
alternatif
inovasi
pendidikan yang berkembang semakin beragam. Harus selalu diupayakan adanya usaha perbaikan dan peningkatan kualitas isi, efisiensi dan efektivitas pembelajaran, proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng dalam (Uno , 2008:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Sebagaimana diungkapkan
(Dexzrek,2008:1)
bahwa
Pembelajaran
ialah
membelajarkan siswa menggunakan jasa pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sehingga Secara impilisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan
metode,
untuk
mencapai
hasil
pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. b. Ciri-ciri Pembelajaran Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antar manusia yang disebut sebagai interaksi. Menurut Hamalik ( 2011: 23 ) ada tiga commit to user ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus. 2) Saling ketergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepad sistem pembelajaran. 3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendaka dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). c. Unsur-unsur pembelajaran Unsur-unsur
minimal
yang
harus
ada
dalam
sistem
pembelajaran adalah seorang warga belajar, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan, dalam hal ini, tutor tidak termasuk sebagai unsur sistem pembelajaran, fungsinya dapat digantikan atau dialihkan kepada media sebagai pengganti, seperti : buku, slide atau teks diprogram dan sebagainya. Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada tutor: 1) Motivasi membelajarkan warga belajar. 2) Kondisi guru/tutor siap membelajarkan siswa/peserta didik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Sumadi Suryabrata (2004: 249-250), belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor yaitu sebagai berikut : 1) Faktor yang berasal dari luar diri warga belajar di golongkan menjadi yaitu : Faktor non sosial dan Faktor sosial. 2) Faktor yang berasal dari dalam diri warga belajar, Faktor fisiologis, jasmani, fungsi fungsional tertentu, dan Faktor psikologis mendorong aktivitas belajar. 2. Pembelajaran Berdasarkan Konsep Siswa Konsep siswa memandang belajar sebagai proses aktif dan interaktif sebagai proses interpretasi dan interaksi diri terhadap realitas dan sensori-sensori baru yang melibatkan konstruksi - konstruksi inter dan intra individu. Dengan konsep siswa, siswa dapat mencipta makna-makna melalui interaksi atau pengaitan diri antara pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitifnya dengan pengetahuan baru. Sentralitas dari setiap
peristiwa
pembelajaran
terletak
pada
“suksesnya
siswa
mengorganisasi pengalaman belajarnya, bukan pada kebenaran siswa dalam melakukan replikasi atas apa yang dikerjakan guru”(Bodner dalam Sadia, 1996). Pembelajaran
dengan
menggunakan konsep
siswa
memandang siswa bukan sebagai kertas kosong akan tetapi siswa dipandang sebagai pihak yang telah memiliki pengetahuan awal yang commit to user merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman terhadap peristiwa-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
peristiwa yang dialaminya sehari-hari. Sehingga dalam tahapan awal dari penerapan pembelajaran dengan konsep siswa, guru harus dapat menggali pengetahuan-pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa (Rodjikin, 2012: 116). Pengembangan pembelajaran berdasarkan konsep siswa dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan konsep siswa ada beberapa tahapan dalam pelaksanaannya : a. Tahap persiapan Pada tahap persiapan guru membuat rencana pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas. Selain itu tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa juga sudah disiapkan sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan konsep siswa Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan konsep siswa guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mediator saja, materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa dikaitkan dengan kondisi aktual sehari-hari yang dialami oleh siswa. Sehingga konsep – konsep yang ada dalam pokok bahasan yang sedang dibahas merupakan konsepkonsep yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari. c. Evaluasi Pada tahapan ini dilakukan evaluasi sejauhmana penguasaan siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari. Dari hasil evaluasi ini, kita akan mengetahui sejauhmana efektifitas dari pembelajaran dengan menggunakan konsep siswa. d. Refleksi Tahapan akhir yaitu refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil dari refleksi merupakan masukan untuk perbaikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran berikutnya.
3. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning a. Pengertian pembelajaran CTL Elaine B. Johnson (Riwayat, 2008), mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine commit to user mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu usaha yang dilakukan peserta didik untuk menghasilkan pengetahuan dengan menghubungkan muatan akademis dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihapal. Pembelajaran tidak hanya
difokuskan
pada
pemberian
pembekalan
kemampuan
pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikian, inti dari pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep ini membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya commit to user dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. CTL ini senada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
dengan model Gordom yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan hubungan social. Ia juga menekankan bahwa ide-ide yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk memperkaya pemikiran ( Mulyasa, 2008:163 ). Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai bekal dalam hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya. Pembelajaran Kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Beberapa pendapat tentang pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
1) Nanang Hanafiah (2009 : 67), menyatakan bahwa Contextual Teaching
and
Learning
yang
umumnya
disebut
dengan
pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya. 2) Wina Sanjaya (2006: 255), menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. 3) Syaiful Sagala (2005 : 88), menyatakan bahwa Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
4) Rusman (2009: 240), mengatakan pendekatan Kontekstual adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkrit (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekadar dilihat dari sisi produk, tetapi yang terpenting adalah proses. b. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran CTL Pembelajaran kontekstual lebih dikenal dengan istilah Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan pendekatan commit to user pendidikan yang melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
sekedar menuntun para siswa dalam menggabungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan mereka sendiri. CTL berusaha melibatkan para siswa untuk mencari makna “konteks” itu sendiri. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa diharapkan mengerti apa makna dari belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya, dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, tugas guru adalah membantu siswa. Guru akan lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi materi pelajaran. Guru hanya mengelola kelas dan menciptakan situasi atau kondisi agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuannya. CTL sebagai suatu model pembelajaran memiliki tujuh komponen. Komponen-komponen
ini
yang
melandasi
pelaksanaan
proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Menurut Wina Sanjaya (2006: 264-269), ada tujuh komponen pendekatan CTL sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini: 1) Kontruktivisme Kontruktivisme
adalah
proses
membangun
atau
menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman (Wina Sanjaya, 2006: 264). Kontuktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan commit to user dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan ini memberi makna melalui pengalaman yang nyata. 2) Menemukan (inquiry) Inquiry adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (Wina Sanjaya, 2006:265). Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya
menemukan
akan
memberikan
penegasan
bahwa
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. 3) Bertanya (Questioning) Unsur lain yang menjadi karekteristik utama CTL, adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman (sharing). Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang positif dalam learning community dikembangkan. 5) Pemodelan (Modelling) Modelling yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa (Wina Sanjaya, 2006: 267). Modelling merupakan komponen yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari pmbelajaran yang teoritis – abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berfikir ke belakang tentang apa yang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai stuktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Pada commit to user
saat
refleksi,
siswa
diberi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
kesempatan untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. 7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai data dan informasi yang lengkap sebagai perwujudan dari penerapan penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.
c. Keunggulan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran dengan pendekatan CTL yaitu: 1) Siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. 2) Siswa dapat saling bertanggung jawab atas kemampuan teman dalam kelompoknya. 3) Siswa dapat belajar dari teman ( menjadi tutor sebaya ). 4) Siswa dapat belajar melalui pengalaman sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
d. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Depdiknas (Trianto, 2008: 25-26) secara garis besar langkahlangkah Contextual Teaching and Learning adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya. 4) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompokkelompok). 5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 4. Pembelajaran PKn a. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn)
berubah
menjadi
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan dalam Kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran Kewarganegaraan (Citizenship) (Depdiknas, 2003: 2). Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Fungsinya adalah sebagai wahana untuk membentuk warga commit to user negara yang cerdas, terampil,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2003: 2). b. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3) Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia, agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain; dan 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikas (Depdiknas, 2003: 2). Mata pelajaran PKn terdiri dari dimensi pengetahuan Kewarganegaraan (civics knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum, dan moral. Dimensi ketrampilan Kewarganegaraan (civics skill) meliputi ketrampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi nilai-nilai Kewarganegaraan (civics values) mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas. Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan bidang kajian Interdisipliner commit to user artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat (Depdiknas, 2003: 2). c. Visi dan Misi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan memperhatikan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara yang baik, maka selain mencakup dimensi pengetahuan, karakteristik mata pelajaran Kewarganegaraan ditandai dengan memberi penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan civics. Jadi, pertama-tama seorang warga negara perlu memahami dan menguasai pengetahuan yang lengkap tentang konsep dan prinsip-prinsip politik, hukum, dan moral civics. Setelah menguasai pengetahuan, selanjutnya seorang warga negara diharapkan memiliki sikap dan karakter sebagai warga negara yang baik serta memiliki keterampilan Kewarganegaraan dalam bentuk keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keterampilan menentukan posisi diri, serta kecakapan hidup (life skills) (Depdiknas, 2003: 4). d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ruang
lingkup
mata
pelajaran
Kewarganegaraan
dikelompokkan ke dalam komponen rumpun bahan pelajaran dan sub komponen rumpun bahan pelajaran. Aspek sistem berbangsa dan bernegara yang meliputi: Persatuan bangsa dan Negara, Nilai dan norma (agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum), Hak Asasi Manusia, commit to user Kebutuhan hidup warga Negara, Kekuasaan dan Politik, Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
demokrasi,
Pancasila
dan
Konstitusi
Negara,
dan
globalisasi
(Depdiknas, 2003: 5). 5. Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL. a. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses dan cara berfikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan dengan tujuan agar diri seseorang dapat berubah. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Suwardi, 2007: 30). Pembelajaran dengan pendekatan CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Perencanaan dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting dipersiapkan oleh guru di awal, supaya pembelajaran benar-benar terencana dan terprogram dengan baik. Guru mata pelajaran PKn commit to user layaknya guru mata pelajaran lain, tentunya harus mempersiapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
program tahunan (prota), program semester (promes), silabus dan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Pemilihan
metode
pembelajaran juga menjadi prioritas awal yang harus dicermati oleh guru supaya pembelajaran bisa berjalan dengan baik, lancar serta tepat sasaran. Perencanaan
pembelajaran
atau
biasa
disebut
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Bagi guru, rencana pengajaran ini berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar lebih efisien dan efektif (Uzer Usman, 2008: 61). Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Sebagaimana rencana pembelajaran
pada
umumnya,
rencana
pembelajaran
berbasis
kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas¬yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup commit to user komponen-komponen berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. 2) Tujuan pembelajaran. 3) Materi pembelajaran. 4) Pendekatan dan metode pembelajaran. 5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 6) Alat dan sumber belajar. 7) Evaluasi pembelajaran. Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh paham objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana pembelajaran kontekstual -yang dikembangkan oleh paham konstruktivis-
menekankan
pada
tahap-tahap
kegiatan
(yang
mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media atau sumber pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang spesifik
bukan
menjadi
prioritas
dalam
penyusunan
rencana
pembelajaran kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya. Persiapan pembelajaran ini dikenal dengan perencanaan, perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat utuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, commit to user 2008: 2). Pembelajaran PKn berkaitan dengan bagaimana guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
mengajar dan bagaimana siswa belajar. Kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan yang disadari dan direncanakan. Perencanaan pembelajaran ini berkaitan dengan program pembelajaran berupa suatu program yang isinya mengenai bagaimana mengajarkan materi PKn yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pembelajaran ini harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum (Syaodikh dan Ibrahim, 2003: 51). Uno (2008:
3) menyatakan bahwa upaya
perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan asumsi: 1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. 2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu dilakukan pendekatan sistem. 3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseoarang belajar. 4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. 5) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. b. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL) dapat diterapkan dalam aneka ragam kurikulum dan bidang studi, demikian juga pada kelas yang bagaimanapun keadaannya. Strategi pembelajaran kontekstual mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi sudah beberapa kali diterapkan dalam rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran PKn, dan hasilnya sudah cukup ada perkembangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
meskipun belum maksimal, sehingga perlu adanya penerapan kembali pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini. Penerapan model pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru di kelas, memiliki langkah-langkah pembelajaran. Sebagaimana yang dijabarkan oleh Depdiknas (Trianto, 2008: 25-26) secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompokkelompok). e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Hal ini juga dikemukakan oleh Prayudi (2007: 1), Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk
berbagi
dan
mengolah informasi
dengan tujuan agar
pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Proses
pembelajaran
PKn
dapat
dilakukan
dengan
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran. Langkah atau cara menuju kreatif adalah suatu cara yang dapat dilakukan seseorang commitkemampuannya to user (guru) dalam meningkatkan dalam mengajar, langkah-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
langkah tersebut menurut Utami Munandar (2005: 79-81) sebagai berikut: 1) Mendefinisikan kembali problem yang dihadapi. Secara esensi cara
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
ini bisa dimaknai sebagai pelepasan seseorang dari belenggu pikirannya. Proses ini adalah bagian dari sintetis berpikir kreatif. Bertanya dan menganalisa asumsi. Orang kreatif mempertanyakan asumsi dan cepat menggerakkan orang lain melakukan hal yang sama. Mempertanyakan asumsi adalah bagian dari kreativitas berpikir analisis. Menjual ide. Murid-murid dilatih bagaimana mempengaruhi orang lain melalui gagasan-gagasan mereka. Menjual gagasan adalah bagian dari aspek praktikal berpikir kreatif. Mendorong menghasilkan ide. Orang kreatif mampu mendemonstrasikan gaya berpikir seorang legislatif. Seorang legislatif suka menghasilkan ide. Siswa butuh banyak pengetahuan agar ide yang muncul lebih baik. Guru dan murid harus bersamasama mengidentifikasi dan mengenali aspek kreatif dari ide yang dihadirkan. Mengenali dua arah perolehan pengetahuan. Murid-murid dikenalkan pada proses belajar dua arah, berpusat pada guru dan belajar dari diri mereka sendiri. Proses belajar mengajar diciptakan sedemikian rupa,agar terjadi interaksi dua arah (guru-siswa), sehingga guru bukan hanya sebagai penceramah, akan tetapi siswa. Mendorong siswa mengidentifikasi rintangan dan mengatasinya. Interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar perlu diciptakan suasana yang nyaman. Guru dalam proses belajar mengajar harus dapat merangsang pikiran siswa untuk berpikir menemukan masalah dan cara memecahkannya. Siswa perlu tahu bahwa proses kreativitas berlangsung lama, agar nilai atau ide kreatif bisa dikenal dan dihargai. Mendorong berpikir sehat dan berani mengambil resiko. Apakah kesulitan, rintangan dan resiko harus dihindari? Tidak. Pertanyaan dan jawaban ini harus ditanamkan secara kuat pada jiwa murid, agar sadar tentang semua resiko yang akan dihadapi dari setiap pengambilan keputusan. Inilah bentuk berpikir sehat, sehingga hal tesebut merupakan harga kerja kreatif. Mendorong toleransi ambigu. Menyadari adanya kodrat hitam dan putih demikian pula, pemikiran dan perbuatan mempunyai dua dimensi, baik-buruk. Guru sebagai pendidik perlu untuk melatih daya pikir siswa terhadap hal-hak yang bersifat ambigu. Membantu siswa membangun keyakinan meraih sukses (selfefficacy). Semua commit siswa pada dasarnya mempunyai kemampuan to user berkreasi atas pengalaman-pengalamannya. Berada di kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
yang menyenangkan, misalnya, mendorong siswa mampu memunculkan sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, cara pertama adalah memberi suasana kondusif pada siswa untuk bisa kreatif. 10) Membantu siswa menemukan cinta pada perbuatannya. Siswa disadarkan pentingnya mencintai apa yang sedang dikerjakan. Hal ini mendorong siswa menampilkan kerja yang bagus, fokus dan penuh dedikasi. 11) Mengajarkan siswa pentingnya menunda kepuasaan. Siswa harus ditanam kesadaran pentingnya kita mengerjakan suatu proyek dalam jangka waktu lama, tanpa berharap cepat-cepat mendapatkan hasil 12) Memelihara lingkungan agar tetap kreatif. Suasana kelas hendaknya dikondisikan untuk tetap terjaga kreativitasnya. Dengan demikian siswa akan terdorong untuk selalu kreatif. c. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL Evaluasi merupakan komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan pengajaran merupakan implementasi dari kurikulum. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasilhasil urutan pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas (Oemar Hamalik, 2011: 145-146). Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai. Pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang bertanggung jawab atas hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan commit to user guru sesuai dengan tujuan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
dirumuskan (Arikunto, 2006: 3-4). Ada tiga langkah pokok yang dilakukan dalam evaluasi keseluruhan program pengajaran, terkait dengan pembelajaran PKn yang masuk dalam kurikulum KTSP, yaitu sebagai berikut: 1) Evaluasi awal Evaluasi awal atau pre test dilakukan sebelum pelajaran diberikan. Tujuan dan fungsinya adalah untuk mengetahui kemampuan
awal
siswa
mengenai
pembelajaran
yang
bersangkutan. Dengan mengetahui kegiatan awal siswa, guru akan dapat menentukan cara-cara penyampaian yang akan ditempuh nanti. Untuk bahan-bahan yang telah dikuasai siswa, misalnya guru tidak akan memberikan penjelasan yang banyak lagi, disamping itu dengan adanya evaluasi awal guru akan dapat melihat hasil yang betul-betul dicapai melalui program yang dilaksanakannya, setelah membandingkannya dengan hasil evaluasi akhir (Syaodikh dan Ibrahim, 2003: 88). 2) Pelaksanaan Pengajaran Langkah berikutnya adalah melakukan pengajaran sesuai dengan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang sudah direncanakan. Selama langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru antara lain dalam bentuk kuis, tugastugas, observasi dan bertanya langsung kepada siswa tentang commit to user pelajaran yang disajikan, apakah cukup jelas, dsb. Dari kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
evaluasi ini, guru dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang belum begitu dipahami oleh siswa, dan bagian mana dari kegiatan belajar mengajar yang tampaknya kurang efektif atau sulit dilaksanakan dengan baik (Suwardi, 2007: 98). 3) Evaluasi akhir Evaluasi akhir atau post test berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal, maka dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah kita berikan, disamping sekaligus dapat pula diketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa (Uno, 2008: 95). Evaluasi
pembelajaran
dilaksanakan
untuk
mengetahui
kompetensi dan hasil belajar siswa mengenai materi tertentu. Pelaksanaan evaluasi pada sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama antara metode yang satu dengan yang lain. Beberapa tahapan evaluasi pembelajaran PKn ini dilakukan baik pada setiap akhir bab, tengah semester maupun akhir semester. Hasil belajar siswa bisa terlihat pada setiap tahapannya, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang. Pada jangka panjang, hasil evaluasi pada beberapa tahapan tersebut digabung kemudian diambil rata-ratanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Pada umumnya bentuk evaluasi tersebut bisa dilaksanakan secara tertulis dan lisan, namun pada pembelajaran PKn ini, bentuk evaluasi seringa dilakukan dalam bentuk praktik. Karena mengingat bahwa pembelajaran PKn ini lebih mengedepankan sikap (afektif) siswa dari pada aspek kognitif saja. Namun demikian, secara formal akademik juga dilaksanakan evaluasi dalam bentuk tertulis. Dalam pendekatan kontekstual hal-hal yang biasa digunakan sebagai
dasar
menilai
hasil
belajar
siswa
adalah
proyek
kegiatan/laporan, PR, kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis, karya tulis. Dengan penilaian sebenarnya siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, salah satunya adalah tes tertulis sebagai sumber data untuk meihat kemampuan/prestasi siswa (Trianto,2008:25-26). B. Penelitian yang Relevan Wayne Melville dan Bevis Yaxley (2009) dalam jurnal yang berjudul Contextual Opportunities for Teacher Professional Learning: The Experience of One Science Department. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada tiga poin penting yang timbul dari data analisis. Yang pertama adalah dampak diabaikan oleh salah satu kebijakan sekolah pada karya para guru di departemen. Yang kedua adalah kemauan guru untuk memanfaatkan keahlian yang tepat, terlepas dari sumber keahlian itu. Yang ketiga adalah cara dimana guru telah mengembangkan sebuah commit to user komunitas di mana pengajaran praktek, baik individu maupun perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
dapat dibahas dan dikritik. Implikasi yang jelas dari poin ini adalah bahwa guru, bekerja dalam departemen dan masyarakat pendidikan ilmu pengetahuan yang lebih luas, yang membuat perubahan konseptual dari pengembangan profesional untuk belajar profesional. Persamaan dengan penelitian ini adalah peran guru diperlukan dalam menyukseskan pencapaian belajar siswa yaitu dengan pendekatan kontekstual sedangkan perbedaannya adalah lingkup yang diteliti bahwa di penelitian ini tentang sekolah dan hasil belajar siswanya tetapi dalam penelitian Wayne Melville dan Bevis Yaxley yaitu guru disebuah departemen ilmu pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Misbachun Nisya’ dan Muchlis. 2013. Berjudul Penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Untuk Meningkatkan Karakter Menghargai Bagi Siswa Kelas XI IPA MA Bahauddin Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter menghargai dan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan Contxtual Teaching and Learning (CTL) pada materi pokok hidrolisis garam. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Bahauddin Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan empat siklus yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Hasil penelitianmenunjukkan karakter menghargai siswa pada putaran I sebesar 62,5% dengan kategori baik,pada putaran II commit to user sebesar 70,8% dengan kategori baik, dan pada putaran III sebesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
81,2%dengan kategori sangat baik. Ketuntasan hasil belajar siswa pada putaran I sebesar 62,5%,pada putaran II sebesar 87,5%, pada putaran III sebesar 87,5%. Berdasarkan data tersebut selama penerapan pendekatan CTL karakter menghargai siswa mengalami peningkatan dan ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan klasikal pada putaran II dan III.. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahu ini dengan penelitian ini yaitu persamaannya menggunakan sebuah metode CTL dalam mengukur hasil belajar siswa, Sedangkan perbedaannya pada penelitian terdahulu ini
menggunakan metode CTL untuk mengetahui
karakter menghargai dan hasil belajar siswa setelah penerapan , dan menggunakan bebrapa siklus untuk mengetahuinya sedangkan pada penelitian ini dengan deskriptif kualitatif tentang pelaksanaan hingga evaluasi serta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian yang dilakukan oleh I Pt. Agus Putra Adnyana1, Ni Kt. Suarni2, I Wyn. Koyan. 2014. Berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Diskusi Kelompok Debat Terhadap Kemampuan Berpikir Analitik Mata Pelajaran PPKn Ditinjau dari Sikap Sosial Siswa X MM SMK PGRI 2 Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual berbasis debat terhadap kemampuan berpikir analitik PKn ditinjau dari sikap sosial user siswa kelas X MM SMK commit PGRI 2to Badung dengan rancangan Post Test
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Only Control Group Design. Sampel penelitian ini berjumlah 54 siswa dengan sistem random sampling terhadap kelas. Pengambilan data dilakukan
dengan
kuisioner
dan
tes.
Data
diolah
dengan
Anakova satu jalur. Hasil penelitiannya adalah: (1) kemampuan berpikir analitik PKn siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual
berbasis debat lebih baik dari siswa yang
belajar dengan model konvensional sebelum kovariabel
sikap
sosial
dikendalikan (Fhitung=15,696;P<0,05); (2) setelah kovariabel sikap sosial dikendalikan, siswa yang belajar dengan model pembelajaran kontekstual berbasis debat memiliki kemampuan berpikir analitik PKn yang
lebih
baik
dari
siswa
yang
belajar
model
konvensional
(Fhitung=9,748;P<0,05); (3) sikap sosial memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan berpikir analitik PKn, dengan kontribusi sebesar 16,4%. Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis debat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analitik PKn ditinjau dari sikap sosial siswa Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan sebuah metode kooperatif CTL dalam mengukur keberhasilan anak dalam pembelajaran PKn, salah satunya dengan menggunakan metode debat pada pembelajaran ini. Sedangkan perbedaannya
adalah penelitian terdahulu ini mengukur
tentang besarnya pengaruh pembelajaran CTL pada tingkat pemahaman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
anak sedangkan penelitian ini tidak ada sebuah pengukuran tetapi deskriptif tentang pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan CTL hingga sebuah evaluasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Ifraj Shamsid-Deen and Bettye P. Smith. (2006). yang berjudul “Contextual Teaching And Learning Practices in The Family and Consumer Sciences curriculum”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa para guru yang berada di daerah pedesaan mempunyai kesempatan lebih banyak dalam melakukan kegiatan pembelajaran kontekstual bila dibandingkan dengan sekolah didaerah perkotaan. Meurut penelitian yang dilakukan oleh ISfraj bahwa bahwa para guru yang berada di daerah pedesaan mempunyai kesempatan lebih banyak dalam melakukan kegiatan pembelajaran kontekstual bila dibandingkan dengan sekolah didaerah perkotaan. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian ini karena lokasi penelitian ini dikota dan menghasilkan prestasi belajar anak yang lebih baik dibandingkan dengan yang dipelosok. Persamaannya adalah metode yang digunakan dengan deskriptif kualitatif dengan survey lapangan, dokumen dan diperkuat adanya wawancara. Agung Yulianto dan Arief Yulianto. (2007). dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi melalui Pendekatan commit to user Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada SMA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Negeri 11 Semarang. Hasil penelitian adalah
mencoba menerapkan
konsep belajar yang mendorong guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas, dalam hal ini konsep-konsep ekonomi yang secara realitas terjadi di dunia ekonomi dan memberikan rangsangan kepada siswa untuk
mengembangan
menghubungkan antara
kemampuan
pengetahuan
yang
kritisnya
untuk
dimilikinya
dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan antara penelitian Agung Yulianto dengan penelitian kali ini adalah sama-sama mengkaitkan proses pembelajaran dengan dunia nyata yang ada dilingkungan sekitar. Perbedaannya bahwa jenis penelitian Agung Yulianto penggunaan pendekatan kontekstual dilakukan secara eksperimen, sedangkan jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dian Ismail. 2013. Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi di kelas V SDN 6 Tibawa kabupaten Gorontalo. Hasil pelaksanaan siklus I kemampuan siswa kelas V SDN 6 Tibawa dalam menulis puisi masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil penilaian pada siklus I bahwa dari 25 orang siswa terdapat 15 orang siswa atau 60% yang mampu menulis puisi. Dan dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu dari 25 orang siswa terdapat 20 orang atau 80% tuntas tidak
secara klasikal 80%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan data hasil commit to user penilaian dari siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
siswa dalam menulis puisi melalui penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkat. Persamaan antara penelitian Dian Ismail dengan penelitian kali ini adalah bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa guru menggunakan pendekatan
kontekstual.
Perbedaanya,
penelitian
Dian
Ismail
menggunakan pendekatan PTK sementara penelitian kali ini berjenis deskriptif kualitatif. C. Kerangka Pikir Dengan
pembelajaran
Contexstual
Teaching
Learning
(CTL)
diharapkan sekolah memiliki keunggulan dalam bidang mata pelajaran PKn , karena tujuan dari PKn tidak hanya pengetahuan secara teoritis yang harus dikembangkan tetapi lebih dari itu baik yang berhubungan dengan sikap pribadi maupun sebagai warga negara yang baik, kesemuanya itu tidak lepas dari tuntunan dari mata pelajaran PKn, hal ini memerlukan peran guru di sekolah agar benar – benar mengkaji dan menerapkan model ini secara maksimal baik mulai dari perencanaan, proses ( pelaksanaan KBM) sampai pada pemberian evaluasi, dan adanya umpan balik, namun tidak hanya pelajaran di kelas yang harus di berikan kepada siswa tetapi keteladanan guru setiap hari juga merupakan hal yang utama. Di sisi lain siswa nantinya juga akan menemukan sendiri manfaat ilmu
yang di dapat baik dari
pengetahuan teoritis, maupun pembiasaan di sekolah, dan di masyarakat. yang pada akhirnya siswa tumbuh menjadi manusia yang berkompeten, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
cerdas , dan berakhlak mulia sehingga dapat hidup di masyarakat secara damai dan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan tujuan nasional. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelajaran PKn rendah
Faktor pendukung
Perencanaan pendekatan CTL
Pelaksanaan pendekatan CTL
Evaluasi pendekatan CTL
Faktor Penghambat
Pembelajaran PKn optimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahpisahkan. Dimana realita bersifat terbuka, kontekstual, secara sosial meliputi persepsi dan pandangan-pandangan individu dan kolektif, diteliti dengan menggunakan manusia sebagai instrumen ( Sutama, 2012: 32 ). Penelitian
diperoleh
melalui
pengamatan
partisipatif
dalam
kehidupan orang yang menjadi partisipan ( Sutama, 2012: 32 ). Penelitian kualitatif juga dikenal sebagai penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya, tidak ada manipulasi atau perlakuan tertentu terhadap objek penelitian ( Sutama, 2012: 38 ). Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
karena
permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut terjaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, commit to user pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
secara mendalam dan menemukan pola. Menurut Harsono ( 2008: 155 ) penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik. Dengan penelitian narulatistik, maka situasi lapangan akan tetap bersifat natural, alami, wajar, dan tidak ada tindakan manipulasi, pengaturan, ataupun eksperimen. Penelitian kualitatif memiliki karakteritik antara lain (1) dilakukan pada latar alami, karena yang merupakan alat penting adalah data langsung dan perisetnya, (2) data yang dihimpun berbentuk kata-kata atau gambar bukan dalam bentuk angka-angka, (3) lebih memperhatikan proses dan mempedulikan produknya dari pada hasil, (4) data yang diperoleh dianalisis dengan
cara
induktif
tidak
dalam
rumusan
hipotesa,
(5)
lebih
memperhatikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ( Sutama, 2012: 64 ). Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (Harsono, 2011: 19). Dalam penelitian kualitatif, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan, terinci dari pandangan responeden, dan melakukan studi situasi yang alami. Dengan penelitian naturalistik, maka situasi lapangan akan tetap bersifat natural, alami, wajar, dan tidak ada tindakan manipulasi, pengaturan, ataupun eksperimen (Harsono, 2008: 155).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
2. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana suatu studi atau kajian yang merupakan hasil tahapan rencana penelitian. Desain itu kemudian diimplementasikan di dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan dianalisis, kemudian dituangkan ke dalam laporan penelitian (Mantja, 2008: 2). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian etnografi. Penelitian kualitatif menggunakan kajian etnografis sebagai ciri khasnya dimana dalam penelitian kualitatif hal-hal subjektif ( subjektivitas murni ) termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis data ( Sutama, 2012:33 ). Penelitian etnografi dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan serta mengumpulkan dokumen-dokumen. Menurut Jensen dan Jankowski (dalam Harsono, 2011: 13) diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data tetatpi sebuah cara untuk mendekati data dalam meneliti fenomena komunikasi. Etnografi memiliki ciri unik yang membedakannya dengan metode penelitian kualitatif lainnya yaitu observatory participant sebagai teknik pengumpulan data (Harsono, 2011: 14). Jangka penelitian relatif lama, berada dalam setting tertentu, wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta mengikutsertakan interpretasi penelitinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Gajah Mada Purwodadi. Pemilihan lokasi ini karena beberapa alasan diantaranya adalah (1) SMK Gajah Mada Purwodadi ini merupakan sekolah yang mengalami perkembangan pesat , terutama dalam prestasi siswa dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan (2) Guru memanfaatkan sumber belajar multimedia sehingga kegiatan pembelajaran terlihat interaktif. (3) Untuk pembelajaran PKn materi diberikan tidak hanya di dalam kelas saja, namun juga diberikan di luar kelas dengan menggunakan berbagai metode. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini secara keseluruhan diprogramkan bisa terlaksana selama kurun waktu 5 (lima) bulan, terhitung mulai bulan Maret s/d Juli 2014 dengan rincian waktu sebagai berikut:
No
Kegiatan
Waktu Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Penyusunan Proposal 2. Pengurusan Ijin Penelitian 3. Persiapan Pengumpulan Data 4. Pengumpulan Data 5. Analisis Data 6. Penyusunan Laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa, Guru PKn, dan Kepala Sekolah di SMK Gajah Mada Purwodadi. Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti di lapangan penelitian untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan pembelajaran PKn berbasis kontekstual. Kehadiran di tempat penelitian dapat bersifat rutin maupun insidentil dalam pengertian sewaktu memerlukan data maka peneliti terjun ke lapangan. Sebelum terjun ke lapangan penelitian, peneliti terlebih dahulu menetapkan target responden yang akan diwawancarai maupun data yang hendak dicari. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2006: 168). D. Data, Sumber Data dan Nara Sumber 1. Data Data merupakan tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami dan bahkan yang dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan merefleksikan kegiatan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang kreatifitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber commit to user utamanya (Kountur, 2007: 182). Untuk memperoleh data primer, dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan. Data–data ini merupakan data tentang penerapan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi. Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitan orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda. Data tersebut dapat berupa fakta, tabel gambar dan lain-lain (Kountur, 2007: 177). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari dokumen-dokumen atau artikel tentang pengelolaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi. 2. Sumber Data Menurut Lofland (dalam Moleong, 2006: 157). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen. Sumber dan jenis data terdiri dari data dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto (Moleong, 2006: 117). Sehingga beberapa sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi: a. Sumber data utama (primer), yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi. commit to user b. Kepala Sekolah (melalui wawancara).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
c. Guru PKn (melalui wawancara). d. Siswa SMK Gajah Mada Purwodadi (melalui wawancara) Sebagaimana yang diungkapkan Moleong bahwa: Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber utama dicatat melaui catatan tertulis dan melalui perekaman video atau audio tape, pengambilan photo atau film, pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta sehingga merupakan hasil utama gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya (Moleong, 2006: 112). Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data di luar katakata dan tindakan yakni sumber data tertulis. Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber dari buku dan majalah ilmiah, sumber data arsip, dokumentasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini, terdiri atas dokumendokumen yang meliputi: Struktur organisasi dan Struktur kurikulum. Dengan demikian , maka sebagai sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : a) Informan / orang Orang adalah informan yang memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian melalui wawancara. Ucapan dan tindakan orang dalam penelitian ini bersifat dekriptif, etnografis, struktural, dan kontras melalui wawancara. Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan seperti kepala sekolah, guru PKn, commit to user dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
b) Kejadian dan Peristiwa Kejadian dalam penelitian ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang diamati. Kejadian diperoleh dari hasil observasi langsung pada subjek penelitian di tempat penelitian selama peneliti berpartisipasi pada aktivitas pelaku (Harsono, 2008: 160). c) Dokumen Dokumen adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keteranganketerangan mengenai peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini adalah berupa dokumen yang relevan dengan penerapan model pembelajaran CTL pada pembelajaran PKn SMK misalnya RPP, materi pembelajaran PKn, photo pelaksanaan pembelajaran. 3. Nara Sumber Penentuan informan dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria (1) subjek sudah lama dan intensif menyatu dengan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian, (2) subjek masih aktif terlibat dilingkungan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian, (3) subjek masih memiliki waktu untuk dimintai informasi oleh peneliti, dan (4) subjek yang tergolong asing bagi peneliti. Jadi dalam penelitian ini melibatkan orang yang berperan sebagai orang kunci (key person) atau orang yang berkompeten. Dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, Guru PKn, dan Siswa SMK Gajah Mada commit to user Purwodadi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku dan instrumen. Adapun untuk mengumpulkan data digunakan beberapa metode yaitu metode interview (wawancara mendalam), observasi, dan Studi dokumen. 1. Wawancara Mendalam (interview) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu (Sugiyono, 2009: 231). Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan mengetahui persepsi responden tentang dominan kenyataan (S. Nasution, 2004: 69). Wawancara mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan deskriptif, struktural dan kontras. Dalam wawancara, pertanyaan yang perlu memperoleh jawaban dalam bentuk laporan dikemukakan secara lisan (Sutama, 2012:93). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin
melakukan
studi
pendahuluan
untuk
menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2009:231). Data yang ingin di dapat dari wawancara ini adalah data tentang pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi. Sumber data (orang yang diwawancarai) ada 3 orang meliputi kepala sekolah, guru PKn, dan siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
2. Observasi Menurut ( Harsono, 2008: 164), observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti berperan aktif dalam lokasi studi sehingga benar-benar terlihat dalam kegiatan yang ditelitinya. Observasi dipakai untuk memahami persoalan-persoalan yang ada di sekitar pelaku dan nara sumber (Harsono, 2008: 165). Menghimpun data dan informasi melalui pengamatan atau observasi (observation) dilakukan dengan memperhatikan/melihat dan/atau mendengarkan orang atau peristiwa. Hasilnya yang telah terungkap selanjutnya dicatat ( Sutama,2012:92 ). Dalam observasi, peneliti terlibat dengan kegiatan seharihari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya ( Sugiyono, 2009:227). Pengamatan ini difokuskan pada pembelajaran PKn dengan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi. Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan secara aktif untuk memperoleh gambaran dan keterangan riil mengenai pembelajaran pada mata pelajaran PKn. 3. Studi Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009: 240). Metode dokumentasi dipakai untuk commit to user mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
mendukung atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara (Harsono, 2008: 165). Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau arsip. Metode dokumentasi dilaksanakan untuk menganalisis dan melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Data yang diperoleh berupa tulisan, rekaman seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat (Arikunto, 2006: 135). Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas maka dapat disusun sebuah panduan penelitian yang akan saya gunakan untuk mempermudah penelitian dilapangan nanti yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Panduan penelitian dalam pengumpulan data
No
Fokus Masalah
Indikator
Metode Pengumpulan Data Wawa ncara
Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
1
Obser vasi
Dokument asi
1. Guru
Sumber Data
Kepala
mempersiapkan
sekolah,
prota
Guru
dan
promes
√
-
√
2. Guru
Siswa
mempersiapkan silabus.
√
-
√
√
-
√
3. Guru mempersiapkan RPP.
PKn,
4. Guru
commit to user mempersiapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
tempat pembelajaran.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
5. Guru mempersiapkan media. 6. Guru mempersiapkan instrument evaluasi. 7. adanya
desain
pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
1) Guru memulai
Kepala
pembelajaran
sekolah,
dengan
Guru
apersepsi.
√
√
√
2) Mengembangkan
Siswa
pemikiran bahwa akan
anak belajar
lebih bermakna dengan
cara
bekerja sendiri, menemukan
2
sendiri,
dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
√ 3)Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua commit to user topik. √
PKn,
√
√
√
√
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
4) Mengembangka n
sifat
ingin
tahu
dengan
bertanya. 5)
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
-
√
√
-
Menciptakan
masyarakat belajar ( belajar dalam kelompokkelompok ). 6).
Menghadirkan
model
sebagai
contoh pembelajaran. 7)
Melakukan
refleksi di akhir pertemuan. 8)
Melakukan
penilaian yang Sebenarnya dengan berbagai cara. 9) Guru mengajak siswa menyimpulakn materi pelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Faktor Pendukung dan Penghambat pembelajara n PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning 3
Kepala
1. Kemampuan √
guru
√
√
2. Kelengkapan dokumen
sekolah, Guru PKn,
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
-
Siswa
3. Daya serap peserta didik 4. Fasilitas sekolah 5. Ketersediaan dana 6. Daya dukung pihak luar
4
Evaluasi 1. Memberikan pembelajaran evaluasi dalam PKn dengan berbagai bentuk. pendekatan 2. Memberikan Contextual Teaching evaluasi secara and Learning individu dan kelompok. 3. Aspek
Kepala sekolah, √
√
√
PKn, Siswa √
√
√
√
√
-
evaluasi
(aspek kognitif, afektif
dan
psikomotorik).
Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
F.
Keabsahan Data Data yang diperoleh dikatakan valid apabila temuan dan interpretasi data memiliki kredibilitas. Dalam penelitian ini, yang dapat dilakukan oleh peneliti terbatas pada kredibilitas dengan mengusahakan semaksimal mungkin peneliti tinggal di lapangan dengan melakukan wawancara dan observasi berkali-kali sehingga diperoleh dan konsisten. Cara berfikir kualitatif, informasi dapat dikatagorikan valid manakala memiliki karakteristik informasi yang sama antar berbagai sumber (Harsono, 2011: 35). Misalnya data dokumen sama dengan data observasi, bahkan sama juga dengan informasi dari informan. Keabsahan data dilakukan melalui trianggulasi data melalui pengamatan kinerja guru dan kegiatan siswa. Menurut Moleong (2006: 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data
yang
paling
umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo,
2006:
92)
menjelaskan
teknik
triangulasi
yang dapat
digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
1. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada.
2. Triangulasi Peneliti Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.
3. Triangulasi Metodologis.
Teknik
triangulasi
metode
digunakan
dengan
cara
mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
4. Triangulasi teoretis.
Triangulasi menggunakan
jenis
perspektif
ini
dilakukan
lebih dari
satu
oleh teori
peneliti dalam
dengan
membahas
permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan yang mantap.
Berdasarkan uraian diatas maka Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. G. Teknik Analisis Data Proses analisis data merupakan bagian yang paling sulit. Data berupa deskripsi kata-kata dan kalimat yang dikumpulkan melalui wawancara, deskripsi hasil interpretasi dari observasi, hasil dokumentasi, disusun secara teratur dalam bentuk susunan kata yang menunjukkan konstruk budaya (Harsono, 2008: 168). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dalam situs. Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan bahwa kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu, dalam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Prinsip dasarnya adalah kronologi. Berikut tahapan dalam analisis data tertata, yaitu : Pertama, Membangun sajian. Pada tahap ini cara yang mudah bergerak maju adalah memecah-mecah inovasi ke dalam komponen-komponen atau aspek-aspek khusus, dengan menggunakan ini sebagaicommit baris matriks. to user Kolom matriks adalah jangka-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
jangka waktu, dari penggunaan awal sampai penggunaan nanti (Miles dan Huberman, 2007: 173-174). Kedua, Memasukkan data. Pada tahap ini, penganalisis sedang mencari perubahan-perubahan dalam inovasi itu, komponen demi komponen. Perubahan-perubahan itu dapat ditempatkan dalam catatan-catatan lapangan wawancara dengan para pengguna inovasi yang sudah terkode, yang ditanyai secara khusus apakah mereka telah membuat suatu yang sudah terkode dalam format buku inovasi. Kelanjutan penyelidikan menurut adanya bagian-bagian yang telah ditambah, didrop, diperbaiki, digabungkan, atau diseleksi untuk digunakan. Dalam beberapa hal dapat mengacu pada bukti-bukti dokumenter (Miles dan Huberman, 2007: 174). Ketiga, Menganalisis data. Pada tahap ini, penganalisis dapat memahami lebih dalam mengenai apa yang terjadi dengan mengacu kembali pada aspek-aspek lain dari catatan lapangan, khususnya apa lagi yang dikatakan orang mengenai perubahan itu atau alasan-alasannya (Miles dan Huberman, 2007: 177). Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkahlangkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive
Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-
langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), commit to user penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi .
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
a. Pengumpulan Data ( data collection ) Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. b. Reduksi Data ( data reduction ) Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan,
membuang
yang
tidak
perlu
dan
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan akhir atau verifikasi. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung. c. Penyajian Data ( data display ) Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan dan untuk menemukan suatu makna dari data tersebut Data yang diperoleh dari penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat, atau paragraph. Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh disajikan bentuk gambar, matrik dan skema (Sugiyono, 2009: 349). d. Penarikan Kesimpulan ( conclusion ) Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 352), menyatakan langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan commit to user dan verifikasi. Dari reduksi data dan penyajian data yang telah didukung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
oleh bukti-bukti valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang remang atau belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2008: 345).Hubungan langkah-langkah tersebut bersifat interaktif yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Data Display
Data Collection
Data Reduction
Gambar 3.2 :
Conclusion: Drawing /verifying
Komponen dalam analisis data (Interactive Model) Miles and Huberman Dalam Sugiyono (2009: 247) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian Untuk mengetahui kondisi SMK Gajah Mada Purwodadi secara jelas, maka akan disajikan deskripsi umum obyek penelitian sebagai berikut : Penelitian dilakukan di SMK Gajah Mada Purwodadi. NPSN / NSS : 69752158 / 322031513023 . Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang terletak di : Kampus I Jl. Untung Suropati, Gang I , Kampus II Jl. Taman Sari Purwodadi : No telpon : 0292/421957 dan email : Gajah Mada
[email protected], http://www.smkGajah Mada Purwodadi.sch.id . Sekolah ini merupakan sekolah
yayasan yang berdiri tahun 2012. : dengan SK Pendirian 421.5/3563/C/2012. Luas sekolah ini : 3073 m2. Berikut adalah data sarana prasarana yang dimiliki oleh SMK Gajah Mada Purwodadi.
No Nama Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Panjang (m)
Perpustakaan 9 R. Praktek Las & Kerja Bangku 5 R. Praktek TKJ 1 7 R. praktek TKJ 2 5 R. Praktek TKR 7 R. Praktek TSM 7 Ruang Guru 9 Ruang Kelas X AK 7 Ruang Kelas X TKJ 8 Ruang Kelas X TKR 9 Ruang Kelas X TSM 8 commit to user Ruang Kelas XI TKJ 8
Lebar (m) 8 6 6 7 7 5 7 7 7 7 7 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TSM Ruang Kepala Sekolah Ruang Koperasi Ruang Tata Usaha Ruang WC Ruang WC Ruang WC
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Sarana Meja Kerja / sirkulasi Rak Buku Meja Baca Kursi Baca Lemari Papan Tulis Meja Guru Simbol Kenegaraan Meja Siswa Kursi Guru Kursi Siswa
12
Ragum meja
13
Mesin bor listrik
14
Tabung oksigen
15 16
Meja Ragum Regulator/oksigen Acetilin
17
Selang las Oksigen
18
Las listrik
19
Las oksi asetilin
8 8 8 7 8 8 6 4 7 3 3 3 Jumlah 1 8 1 16 1 2 1 1 17 1 34
Letak Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Ruang Kelas XII TSM Ruang Kelas XII TSM Ruang Kelas XII TSM Ruang Kelas XII TSM Ruang Kelas XII TSM Ruang Kelas XII TSM R. Praktek Las & 12 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & 1 Kerja Bangku R. Praktek Las & commit to user 1 Kerja Bangku
7 6 6 7 7 7 5 3 7 3 13 3 Keterangan Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Lemari Katalog Printer Komputer Kursi Kerja AC Meja Kerja / sirkulasi Filling Cabinet Kursi Siswa Meja Siswa Meja Guru Papan Tulis
31
Papan Tulis
32
Simbol Kenegaraan
33
Meja Guru
34
Kursi Siswa
35
Kursi Guru
36
Meja Siswa
37
Kursi Siswa
38
Meja Siswa
39
LCD Proyektor
40
AC
41
Simbol Kenegaraan
42
Meja Guru
43
Kursi Guru
44 45 46 47
Papan Tulis Tempat cuci tangan Motor Motor
1 1 1 1 1 1 2 32 16 1 1
Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XI TSM 2 1 Ruang Kelas XI TSM 1 1 Ruang Kelas XI TSM 1 1 Ruang Kelas XI TSM 24 1 Ruang Kelas XI TSM 1 1 Ruang Kelas XI TSM 12 1 Ruang Kelas XI TSM 25 2 Ruang Kelas XI TSM 13 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 Ruang Kelas XI TSM 1 2 1 R. Praktek TSM 3 R. Praktek TSM 2 commit to user R. Praktek TSM
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Elektrikal Trainer Kit Alat peraga motor belah 4 tak Lemari Meja Guru Simbol Kenegaraan Papan Tulis LCD Proyektor Meja Siswa Kursi Guru AC Kursi Siswa Papan Tulis Meja Kerja / sirkulasi Kursi Kerja AC Komputer Laptop LCD Proyektor Printer Kotak kontak Kursi TU Meja TU Filling Cabinet Simbol Kenegaraan Penanda Waktu (Bell Sekolah) Perlengkapan P3K Pengeras Suara Lemari Katalog Tape Recorder Lemari Jam Dinding Komputer TU Foto Copy Meja Siswa Kursi Siswa Kipas angin Komputer PC Stabilizer Meja Guru
1
R. Praktek TSM
Laik
2 2 1 1 1 1 17 1 1 34 1 17 20 1 2 8 1 1 3 3 2 1
R. Praktek TSM R. Praktek TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Kelas X TSM Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha
Kurang Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Tata Usaha 10 R. praktek TKJ 2 10 R. praktek TKJ 2 2 R. praktek TKJ 2 10 R. praktek TKJ 2 10 R. praktek TKJ 2 commit to user 1 Ruang Kelas XI TKJ
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117
118 119 120 121 122
Simbol Kenegaraan Kursi Siswa Papan Tulis LCD Proyektor Kursi Guru Meja Siswa LCD Proyektor Papan Tulis Meja Guru Kursi Guru Meja Siswa Simbol Kenegaraan Kursi Siswa AC Kursi Guru Kursi Siswa Meja Guru Meja Siswa AC Simbol Kenegaraan Papan Tulis LCD Proyektor Papan Tulis Peraga kopling Obyek Latihan Transmisi Lemari Katalog Elektrikal Trainer Kit Engine Life Kursi Kerja AC trainer Lemari Meja Kerja / sirkulasi Trainer Machanic/Dead engine LCD Proyektor Papan Tulis Kursi Guru AC
1 30 1 1 1 15 1 1 1 1 16 1 32 1 1 28 1 14 1 1 2 1 1 1
Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ R. Praktek TKR R. Praktek TKR
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik
2 2 1 3 2 1 1 2
R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR
Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik
1 R. Praktek TKR 1 Ruang Kelas X TKR 1 Ruang Kelas X TKR 1 Ruang Kelas X TKR user Kelas X TKR 1 commit toRuang
Laik Laik Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
123 Meja Guru 124 Kursi Siswa 125 Meja Siswa 126 Meja Guru 127 Hand tools box 128 Kursi Siswa 129 Komputer 130 AC 131 Meja Siswa 132 Rak Buku 133 Monitor 134 Stabilizer 135 Printer 136 Lemari Katalog 137 Komputer 138 Kursi Guru 139 Gayung 140 Lemari Katalog 141 Alat pres 142 Foto Copy 143 Tempat Sampah 144 AC 145 Kursi Guru 146 Simbol Kenegaraan 147 Kursi Siswa 148 LCD Proyektor 149 Papan Tulis 150 Meja Siswa 151 Meja Guru 152 Gayung 153 Meja Siswa 154 Kursi Guru 155 Kursi Siswa 156 Meja Guru 157 AC 158 Papan Tulis Total
1 38 40 1 2 20 18 1 18 1 5 18 1 1 5 1 1 1 1 1 10 1 1 1 23 1 2 12 1 1 1 1 16 1 1 1 847
Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 Ruang WC Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang WC Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ
commit to user
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Sekolah ini cukup banyak peminatnya, jumlah peserta didik saat ini berjumlah 313 siswa seperti dibawah ini :
No
Nama Rombel
1
X AK
2
X TKJ
3
X TKR
4
X TSM
5
XI TKJ
6
XI TKR
7
XI TSM1
8
XI TSM2
9
XII TKJ
10
XII TKR
11 Total
XII TSM
L Kelas 10 Kelas 10 Kelas 10 Kelas 10 Kelas 11 Kelas 11 Kelas 11 Kelas 11 Kelas 12 Kelas 12 Kelas 12
Jumlah Siswa P Jumlah
3
20
23
19
9
28
36
0
36
33
0
33
17
13
30
32
0
32
23
0
23
22
3
25
13
4
17
31
0
31
34 263
1 50
35 313
B. Hasil Penelitian Berdasarkan fokus masalah dan indikator dalam penelitian yang saya lakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen, maka di dapat data sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Perencanaan dalam sebuah pembelajaran merupakan tahapan yang cukup penting agar bisa dipersiapkan oleh guru di awal tahun ajaran baru, supaya pembelajaran benar-benar terencana dan terprogram dengan baik. Baik buruknya proses pembelajaran bisa ditentukan dari baik tidaknya perencanaan pembelajaran yang dikemas oleh guru. Maka perencanaan pembelajaran bisa dikatakan sebagai langkah awal (start) penentu proses pembelajaran selanjutnya. Guru mata pelajaran PKn layaknya guru mata pelajaran lain, tentunya harus mempersiapkan program tahunan (prota), program semester (promes), silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pemilihan metode pembelajaran juga menjadi prioritas awal yang harus dicermati oleh guru supaya pembelajaran bisa berjalan dengan baik, lancar serta tepat sasaran. Perencanaan
pembelajaran
atau
biasa
disebut
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per kompetensi yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan commit to user profesinya. Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. Tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran. Pendekatan dan metode pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Alat dan sumber belajar. Evaluasi pembelajaran. Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh
paham objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana pembelajaran
kontekstual
konstruktivisme
yang
menekankan
pada
dikembangkan
oleh
paham
tahap-tahap
kegiatan
(yang
mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media atau sumber pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang spesifik
bukan
menjadi
prioritas
dalam
penyusunan
rencana
pembelajaran kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya. Pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi sangat perlu mendapat perhatian khusus dari guru mata pelajaran maupun kepala sekolah. Hal ini karena adanya kondisi yang bertolak belakang, yaitu antara harapan dan kenyataan. Secara commit to user umum diharapkan semua siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
antusias dan semangat mengikuti pembelajaran PKn ini karena pentingnya manfaat dan tuntutan akan kepemilikan skill dan moral yang tinggi bagi para lulusan SMK Gajah Mada Purwodadi. Selain itu memang karena program pemerintah yang sedang diprioritaskan pada pengembangan skill siswa SMK sebagai lulusan siap kerja yang memiliki moralitas dalam dunia kerja. Oleh karenanya, guru mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi
harus bekerja ekstra agar mampu
mengantarkan siswanya memiliki kemampuan sebagaimana yang diharapkan. Kerja ekstra guru mapel PKn dimulai sejak perencanaan hingga pelaksanaan dan sampai pada tahapan evaluasi pembelajaran. Pada tahap awal guru mapel melaksanakan perencanaan di awal tahun ajaran baru. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Saya menyusun perencanaan pembelajaran ini pada saat awal tahun ajaran secara lengkap. Hal ini biasa saya lakukan semenjak saya menjadi guru. Namun kali ini lebih menyenangkan karena pengembangan RPP saat ini lebih leluasa daripada beberapa tahun yang silam, pada RPP pembelajaran kali ini kami menggunakan pendekatan kontekstual. ( CL 1 halaman 164 ) Sedangkan Bapak G. Wahyu Hendarto, ST, MM selaku Kepala sekolah juga menuturkan sebagai berikut: Saya memang memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah Mada Purwodadi agar bisa mempersiapkan perecanaan pembelajaran di awal tahun agar secara administratif guru memiliki ancang-ancang persiapan yang cukup matang pada proses commit to user pembelajaran 1 tahun ke depan. ( CL 2 halaman 173 )
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Dari hasil wawancara ini dapat diketahui bahwa pada awal tahun ajaran sekolah ini semua guru, termasuk guru PKn segala
yang menjadi
mempersiapkan
kebutuhan perlengkapan untuk
suksesnya
pembelajaran. Mempersiapkan secara maksimal apa yang menjadi kebutuhannya. Adapun perlengkapan yang dimaksudkan pada tahap perencanaan ini antara lain program tahunan (prota), promes (program semesteran), silabus, RPP serta media. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn sebagai berikut. Tentu. saya berusaha mempersiapkan prota, promes, silabus, rpp dan media pembelajaran PKn pada materi “ Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”secara lengkap dengan memadukan pola bermain dalam belajar. Media yang dijadikan permainan berupa Video dan gambar yang berkaitan dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasoianal. ( CL 1 halaman 165 ) Persiapan-persiapan yang dimaksudkan di atas juga sesuai dengan hasil dokumentasi yang peneliti lakukan pada observasi awal tanggal 10 Maret
2014.
Guru
mapel
benar-benar
memiliki
seperangkat
pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran sebagai kelengkapan administrasi sebagi guru profesional. Guru mengajar berdasarkan
acuan
yang
lengkap
dan
terarah,
sehingga
tidak
dikhawatirkan adanya penggunaan waktu dan pembicaraan yang sia-sia. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa prota, promes, silabus dan RPP materi commit to user“Sistem Hukum dan Peradilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Internasoianal” sudah dikemas sejak awal perencanaan sebelum pelaksanaan
pembelajaran
ini
berlangsung
di
kelas
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual, guru juga memadukan pola bermain sambil belajar. Artinya dalam menyampaikan materi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasoianal”, Bp. M. Nur Setiawan, S.Pd, menerapkan pendekatan CTL dengan pola-pola permainan yang didalamnya mengandung materi pelajaran atau materi pelajaran dikemas dalam pola permainan, sehingga lebih bisa diterima, dipahami dan menyenangkan bagi siswa. Dalam mempersiapkan semua perlengkapan perencanaan tersebut guru mapel sangat dituntut agar selalu siap secara profesional sebagai guru sepanjang waktu. Dalam arti mempersiapkan perencanaan pembelajaran tidak hanya di sekolah, namun di rumah pun juga harus siap dalam mempersiapkan perencanaan secara maksimal. Guru dituntut mempersiapkan perencanaan baik secara mandiri maupun berpatner untuk menghasilkan persiapan perencanaan pembelajaran yang baik dan maksimal. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mapel PKn: Mulanya Saya mempersiapkan sendiri, namun kemudian persiapan itu saya diskusikan (sharing) dengan teman yang juga memiliki keahlian di bidang yang sama dalam MGMP. Saya juga ber sharing pada kepala sekolah jika ada sesuatu yang saya rasa kurang, seperti media maupun fasilitas pembelajaran yang belum tersedia. ( CL 1 halaman 165 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Kepala sekolah menegaskan: Saya sangat respect pada bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, . Beliau termasuk salah satu guru yang aktif di SMK Gajah Mada Purwodadi ini. Jika menyusun program merasa ada kesulitan, beliau langsung menemui saya, termasuk dalam penyusunan persiapan pembelajaran PKn ini. ( CL 2 halaman 173 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel secara
mandiri
menyusun
RPP.
Namun
ada
fasilitas
untuk
bermusyawarah baik dengan sesama teman MGMP, maupun guru se SMK Gajah Mada Purwodadi. Hal ini dikandung maksud agar saling melengkapi untuk memperoleh kerangka persiapan yang sempurna dan maksimal, dengan sharing dan ataupun musyawarah bersama. Perencanaan tersebut disusun tentunya memiliki tujuan ke depan yang lebih baik. Baik tujuan pada proses pembelajaran yang kondusif maupun hasil belajar siswa yang maksimal, dan masuk kriteria berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru PKn: Agar saya merasa mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengelola kelas, bisa lebih efektif dan efisien. Saya berharap siswa mampu memahami materi yang saya sampaikan secara maksimal. Selain itu, secara formal karena adanya tuntutan administrasi bagi guru. ( CL 1 halaman 165 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel PKn akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas dalam pembelajaran jika sudah ada persiapan yang matang dari awal, baik silabus maupun RPP dan media pembelajaran. Guru berasumsi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien. Kelas juga akan terasa lebih tenang dan menyenangkan bagi siswa. Apalagi dengan metode yang sesuai. Guru mapel PKn
sudah biasa dalam menyusun perencanaan
pembelajaran, meskipun dengan metode pembelajaran yang berbeda. Sehingga, guru mapel belum merasa menemui kejanggalan maupun kesulitan yang vital dalam penyusunannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Pada prinsipnya tidak, karena sekarang guru lebih leluasa dalam mengembangkan silabus dan RPP. Guru hanya berpatokan pada standart kompetensi yang telah ditentukan dari pusat sebagai kurikulum induk. Selanjutnya guru bebas mengembangkan metode apa yang tepat untuk diterapkan yang terpenting adalah materi yang disampaikan oleh guru benar-benar dapat dipahami, dimengerti dan diingat oleh siswa. Dan belajarpun tidak harus dilakukan di dalam kelas yang bersifat monoton tetapi dapat dikemas dengan pola permainan atau belajar di luar kelas. ( CL 1 halaman 165 ) Kepala sekolah menuturkan: “saya rasa Pak M. Nur Setiawan tidak terlalu kesulitan dalam mempersiapkan silabus dan RPP. Toh beliau merupakan guru senior dan juga segudang pengalaman telah dikantonginya”. ( CL 2 halaman 173 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel PKn tidak merasa kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Menurut asumsi guru mapel, dikarenakan guru memiliki kebebasan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
menuysun silabus menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Termasuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. menuysun silabus menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Termasuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : “Saya mengacu pada kurikulum dari pusat, namun saya berusaha mengembangkan secara mandiri, menyesuaikan kondisi yang ada di wilayah SMK Gajah Mada Purwodadi ”. ( CL 1 halaman 166 ) Hal ini senada dengan dokumentasi hasil observasi peneliti pada tanggal 9 Juni 2014. Peneliti melihat adanya format dan content dalam silabus benar-benar mengacu pada kurikulum dari pusat yang telah baku. Namun saya melihat ada pengembangan menyesuaikan kebutuhan sekolah dan lingkungan masyarakat”. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa adanya acuan pokok sebagai kurikulum dari pusat pada silabus sebagai standar kompetensi
utama.
Namun,
guru
memiliki
kebebasan
dalam
mengembangkannya baik berupa kompetensi dasar maupun indikator yang lain. Prinsipnya adalah siswa mampu memahami sesuai yang diharapkan dan memiliki skill serta moralitas tinggi yang berdasarkan pancasila sebagaimana kebutuhan lingkungan sekitar, baik yang bersifat lokal maupun nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn: Layaknya guru yang lain, pada perencanaan ini saya mentarget persiapannya secara lengkap baik silabus, RPP dan media yang tepat. Harapan saya dengan persiapan yang matang dan lengkap ini, pelaksanaan pembelajaran nanti berlangsung secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa juga maksimal. ( CL 1 halaman 166 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel mentargetkan agar siswa memahami materi pembelajaran khususnya. Target utama dari perencanaan ini adalah agar siswa nantinya mampu mengikuti pembelajaran secara komprehenshif sebagaimana yang diproyeksikan dalam metode CTL. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Patner sharing saya dalam perencanaan pembelajaran PKn ini antara lain: teman se MGMP PKn, guru di SMK Gajah Mada Purwodadi, dan juga Kepaqla Sekolah, sehingga bisa mengetahui fasilitas dari para pemilik tempat magang dan untuk memudahkan schedule pelaksanaan pembelajaran. ( CL 1 halaman 166 ) Kepala SMK Gajah Mada Purwodadi menuturkan: Saya sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan baik dalam lingkup rayon, kabupaten maupun nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Kegiatan tersebut bisa berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya. ( CL 2 halaman 174 ) Hal ini senada dengan hasil dokumentasi adanya beberapa sertifikat kegiatan yang dimiliki oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selama 3 tahun terakhir ini. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
mapel dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terkadang harus bermusyawarah dengan teman MGMP agar persiapan lebih maksimal. Dalam penyusunan perencanaan silabus dan RPP ini guru mapel tidak hanya sekali jadi. Adakalanya guru mapel mengalami kekurangan dalam kerangka, sehingga harus melengkapi kekurangannya di tengahtengah pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : “Biasanya saya menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal semester 2. Namun saya tetap melengkapi jika ditemui kekurangannya pada saat pembelajaran sudah berlangsung”. ( CL 1 halaman 167 ) 2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Strategi pembelajaran kontekstual (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Strategi pembelajaran kontekstual mata pelajaran PKn
di SMK Gajah Mada
Purwodadi sudah beberapa kali diterapkan dalam rangka mengembangkan pendekatan
pembelajaran
PKn,
dan
hasilnya
sudah
cukup
ada
perkembangan meskipun belum maksimal, sehingga perlu adanya penerapan kembali pembelajaran kontekstual ini. Penerapan model pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru di kelas, memiliki langkah-langkah commit to user pembelajaran. Sebagaimana yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
dijabarkan oleh Depdiknas (Trianto, 2008:25-26) secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bartanya. d. Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran PKn
materi kompetensi
“Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ” ini, guru mapel memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi kompetensi “Sistem Hukum
dan Peradilan
Internasional ”. Guru memicu siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai m,ateri Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn. Namun, sebelum menyampaikan materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”, guru juga menyinggung beberapa materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Secara umum saya memulai pembelajaran PKn ini dengan pendahuluan sebagai appersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan yaitu tentang “konsep Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ” sebagai pemanasan bagi para siswa. ( CL 1 halaman 167 ). Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada tanggal 9 Juni 2014. Guru mapel sebelum menyampaikan materi inti, beliau memberikan pemanasan terlebih dahulu pada siswa. Menurutnya, agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada permulaan
pembelajaran
guru
tidak
secara
spontan
langsung
menyampaikan materi pelajaran yang baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak (mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk mengkondisikan pemikiran siswa agar tidak kaget dengan materi yang baru. Ibarat pemain sepak bola, sebelum pelaksanaan sepak bola berlangsung, para pemain melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melenturkan otot-ototnya. Dalam pembelajaran materi “Sistem Hukum
dan Peradilan
Internasional ” ini, guru mengawali dengan menyampaikan pemahaman materi secara global dan secukupnya. Setelah itu guru meminta agar siswa secara langsung mempelajari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari secara baik dan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Saya memulai dengan menyampaikan materi tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”, dan selanjutnya saya meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan saya berikan tugas mencari data sambil bermain di luar kelas dengan saya beri batas waktu, kemudian setelah data di dapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lainnya yang selanjutkan didiskusikan bersama. ( CL 1 halaman 167 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Lebih luas dari itu semua, guru mapel memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung penerapan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn sebagaimana yang dimaksudkan. Dengan strategi CTL ini, siswa merasakan adanya perbedaan dalam model pembelajaran. Siswa merasa disibukkan oleh beberapa instruksi guru, sehingga siswa dituntut harus tetap aktif untuk mengikuti instruksi guru. Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan semangat dalam pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan metode CTL ini. Semua siswa terlihat berfikir mengenai tugas yang saya berikan . Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah. ( CL 1 halaman 167 )
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa cukup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman (saling membantu). Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan mengkaitkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi ; kelas yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikannya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan mengemukakan argumentargument, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak adanya siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenangkan. ( CL 1 halaman 168 ) Kepala Sekolah menuturkan: Beberapa minggu terakhir ini saya melihat, pada saat pembelajaran PKn ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya suara di kelas terdengar dan terlihat ramai dan gaduh tanpa arah. Namun, beberapa waktu ini nampak hidup dengan adanya diskusi-diskusi, jawabanjawaban, pertanyaan-pertanyaan dan argument-argument yang disampaikan siswa. Siswa terlihat respect pada apa yang disampaikan oleh guru. Bahkan banyak kegiatan pembelajaran yang terlihat diterapkan langsung di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh, justru siswa terlihat sangat antusias dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. (CL2 halaman 174) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan strategi CTL ini, pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertantang untuk dapat menemukan materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan yang di dapat siswa di luar kelas pada saat mendapatkan tugas. Dengan begitu siswa dapat menarik kesimpulan sementara atas tugas yang diberikan dengan hasil atau data yang dikumpulkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Benar, saya cermati tidak ada yang terlihat menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa menurut dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerjakan di luar kelas, sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukkan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam kendali saya sehingga kelas tidak justru terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberikan jawaban atau memberikan kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan dengan memberikan contoh yang mudah dipahami dan dimengerti dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan materi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. ( CL 1 halaman 168 ) Sebagaimana yang disampaikan oleh Wulan April Liyani selaku siswa kelas XI sebagai berikut: Memang begitu, sekarang saya jadi tambah semangat kalau cara commit to user mengajarnya kaya begini. Saya dan teman-teman merasa senang,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
semangat, antusias dalam mengikuti pelajarannya Pak Setiawan. Buktinya saya dan teman-teman tidak merasa ngantuk dan jenuh atau ramai sendiri. Justru kami mengikuti instruksi Pak Setiawan. ( CL 3 halaman 176 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Sebagai salah satu kunci utama adalah guru mapel menguasai secara maksimal strategi CTL dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Penerapan strategi CTL ini nampak cukup memunculkan pengaruh yang besar bagi perkembangan sikap siswa dan dalam pengembangan berfikir. Artinya, strategi ini merupakan salah satu variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga, siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembelajaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengantuk, bercerita sendiri maupun juga ramai karena kurang sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak monoton. Sedangkan pendekatan ini semua siswa diprogram oleh guru agar semua bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena dengan metode CTL ini siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam penggunaannya. ( CL 1 halaman 169 ) Sebagaimana yang disampaikan oleh Sudarsono selaku siswa kelas XI sebagai berikut: Betul pak, saya sekarang lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan pak Setiawan. Jadi saya sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti pelajarannya PKn karena cara mengajarnya sangat menyenangkan. Saya langsung mengerti materi yang disampaikan dengan kondisi lingkungan sekitar tentang Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Apalagi saat ditampilkan tayangan tentang sistem hukum dan peradilan internasional di slide. ( CL 4 halaman 161 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kondisi siswa dengan penerapan pendekatan CTL ini cukup ada perkembangan yang baik dan perlu dipraktekkan pada pembelajaran berikutnya. Inti dari perkembangan ini adalah karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung secara kondusif. siswa juga lebih aktif, dan guru hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses pembelajaran. Jika dicermati dengan baik, strategi CTL ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan cooperetaif learning, meskipun ada beberapa kesamaan didalamnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran commit to user dengan baik. Namun, antara materi yang satu dengan lainnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
terkadang saling melengkapi. Selain itu, satu materi belum tentu sesuai dengan salah satu metode melainkan akan lebih cocok dengan metode yang lain. ( CL 1 halaman 169 ) Kelebihan metode CTL dibandingkan dengan metode kooperatif adalah bahwa dalam meode CTL ini, siswa secara langsung bisa terjun kelapangan( luar kelas ), siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi nyata (riil) yang ada di lingkungan sekitar. ( CL 1 halaman 169 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pendekatan CTL memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, unsur sosial, unsur budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran PKn
dengan pendekatan CTL
ini
dapat
membuat siswa menerapkannya secara langsung antara materi dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
dengan kebutuhan nyata
masyarakat lingkungan secara kongkrit. Pada pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini, guru mapel PKn menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Mengingat standar kompetensi pembelajaran kali ini adalah Sistem Hukum dan Peradilan Internasional, maka guru mapel PKn melengkapi beberapa media yang berhubungan dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Media yang saya butuhkan pada pembelajaran kompetensi hukum dan peradilan internasional antara lain: slide, gambar dan video commit to user mengenai proses dan status sistem hukum dan peradilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
internasional. Media ini untuk memudahkan siswa memahami materi yang tentunya saya kaitkan dengan berita-berita Sistem Hukum dan Peradilan Internasional yang terkini. ( CL 1 halaman 169 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa media pembelajaran PKn berupa slide, gambar dan video mengenai proses dan status sistem hukum dan peradilan internasional. Media ini untuk memudahkan siswa memahami materi yang tentunya saya kaitkan dengan berita-berita Sistem Hukum dan Peradilan Internasional yang terkini. Adanya media pembelajaran yang cukup maka menjadikan proses pembelajaran
berlangsung
dengan
baik.
Baik
lancarnya
proses
pembelajaran maupun meningkatnya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembelajaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru mata pelajaran juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kepada para siswa berupa kesempatan bertanya dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di rumah. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham silahkan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap evaluasi, dan agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah saya sampaikan, agar siswa tidak mudah lupa. ( CL 1 halaman 170 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru memberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dengan adanya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional . 3. Faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Purwodadi Dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang, sehingga guru mapel harus memberikan
tugas pada siswa untuk mencari jawabannya dengan
mendatangi bengkel. Meskipun demikian, namun siswa tertarik karena dengan metode CTL ini siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam penggunaannya”, sesuai yang disampaikan bapak M. Nur Setiawan yaitu : Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SMK Gajah Mada Purwodadi. Sehingga guru harus melakukan dengan cara siswa diberikan tugas rumah untuk kemudian siswa mencari jawabannya di kelas atau di luar kelas. ( CL 1 halaman 170 ) Pada pelaksanaan proses pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL biasanya ada beberapa yang menghabat dan mendukung pelaksanaan tersebut, hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah : “Pelaksanaan pembelajaran biasanya ada kendala yang membuatnya tidak lancar, begitu pula sebaliknya terkadang guru juga dimudahkan untuk melaksanakan pembelajaran tersebut”. ( CL 2 halaman 174 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut menjelasakan bahwa dalam pembelajaran memang ada faktor yang menunjang dan menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn itu sendiri. Hasil ini diperkuat
dengan
observasi
yang
dilakukan
peneliti
pada
saat
pembelajaran Pkn di kelas. Pada saat siswa belajar di kelas terkadang ada beberapa siswa yang mengantuk di jam pembelajaran PKn, padahal guru sudah melakukan strategi dalam mengajar dengan menggunakan video untuk memutar film tentang tindak kejahatan Internasional. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Pkn dengan model CTL misalnya penggunaan video sebagai sarana yang digunakan untuk mengajar masih kurang berjalan maksmimal maka siswa perlu dibentuk suasana yang berbeda dalam mengajar misalnya dibuat bentuk kelompok melingkar atau per blok dalam susunan tempat duduk. Mungkin ini lebih membuat suasana yang berbeda dalam pembelajaran. Selain faktor siswa yang masih malas dalam mengikuti pembelajaran, terkadang faktor fasilitas juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Saat observasi dikelas XI diruang kelasnya belum ada proyektor/ LCD sehingga pembelajaran masih center pada guru, guru terhambat tidak bisa menggunakan peraga dikarenakan masih ada beberapa kelas yang belum terpasang LCDnya. Hal ini diperkuat hasil dokumentasi di SMK Gajah Mada Purwodadi bahwa ketersediaan LCD di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
sekolah ini belum 100 % terpenuhi, hanya kelas-kelas tertentu saja yang sudah memiliki. Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Sekolah kami memang belum semua kelas mempunyai LCD, biasanya guru yang ingin mengajar terkadang pinjam kelas lain yang sedang praktek, tapi kalau saat semuanya pembelajaran dikelas, itulah yang menghalangi proses pembelajaran berjalan baik. ( CL 1 halaman 175 ) Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi di kelas saat pembelajaran PKn berlangsung bahwa selain faktor siswa sendiri, ada faktor sarana prasarana yang menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL. Hal ini bisa dicegah jika setiap kelas mempunyai sarana prasarana yang komplet, karena pada dasarnya guru di SMK Gajah Mada ini sudah memahami pembelajaran dengan CTL agar siswa lebih tertarik dan semangat dalam belajar sehingga hasil prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai. Kemampuan guru dalam mengajar Pkn dan menggunakan pembelajaran CTL jangan diragukan, karena setiap kali ada seminar tentang pembelajaran yang kreatif, kepala sekolah sering mengirimkan guru untuk mengikutinya, hal ini dilakukan dengan bergilir sesuai dengan keleluasaan dalam mengajar, agar tidak terganggu jam mengajar dikelasnya. Seperti yang disampaikan Bp. Setiawan selaku guru PKn bahwa: Saya pernah mengikuti seminar tentang pembelajaran denggan pendekatan kooperatif, seminar ini dilakukan hanya 1 hari. Saat itu jam MGMP jadi kepala sekolah meminta saya untuk mengikuti seminar tersebut. Setelah selesai mengikutinya maka saya commit to user memahami arti pentingnya menghidupkan suasana kelas dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
menciptakan sistem belajar yang menarik yaitu dengan pembelajaran kooperatif/ CTL. ( CL 1 halaman 170 ) Hasil wawancara guru diatas dibuktikan dengan pembuatan RPP dan silabus yang dibuat oleh guru PKn, guru sudah memasukkan pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajarannya, sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan guru di SMK Gajah Mada Purwodadi tentang pembelajaran model kooperatif khususnya pada pembelajaran PKn sudah cukup memahami, tetapi kata memahami tidaklah selesai karena diperlukan sebuah aplikasi yang sesuai dengan silabus, dan RPP yang sudah dibuatnya. 4. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa mengenai materi tertentu. Pelaksanaan evaluasi pada sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama antara metode yang satu dengan yang lain. Beberapa tahapan evaluasi pembelajaran PKn
ini
dilakukan baik pada setiap akhir bab, tengah semester maupun akhir semester. Hasil belajar siswa bisa terlihat pada setiap tahapannya, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang. Pada jangka panjang, hasil evaluasi pada beberapa tahapan tersebut digabung kemudian diambil rataratanya. Bentuk evaluasi tersebut bisa dilaksanakan secara tertulis dan lisan. Dalam hal ini, guru mapel melakukan evaluasi pembelajaran pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
dua tahap. Evaluasi pada tahap proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Saya selalu mengadakan evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran. Dan juga melakukan evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil akhir belajar. apalagi pada strategi CTL ini, siswa sangat dikedepankan mampu dalam tahapan proses pembelajaran, tidak semata-mata pada akhir belajar. ( CL 1 halaman 171 ) Sebagaimana yang disampaikan oleh Wulan April Liyani selaku siswa kelas XI sebagai berikut: Ya Pak, Setiap proses pembelajaran Bp. Setiawan selalu memberikan soal secara lisan ataupun tertulis untuk dikerjakan siswa-siswi sebagai ulangan harian dan juga memberikan penugasan di rumah serta pada akhir pembelajaran juga dilakukan ulangan akhir semester. ( CL 3 halaman 177 ) Secara umum pelaksanaan evaluasi ini memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui kompetensi siswa, sejauh mana siswa mampu memahami terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Skill apa yang telah dikuasai oleh siswa dan bagaimana jika terjadi seandainya harapan guru tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : “Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa terhadap materi yang sudah saya sampaikan dengan metode CTL ini. Dan sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya agar lebih baik dan sempurna”. ( CL 1 halaman 171 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Dari hasil
wawancara
tersebut
dapat
diketahui bahwa
evaluasi
mengandung arti yang cukup penting untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk mengukur sejauhmana keberhasilan pembelajaran dan agar bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan pada program pembelajaran berikutnya. Pada tahap akhir pembelajaran, evaluasi ini berbentuk 2 (dua) jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktek. Bentuk tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, sementara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan skill siswa. Apalagi pembelajaran PKn
ini
memang sangat ditekankan pada aspek skill. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : “Saya menggunakan evaluasi dalam bentuk tertulis dan praktek, evaluasi kelompok dan individu”. ( CL 1 halaman 171 ) Sudarsono selaku siswa, menuturkan: Betul Pak, Bp. Setiawan memberikan beberapa soal untuk melakukan evaluasi secara tertulis dan praktek pada saat pembelajaran PKn berlangsung.” Dan juga evaluasi diberikan dalam bentuk individu dan kelompok ( CL 3 halaman 179 ).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa bentuk evaluasi pembelajaran adalah tertulis dan praktek proses pembelajaran. Demikian juga evaluasi diberikan commit todalam user bentuk individu dan kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Evaluasi akhir pembelajaran biasanya dilakukan sekali pada setiap standar kompetensi (SK). Namun untuk evaluasi proses bisa dilakukan 2 atau 3 kali menyesuaikan kondisi kemampuan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Setiap Standar Kompetensi saya adakan 1 kali evaluasi, namun pada saat proses pembelajaran berlangsung, biasanya saya juga memberikan pertanyaan kepada siswa, tujuannya juga untuk sejauh mana kemampuan siswa, namun evaluasi ini sifatnya masih part evaluation saja, belum secara keseluruhan. ( CL 1 halaman 171 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi proses pembelajaran tidak hanya cukup satu kali saja melainkan bisa lebih dari itu. Karena proses pembelajaran sifatnya kondisional. Berbeda dengan evaluasi akhir, cukup diadakan sekali karena sudah pada tahap akhir pembelajaran. Secara umum bentuk evaluasi pembelajaran bervariasi bergantung kebutuhannya. Pada pmembelajaran kali ini, guru menggunakan evaluasi proses, formatif dan sumatif. Ketiga evaluasi ini dirasa sudah cukup ntuk mengetahui kemampuan siswa pada pembelajaran PKn
materi Sistem
Hukum dan Peradilan Internasional . Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Menurut hemat saya evaluasi formatif dan sumatif juga sudah cukup, adapun bentuknya, selain evaluasi tertulis, evaluasi dalam bentuk praktek juga sangat baik karena untuk mengukur skill siswa sehingga lebih mudah diterapkan. Namun evaluasi tertulis juga penting untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
mengukur kemampuan secara kognitif siswa. Evaluasi tertulis ini juga karena adanya tuntutan secara akademik. ( CL 1 halaman 171 ) Penilaian ini diorientasikan untuk mengukur ketiga aspek,baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : “Secara umum, saya melakukan pembelajaran PKn ini dari ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik”. ( CL 1 halaman 172 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ketiga aspek diproyeksikan pada pembelajaran PKn . Maka pendekatan CTL ini memang ditekankan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mencerna proses pembelajaran dengan baik. Untuk mempermudah penilaian dan mengenai sasaran, maka dari awal guru mempersiapkan format penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Adapun format penilaian sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa format penilaian dibuat sedemikian rupa agar tidak menyimpang dari standar kompeteni dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal. Guru juga perlu memberikan standar kriteria kelulusan bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar mudah mengukur kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
keberhasilan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn : Menurut hemat saya, siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran serta mempraktekkan secara riil, sehingga skill lebih menonjol daripada pemahaman teori saja. Secara akademik memperoleh nilai minimal 75 sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun secara keterampilan (skill) kriterian minimal adalah nilai 80. ( CL 1 halaman 172 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada standar minimal yang harus diperoleh oleh siswa. Secara akademik siswa harus mampu memperoleh nilai teori minimal 75, sementara pada prakteknya harus memperoleh nilai minimal 80. Siswa ini yang akan masuk kriteria berhasil atau tidak, bila distandarkan dengan nilai KKM. C. Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Pada tahap perencanaan pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi, secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan
dan
metode
pembelajaran,
langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran. Pada tahap perencanaan, guru menyusun perencanaan pembelajaran commit to user pada saat awal tahun ajaran secara lengkap. Hal ini biasa dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
semenjak dini. Perencanaan kali ini lebih baik karena pengembangan RPP saat ini lebih leluasa daripada beberapa tahun yang silam. Kepala SMK Gajah Mada Purwodadi memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah Mada Purwodadi
agar bisa mempersiapkan perencanaan
pembelajaran di awal tahun agar secara administratif guru memiliki ancang-ancang persiapan yang cukup matang pada proses pembelajaran satu tahun ke depan. Dalam penelitian yang peneliti lakukan di SMK Gajah Mada Purwodadi bahwa Guru mapel PKn mempersiapkan prota, promes, silabus, RPP serta media pembelajaran PKn dengan kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”secara lengkap menggunakan pembelajaran kontekstual dengan memadukan pola bermain dalam belajar. Persiapanpersiapan yang dimaksudkan ini sesuai dengan hasil dokumentasi yang peneliti lakukan pada observasi awal tanggal 10 Maret 2014. Guru mapel benar-benar
memiliki
seperangkat
pembelajaran
yang
mendukung
pelaksanaan pembelajaran sebagai kelengkapan administrasi layaknya sebagai guru profesional. Guru mengajar berdasarkan acuan yang lengkap dan terarah, sehingga tidak dikhawatirkan adanya penggunaan waktu dan pembicaraan yang sia-sia. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uno (2008: 2) bahwa persiapan awal ini dikenal dengan perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, commit to user disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru mapel PKn selalu mempersiapkan sendiri, namun kemudian persiapan itu didiskusikan (sharing) dengan teman yang juga memiliki keahlian di bidang yang sama dalam MGMP kabupaten Grobogan . Guru mapel juga sharing pada kepala sekolah jika ada sesuatu yang dirasa kurang, seperti media maupun fasilitas pembelajaran yang belum tersedia. Persiapan perencanaan ini dilakukan agar guru PKn
merasa lebih
mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengelola kelas, bisa lebih efektif dan efisien. Guru mapel berharap siswa mampu memahami materi yang disampaikan secara maksimal. Selain itu, secara formal karena adanya tuntutan administrasi bagi guru. Guru lebih leluasa dalam mengembangkan silabus dan RPP. Guru hanya berpatokan pada standart kompetensi yang telah ditentukan dari pusat sebagai kurikulum induk. Selanjutnya guru bebas mengembangkan metode apa yang tepat untuk diterapkan yang terpenting adalah materi yang disampaikan oleh guru benar-benar dapat dipahami, dimengerti dan diingat oleh siswa. Dan belajarpun tidak harus dilakukan di dalam kelas yang bersifat monoton tetapi dapat dikemas dengan pola permainan atau belajar sambil bermain. Selain itu guru juga mendapat kebebasan dalam mengembangkan menyesuaikan kondisi yang ada di wilayah SMK Gajah Mada Purwodadi. Hal ini Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Syaodikh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
dan Ibrahim (2003:51) bahwa perencanaan pembelajaran ini harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum. Sebagaimana guru yang lain, pada perencanaan ini guru mapel mentarget persiapannya secara lengkap baik silabus, RPP dan media yang tepat. Harapannya dengan persiapan yang matang dan lengkap ini, pelaksanaan pembelajaran nanti berlangsung secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa juga maksimal. Guru
mapel
memiliki
patner
sharing
dalam
perencanaan
pembelajaran PKn ini antara lain: teman se MGMP PKn , guru di SMK Gajah Mada Purwodadi , dan juga Kepala Sekolah, sehingga bisa mengetahui fasilitas dari para pemilik tempat magang dan untuk memudahkan schedule pelaksanaan pembelajaran. Untuk mendukung program ini kepala SMK Gajah Mada Purwodadi sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan baik dalam lingkup rayon, kabupaten maupun nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Kegiatan tersebut bisa berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya. Sehubungan dengan persiapan perangkat pembelajaran, guru mapel menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal semester 2. Guru mata pelajaran juga tetap melengkapi persiapan perlengkapan perangkat pembelajaran baik protah, promes, silabus maupun RPP jika ditemui kekurangannya pada saat pembelajaran sudah berlangsung. commit to user Persiapan ini dimaksudkan agar pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
Purwodadi dengan menggunakan metode inqury menjadi lebih efektif dan efisien. Pentingnya persiapan pembelajaran ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Uno (2008:3) bahwa upaya perencanaan pembelajaran dilakukan dengan asumsi: a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu dilakukan pendekatan sistem c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar. d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. e. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. Berdasarkan pembahasan tersbebut bahwa pada prinsipnya perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi dilakukan di awal tahun ajaran. Guru mata pelajaran PKn mempersiapkan program tahunan (prota) dan program semester (promes), silabus pembelajaran, serta menyusun RPP. RPP dikembangkan dalam bentuk permainan bagi siswa. Guru mata pelajaran PKn bermusyawarah dengan MGMP kabupaten Grobogan
untuk mensinkronkan persiapan
pembelajaran dan mencari solusi permasalahan yang ada. Guru mempersiapkan media pembelajaran, kelas tempat pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Pelaksanaan pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi commit to user dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah di tetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Pelaksanaan pembelajaran ini sebagai perpaduan kegiatan bersama antara guru sebagai instruktur maupun fasilitator, sementara siswa sebagai pembelajar yang disetting keaktifannya. Hal ini sejalan dengan Prayudi (2007: 1) yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual sebagai sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Contextual Teaching and Learning adalah Proses pembelajaran dengan sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri (Prayudi, 2007: 1). Pada tahap pelaksanaan pembelajaran PKn
materi kompetensi
“Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ” ini di SMK Gajah Mada Purwodadi , guru mapel memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”. Guru berusaha memicu siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai konsep Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn. Namun, sebelum menyampaikan materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”, guru commit to user juga menyinggung beberapa materi yang telah disampaikan pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
sebelumnya. Secara umum guru mapel memulai pembelajaran PKn ini dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Mengajukan pertanyaan kepada para siswa mengenai materi yang lalu, selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan yaitu tentang “Sistem Hukum
dan Peradilan Internasional”
sebagai
pemanasan bagi para siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya. Guru melakukan pemanasan ini agar otak (mind) siswa tergugah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengkondisikan pemikiran siswa agar tidak kaget dengan materi yang baru. Ibarat pemain sepak bola, sebelum sepak bola berlangsung, para pemain melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melenturkan otot-ototnya. Guru mapel memulai dengan menyampaikan materi tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”, dan selanjutnya guru meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan tugas mencari data sambil bermain di luar kelas dengan batasan waktu tertentu, kemudian setelah data didapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lainnya yang selanjutkan didiskusikan. Hal ini akan membuat siswa terasa enjoy dalam pembelajaran, siswa tidak melulu fokus di kelas yang diasumsikan menjenuhkan, melainkan siswa diberi suasana baru dalam proses belajar dengan perpaduan di dalam dan luar kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Nanang Hanafiah (2009: 67), menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning yang umumnya disebut dengan pembelajaran kontekstual commit to user merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya. Jika dibandingkan, penelitian ini sedikit berbeda dengan pendapat Nanang tentang CTL. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual kali ini memiliki kelebihan yang berupa adanya pelaksanaan pembelajaran CTL yang diaplikasikan dengan bermain. Artinya, siswa belajar menggunakan metode CTL dimana siswa diorientasikan agar bisa selalu riang dalam pembelajaran. Sementara konsep CTL menurut Nanang masih berlaku teori secara umum. Guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Selanjutnya guru mapel memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung bagaimana Sistem Hukum
dan Peradilan Internasional
dalam PKn
sebagaimana yang
dimaksudkan secara baik dan benar dengan pendekatan CTL. Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan metode CTL ini. Semua siswa terlihat berfikir mengenai tugas yang telah diberikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami, aktif dalam berdiskusi, saling commit to user membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan mengkaitkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas yang terkondisi, artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikannya, siswa mempunyai
keberanian
atas
jawaban
yang
disampaikan
dengan
mengemukakan argument-argument, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak adanya siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenangkan. Indikasi lain bahwa setelah penggunaan CTL, terlihat pada saat pembelajaran PKn ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya suara di kelas terdengar dan terlihat ramai dan gaduh tanpa arah. Namun, beberapa waktu ini nampak hidup dengan adanya diskusi-diskusi, jawaban-jawaban, pertanyaan-pertanyaan dan argument-argument yang disampaikan siswa. Siswa terlihat respect pada apa yang disampaikan oleh guru. Bahkan banyak kegiatan pembelajaran yang terlihat diterapkan langsung di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh, justru siswa terlihat commit to user sangat antusias dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Dengan strategi CTL ini, pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertantang untuk dapat menemukan materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan yang didapat siswa di luar kelas pada saat mendapatkan tugas. Dengan begitu siswa dapat menarik kesimpulan sementara atas tugas yang diberikan dengan hasil atau data yang dikumpulkan. Guru mapel merasa tidak ada yang terlihat menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa menurut dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerjakan di luar kelas, sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam pengawasan guru sehingga kelas tidak justru terlihat gaduh. Kemudian guru memberikan jawaban atau kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya dengan memberikan contoh yang mudah dipahami dan dimengerti dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa kesehariannya. Kondisi ini dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Sebagai salah satu commit to user kunci utama adalah guru mapel menguasai secara maksimal strategi CTL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional . Jika dicermati dengan baik, strategi CTL ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan cooperetaif learning, meskipun ada beberapa kesamaan di dalamnya. Meskipun pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Namun, antara materi yang satu dengan lainnya terkadang saling melengkapi. Selain itu, satu materi belum tentu sesuai dengan salah satu metode melainkan akan lebih cocok dengan metode yang lain. Kelebihan metode CTL dibandingkan dengan metode kooperatif adalah bahwa dalam metode CTL ini, siswa secara langsung bisa terjun ke lapangan (luar kelas), siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi nyata (riil) yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CTL memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, unsur sosial, unsur budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini dapat membuat siswa menerapkannya secara langsung antara materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dengan kebutuhan nyata masyarakat lingkungan secara kongkrit. Pada pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL commit to user ini, guru mapel menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Standar kompetensi pembelajaran kali ini adalah Sistem Hukum
dan
Peradilan Internasional , maka guru mapel PKn melengkapi beberapa media yang berhubungan dengan Sistem Hukum
dan Peradilan
Internasional, seperti LCD / Proyektor, Gambar dan Video dan lain-lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Adanya media pembelajaran yang cukup ini, mendukung proses pembelajaran PKn
berlangsung dengan
efektif dan efisien serta lancarnya proses pembelajaran maupun meningkatnya hasil belajar siswa. Guru mapel PKn
mengakhiri pembelajaran ini dengan
menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain mengenai kemampuan pemahaman siswa, apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham dipersilahkan untuk ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap evaluasi, dan agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah disampaikan, agar siswa mudah mengingat. Berdasarkan
pembahasan
diatas
tentang
Pelaksanakan
Pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi dilaksanakan dengan menggunakan metode CTL. Guru masuk kelas sesuai jadwal pembelajaran yang telah ditentukan baik pelaksanakan pembelajaran PKn
di kelas
maupun di luar kelas. Guru mata pelajaran memulai menerangkan materi tentang “hukum dan peradilan internasional” secukupnya, Guru meminta siswa untuk mengaitkan dengan lingkungan sekitar dan mendiskusikan commit to user materi tentang hukum dan peradilan internasional. Guru memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
kesempatan pada siswa untuk menanyakan secara langsung jika menemui berbagai mengenai materi konsep hukum dan peradilan internasional. Guru PKn mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan bersama-sama. 3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada. Proses pembelajaran PKn dapat berjalan dengan baik atau tidaknya tergantung pada siswa, guru dan sarana prasarana, karena sarana yang lengkap dapat mendukung peningkatan kreativitas. Siswa yang semanagat dan suka belajar juga dapat menciptakan suasana kelas yang produktif sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal. Begitu pula dari faktor kemampuan guru, guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, karena langsung berhubungan dengan siswa sehingga guru harus berkompeten dibidangnya dan menguasai pembelajaran model CTL dengan baik sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SMK Gajah Mada Purwodadi. Sehingga guru harus melakukan dengan cara siswa diberikan tugas rumah untuk kemudian siswa mencari jawabannya di kelas atau di luar kelas. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang. Sehingga guru mapel harus memberikan tugas pada siswa untuk mencari jawabannya dengan mendatangi bengkel. commit to user Meskipun demikian, namun siswa tertarik karena dengan metode CTL ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam penggunaannya.” Dalam proses pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi ini ada beberapa pendukung dan penghambat yang dihahapi antara lain dorongan, waktu, kemampuan guru yang merangsang dan kendalanya yaitu sarana prasrana yang kurang dan alat bantu untuk memudahkan imajinasi oleh siswa serta motivasi siswa yang kurang sehingga menghambat jalannya pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model CTL ( Fuad dan Rachmy, 2002: 52). Dari pemaparan di atas memang sarana dan prasarana sangatlah penting sekali bagi kegiatan belajar mengajar, karena siswa tidak merasa jenuh. Apalagi dalam mata pelajaran PKn banyak alat peraga yang harus dipakai guna untuk memudahkan siswa untuk memahami dan mengingatnya, misalnya Bab demokrasi, hak asasi manusia, hukum di Indonesia dan lain-lain. Tanpa adanya alat peraga atau media maka siswa akan kesulitan akan menerima pelajaran. Dari
pembahasan tersebut,
dapat
diketahui
bahwa
faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi meliputi: Faktor Pendukung: a. Peranan para pendidik dalam memberikan commit to user materi yang selalu merencanakan sebelum pembelajaran yang baik, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
sesuai dengan tujuan pendidikan dan para pendidik selalu memberikan tauladan pada peserta didik. b. Dalam lingkungan sekolah memberikan kegiatan-kegiatan
social
kemasyarakatan
yang
dapat mendukung
tercapainya pembinaan moral yang baik. Sehingga harapan pendidikan untuk bermoral baik akan teralisasi meskipun tidak seratus persen.c. Adanya kerjasama dari pihak kepala sekolah, karyawan dan para guru untuk membina moral siswa SMK Gajah Mada Purwodadi
mereka
selalu
mengawasi terhadap kegiatan yang dilakukansiswa dan apabila kasus yang terjadi dianggap menyimpang dari tata tertib sekolah langsung adalaporan untuk segera ditindak (dinasehati) oleh pihak yang terkait dan
apabila
kasus
yang
terjadi dianggap serius maka, tugas BP
menyelesaikan kasus tersebut. d. Adanya peraturan sekolah (tata tertib sekolah) yang bersifat tertulis dan mengikat harus dipatuhi oleh seluruh siswa-siswi
SMK Gajah Mada Purwodadi
tanpa
terkecuali
dan
berlakunya sanksi bagi mereka yang melanggar tata tertib tersebut. Fungsi dan tujuan dari tata tertib sekolah tersebut dapat membiasakan siswa untuk selalu hidup disiplin baik di dalam kelas, di lingkungan sekolah maupun
di
masyarakat,
sehingga
secara
tidak
langsung
dapat
mempengaruhi kepribadian siswa dalam berperilaku. e. Adanya sarana dan prasarana yang menunjang siswa dalam melakukan aktifitas tambahan misalnya misalanya LAB computer, laptop, LCD dan sarana perpustakaan disediakan bagi siswa yang ingin menyalurkan bakatnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
dalam membaca guna menambah wawasan siswa di bidang Ilmu Pengetahuan. Faktor Penghambat: a. Faktor keluarga siswa, maksudnya kurang adanya kesadaran dalam mengawasi perilaku siswa saat di rumah. b. Faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri karena kurang adanya kesadaran dalam menerapkan perbuatan yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. c. Faktor lingkungan maksudnya orang tua, guru, anak didik akan menjadi kunci kesuksesan dalam pembelajaran sosial bilamana mampu bekerja sama dengan baik. Namun ada beberapa faktor lain yang menunjang kearah tersebut yaitu masyarakat dimana tempat mereka tinggal. Jika lingkungan sekitarnya
kurang
mendukung
maka
akan
mengakibatkan anak didik terabaikan. Bilamana tidak tersedia media seperti ini akan mengakibatkan pemikiran anak didik yang terus berkembang akan mengalami kebuntuan. 4. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang bertanggung jawab atas hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini commit to user guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan (Arikunto, 2006:3-4). Pada tahap evaluasi pembelajaran ini, Bp. M. Nur Setiawan selaku guru mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi melakukan evaluasi pembelajaran dengan 2 tahap, yaitu Evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil akhir pembelajaran dengan materi “ Sistem Hukum dan Peradilan Internasional”. Evaluasi pembelajaran ini berbentuk 2 (dua) jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktek. Bentuk tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, sementara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan skill siswa. Evaluasi ini juga dalam bentuk tertulis dan praktek baik secara kelompok maupun individu. Kemudian Bp. Setiawan memberikan soal di kelas dalam bentuk tertulis, kemudian siswa tidak secara langsung menjawab di kelas sebagai ruang teori melainkan siswa mencari jawaban di luar kelas. Artinya, masingmasing siswa akan memperoleh jawaban yang berbeda karena jawaban tidak bersifat permanen sebagaimana yang sudah dilihat keseharian di kelas. Namun, jawabannya merupakan barang baru yang harus ditemukan di luar kelas. Dalam materi “ Sistem Hukum dan Peradilan Internasional” ini diadakan 1 kali evaluasi, namun pada saat proses pembelajaran berlangsung, biasanya Bp. Setiawan memberikan pertanyaan kepada siswa, tujuannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, namun evaluasi ini sifatnya masih part evaluation saja, belum secara keseluruhan. Penilaian pembelajaran PKn ini meliputi ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebut diproyeksikan pada pembelajaran PKn . Sehingga dengan pendekatan CTL metode inquiry ini memang ditekankan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mencerna proses pembelajaran dengan baik. Untuk mempermudah penilaian dan mengenai sasaran, maka dari awal Bp. M. Nur Setiawan selaku Guru PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi mempersiapkan format penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Format penilaian dibuat Bp. Setiawan agar tidak menyimpang dari standar kompeteni dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal. Dalam memberikan penilaian Bp. M. Nur Setiawan
juga
memberikan standar kriteria ketuntasan bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar mudah mengukur kemampuan keberhasilan siswa. siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran serta mempraktekkan secara riil, sehingga skill lebih menonjol daripada pemahaman teori saja. Secara akademik ( teori ) memperoleh nilai minimal 75 sebagaimana KKM yang telah ditentukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Gambaran Perubahan siswa setelah pembelajaran di sekolah dengan menggunakan CTL khususnya pada mata Pelajaran PKn sebagai berikut :
No . 1
Pilar/Solusi, Indikator Masalah Motivasi
2
Pengetahuan
3
Bertanya
4
Prestasi
Pendekatan CTL
Pendekatan Tradisional
Motivasi siswa dalam belajar meningkat karena Belajar berpusat pada siswa, Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mau berkeraja sama dengan temannya dan sikap toleransi bisa tumbuh dengan konsep pembelajaran CTL ini Siswa dapat menerima ilmu baru dan tidak hanya dengan duduk manis lalu mendengarkan dan dapat ilmu tetapi siswa dapat menemukan, menjawab masalah dengan membandingkan kehidup an nyata sehingga siswa sanggup membuat kesimpulan sendiri Siswa lebih berani bertanya , karena dalam pembelajaran ini guru memberikan rangsangan supaya siswa aktif dalam bertanya dan menjawab, sehingga kondisi kelas terlihat sibuk dalam belajar
Guru menjadi pusat dalam belajar, siswa pasif mendengarkan. Siswa lebih terlihat individual dan suasana belajar terlihat sangat bersaing
Hasil belajar siswa meningkat, penilaian dari segi proses dan hasil tersebut yang membuat penilaian lebih obyektif sehingga hasilnya maksimaldan melebihi KKM
commit to user
Pengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis,
Pertanyaan biasanya diakhir pembelajaran, siswa kadang malu dan banyak yang belum memahami sehingga bingung kalau diminta untuk bertanya atau menjawab soal. Cukup banyak siswa yang Hasil belajar dibawah KKM
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Perencanaan pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi dilakukan di awal tahun ajaran. Guru mata pelajaran PKn mempersiapkan program tahunan (prota) dan program semester (promes), silabus pembelajaran, serta menyusun RPP. RPP dikembangkan dalam bentuk permainan bagi siswa. Guru mata pelajaran PKn bermusyawarah dengan MGMP
Kabupaten
Grobogan
untuk
mensinkronkan
persiapan
pembelajaran dan mencari solusi permasalahan yang ada. Guru mempersiapkan media pembelajaran, kelas tempat pembelajaran. Peralatan (media) pembelajaran sudah disiapkan sebelumnya, baik media milik SMK Gajah Mada Purwodadi maupun menyewa dari luar. Perencanaan sebagai suatu cara yang memuaskan untuk membuat utuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran ini harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum. 2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dicommit SMK Gajah to userMada Purwodadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
Pelaksanakan Pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi dilaksanakan dengan menggunakan metode CTL. Guru masuk kelas sesuai jadwal
pembelajaran
yang
telah
ditentukan
baik
pelaksanakan
pembelajaran PKn di kelas maupun di luar kelas. Guru mata pelajaran memulai menerangkan materi tentang “Sistem Hukum
dan Peradilan
Internasional ” secukupnya, Guru meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung materi dalam konsep Sistem Hukum
dan Peradilan
Internasional dengan model bermain di luar kelas. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan secara langsung kepada guru jika menemui berbagai Karangrayung mengenai materi konsep Sistem Hukum dan Peradilan Internasional . 3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam proses belajar mengajar PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi Purwodadi adalah motivasi siswa, kemampuan guru dan sarana prasarana. Faktor yang menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model CTL adalah kemampuan guru dalam memahami dan mengimplementasikan pembelajaran dengan model CTL dengan siswa. Sedangkan penghambatntya adalah belum secara keseluruhan
guru
memahami dan mengimplementasikan CTL didalam proses pembelajaran PKn, sarana dan prasarana yang belum memahami, waktu yang terbatas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Diharapkan semua guru dapat menggunakan pendekatan CTL, karena implementasi CTL dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajran dan diharapkan sering mengikuti seminar maupun workshop dan sering-sering membaca buku yang berhubungan dengan CTL untuk lebih menguasai dan memperdalam bagaimana penerapan CTL yang baik dan benar. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara kesinambungan dan menjalin interaksi yang lebih baik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 4. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Penilaian pembelajaran PKn
di SMK Gajah Mada Purwodadi
dilakukan oleh guru untuk mengetahui proses pembelajaran PKn dan hasil belajar siswa. Evaluasi pembelajaran PKn dilakukan dalam bentuk tertulis dan praktik. Evaluasi tertulis dilakukan secara individual dengan soal yang sesuai dengan materi yang sudah diberikan pada waktu pembelajaran. Criteria keberhasilan adalah nilai yang diperoleh standar KKM 75. Siswa yang belum tuntas akan mengikuti remedial PKn. B. Impilkasi Penelitian 1. Jika perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajamada
Purwodadi
dipersiapkan
secara
maksimal,
maka
pelaksanaan pembelajaran PKn akan berlangsung secara efektif dan efisien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
2. Jika pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajamada Purwodadi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, maka pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. 3. Jika faktor pendukung bisa ditingkatkan dan factor penghambat dalam pembelajaran PKn dengan model CTL dapat diminimalisir maka pelaksanaan pembelajaran dengan CTL akan berjalan Maksimal 4. Jika evaluasi pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi dilaksanakan secara teratur dan ditindak lanjuti dengan baik dan benar, maka prestasi belajar siswa akan meningkat. C. Saran - saran 1. Bagi guru SMK Gajah Mada Purwodadi a. Hendaknya guru selalu menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode CTL dengan baik. b. Diharapkan kepada guru-guru untuk meningkatkan kemampuan dan wawasannya agar dapat mengajar sesuai dengan kemampuan siswa dengan harapan siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan. c. Hendaknya para guru lebih mengetahui dan memahami tentang strategi, model dan metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang dipelajari. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut mereka untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai commit to user oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
2. Bagi kepala sekolah SMK Gajah Mada Purwodadi a. Hendaknya kepala sekolah SMK Gajah Mada Purwodadi untuk memberikan pengertian, pemahaman, dan penjelasan kepada guru perihal pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dengan menyediakan buku penunjang tentang metode pembelajaran agar dapat memberikan semangat dan dorongan kepada guru-guru akan pentingnya strategi dan metode pembelajaran b. Hendaknya kepala sekolah SMK Gajah Mada Purwodadi mendukung segala program guru berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya.” yang kiranya prospektif 3. Bagi Siswa SMK Gajah Mada Purwodadi a. Diharapkan kepada siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan mereka dengan cara meningkatkan belajarnya, memperbanyak membaca agar berwawasan luas. b. Diharapkan kepada siswa untuk bisa lebih berkonsentrasi saat di dalam kelas agar materi yang disampaikan oleh guru dapat mudah diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. ( 2006 ). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Chaniago, Defria. 2009. “Materi Ajar”. Diambil dari http://id.shvoong.com/exact sciences. Diakses pada hari Senin 1 Oktober 2012. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Dexsrek . 2008. Sukses untuk Anak-anak Prasekolah. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang. E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Fuad dan Rachmy. 2002 Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Psikologi Islami, Yogyakarta: Menara Kudus. Hamalik, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. Refika Aditama. Harsono, 2008. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Harsono, 2011. Etnografi Pendiidkan Sebagai Desain Penelitian Kualitatif. Solo: UMS. http://prayudi.wordpress.com/2007/05/15/ proses - pembelajaran. Diakses pada tanggal 18 November 2010. Ibrahim, R dan Nana Syaodikh. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
Ifraj Shamsid-Deen and Bettye P. Smith . 2006. Contextual Teaching And Learning Practices In The Family And Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer. I Pt. Agus Putra Adnyana1, Ni Kt. Suarni2, I Wyn. Koyan. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Diskusi Kelompok Debat Terhadap Kemampuan Berpikir Analitik Mata Pelajaran PPKn Ditinjau dari Sikap Sosial Siswa X MM SMK PGRI 2 Badung. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014) Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi. Jakarta: PPM. Misbachun Nisya’ dan Muchlis. 2013. Penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Untuk Meningkatkan Karakter Menghargai Bagi Siswa Kelas XI IPA MA Bahauddin Sidoarjo. Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp. 114-120 May 2013 Mantja. 2008. Etnografi, desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang Mas. Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar, Utami. 2005. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta. Nana Syaodikh, Nana dan Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Riwayat. 2008. CTL (Contextual Teaching and Learning). Bandung: Kaifa Rodjikin. 2012. “ Pengembangan Pembelajaran Pendidikan IPS Ekonomi Pada commit to user Siswa SD Berdasarkan Konsep Siswa ” . www.rodjikin.pdf.com.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
Diakses pada hari Senin 1 Oktober 2012. Rusman, 2009. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran (pedoman Bagi Guru). Bandung: UPI. S. Nasution, 2004. Metode Research. Bandung: JEMMARS Sadia, l Wayan, (1996), “Pengembangan Model Belajar Konstruklivis Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah pertama. Desertasi, PPS. IKIP Bandung Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beorintasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 1993. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sutopo.2006. Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Dalam.Penelitian.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Terapannya
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Penerbit Alvabeta. Sukmadinata, S. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Suryabrata, Sumadi .1984. Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta Suryabrata. Sumadi (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura. Fairuz Media. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana. (2005 ). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran. Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS Trianto. 2008. Mendesain pembelajaran Kontekstual di Kelas. Surabaya: Cerdas commit to user Pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
Uno, Hamzah B.2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: Bumi Aksara US Department of Education and the National School- to-Work. Office, 2001 Wayne Melville dan Bevis Yaxley. 2009. “Contextual Opportunities for Teacher Professional Learning: The Experience of One Science Department”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 5(4), 357-368. Yulianto, Agung dan Arief Yulianto. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada SMA Negeri 11 Semarang. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Semarang: UNNES Press.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
PROGRAM TAHUNAN Semes Alokasi Satuan Pendidikan : SMK GAJAH MADA PURWODADI No Materi Pokok/Kompetensi Dasar Mata : Pendidikan Kewarganegaraan ter Pelajaran Waktu Kelas/Semester : XI ( Sebelas ) / 3 dan 4 Tahun Ajaran : 2013 / 2014 3 1. Budaya Politik di Indonesia 14 JP 1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya politik 1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia 1.3 Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik 1.4 Menampilkan peran budaya politik partisipan 2.A
serta
Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani (I)
8 JP
2.1 Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi 2.2 Mengidentifikasikan ciri-ciri budaya demokrasi 2.B
Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani (II) 2.3 Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi
commit to user
2.4 Menampilkan perilaku budaya
6 JP
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
3.
Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
10 JP
3.1 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.2 Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan 3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Jumlah 4
4.
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional
4.1 Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan saranasarana hubungan internasional bagi suatu negara 4.2Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional 4.3Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik 4.4 Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional 4.5 Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
commit to user
38 JP 20 JP
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
5.
Sistem Hukum Internasional
dan
Peradilan
16 JP
5.1 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional 5.2 Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional 5.3 Menghargai putusan Mahkamah Internasional
Jumlah
36 JP
Purwodadi,
Januari 2014
Mengetahui, KepalaSekolah
Guru Mata Pelajaran
G. Wahyu Hendarto, ST, MM
M. Nur Setiawan, S.Pd
NIP: ---
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi waktu Kompetensi Keahlian
: : : : : :
A. Standar Kompetensi 5.
SMK Gajah Mada Purwodadi Pendidikan Kewarganegaran XI / 4 ( Genap ) 15 ( Lima belas ) 2 x 45 menit Semua Jurusan :
Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
B. Kompetensi Dasar
:
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara Penyelesaian oleh Mahkamah Internasional C. Indikator
:
No
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
2
Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional
D. Tujuan Pembelajaran : Tujuan pokok pembelajaran adalah agar siswa mampu dan dapat : Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah Internasional E. Materi Pembelajaran
:
Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional F. Metode dan Model Pembelajaran Metode
: Ceramah, Penugasan, diskusi kelompok,
Model pembelajaran
presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab commit to user : CTL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan pertama No
Kegiatan
Alokasi
Metode
Waktu 1
Karakter
Pendahuluan
2
Nilai
15 menit Apersepsi Berdoa dengan tujuan penanaman pembiasaan pada diri siswa bahwa pengembangan diri hendaknya selaras antara imtaq dan iptek Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
Kegiatan Inti Eksplorasi 60 menit Dalam kegiatan eksplorasi : Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi. menjelaskan pengertian dasar negara dan konstitusi negara. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil commit to user @ 4 orang, dinamakan
Ceramah
Religius, disiplin
Diskusi Kelompo kTanya jawab,pr esentasi hasil kerja kelompo
Kerjasam a, berfikir logis, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokrati s, rasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
kelompok kooperatif. Guru menyampaikan tugastugas yang harus dikerjakan masing-masing anggota kelompok kooperatif, yang terdiri atas : Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Jika jumlah siswa 40 orang, berarti terdapat 10 kelompok. Jadi terdapat kelompok yang membahas materi sama. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok kecil, setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara indivual yang telah disediakan oleh guru. Undian berisi materi-materi yang telah didiskusikan. Siswa diminta menemui teman lain yang mempunyai tugas sama untuk membentuk kelompok baru dan mengerjakan tugas yang ia terima. Anggota kelompok baru tersebut kemungkinan besar terdiri atas siswa yang dalam kelompok kecil membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan berisi siswa dari kelompok yang membahas materi berbeda dan dinamakan kelompok ahli. commit to user Setiap anggota kelompok
k
ingin tahu, tanggung jawab, Mandiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta secara aktif memberikan informasi dan berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok kooperatif semula, bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli. Meminta perwakilan kelompok kooperatif untuk mempresentasikan hasil diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas dan mengambil kesimpulan. Guru memfasilitasi jika terdapat siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan klarifikasi jika terjadi kesalahan konsep. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang halhal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui..
3
Penutup
Berlatih
- Evaluasi / Tanya jawab
15 menit
Penenangan
H. Alat, media dan Sumber Belajar : Alat / media
:
1. LCD Projector, Gambar 2. Spidol, White board Sumber Belajar :
commit to user
mandiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150
Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Smt 4 oleh Setiadi dan Retno Listyarti (2008) dan Buku-Buku lainnya yang relevan Tatap Muka
Terstruktur
Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional
Memberikan contoh penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional
Mandiri
Siswa dapat Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa. Pembelajaran tindak lanjut Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru. Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai =
X 100 Jumlah skor maksimal
Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151
Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa ( Penilaian Afektif ) Kerja
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
Mutu presentasi
Penguasaan materi
Tenggang rasa
Nama Siswa
Tangung jawab
No
Kerja sama
Indikator Sikap
Pembagian tugas
kelompok :
1 2 3 4 5
Purwodadi,
Mengetahui Kepala Sekolah
Juni 2014
Guru Mata pelajaran
G. Wahyu Hendarto, ST, MM NIP : ---
commit to user
M.Nur Setiawan, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152
PROFIL SMK GAJAH MADA PURWODADI Provinsi Kab/Kota A. Identitas Sekolah Nama Sekolah NPSN / NSS Jenjang Pendidikan Status Sekolah B. Lokasi Sekolah Alamat
: Prop. Jawa Tengah : Kab. Grobogan
: SMK Gajah Mada Purwodadi : 69752158 / 322031513023 : SMK : Swasta
RT/RW Nama Dusun Desa/Kelurahan Kode pos Kecamatan Lintang/Bujur
: Kampus I Jl. Untung Suropati, Gang I , : Kampus II Jl. Taman Sari Purwodadi : 4/19 : Purwodadi : Purwodadi : 58111 : Kec. Purwodadi : -6.6646/118.4766
C. Data Pelengkap Sekolah Kebutuhan Khusus SK Pendirian Sekolah Tgl SK Pendirian Status Kepemilikan SK Izin Operasional Tgl SK Izin Operasional SK Akreditasi Tgl SK Akreditasi No Rekening BOS Nama Bank Cabang / KCP Unit Rekening Atas Nama MBS Luas Tanah Milik Luas Tanah Bukan Milik
:: 421.5/3563/C/2012 : 2012-07-31 : Yayasan : 421.5/3563/C/2012 : 2012-07-31 : : : 076-01-001232-30-0 : BRI : Purwodadi : SMK Gajah Mada Purwodadi : Ya : 3073 m2 : 0 m2
C. Kontak Sekolah Nomor Telepon
commit to user
: 0292/421957
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153
Nomor Fax Email Website
: :
[email protected] : http://www.smkgajahmada.sch.id
D. Data Periodik Kategori Wilayah Daya Listrik Akses Internet Akreditasi Waktu Penyelenggaraan Sumber Listrik Sertifikasi ISO
: : 17000 : Telkom Speedy : Belum Terakreditasi : Pagi : PLN : Belum Bersertifikat
No
Nama Prasarana
Panjang (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perpustakaan 9 R. Praktek Las & Kerja Bangku 5 R. Praktek TKJ 1 7 R. praktek TKJ 2 5 R. Praktek TKR 7 R. Praktek TSM 7 Ruang Guru 9 Ruang Kelas X AK 7 Ruang Kelas X TKJ 8 Ruang Kelas X TKR 9 Ruang Kelas X TSM 8 Ruang Kelas XI TKJ 8 Ruang Kelas XI TKR 8 Ruang Kelas XI TSM 1 8 Ruang Kelas XI TSM 2 8 Ruang Kelas XII TKJ 7 Ruang Kelas XII TKR 8 Ruang Kelas XII TSM 8 Ruang Kepala Sekolah 6 Ruang Koperasi 4 Ruang Tata Usaha 7 Ruang WC 3 Ruang WC 3 Ruang WC 3 commit to user
Lebar (m)
8 6 6 7 7 5 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 3 7 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154
No
Jumlah Letak
Keterangan
1
Perpustakaan
Laik
Rak Buku Meja Baca Kursi Baca Lemari
8 1 16 1
Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan
6 7 8
Papan Tulis Meja Guru Simbol Kenegaraan
2 1 1
9 10
Meja Siswa Kursi Guru
17 1
11
Kursi Siswa
34
12
Ragum meja
12
13
Mesin bor listrik
1
14
Tabung oksigen
1
15
1
16
Meja Ragum Regulator/oksigen Acetilin
17
Selang las Oksigen
1
18
Las listrik
1
19 20 21 22 23 24
Las oksi asetilin Lemari Katalog Printer Komputer Kursi Kerja AC Meja Kerja sirkulasi Filling Cabinet Kursi Siswa
1 1 1 1 1 1
1 1461532 3 4 5
25 26 27
Jenis Sarana Meja Kerja sirkulasi
/
1
Laik Laik Laik Laik Kurang Ruang Kelas XII TSM Laik Ruang Kelas XII TSM Laik Ruang Kelas XII TSM Laik Kurang Ruang Kelas XII TSM Laik Ruang Kelas XII TSM Laik Kurang Ruang Kelas XII TSM Laik R. Praktek Las & Kerja Kurang Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik R. Praktek Las & Kerja Bangku Laik Ruang Kepala Sekolah Laik Ruang Kepala Sekolah Laik Ruang Kepala Sekolah Laik Ruang Kepala Sekolah Laik Ruang Kepala Sekolah Laik
/ 1 Ruang Kepala Sekolah 2 Ruang Kepala Sekolah user Kelas XII TKR 32commit to Ruang
Laik Laik Kurang Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Meja Siswa Meja Guru Papan Tulis Papan Tulis Simbol Kenegaraan Meja Guru Kursi Siswa Kursi Guru Meja Siswa Kursi Siswa Meja Siswa LCD Proyektor AC Simbol Kenegaraan Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Tempat cuci tangan
46 47
Motor 3 Motor 2 Elektrikal Trainer Kit 1 Alat peraga motor belah 4 tak 2
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
16 1 1 2 1 1 24 1 12 25 13 1 1 1 1 1 1 1
Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XII TKR Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 1 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 Ruang Kelas XI TSM 2 R. Praktek TSM R. Praktek TSM R. Praktek TSM R. Praktek TSM R. Praktek TSM
Lemari 2 R. Praktek TSM Meja Guru 1 Ruang Kelas X TSM Simbol Kenegaraan 1 Ruang Kelas X TSM Papan Tulis 1 Ruang Kelas X TSM LCD Proyektor 1 Ruang Kelas X TSM Meja Siswa 17 Ruang Kelas X TSM Kursi Guru 1 Ruang Kelas X TSM AC 1 Ruang Kelas X TSM Kursi Siswa 34 Ruang Kelas X TSM Papan Tulis 1 Ruang Guru Meja Kerja / sirkulasi 17 Ruang Guru Kursi Kerja 20 Ruang Guru AC 1 commit to Ruang user Guru Komputer Laptop 2 Ruang Tata Usaha
Kurang Laik
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Kurang Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156
64 65 66 67 68 69 70
8 1 1 3 3 2 1
Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
LCD Proyektor Printer Kotak kontak Kursi TU Meja TU Filling Cabinet Simbol Kenegaraan Penanda Waktu (Bell Sekolah) Perlengkapan P3K Pengeras Suara Lemari Katalog Tape Recorder Lemari Jam Dinding Komputer TU Foto Copy Meja Siswa Kursi Siswa Kipas angin
1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 2
Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha R. praktek TKJ 2 R. praktek TKJ 2 R. praktek TKJ 2
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Komputer PC Stabilizer Meja Guru Simbol Kenegaraan Kursi Siswa Papan Tulis LCD Proyektor Kursi Guru Meja Siswa LCD Proyektor Papan Tulis Meja Guru Kursi Guru Meja Siswa Simbol Kenegaraan
10 10 1 1 30 1 1 1 15 1 1 1 1 16 1
R. praktek TKJ 2 R. praktek TKJ 2 Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKJ Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR Ruang Kelas XI TKR
98 99 100
Kursi Siswa AC Kursi Guru
32 Ruang Kelas XI TKR 1 Ruang Kelas XI TKR user Kelas X TKJ 1 commit to Ruang
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Laik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
157
101 102 103 104 105 106 107 108 109
Kursi Siswa Meja Guru Meja Siswa AC Simbol Kenegaraan Papan Tulis LCD Proyektor Papan Tulis Peraga kopling Obyek Latihan Transmisi Lemari Katalog Elektrikal Trainer Kit Engine Life Kursi Kerja AC trainer
28 1 14 1 1 2 1 1 1
Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ Ruang Kelas X TKJ R. Praktek TKR R. Praktek TKR
Laik Laik Laik Laik Laik
2 2
R. Praktek TKR R. Praktek TKR
1 3 2 1
R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR R. Praktek TKR
1
R. Praktek TKR
2
R. Praktek TKR
Laik
118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
Lemari Meja Kerja sirkulasi Trainer Machanic/Dead engine LCD Proyektor Papan Tulis Kursi Guru AC Meja Guru Kursi Siswa Meja Siswa Meja Guru Hand tools box Kursi Siswa Komputer AC
Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Kurang Laik
1 1 1 1 1 1 38 40 1 2 20 18 1
R. Praktek TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR Ruang Kelas X TKR R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1
131 132
Meja Siswa Rak Buku
18 1
R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1
133
Monitor
5 commit to R.user Praktek TKJ 1
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik
110 111 112 113 114 115 116 117
Kurang Laik
Laik Laik Laik
/
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
158
134
Stabilizer
18
R. Praktek TKJ 1
135 136
Printer Lemari Katalog
1 1
R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1
137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 Total
Komputer Kursi Guru Gayung Lemari Katalog Alat pres Foto Copy Tempat Sampah AC Kursi Guru Simbol Kenegaraan Kursi Siswa LCD Proyektor Papan Tulis Meja Siswa Meja Guru Gayung Meja Siswa Kursi Guru Kursi Siswa Meja Guru AC Papan Tulis
5 1 1 1 1 1 10 1 1 1 23 1 2 12 1 1 1 1 16 1 1 1 847
R. Praktek TKJ 1 R. Praktek TKJ 1 Ruang WC Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang Kelas X AK Ruang WC Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ Ruang Kelas XII TKJ
Laik Kurang Laik Laik Kurang Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
Sekolah ini cukup banyak peminatnya, jumlah peserta didik saat ini berjumlah 313 siswa seperti dibawah ini : No
Nama Rombel
1
X AK
2
X TKJ
3
X TKR
4
X TSM
L Kelas 10 Kelas 10 Kelas 10 commitKelas to user 10
Jumlah Siswa P Jumlah
3
20
23
19
9
28
36
0
36
33
0
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
159
5
XI TKJ
6
XI TKR
7
XI TSM1
8
XI TSM2
9
XII TKJ
10
XII TKR
11 Total
XII TSM
Kelas 11 Kelas 11 Kelas 11 Kelas 11 Kelas 12 Kelas 12 Kelas 12
commit to user
17
13
30
32
0
32
23
0
23
22
3
25
13
4
17
31
0
31
34 263
1 50
35 313
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
160
LEMBAR OBSERVASI
NO
FOKUS MASALAH
INDIKATOR
YA
1. Guru mempersiapkan silabus.
1
Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
V
2. Guru mempersiapkan prota dan promes.
V
3. Guru mempersiapkan 4. Guru
RPP.
V
mempersiapkan tempat
pembelajaran.
V
5. Guru mempersiapkan 6. Guru
media.
V
mempersiapkan
instrument evaluasi.
V
7. Guru menyususn adanya desain pembelajaran
PKn dengan
pendekatan CTL.
V
1. Guru memulai pembelajaran dengan appersepsi. 2. Mengembangkan
V pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih
2
Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
V
3. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
commit to user
V
TID AK
KE T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
161
4. Mengembangkan
sifat
ingin
tahu dengan bertanya. 5. Menciptakan belajar
V
masyarakat
(belajar
dalam
kelompok-kelompok).
V
6. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
V
7. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 8. Melakukan
V penilaian
yang
sebenarnya dengan berbagai cara. 9. Guru
V mengajak
siswa
menyimpulakn materi pelajaran Faktor Pendukung dan Penghambat pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
3
V
1. Kemampuan guru memadai
V
2. Kelengkapan dokumen
V
3. Daya serap peserta didik tinggi
V
4. Fasilitas sekolah lengkap
V
5. Ketersediaan dana cukup 6. Daya dukung
pihak
V luar
kurang
4
Evaluasi pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
1. Guru
V memberikan
evaluasi
dalam bentuk tertulis. 2. Guru
memberikan
V evaluasi
dalam bentuk multiple choice. 3. Guru
memberikan
dalam bentuk essay. commit to user
evaluasi
V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
162
4. Guru
memberikan
evaluasi
V
evaluasi
V
dalam bentuk praktik. 5. Guru
memberikan
secara individu. 6.Guru
memberikan
evaluasi
secara kelompok.
V
7. Aspek evaluasi (aspek kognitif, afektif dan psikomotorik).
V
V
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
163
CATATAN LAPANGAN 1
Berikut adalah hasil wawancara dengan:
Nama
: M. Nur Setiawan, S.Pd
Jabatan
: Guru PKn
Tempat
: Ruang guru SMK Gajah Mada Purwodadi
Hari/tanggal
: Senin, 9 Juni 2014
========================================================== Kegiatan penelitian diawali dengan izin peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian. Pihak SMK Gajah Mada Purwodadi memberikan izin untuk melakukan penelitian dan peneliti dipersilahkan untuk melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMK Gajah Mada Purwodadi . Peneliti hanya bertanya seputar pembelajaran PKn dengan pendekatan Contekstual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi meliputi perencanaan, pelaksanaan, hambatan dan pendukung serta evaluasi. Kegiatan wawancara peneliti lakukan dengan santai sehingga kepala sekolah, guru tidak merasa terintimidasi. Penelitia melakukan kegiatan wawancara di ruang guru. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru PKn SMK Gajah Mada Purwodadi
Perencanaan Pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi?
MNS : Saya menyusun perencanaan pembelajaran PKn pada saat awal tahun ajaran baru pembelajaran. Hal ini biasa saya lakukan semenjak saya commit to user menjadi guru. Namun kali ini lebih menyenangkan karena pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
164
RPP saat ini lebih leluasa daripada beberapa tahun yang silam, pada RPP pembelajaran kali ini kami menggunakan pendekatan kontekstual. P
: Apakah RPP yang disiapkan sudah sesuai dengan materi yang digunakan ? dan apakagh media yang digunakan dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ?
MNS
: Tentu. Saya berusaha mempersiapkan prota, promes, silabus, rpp dan media pembelajaran PKn
pada materi “Sistem Hukum dan Peradilan
Internasional ”secara lengkap dengan memadukan pola bermain dalam belajar. Media yang dijadikan permainan berupa card dan gambar yang berkaitan dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional”
P
: Apakah persiapan pembelajarn tersebut disusun sendiri :
MNS : Ya benar. Awalnya saya mempersiapkan sendiri, namun kemudian persiapan itu saya diskusikan (sharing) dengan teman yang juga memiliki keahlian di bidang yang sama dalam MGMP PKn. Saya juga sharing pada kepala sekolah jika ada sesuatu yang saya rasa kurang, seperti media maupun fasilitas pembelajaran yang belum tersedia. Saya meminta saran dan bimbingan kepala sekolah untuk mencari solusinya.”
P
: Apakah ada fungsinya jika menyusun RPP dan silabus dengan pendekatan CTL yang jelas disitu dan media yang digunakan ?
MNS : Agar saya merasa mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengelola kelas, bisa lebih efektif dan efisien. Saya berharap siswa mampu memahami materi yang saya sampaikan secara maksimal. Selain itu, secara formal karena adanya tuntutan administrasi bagi guru.”
P
: Apakah ada kesulitan dalam mengembangkan RPP dari tahun ke tahun ? supaya tidak monoton ?
MNS
: Pada prinsipnya tidak, karena sekarang guru lebih leluasa dalam commit to Guru user hanya berpatokan pada standart mengembangkan silabus dan RPP.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
165
kompetensi yang telah ditentukan dari pusat sebagai kurikulum induk. Selanjutnya guru bebas mengembangkan metode apa yang tepat untuk diterapkan yang terpenting adalah materi yang disampaikan oleh guru benar-benar dapat dipahami, dimengerti dan diingat oleh siswa. Dan belajarpun tidak harus dilakukan di dalam kelas yang bersifat monoton tetapi dapat dikemas dengan pola permainan atau belajar sambil bermain.”
P
: Apakah acuan bapak dalam menyusun RPP dan silabus sebelum memulai pembelajaran PKn ?
MNS :
Saya mengacu pada kurikulum dari pusat, namun saya berusaha
mengembangkan secara mandiri, menyesuaikan kondisi yang ada di wilayah SMK Gajah Mada Purwodadi.”
P
: Apakah ada target khusu dalam pencapaian perencanaan pembelajaran PKn dengan penekatan CTL ?
MNS : tentunya layaknya guru yang lain juga, pada tahap perencanaan ini saya mentarget persiapannya secara lengkap baik silabus, RPP dan media yang tepat. Harapan saya dengan persiapan yang matang dan lengkap ini, pelaksanaan pembelajaran nanti berlangsung secara maksimal, sehingga hasil belajar PKn siswa juga maksimal.”
P
: Siapakah partner bapak dalam disukusi perencanaan pembelajaran Pkn ini ?
MNS : Patner sharing saya dalam perencanaan pembelajaran PKn ini antara lain: teman se MGMP PKn, guru di SMK Gajah Mada Purwodadi, dan juga Kepala Sekolah, sehingga bisa mengetahui fasilitas dari para pemilik tempat
magang
dan
untuk
memudahkan
pembelajaran”. commit to user
schedule
pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
166
P
: Kapan bapak menyusun RPP dna silabusnya?
MNS : Biasanya saya menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal
semester
2.
Namun
saya
tetap
melengkapi
jika
ditemui
kekurangannya pada saat pembelajaran sudah berlangsung.”
Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah bapak pada saat memulai pembelajaran sering bertanya tentang materi pembelajaran yang diajarkan kemarin ?
MNS : Ya benar. saya memulai pembelajaran PKn ini dengan pendahuluan sebagai appersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan yaitu tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional”.
P
: Bagaimana konsep pembelahjaran dengan model CTL pada awal pembelajaran Pkn ?
MNS
: Saya memulai dengan menyampaikan materi tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional”, dan selanjutnya saya meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan tugas mencari data sambil bermain di luar kelas dengan saya beri batas waktu, kemudian setelah data di dapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lainnya yang selanjutnya didiskusikan bersama.”
P
: Bagaimana respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung ?
MNS
: Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan metode CTL ini. Semua siswa terlihat berfikir mengenai tugas yang saya berikan . Siswa aktif dalam menemukan to user jawaban, aktif bertanya commit mengenai materi yang belum dipahami, aktif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
167
dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah.
P
: Bagaimana situasi kelas saat pembelahjaran berlangsung ?
MNS : Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikannya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan mengemukakan argument-argument, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak adanya siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenangkan.”
P
: Apakah ada kesulitan dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ?
MNS : Saya cermati tidak ada yang terlihat menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa menurut dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerjakan di luar kelas, sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukkan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam kendali saya sehingga kelas tidak justru terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberikan jawaban atau
memberikan
kesimpulan
atas
pertanyaan-pertanyaan
yang
disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya dengan memberikan contoh yang mudah dipahami dan dimengerti dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
168
kesehariannya, terutama yang berkaitan dengan materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional.
P
: Bagaimana menurut bapak tentang respon siswa pada pelaksanaan pembelajaran Pkn dengan menggunakan pendekatan CTL ?
MNS : Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena dengan metode CTL ini siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam penggunaannya.
P
: Apakah tujuan pendekatan CTL pada pembelajaran PKn ?
MNS : Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Namun, antara materi yang satu dengan lainnya terkadang saling melengkapi. Selain itu, satu materi belum tentu sesuai dengan salah satu metode melainkan akan lebih cocok dengan metode yang lain.
P
: Apakah kelebihan pembelajaran dengan pendekatan CTL ?
MNS : Kelebihan metode CTL dibandingkan dengan metode kooperatif adalah bahwa dalam meode CTL ini, siswa secara langsung bisa terjun kelapangan(luar kelas), siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi nyata (riil) yang ada di lingkungan sekitar.
P
: Media apa yang digunakan dalam pembelajran PKn dengan pendekatan CTL ?
MNS : Media yang saya butuhkan pada pembelajaran kompetensi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional antara lain: slide, gambar dan video mengenai proses pada materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
169
Media ini untuk memudahkan siswa memahami materi yang tentunya saya kaitkan dengan berita-berita Hukum dan Peradilan yang terkini.”
P
: Bagaiaman menutup pembelajaran dengan pendekatan CTL ?
MNS : Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham silahkan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap evaluasi, dan agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah saya sampaikan, agar siswa tidak mudah lupa.
Faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi Purwodadi. P
: Apakah ada hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ?
MNS : Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SMK Gajah Mada Purwodadi. Adanya siswa yang kurang terbiasa belajar secara aktif seperti pendekatan kontekstual ini, ada sebagian siswa yang cenderung pasif, terima materi apa adanya dari guru. Tentunya ini akan menghambat pembelajaran. P
: Apakah bapak pernah mengikuti seminar dalam rangka
untuk
meningkatkan serta mendukung proses pembelajaran PKn ? MNS : Saya pernah mengikuti seminar tentang pembelajaran denggan pendekatan kooperatif, seminar ini dilakukan hanya 1 hari. Saat itu jam MGMP jadi kepala sekolah meminta saya untuk mengikuti seminar tersebut. Setelah selesai mengikutinya maka saya memahami arti pentingnya menghidupkan suasana kelas dan menciptakan sistem belajar yang menarik yaitu dengan pembelajaran kooperatif/ CTL. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
170
Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah bapak selalu memberikan evaluasi pada proses dan pembelajaran berlangsung ?
MNS : Saya selalu mengadakan evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran. Dan juga melakukan evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil akhir belajar. apalagi pada strategi CTL ini,
siswa
sangat
dikedepankan
mampu
dalam
tahapan
proses
pembelajaran, tidak semata-mata pada akhir belajar.”
P
: Apa fungsi evaluasi pada pembelajaran ini ?
MNS : Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa terhadap materi yang sudah saya sampaikan dengan metode CTL ini. Dan sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya agar lebih baik dan sempurna.”
P
: Bagaimana bentuk evaluasi ?
MNS : Saya menggunakan evaluasi dalam bentuk tertulis dan praktek, evaluasi kelompok dan individu.
P
: Bagaimana pelaksanakan evaluasinya ?
MNS : Setiap SK saya adakan 1 kali evaluasi, namun pada saat proses pembelajaran berlangsung, biasanya saya juga memberikan pertanyaan kepada siswa, tujuannya juga untuk sejauh mana kemampuan siswa, namun evaluasi ini sifatnya masih part evaluation saja, belum secara keseluruhan (komprehenshif).” P
: Apakah evaluasi formatif dan sumatif sudah cukup ?
MNS : Menurut hemat saya evaluasi formatif dan sumatif juga sudah cukup, adapun bentuknya, selain evaluasi tertulis, evaluasi dalam bentuk praktek commit to user skill siswa sehingga lebih muda juga sangat baik karena untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
171
diterapkan. Namun evaluasi tertulis juga pentin untuk mengukur kemampuan secara kognitif siswa. evaluasi tertulis ini juga karena adanya tuntutan secara akademik.
P
: Aspek apa saja yang dievaluasi ?
MNS : Secara umum, saya melakukan penilaian pembelajaran PKn ini dari ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
P
: Bagaimana evaluasi dikatakan berhasil ?
MNS : Menurut hemat saya, siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran serta mempraktekkan secara riil, sehingga skill lebih menonjol daripada pemahaman teori saja. Secara akademik memperoleh nilai minimal 75 sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun secara keterampilan (skill) kriterian minimal adalah nilai 80.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
172
CATATAN LAPANGAN 2
Berikut adalah hasil wawancara dengan :
Nama
: G. Wahyu Hendarto, ST, MM
Jabatan
: Kepala SMK Gajah Mada Purwodadi
Tempat
: Ruang kepala SMK Gajah Mada Purwodadi
Hari/tanggal
: Selasa, 10 Juni 2014
========================================================== Perencanaan pengelolaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah benar Bapak memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah Mada Purwodadi tanpa terkecuali ?
KS
: Benar, saya memang memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah Mada Purwodadi tanpa terkecuali, agar bisa mempersiapkan perencanaan pembelajaran di awal tahun. Hal ini dimaksudkan agar secara administratif guru memiliki ancang-ancang persiapan yang cukup matang pada proses pembelajaran 1 tahun ke depan, minimal 1
P
: Apakah respect Bapak kepada Bapak M. Nur Setiawan selaku guru PKn ?
KS
: Saya sangat respect pada Bp. M. Nur Setiawan, S.Pd selaku guru PKn. Beliau termasuk salah satu guru yang aktif di SMK Gajah Mada ini. Jika menyusun program merasa ada kesulitan,beliau langsung menemui saya, termasuk dalam penyusunan RPP PKn sehingga bisa
dikatakan
bentuk susunan RPP PKn mendekatai kesempurnaan.
P
: Menurut Bapak adakah kesulitan Bapak M. Nur Setiawan dalam mempersiapkan RPP ?
KS
to user : saya rasa Bapak M. Nurcommit Setiawan, S.Pd tidak terlalu kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
173
mempersiapkan silabus dan RPP. Toh beliau merupakan guru senior dan juga segudang pengalaman telah dikantonginya.
P
: Apa benar Bapak sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan ?
KS
: Benar. saya sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan baik dalam lingkup rayon, kabupaten maupun nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Kegiatan tersebut bisa berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya.
Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Adakah perubahan yang Bapak lihat dalam pembelajaran PKn saat ini ?
KS
: Beberapa minggu terakhir ini saya melihat, pada saat pembelajaran PKn ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya suara di kelas terdengar dan terlihat ramai dan gaduh tanpa arah. Namun, beberapa waktu ini nampak hidup dengan adanya diskusi-diskusi, jawaban-jawaban, pertanyaanpertanyaan dan argument-argument yang disampaikan siswa. Siswa terlihat respect pada apa yang disampaikan oleh guru. Bahkan banyak kegiatan pembelajaran yang terlihat diterapkan langsung di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh, justru siswa terlihat sangat antusias dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi. P
: Apakah dalam proses pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ada hambantan dan dukungan dalam pelaksanaan tersebut ?
KS
: “Pelaksanaan pembelajaran biasanya ada kendala yang membuatnya tidak lancar, begitu pulacommit sebaliknya terkadang guru juga dimudahkan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
174
untuk melaksanakan pembelajaran tersebut” P
: Apakah dalam proses pembelajaran sudah menggunakan alat media seperti LCD ?
KS
: “ Sekolah kami memang belum semua kelas mempunyai LCD, biasanya guru yang ingin mengajar terkadang pinjam kelas lain yang sedang praktek, tapi kalau saat semuanya pembelajaran dikelas, itulah yang menghalangi proses pembelajaran berjalan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
175
CATATAN LAPANGAN 3
Berikut adalah hasil wawancara dengan:
Nama
: Wulan April Liyani
Jabatan
: Siswa
Tempat
: Ruang kelas XI SMK Gajah Mada Purwodadi
Hari/tanggal
: Rabu, 11 Juni 2014
========================================================== Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi -
Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah benar Murid-murid semangat dan antusias mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran PKn yang saat ini ?
AN
: “Memang begitu Pak, sekarang saya jadi tambah semangat kalau cara mengajarnya kaya begini. Saya dan teman-teman merasa senang, semangat, antusias dalam mengikuti pelajarannya Pak Setiawan. Buktinya saya dan teman-teman tidak merasa ngantuk dan jenuh atau ramai sendiri. Justru kami mengikuti instruksi Pak Setiawan.”
Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah Pak Setiawan setiap akhir proses pembelajaran memberikan evaluasi secara lisan atau tertulis dan juga pada akhir semester ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
176
AN
: “ Ya Pak, Setiap proses pembelajaran Bp. Setiawan selalum memberikan soal secara lisan ataupun tertulis untuk dikerjakan siswa siswa sebagai ulangan harian dan juga memberikan penugasan di rumah serta pada akhir pembelajaran juga dilakukan ulangan akhir semester”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
177
CATATAN LAPANGAN 4
Berikut adalah hasil wawancara dengan :
Nama
: Sudarsono
Jabatan
: Siswa
Tempat
: Ruang kelas XI SMK Gajah Mada Purwodadi
Hari/tanggal
: Rabu, 11 Juni 2014
========================================================== Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi -
Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah benar Murid-murid menyukai model pembelajaran PKn yang saat ini ?
AN
: Betul Pak, saya sekarang lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan Bp. Setiawan. Jadi saya sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti pelajarannya PKn karena cara mengajarnya sangat menyenangkan. Saya langsung mengerti materi yang disampaikan dengan kondisi lingkungan sekitar tentang Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Apalagi saat ditampilkan tayangan tentang Sistem Hukum dan Peradilan Internasional di slide.
Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi P
: Apakah Pak Setiawan setiap proses pembelajaran memberikan evaluasi secara tertulis atau praktek ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
178
AN : Betul Pak, Pak Setiawan selalu memberikan beberapa soal untuk melakukan evaluasi secara tertulis dan praktek pada saat pembelajaran PKn berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
179
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
180
GEDUNG SEKOLAH SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
181
WAWANCARA DENGAN Bp. M. NUR SETIAWAN, S.Pd GURU PPKn SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
182
WAWANCARA DENGAN Bp. M. NUR SETIAWAN, S.Pd GURU PPKn SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
183
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
184
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
185
WAWANCARA DENGAN WULAN APRIL LIYANI SISWI KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
186
WAWANCARA DENGAN SUDARSONO SISWA KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
187
WAWANCARA DENGAN SUDARSONO SISWA KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
188
PROSES PEMBELAJARAN Bp. M. NUR SETIAWAN, S.Pd DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
189
PROSES PEMBELAJARAN Bp. M. NUR SETIAWAN, S.Pd DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
190
PEMBELAJARAN PPKn PADA SAAT PRESENTASI SISWI KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
191
PEMBELAJARAN PPKn PADA SAAT PRESENTASI SISWA KELAS XI SMK GAJAH MADA PURWODADI
commit to user