BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge
Planning
atau
perencanaan
pemulangan
merupakan suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan
kontinuitas
perawatan
baik
dalam
proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus dibuat sejak awal pasien datang ke pelayanan kesehatan (Cawthorn, 2005). Menurut Almborg, et al (2010), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan penyembuhan, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup yang lebih optimum sebelum dipulangkan. Disscharge planning yang berhasil dilaksanakan dengan baik maka kepulangan pasien dari rumah sakit tidak akan mengalami hambatan serta dapat mengurangi hari atau lama perawatan dan mencegah kekambuhan, namun sebaliknya bila discharge planning yang tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi salah satu faktor yang memperlama proses penyembuhan yang akan mengalami kekambuhan dan dilakukan perawatan ulang (Pemila,
1
2
2011). Menurut Poglitsch, et al (2011), Keberhasilan discharge planning dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: keterlibatan dan partisipasi, komunikasi, waktu, perjanjian dan konsensus serta personil discharge planning. Coleman dan Chalmers (2006) menjelaskan bahwa tipe rumah sakit (pendidikan atau umum), kompleksitas pasien, dan kompetensi perawat ikut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan discharge planning. Discharge planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah sakit (Perry & Potter, 2005). Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang pasien tentunya sangat merugikan pasien beserta keluarga dan juga rumah sakit (Hariyati., et al, 2010). Beberapa penelitian dilakukan untuk meneliti dampak pelaksanaan discharge planning yang kurang optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Moore, et al (2003) menunjukkan 49% pasien kembali ke klinik atau rumah sakit setelah dinyatakan pulang karena mempunyai masalah dengan kesehatan. Penelitian senada juga diungkapkan oleh Fox, et al
3
(2013), yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara discharge planning dengan penurunan angka rawat ulang pasien dalam satu sampai 12 bulan indeks pemulangan pasien di pelayanan kesehatan. Rawat ulang/ readmisi pasien telah mendapatkan perhatian yang lebih karena rawat ulang pasien mencerminkan efektivitas kinerja dari suatu pelayanan kesehatan dan kualitas perawatan pasien tersebut di rumah. Efektivitas suatu discharge planning salah satunya ditandai dengan angka pasien rawat ulang menurun. Sejumlah penelitian menyoroti bahwa discharge planning yang efektif sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pasien dan mengurangi rawat ulang. Salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan Philips, et al (2004) bahwa discharge planning secara signifikan mengurangi kunjungan ulang atau rawat ulang pasien di rumah sakit. Readmisi merupakan salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit, oleh karena itu penguatan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga melalui perencanaan discharge planning dapat menurunkan angka readmisi dirumah sakit. Meningkatkan perawatan terhadap pasien dan mengurangi pasien
4
readmission atau rawat ulang dalam kurun waktu kurang dari 30 hari adalah prioritas nasional bagi rumah sakit (Jones., et al, 2015). Sedangkan menurut Kemenkes (2008) Indikator kejadian pasien jiwa readmisi tidak kembali dalam perawatan pada kurun waktu ≤ 1 bulan adalah 100%. Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta telah melakukan discharge planning atau perencanaan pemulangan pasien. Dari survey yang dilakukan oleh peneliti pemberian health education kepada keluarga di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta
masih
belum
optimal
diberikannya.
Pemberian perencanaan pulang kebanyakan diberikan hanya pada saat pasien pulang saja yang berupa petunjuk perawatan dirumah dan waktu kontrol serta jika ada pertanyaan dari pasien dan keluarga saja. Setelah dilakukan studi pendahuluan di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Gamping
Yogyakarta
didapatkan
jumlah
kunjungan pasien rawat inap tahun 2015 sebanyak 10.450 pasien dan jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1 januari 2016 sampai dengan 30 september 2016 sebanyak 10.103 pasien. Dari data diatas di dapatkan angka kejadian pasien rawat ulang (readmission) dalam
5
waktu tiga bulan (mei - juli 2016) sebanyak 108 pasien selanjutnya jumlah pasien rawat ulang bulan agustus – september sebanyak 61 pasien dan jumlah pasien rawat ulang bulan oktober sebanyak 19 pasien, selanjutnya dilakukan penelusuran dokumen lembar discharge planning pasien rawat ulang pada bulan oktober sebanyak 18 rekam medis pasien yang tidak memiliki lembar discharge planning dan dari 18 rekam medis pasien tersebut didapatkan 12 rekam medis yang tidak diisi pada bagian skrining discharge planning pada lembar asesmen awal keperawatan. Hasil wawancara dari salah satu petugas rekam medik menyatakan bahwa pengisian lembar discharge planning tidak begitu ditekankan sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan lembar discharge planning pasien tidak terisi. Dari uraian diatas peneliti ingin mengetahui pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pelaksanaan
6
discharge
planning
yang
dilakukan
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini untuk: a. Mengidentifikasi pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. b. Mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. c. Memberikan rekomendasi dalam pelaksanaan discharge planning. D. Manfaat penelitian 1. Bagi akademisi Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi baru terkait masalah discharge planning di rumah sakit.
7
2. Bagi rumah sakit Melalui penelitian ini rumah sakit dapat mengevaluasi keefektifan pelaksanaan
discharge
planning
yang telah
dilakukan 3. Bagi ilmu pengetahuan Menambah pengetahuan mengenai discharge planning di rumah sakit.