BAB I PENDAHULUAN A. Gagasan Awal Pariwisata dilakukan oleh semua orang dari yang muda sampai yang tua. Disebut pariwisata jika suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat asal, tempat tujuan, lalu kembali lagi ke tempat semula. Jika perjalanan ke tempat tujuan untuk berusaha atau mencari nafkah, maka perjalanan tersebut tidak dapat disebut sebagai pariwisata. Pariwisata semata-mata hanya untuk kegiatan tamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beragam. Pariwisata merupakan fenomena yang akan terus berkembang dari waktu ke waktu, sehingga hal yang terkait di dalamnya bersifat fleksibel terhadap setiap perubahan yang ada (Suryadi, 2007). Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan penduduk manula usia 60 tahun ke atas meningkat secara signifikan. Kalau pada tahun 1960 dan 1970 penduduk manula hanya sekitar 2%, tetapi saat ini sudah menjadi sekitar 10% dari total jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Dapat dikatakan bahwa penduduk lanjut usia mengalami peningkatan sekitar 8%. Istilah manula ditujukan untuk mereka yang telah berusia 55 tahun ke atas sesuai usia pensiun pegawai negeri di Indonesia. Tentang persisnya batasan usia manula belum ada kesepakatan, tetapi untuk negara maju batas tersebut untuk penduduk yang berusia 65 tahun ke atas, sedangkan PBB menetapkan batas manula usia 60 tahun ke atas (Astawan & Wahyuni, 1990: 3) 1
Istilah manula di negara maju menurut Gorman (2000) adalah: The ageing process is of course a biological reality which has its own dynamic, largely beyond human control. However, it is also subject to the constructions by which each society makes sense of old age. In the developed world, chronological time plays a paramount role. The age of 60 or 65, roughly equivalent to retirement ages in most developed countries, is said to be the beginning of old age. In many parts of the developing world, chronological time has little or no importance in the meaning of old age. Other socially constructed meanings of age are more significant such as the roles assigned to older people; in some cases it is the loss of roles accompanying physical decline which is significant in defining old age. Thus, in contrast to the chronological milestones which mark life stages in the developed world, old age in many developing countries is seen to begin at the point when active contribution is no longer possible.
Dilihat dari jenis wisatanya, The Elderly Tour & Travel termasuk dalam jenis wisata Escorted Tours. Menurut Mancini (2005: 115) Escorted Tours adalah: Structured journeys on which the tour participants are accompanied by a travel professional who sees to their needs.
Menurut laporan penelitian EIU (Economist Intelligence Unit) Fitzpatrick (1998: 19) adalah: The relative importance of senior citizens and the increasing incidence of travel by this age category is partially a result of increasing spending power, which is often higher than other age categories. Improved financial position and spending power arise from a variety of factors. These include: a. Most likely to inherit from parents or relatives. b. Children will have left home relieving financial strains. c. Their capital in property can be released. d. Hold occupational pension schemes in addition to state pensions.
Menurut Theobald (1991: 367) adalah: Mature age travellers already form a major part of the travel market. As a population ages, travellers can likewise be expected to age and mature age people will represent an increasingly significant proportion of the tourism market. The continued growth of tourism industry in many countries over the next ten years may well depend on how companies understand demografic trends affecting consumer behaviour.
Sedangkan menurut Bob (1991: 140) adalah: Many mature age travellers seek relaxing, quiet, and more passive holidays that include time with friends and family and visits to places they have always wanted to go. Others take shorter trips, seek new experience, soft adventure, and meet new people. Many older people are interested in heritage, cultural experiences and seek enrichment from travel.
Dari Teori yang dikemukakan oleh Theobald (1991:367) dapat dikatakan bahwa wisatawan dewasa yang diartikan sebagai senior citizen sudah menjadi 2
bagian utama dalam pasar pariwisata. Pertumbuhan pariwisata di negara maju selama sepuluh tahun ke depan dapat dilihat bagaimana perusahaan memahami tren demografic yang dapat memengaruhi perilaku konsumen. Menurut Mancini (2005: 124) why people take tour adalah camaraderie yaitu: Friendships are often forged among people who were strangers at the beginning of a tour. Most likely, because of the tour’s destination, activities, and price, its member will have similiar interests and be of comparable socioeconomic status.
Dari teori yang dikemukan oleh Mancini (2005: 124), alasan orang membeli paket tour karena persahabatan yang di tempa di antara orang asing pada saat awal tour berlangsung. Kemungkinan besar, karena tujuan tour, kegiatan, dan harga, anggotanya akan memiliki kepentingan serupa dan menjadi status sosial ekonomi sebanding. Dari Tabel 1 di bawah dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk wilayah Jakarta Utara mempunyai jumlah penduduk WNI yang tidak sedikit yaitu sebanyak 777.269 orang pria dan 645.408 orang wanita. TABEL 1 Jumlah Kepadatan Penduduk per Wilayah Kota Jakarta Wilayah
WNI WNA Total Pria Wanita Pria Wanita Jakarta Pusat 500.254 416.127 190 146 916.717 Jakarta Utara 777.269 645.408 269 240 1.423.186 Jakarta Barat 869.301 765.950 334 302 1.635.887 Jakarta Selatan 1.060.829 831.106 407 268 1.892.610 Jakarta Timur 1.430.380 1.204.163 127 109 2.634.779 Total 4.649.565 3.873.283 1.327 1.065 8.525.243 Sumber:Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi (2011)
Luas (Km2) 47,14 139,03 125,25 145,73 189,90 656
Kepadatan / Km2 19.447 10.237 13.061 12.987 13.875 69.607
Pada Tabel 2 di bawah dapat dilihat bahwa penduduk manula yang memiliki keadaan kesehatan pada propinsi Jakarta Utara cukup tinggi jika dibandingkan dengan yang keadaan kesehatan yang kurang, dengan kata lain memerlukan bantuan orang lain untuk beraktivitas. 3
TABEL 2 Jumlah Keadaan Kesehatan Penduduk Manula per Propinsi Jakarta Keadaan Kesehatan
Propinsi
Total
Baik
Cukup
Kurang
Jakarta Selatan
57,534
31,259
5,628
94,421
Jakarta Timur Jakarta Pusat
51,219 34,921
44,771 19,843
11,462 3,896
107,452 58,660
Jakarta Barat
42,008
32,422
13,215
87,645
21,779
9,793
55,248
Jakarta Utara 23,676 Sumber:Data Statistik Indonesia Januari (2010)
Dari keterangan Tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk manula mempunyai kegiatan rekreasi saat masa pensiunnya. Memang kegiatan yang paling banyak dilakukan penduduk manula saat masa pensiun adalah menonton TV, tetapi tidak memungkinkan seseorang akan menonton TV sepanjang tahun. Seorang manula memerlukan kegiatan di luar rumah, apalagi manula itu mempunyai keadaan kesehatan yang baik. Kenyataan bahwa masyarakat yang menginjak usia 60 tahun jarang melakukan perjalanan disebabkan karena kondisi tubuh yang tidak seperti anak muda. TABEL 3 Jumlah Aktivitas yang dilakukan Penduduk Manula per Propinsi Jakarta Aktivitas yang paling sering dilakukan Propinsi
Menonton Membaca/ Kegiatan Rekreasi Olahraga Berkebun TV Menulis Sosial
Total
Jakarta Selatan
63,049
17,103
674
2,730
6,829
1,354
91,739
Jakarta Timur
62,232
12,913
3,762
3,648
17,206
2,017
101,778
Jakarta Pusat Jakarta Barat
43,896 66,307
9,204 7,681
1,106 1,254
2,009 4,156
907 3,669
669 2,187
57,791 85,254
735
1,962
1,671
53,198
Jakarta Utara 44,923 3,178 729 Sumber: Data Statistik Indonesia Januari (2010)
Menurut Peraturan perundang-undangan tentang manula oleh Deputi I Menkokesra terdapat dua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan manula yaitu:
4
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Manula yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain adalah bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah manula makin bertambah. Selanjutnya dalam ketentuan umum, memuat ketentuan-ketentuan yang antara lain dimuat mengenai pengertian manula, yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Manula mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Manula.
Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial bagi manula, meliputi: a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi manula. b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatrik (ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit yang umumnya diderita pada manula). c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan
5
dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus. d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran
pajak,
pembelian
tiket
untuk
tempat
rekreasi,
penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para manula. Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas manula pada bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum. Mengacu pada kondisi tersebut maka The Elderly Tour and Travel merancang suatu paket wisata yang ditujukan secara khusus untuk manula. Karena pangsa pasar yang berada di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara mempunyai tingkat keuangan yang lebih dari cukup bahkan jika mereka tidak punya uang, anak-anak mereka yang sudah besar pasti akan rela mengeluarkan uang untuk membahagiakan orang tuanya. Usaha ini merupakan usaha perorangan di mana pemilik akan terjun langsung melakukan survey untuk merancang konsep awal, mengelola, mengawasi, mengontrol serta mengembangkan usahanya. The Elderly Tour and Travel memiliki prospek usaha yang baik, hal ini dapat didukung dengan berbagai faktor yang ada: 6
1. Lokasi yang ibukota
strategis melihat bahwa propinsi Jakarta sebagai
negara
Indonesia
pembangunan dan
berkembang
dengan
baik
dari
jumlah penduduk. Seperti yang dapat di lihat
dari Tabel 1 di atas, Jakarta Utara mempunyai kepadatan penduduk yang cukup. 2. Penduduk kawasan ini sudah memiliki taraf hidup yang meningkat. 3. Kawasan ini merupakan suatu kawasan yang cukup elit dan didukung dengan jumlah penduduk cukup padat maupun penduduk yang datang berkunjung. Kendala-kendala yang dihadapi adalah sudah cukup banyaknya didirikan travel di daerah Jakarta Utara, sehingga membuat persaingan cukup ketat.
B. Tujuan Studi Kelayakan Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan suatu usaha disebut studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, terutama khususnya bagi para investor yang selaku pemrakarasa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainnya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
7
pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lainnya. Mengingat bahwa kondisi yang akan datang
dipenuhi dengan
ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonomi, hukum, psikolog, akuntan, dan lain sebagainya. Studi Kelayakan yang dilakukan terhadap usulan proyek ini mempunyai dua tujuan yaitu: 1. Tujuan utama (Major Objectives) Tujuan utamanya adalah untuk menganalisis rencana usaha The Elderly Tour and Travel serta mengungkapkan berbagai aspek yang berhubungan dan memiliki dampak bagi proyek ini, sehingga aspek tersebut dapat dinilai tingkat pengaruhnya terhadap keberhasilan bisnis. 2. Sub Tujuan (Minor Objectives) Sub tujuannya adalah hasil dari studi kelayakan bisnis ini akan sangat berguna bagi pemilik usaha karena dapat menjadi panduan untuk dalam penanaman modal usaha dan mempermudah segala sesuatunya dalam pembuatan suatu usaha. 8
C. Metodologi Untuk menghasilkan suatu simpulan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) yang akurat dan aktual, maka ketersediaan data adalah segala sesuatu yang memiliki peranan subtansial. Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan studi kelayakan, antara lain: 1. Data Primer Menurut Sekaran dan Bougie (2010: 181) data primer adalah: Apart from individuals who provide information when interviewed, administered questionnaires or observed discussed at length under Data Collection Methods another rich source of primary data is focus groups.
a. Metode Survei dengan Kuesioner. Menurut Sekaran dan Bougie (2010: 197), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dibuat dan responden yang menjawab. Kuesioner yang dibuat secara deskriptif untuk mengetahui minat pasar ini dibagi menjadi dua jenis: 1) Personally administered questionnaires merupakan kuesioner yang penyebarannya secara langsung diberikan oleh peneliti kepada responden dan jenis kuesioner ini tidak membutuhkan waktu lama dalam pengumpulan jawaban. 2) Mail questionnaires merupakan kuesioner yang penyebarannya dikirim kepada responden melalui sehingga survei mencakup wilayah geografis yang luas, tetapi mempunyai kelemahan bahwa tingkat pengembalian kuesioner rendah dan belum tentu sesuai dengan target market. Dari kuesioner dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan informasi mengenai pasar yang dapat membantu pembuatan bisnis The Elderly Tour & Travel. Pembagian kuesioner dengan skala Likert melibatkan 9
150 responden, semua menggunakan metode personally administered questionnaires. Penyebaran kuesioner dilakukan pada: (a) Tempat
: Mal Kelapa Gading dan Kelapa Gading Sport Club
(b) Periode
: November 2011
(c) Syarat
: Berumur 60 tahun, mempunyai orang tua atau saudara berumur 60 tahun.
b. Wawancara terstruktur Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan susunan pertanyaan tidak struktur dengan narasumber terkait yang merupakan pengelola ruko di Kelapa Gading, Jakarta Utara. 2. Data Sekunder Menurut Sekaran & Bougie (2010: 184) Data sekunder adalah: Secondary data refer to information gathered by someone other than the researcher conducting the current study. Several sources of secondary data, including books, periodicals, census data, statistical, government publications of economic indicators.
Data sekunder merupakan sumber data yang berasal dari penelitian maupun sumber lain dan sudah siap untuk digunakan: 1) Kepustakaan Data yang dikumpulkan berasal dari buku seputar industri pariwisata. 2) Internet/website Data yang didapat dari website yang berhubungan dengan proyek akhir, khususnya dengan penyewaan ruko di Kelapa Gading, peraturan undang-undang, maupun pengetahuan mengenai kebutuhan manula.
10
3) Badan Pusat Statistik Data yang dikumpulkan berupa informasi statistik dari suatu populasi tertentu yang berasal dari suatu lembaga khusus yang menyediakan berbagai macam data statistik. 4) Referensi Karya ilmiah pihak lain sebagai referensi.
D. Tinjauan Konseptual Mengenai Bisnis Terkait 1. Jenis-Jenis wisata menurut Pendit (1999: 42) Jenis-jenis pariwisata ini muncul dikarenakan di setiap daerah maupun suatu negara umumnya dapat menyajikan berbagai atraksi wisata agar dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut (Pendit, 1999: 42). Dari hal tersebut, maka terdapat beberapa jenis pariwisata, antara lain: a. Wisata Menikmati Perjalanan atau Pleasure Tourism Wisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mendapatkan ketenangan di luar kota atau sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota besar. Jenis pariwisata ini menyangkut berbagai unsur yang sifatnya berbeda. Hal ini disebabkan karena pengertian pleasure sendiri mempunyai kadar yang berbeda, sesuai dengan karakter, cita rasa, latar belakang kehidupan serta sifat dari masing-masing individu.
11
b. Wisata Rekreasi Jenis wisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari libur untuk beristirahat, melepaskan segala keletihan dan kelelahannya, dengan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap dapat menjamin tujuan rekreasi mereka, seperti tepi pantai atau pegunungan, dengan tujuan untuk menemukan kenikmatan yang mereka perlukan. c. Wisata Kesehatan Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan yang bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana wisatawan tinggal demi kepentingan beristirahat seperti tempat peristirahatan dengan mata air panas yang mengandung mineral, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan, atau tempat yang menyediakan fasilitas kesehatan lainnya. d. Wisata Budaya Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat riset, mempelajari adat istiadat, mengunjung monumen bersejarah, dan lain-lain. e. Wisata Olahraga Jenis wisata ini dibagi menjadi dua: 1) Big Sports Events, yaitu peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade, yang menarik perhatian tidak hanya untuk olahragawan sendiri, tetapi juga ribuan penonton.
12
2) Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, memancing, dan lain-lain. f. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, berselancar, dan menyelam. g. Wisata Dagang Perjalanan wisata yang dilakukan atas dasar untuk berbisnis ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku untuk menentukan daerah tujuan atau waktu perjalanan. h. Wisata Konvensi Banyaknya konvensi atau konferensi nasional maupun internasional membuat banyak negara berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan tempat atau membangun pusat-pusat konferensi yang lengkap dan menggunakan teknologi mutakhir yang menjamin efisiensi operasi konferensi. Hal ini dikarenakan mereka mulai menyadari besarnya potensi yang dihasilkan dari jenis pariwisata ini, dimana ribuan peserta yang hadir dalam konferensi tersebut terkadang tinggal untuk beberapa hari di negara penyelenggara.
13
i. Wisata Bulan Madu Suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan pengantin baru dengan fasilitas khusus dan tersendiri yang memberikan kesan romantis demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. 2. Jenis-jenis wisata menurut Mancini (2005: 114) Tour diartikan sebagai paket tour yang direncanakan untuk pergi ke satu tempat atau lebih, di mana paket tour itu termasuk transportasi, akomodasi, dan lain-lain Mancini (2005: 114). Dari hal tersebut, maka terdapat beberapa jenis pariwisata, antara lain: a) Escorted Tours Escorted Tours adalah perjalanan wisata yang terstruktur dan terencana, peserta tour disertai oleh seorang profesional seperti tour leader, tour guide, atau tour escort yang melayani kebutuhan mereka selama perjalanan. b) Hosted Tours Hosted Tours mirip dengan escorted tours, tetapi “host” diartikan sebagai perwakilan tour yang hanya bertemu dengan peserta tour ketika mereka dibutuhkan. Biasanya “host” ini tidak ikut dengan peserta tour tetapi berada seperti di Front desk hotel untuk menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah, dan lain-lain. Hosted tours menarik orang yang berwisata sendiri, namun belum mengenal daerah yang dikunjungi.
14
c) Independent and Fly-Drive Tours Independent tour adalah perjalanan wisata yang dilakukan wisata tanpa di dampingi oleh tour guide. Wisatawan hanya memesan transportasi untuk pergi ke daerah tujuan dan penginapan. Fly-Drive Tours adalah perjalanan wisata yang hanya melibatkan transportasi seperti pesawat terbang dan penyewaan kendaraan. d) City, Site, and Personal Tours Day Tours adalah perjalanan wisata yang kurang dari 24 jam, city tours termasuk dalam kategori day tours. Site tours adalah perjalanan wisata yang dilakukan di tempat tertentu seperti Candi Prambanan. 3. Jenis Usaha Jasa Pariwisata Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2009 pasal 1, yang dimaksud usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Biro perjalanan wisata dan industri perjalanan wisata adalah kumpulan usaha jasa pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. 4.
Definisi Biro Perjalanan Wisata Perusahaan yang mengemas produk pariwisata secara bersamaan untuk konsumen, paket wisata yang terdiri dari transportasi, akomodasi, dan mungkin juga termasuk tiket masuk hiburan atau atraksi wisata (Coltman, 2002: 325). 15
Di Indonesia Biro Perjalanan Wisata termasuk dalam usaha jasa pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Pasal 1 adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 10 tahun 2004, jasa biro perjalanan wisata yaitu jenis usaha pariwisata yang merencanankan, menyelenggarakan, dan melayani penjualan berbagai jenis paket-paket perjalanan wisata dengan tujuan ke dalam negeri (inbound) dan luar negeri (outbound), termasuk di dalamnya jasa pengurus dokumen perjalanan, seperti tiket, paspor, visa, atau dokumen lain yang diperlukan. 5. Sejarah Biro Perjalanan Wisata Thomas Cook lahir tanggal 22 November 1818 di Melbourne, dianggap sebagai orang pertama menemukan profesi dalam bisnis perjala@an aisa@a sebagai cabang usaha, sebelumnya Thomas Cook dianggap sebagai orang yang tidak berbakat untuk bekerja dengan baik. Setelah melihat dan mempelajari perkembangan transportasi yang semakin lengkap fasilitasnya, ditambah banyaknya hotel, Thomas Cook menyelenggarakan perjalanan wisata dengan kereta api. Tour paling bersejarah yang pernah diselenggarakan yaitu A Round Trip Excursion antara kota Leicester dan Lougborough dengan biaya satu shilling setiap orang pada tanggal 5 Juli 1841. Di luar dugaan pengikut tour tersebut mencapai 500 orang sehingga menyewa kereta api untuk keperluan wisata tersebut (Suwantoro, 1997: 2).
16
6. Jenis-Jenis Biro Perjalanan Wisata Biro perjalanan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan tiket, sarana akomodasi, dan pemesanan sarana wisata (Suwantoro, 1997: 12). Adapun jenis biro perjalanan wisata, antara lain: a) Biro Perjalanan Wisata Umum Biro perjalanan wisata yang melayani penjualan paket tour kepada pelanggan. Dalam paket tour sudah termasuk biaya transportasi, meals, penginapan, dan biaya masuk tempat tujuan wisata. b) Biro Perjalanan Wisata Wholesaler Biro perjalanan wisata yang menjual paket tour tidak secara langsung pada pelanggan, tetapi kepada retailer melalui kontrak kerja yang sudah disetujui oleh kedua pihak yang bersangkutan. c) Biro Perjalanan Wisata Retailer Biro Perjalanan yang menjual paket perjalanan wisata secara langsung kepada wisatawan. d) Biro Perjalanan Wisata Online Biro perjalanan wisata yang menjual paket tour melalui internet, di mana pelanggan dapat memesan paket tour tanpa harus mendatangi kantor biro perjalanan wisata.
17