BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan potensi yang besar dan telah matang dieksplorasi di Indonesia. Pulau Jawa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Jawa Barat, Tengah, dan Timur (Satyana, 2005). Rembang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi bahan baku semen yang cukup besar dan persebaran bahan baku cukup merata pada bagian utara Jawa Tengah (lihat gambar I.1). Bahan baku semen terutama batugamping, batulempung dan batupasir tersedia di beberapa tempat secara memadai, namun evaluasi terhadap bahan baku ini secara geologi masih jarang dilakukan. Di daerah Rembang dapat dijumpai satu dari tiga jenis bahan baku semen ini, yaitu batugamping. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian dan karakteristik batuan yang meliputi mineralogi, geokimia, dan keterdapatannya. Semen memiliki tiga komponen kimia utama yaitu batugamping (CaO), silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Silika dan alumina merupakan komposisi utama dari lanau atau lempung, maka bahan mentah untuk industri semen adalah batugamping dan lanau yang dicampur dengan proses pemanasan sekitar 1500OC. Pembuatan semen melewati beberapa tahapan yang cukup rumit, setiap tahapannya akan menghasilkan reaksireaksi mineral tertentu. Reaksi pada pembuatan semen merupakan reaksi eksotermis,
1
2
dimana panas yang dimasukkan akan berkorelasi dengan perubahan-perubahan ciri fisik semen.
Gambar I.1. Peta Persebaran Bahan Tambang Di Kabupaten Rembang (cbfmrembang.wordpress.com)
I.2. Maksud dan Tujuan. Penelitian ini bermaksud untuk memberikan informasi mengenai kondisi geologi daerah penelitian, terutama meliputi stratigrafi dan struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian. Pendekatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan
3
singkapan dipermukaan pada lintasan batugamping yang merupakan dugaan awal keterdapatan potensi bahan baku semen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi pada daerah penelitian melalui pengamatan singkapan dilokasi penelitian yang memiliki potensi sebagai bahan baku semen. Selain itu juga mengetahui karakteristik batuan melalui analisis petrologi, petrografi, dan geokimia batugamping yang terdapat di daerah penelitian. I.3. Batasan Masalah. Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penentuan kualitas yang bahan baku yang berpotensi menjadi semen di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data lapangan meliputi rekaman stratigrafi dan hasil analisa geokimia batugamping. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta geologi yang sudah di interpretasi dan sampel batuan, untuk mengetahui penyebaran satuan batuan dan analisis petrografi dan geokimia. I.4. Manfaat Penelitian. Manfaat dari penelitian mengenai studi geologi dan tinjauan kualitas batugamping sebagai bahan baku semen di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah ini adalah agar pembaca dapat memahami kondisi geologi daerah penelitian dan mendapatkan informasi mengenai
4
karakteristik, jenis, dan kualitas batugamping didaerah penelitian yang layak untuk bahan baku semen. I.5. Ruang Lingkup Penelitian Daerah penelitian (gambar I.2.) secara administratif masuk dalam Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi yang akan diteliti berada 15 km di sebelah utara Kota Rembang dan memiliki luas 1,5 x 3,5 km2.
Gambar I.2. Peta Daerah Penelitian, Desa Tegaldowo, Jawa Tengah
5
I.6. Peneliti Terdahulu. 1. Van Bemellen (1949) dalam bukunya yang berjudul Geology of Indonesia Vol. IA telah meneliti dan memberikan penjelasan rinci mengenai geologi regional Jawa, fisiografi, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, serta sejarah geologinya. 2. R.I. Situmorang, R. Smit dan E.J. Van Vessem.(1992) merumuskan peta geologi regional lembar Jatirogo. Lokasi penelitian berada dibagian utara dan masuk ke dalam Zona Rembang. 3. Pringgoprawiro, Harsono (1983) merumuskan kolom stratigrafi regional daerah jawa timur bagian utara. Pada lokasi penelitian, formasi yang diteliti secara mendalam masuk kedalam Formasi Paciran.