BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kemajuan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kemampuan
aparatur birokrasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu, sebagai pelayan publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut Tobirin, (2010), apabila publik dapat terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi mampu menempatkan posisi dan kedudukannya yaitu sebagai civil servant atau public service. Manusia merupakan faktor paling menentukan dalam setiap organisasi, termasuk dalam hal ini birokrasi pemerintah yang diawaki sumber daya aparaturnya sebagai birokrat. Birokrat sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa, bahkan sebagai penentu utamanya, harus memiliki kompetensi dan kinerja tinggi demi mencapai tujuan, tidak saja profesionalitas dan pembangunan citra pelayanan publik, tetapi juga sebagai perekat pemersatu bangsa (Sedarmayanti, 2007: 319). Semakin derasnya tuntutan perubahan lingkungan, berimplikasi pula pada kemajuan pola pikir dan sikap kritis masyarakat, disertai tuntutan kebutuhan pelayanan yang semakin baik dari aparatur negara. Dalam keadaan demikian, diperlukan suatu kondisi dan kapasitas aparatur yang bersih dan bebas dari virus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta diharapkan juga PNS bisa berwibawa. Bersih artinya bahwa PNS sebagai pribadi memiliki ketaatan pada aturan yang berlaku dan menjadikan ketaatan tersebut sebagai kebanggaan. Sedangkan
1
2
berwibawa artinya, bahwa PNS sebagai pribadi memiliki kemauan dan kemampuan menjadikan pegawai atau masyarakat yang dipimpinnya untuk taat pada aturan yang berlaku, dan mereka akan dihargai oleh masyarakat karena “kebersihan dan kepeduliannya” untuk menempatkan masyarakat dalam prioritas yang utama. Aparatur yang bersih dan berwibawa akan terwujud, bila menempatkan nilai-nilai disiplin sebagai acuan hidupnya (Herman, 2010). Pagawai Negeri Sipil bagi pengguna jasa layanan publik, dapat dipastikan kesan pertamanya adalah identik dengan pelayanan yang lambat dan disiplin yang rendah. Hal-hal tersebut hingga saat ini masih menjadi persoalan yang tidak kunjung terselesaikan. Pada era teknologi informasi, masyarakat berharap pelayanan prima dapat mereka dapatkan dari para aparat PNS tersebut. Semakin tinggi level ekspektasi masyarakat terhadap korps PNS, akan semakin tinggi pula tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja PNS. Hal ini terjadi karena adanya persoalan internal seperti tidak disiplin dan pembagian kerja yang tidak didasarkan oleh job specification (Jono, 2009). Universitas Udayana (Unud) sebagai lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan sudah mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang tercermin jelas dengan tujuan Unud sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Unud adalah sebagai berikut. 1) Menghasilkan lulusan bermutu yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi dalam IPTEKS, mampu melaksanakan karya dan kekaryaan secara profesional, serta bersikap baik dalam berkarya dan bermasyarakat, baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional.
3
2) Menjalin kerja sama di berbagai bidang dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri, guna meningkatkan mutu pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, kemandirian dalam manajemen dan keuangan, serta meningkatkan mutu pelayanan. 3) Mewujudkan Unud sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam membangun masyarakat dan lingkungannya, yang berlandaskan pada pengembangan IPTEKS untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 4) Meningkatkan kreativitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat agar lebih relevan dengan kepentingan stakeholders sehingga IPTEKS yang dikembangkan tetap bergayut dengan kebutuhan masyarakat. 5) Mewujudkan kehidupan masyarakat akademis yang kondusif, berkualitas, profesional dan mandiri melalui sistem manajemen pendidikan tinggi yang bermutu, sehat, transparan, demokratis dan berjiwa kewirausahaan. 6) Meningkatkan dan memeratakan infrastruktur pendidikan tinggi yang memadai untuk menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi. 7) Menumbuhkembangkan lembaga-lembaga fungsional profesional yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk memaksimalkan eksistensi Unud yang unggul, mandiri dan berbudaya. Upaya mewujudkan Renstra Unud akan berhasil bila didukung oleh seluruh komponen civitas akademika Unud. Salah satu komponen yang dimaksud adalah pegawai yang melaksanakan tugas administratif. Pegawai kantor Rektorat Unud adalah PNS sebagai pelaksana kegiatan administrasi bagi fakultas-fakultas dan program-program studi yang ada. Bentuk partispatif pegawai kantor rektorat
4
untuk mewujudkan renstra Unud adalah dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal. Pelaksanaan tugas dan kewajiban ini akan mendapatkan penilaian yang selanjutnya akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja setiap pegawai yang berjumlah 191 orang. Berikut ini disajikan data dan grafik pertumbuhan kinerja pegawai yang didasarkan pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil sepanjang tahun 2007 – 2012. Tabel 1.1 Rata-rata hasil penilaian kinerja pegawai Rektorat Unud Periode 2007 – 2012
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Prestasi Kerja Pertumbuhan Nilai (%) 81,33 79,67 -2,05 82,07 3,02 81,00 -1,31 79,63 -1,70 79,71 0,11
Tanggung jawab Pertumbuhan Nilai (%) 80,83 80,00 -1,03 81,66 2,07 80,50 -1,42 80,65 0,19 80,14 -0,63
Ketaatan Pertumbuhan Nilai (%) 80,33 79,17 -1,45 78,21 -1,20 76,50 -2,19 74,38 -2,78 74,43 0,07
Sumber: Rektorat Unud, 2013
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa poin ketaatan atau kedisiplinan merupakan poin nilai yang terus mengalami penurunan yang tajam sejak tahun 2007 hingga tahun 2011. Peningkatan ketaatan pada tingkat positif baru terjadi pada tahun 2012. Karena itulah diperlukan suatu kajian yang komperehensif terkait dengan kedisiplinan pegawai Rektorat Unud. Kajian ini penting karena menurut Sedarmayanti (2007: 339), disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas atau keberhasilan manajemen. Langkah awal untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Seorang pegawai dikatakan disiplin, jika memenuhi tiga faktor, yaitu menaati waktu kerja, melakukan pekerjaan dengan baik, mematuhi
5
semua peraturan dan norma sosial. Disiplin kerja pegawai yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas tepat waktu, tingkat keterlambatan pegawai yang rendah karena adanya semangat dan gairah kerja, serta meningkatnya efisiensi dan produktivitas pegawai yang ditunjukkan dengan tingkat ketidakhadiran pegawai yang rendah (Maharani dan Rahmawati, 2010). Kondisi kedisiplinan Pegawai Rektorat Unud dapat digambarkan pada Tabel berikut. Tabel 1.2 Ketepatwaktuan penyelesaian pekerjaan Pegawai Rektorat Unud Tahun 2013 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
A Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata
Jumlah beban kerja (Unit)
Pekerjaan terselesaikan (Unit)
Realisasi pekerjaan (%)
Pekerjaan tertunda (%)
B 3257 2899 3489 4513 5024 3126 5009 5682 4673 3641 4028 5937 51278 4273.17
C 3108 2672 3416 4461 4908 3002 4562 5457 4324 3537 3857 5731 49035 4086.25
D = (C:B) x 100 95.43 92.17 97.91 98.85 97.69 96.03 91.08 96.04 92.53 97.14 95.75 96.53 1147.15 95.60
E = 100% - D 4.57 7.83 2.09 1.15 2.31 3.97 8.92 3.96 7.47 2.86 4.25 3.47 52.85 4.40
Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Rektorat Unud, 2013 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa total beban pekerjaan adalah sebesar 51.728 pekerjaan dengan total pekerjaan yang bisa diselesaikan hingga akhir tahun adalah sebanyak 49.035 unit. Ini berarti pencapaian pekerjaan adalah 95,60 persen dengan tingkat kegagalan rata-rata perbulan adalah sebesar 4,40 persen.
6
Tabel 1.3 Ketidakhadiran Pegawai Rektorat Unud sepanjang Tahun 2013
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan A Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata
Jumlah pegawai (Orang) B 191 191 191 191 191 191 191 191 191 191 191 191 2292 191
Jumlah hari kerja (hari) C 22 20 23 22 23 22 23 21 23 22 23 21 265 22.08
Jumlah hari kerja seharusnya (hari) D=BxC 4202 3820 4393 4202 4393 4202 4393 4011 4393 4202 4393 4011 50615 4217.92
Absensi (hari)
Prosentase absensi karyawan (%)
E 146 131 137 153 168 146 154 136 138 156 133 116 1714 142.83
F = (E : D) x 100 3.47 3.43 3.12 3.64 3.82 3.47 3.51 3.39 3.14 3.71 3.03 2.89 40.63 3.39
Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Rektorat Unud, 2013 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa ketidakhadiran Pegawai Rektorat Unud sepanjang Tahun 2013 mencapai rasio 3,39 persen. Rata-rata rasio absensi ini dapat dikategorikan sedang (Utama, 2001:93). Mengacu pada rasio penyelesaian pekerjaan, keterlambatan dan absensi maka dapat dinyatakan adanya indikasi tidak disiplinnya Pegawai Rektorat Unud. Kondisi ini tentunya akan dapat menyebabkan rendahnya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pegawai Rektorat Unud merupakan
PNS yang dalam pelaksanaan
kinerjanya terikat oleh berbagai aturan kedisiplinanyang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Disiplin PNS dalam peraturan pemerintah tersebut didefinisikan sebagai kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
7
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Kesanggupan PNS dalam menaati kewajibannya adalah sebuah komitmen untuk dapat mencapai tujuan lembaga. Komitmen terbentuk oleh nilai-nilai individu yang ada dalam diri setiap individu. Cohen (2009) mengutip pendapat Schwartz (1992) mendefinisikan nilai individu sebagai bentuk keinginan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sosialnya. Schwartz (1992) juga menyatakan bahwa nilai individu tersebut dapat menjelaskan tentang motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya baik secara biologis serta peran yang diinginkannya dalam interaksi kehidupan sosial. Vathanophas (2007) menyatakan bahwa setiap individu yang bekerja di lembaga publik mempunyai beban tugas yang kompleks. Tugas mereka bukan hanya terbatas pada fungsi dari institusi, namun juga memikul tugas kenegaraan seperti membangkitkan kepercayaan masyarakat kepada negara dan pemerintah. Tugas lainnya adalah membuat masyarakat paham akan tujuan negara yang diaplikasikan melalui program-program pemerintah. Karena itulah diperlukan pegawai dengan nilai individu yang dapat mendorong dirinya memahami secara tepat tugas-tugasnya (concern to order). Pernyataan Vathanophas (2007) tentang diperlukannya pegawai yang memahami tugas (concern to order) sesuai dengan kebutuhan Unud dalam melaksanakan 7 (tujuh) aspek dalam rencana strategisnya. Setiap pegawai harus memiliki kesiapan untuk melayani segala kebutuhan administratif yang ada. Keberhasilan tugas pelayanan ini sangat tergantung pada kualitas individu dari masing-masing pegawai. Kosuge (2006) dan Hanzaee
8
(2011) menyatakan bahwa keberhasilan pelayanan akan terwujud bila seorang pegawai memiliki nilai individu yang mendorongnya berusaha menyukai tugasnya dan selalu belajar untuk mengerti apa yang dibutuhkan pengguna. Nilai individu ini disebut orientasi pegawai pada kebutuhan pelanggan (customer orientation). Kompleksitas jenis kebutuhan administratif dan jumlah pihak yang harus dilayani menimbulkan konsekwensi bagi para pegawai untuk memiliki kemampuan memahami kebutuhan pengguna jasanya (customer orientation).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan kondisi yang didukung oleh data-data tentang kedisiplinan
pegawai Rektorat Unud serta hasil-hasil penelitian terkait, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh concern to order terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud? 2) Bagaimanakah pengaruh customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mengkajipengaruh concern to order terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud. 2) Mengkaji pengaruh customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud.
9
1.4
Manfaat Penelitian 1) Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan manajemen, khususnya manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja.Penelitian ini juga bermanfaat untuk membuktikan teori yang ada selama ini khususnya variabel concern to order, customer orientation dan disiplin kerja. 2) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Universitas Udayana dalam meningkatkan nilai individu yang mencakup concern to order dan customer orientation sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai Rektorat Unud.