BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian ini membahas mengenai pandangan masyarakat terhadap
program asuransi kesehatan di Kota Medan, khususnya di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini, karena asuransi kesehatan dinilai dapat menjamin biaya kesehatan masyarakat bilamana terjadi gangguan kesehatan yang tidak terduga pada masyarakat. Lebih spesifik penulis ingin melihat bagaimana perspektif atau pandangan masyarakat mengenai asuransi kesehatan itu. Pada tulisan ini juga membahas bagaimana cara masyarakat menilai asuransi mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mahluk hidup yang bersosial memiliki kegiatan yang berhubungan dengan alam sekitar, lingkungan tempat mereka tinggal dan lain sebagainya. Oleh karena sifat sosial ini lah manusia menjadi selalu terikat dengan resiko yang bisa kapan saja dan di mana saja tanpa ada batasan waktu. Dalam menjalankan kehidupannya, manusia tidak akan selalu berada dalam situasi yang mampu menjamin keberlangsungan hidupnya. Tidak ada satu pun manusia yang mampu mengklaim bahwa dirinya akan selalu baik-baik saja, terutama dalam hal kesehatan. Resiko penyakit yang tidak menentu inilah menjadi faktor pendorong manusia untuk mencari solusi dalam menghadapi resiko yang sudah pasti akan terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Sudah menjadi hal yang paling mendasar dalam sifat manusia, yakni mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sifat mendasar itulah yang membuat manusia menjadi lalai dalam memelihara kondisi kesehatan, dalam artian karena manusia selalu mencari kebutuhan materi, maka ia melupakan kesehatan dirinya yang seharusnya menjadi sesuatu hal vital dalam kehidupan. Memang tidak ada satu pun manusia yang menginginkan kesehatannya terganggu, tetapi tidak ada satu manusia pun yang dapat menjamin kondisi kesehatannya tetap prima di sepanjang hidupnya. Resiko akan selalu ada, baik itu yang datang secara tiba-tiba, maupun yang sudah diprediksinya. Selain itu, kejadian yang datang secara tidak sengaja juga menjadi resiko yang sangat besar di dalam kehidupan, artinya manusia tidak mampu memprediksi bahwa dalam menjalankan aktivitasnya akan selau dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja. Pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupannya akan mengalami resiko. Resiko yang dihadapai bagi setiap manusia tidak sama, namun pada dasarnya resiko tersebut dapat mengancam jiwa atau harta benda. Salah satu resiko jiwa yang di hadapi setiap manusia adalah kemungkinan sakit. Dimana resiko adalah ketidakpastian yang dapat menimbulkan keuntungan atau keugian. Dalam hubungannya dengan asuransi, yang dimaksud resiko adalah resiko yang dapat menimbulkan kerugian. Manusia yang diberikan akal pikiran di harapkan dapat dan mampu mengelola resiko sakit, sehingga apabila resiko tersebut benar-benar terjadi akan mengalami kerugian yang sangat besar. Salah satu cara untuk mengatasi resiko
Universitas Sumatera Utara
sakit adalah dengan asuransi kesehatan, karena tujuan asuransi kesehatan adalah untuk memperalihkan resiko sakit dari tertanggung kepada penanggung. Resiko yang dialami manusia itu juga menimbulkan berbagai macam kendala
seperti
terkendalanya
pekerjaan
manusia
tersebut,
juga
dapat
menghilangkan nyawa manusia itu, oleh sebab itu disini penulis menjelaskan sedikit tentang pentingnya asuransi bagi mahluk hidup sosial, dimana asuransi tersebut dapat membantu biaya ataupun menjaga agar manusia tersebut dapat bersosial tanpa takut akan berbagai macam resiko yang menimpa dirinya. Dalam hidup kita dikelilingi oleh berbagai risiko, baik risiko yang besar maupun tidak. Dalam menghadapi setiap risiko, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Ada beberapa cara pengelolaan risiko yang digunakan untuk mengendalikan tingkat risiko financial yang kita hadapi, yaitu : 1. Menghindari Risiko (Avoiding Risk) Cara pengelolaan risiko yang paling mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. 2. Mengendalikan Risiko (Controlling Risk) Kita dapat berusaha mengendalikan risiko dengan mengambil langkahlangkah preventif untuk mencegah dan mengurangi risiko tersebut. 3. Menerima Risiko (Accepting Risk) Secara sederhana menerima risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atau risiko yang terjadi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengendalikan Risiko (Transferring Risk) Apabila seseorang mengalihkan risiko ke pihak lain, maka ia mengalihkan tanggung jawab finansial atas risiko tersebut ke pihak lain, yang umumnya atas dasar pemberian imbalan.
Usaha mengalihkan resiko itu akan terasa manfaatnya setelah tujuan terhadap pengalihan dari resiko tersebut dilakukan melalui suatu perjanjian yang khusus untuk itu, yaitu perjanjian pertanggungan atau dalam praktek perusahaan pertanggungannya lebih banyak dikenal dan dipakai dengan kata asuransi1. Penanggulangan
resiko
tersebut
melalui
pembiayaan
yaitu
dengan
mengasuransikan suatu resiko kepada perusahaan asuransi2. Dalam hal ini, penulis sebagai mahasiswa Antropologi mengkaji pikiran manusia dalam memilih asuransi sebagai sesuatu yang dianggap mampu mengurangi beban resiko yang dihadapi. Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia melihat asuransi sebagai pilihan yang tepat bagi sekelompok orang yang tergabung dalam anggota dari suatu asuransi, dimana dalam tulisan ini memfokuskan pada Asuransi Prudential di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan. Antropologi melihat pemilihan atas Asuransi Prudential ini melalui suatu kepuasan tersendiri yang didapatkan oleh para anggotanya.
1
Abdulkadir Muhammad, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, Citra Aditya Bkati, Bandung, halaman 6.
2
Maya Merlinda, Perencanaan Keuangan Pribadi, (Yogyakarta: Andi Yoga, 2007), hlm. 23.
Universitas Sumatera Utara
Tidak dapat dipungkiri lagi yang menjadi kajian dalam tulisan ini adalah para pegawai negeri sipil yang memang sudah terdaftar dalam program asuransi kesehatan. Dimana selain mereka telah menjadi anggota asuransi kesehatan tetapi mereka juga memilih Asuransi Kesehatan dari Prudential. Disini penulis merasa tertarik untuk mengetahui alasan mendasar dari para pegawai negeri sipil yang ada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan. Pengertian pertanggungan pada umumnya diatur dalam KUH Perdata Pasal 246 yang berbunyi sebagai berikut : pertanggungan adalah perjanjian timbal balik antara penanggung dengan penutup asuransi, dimana penanggung mengikatkan diri untuk mengganti kerugian dan atau membayar sejumlah uang (santunan) yang ditunjuk, pada waktu penutupan perjanjian, kepada penutup asuransi atau orang lain yang ditunjuk, pada waktu terjadinya evenemen, sedangkan penutup asuransi mengikatkan diri untuk membayar uang premi3. Dengan adanya perjanjian pertanggungan ini orang dapat sedikit lega terhadap resiko yang mungkin terjadi atas jiwa, kesehatan, barang atau hartanya. Peralihan resiko ini tidak begitu saja tanpa adanya kewajiban apa-apa dari pihak yang mengalihkan. Hal ini harus diperjanjikan terlebih dahulu. Sebagai imbalan dari peralihan resiko ini maka didalam perjanjian pertanggungan, pembayaran premi adalah menjadi suatu keharusan. Premi itu adalah menjadi kewajiban bagi tertanggung dan menjadi hak dari penanggung4. 3
H.M.N. Purwosutjipto, 1983, Pengertian Pokok Hukum Dagang Inonesia, Djambatan, Jakarta, halaman 10. 4
Djoko Prakoso dan I. Ketut Murtika, 1989, Hukum Asuransi Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, halaman 18.
Universitas Sumatera Utara
Dalam asuransi badan yang menyalurkan resiko disebut tertanggung dan badan yang menerima resiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan yakni sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung disebut sebagai premi, yang ditentukan oleh penganggung, untuk dana yang bisa diklaim dimasa depan, biaya administratif dan keuntungan. Pada umumnya dilihat dari sudut asuransi, setiap peristiwa yang tidak sengaja, yang dapat membawa kerugian pada kekayaan kita, adalah bahaya atau resiko. Resiko seperti biasa dalam bahasa sehari-hari adalah kemungkinan akan rugi5. Bahaya atau resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang merugikan dan tidak tentu, suatu keadaan terancam oleh peristiwa yang demikian. Pada overdracht, maka dengan bahaya atau resiko ditunjukan peristiwa itu sendiri. Asuradur menanggung akibat finansial dari terjadinya peristiwa yang tidak tentu, maka untuknya bahaya atau resiko adalah kemungkinan yang dihadapinya untuk membayar (kemungkinan kerugian). Kemungkinan kerugian ini adalah obyek dari perjanjian6. Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan resiko, mengikatkan diri untuk mengganti kerugian apabila itu benar-benar menjadi suatu kenyataan. Untuk kewajiban inilah penanggung membebani kewajiban kepada tertanggung,
5
H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm), 1998, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung, halaman 146. 6 Ibid., hal 146.
Universitas Sumatera Utara
untuk membayar premi. Premi itu sangat penting dibutuhkan untuk jalannya perusahaan pertanggungan yang sehat. Adanya premi merupakan syarat mutlak bagi penanggung sebagai perusahaan pertanggungan. Yang menetapkan jumlah premi adalah penaggung berdasarkan
perhitungan
kemungkinan
dan
statistik.
Didalam
praktek
pengetahuan mengenai hal tersebut adalah berkembang sebagai pengetahuan tersendiri yang dikenal dengan pengetahuan aktuaria dan orang-orang memiliki pengetahuan tersebut dinamakan aktuaris. Didalam suatu pertanggungan yang tujuannya adalah semata-mata untuk menggantikan kerugian, maka nilai dari benda yang dipertanggungkan itu adalah penting untuk diketahui. Didalam keadaan dimana terjadi kehilangan seluruhnya, maka nilai itulah yang harus diganti, dan kalau terjadi keadaan yang menimbulkan kerugian maka jumlah kerugian itu haruslah diperhitungkan menurut nilai itu7. Dengan adanya peranan asuransi itu, maka nampak pula manfaatnya bagi kelancaran dan kelanjutan usaha pembangunan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, manfaatnya adalah sebagai berikut8: 1. Asuransi
itu
memberikan
rasa
terjamin
atau
terlindungi
dalam
menjalankan usaha, 2. Asuransi menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan, 3. Asuransi cenderung kearah perkiraan atau penilaian biaya yang layak,
7
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1990, Hukum Pertanggungan (Pokok Pertanggungan Kerugian Kebakaran dan Jiwa), Seri Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, halaman 70. 8 Asrel Idjard dan Nico Ngani, 1985, Seri Hukum Dagang: 1, Profil Perasuransian di Indonesia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, halaman 35-36.
Universitas Sumatera Utara
4. Asuransi merupakan dasar pertimbangan atau persyaratan dari pemberi suatu kredit, 5. Asuransi ikut serta mengurangi kerugian, 6. Asuransi itu menguntungkan masyarakat umum.
Pemerintah dari suatu negara khususnya di Indonesia sekarang berusaha untuk menanggulangi resiko, terutama resiko kesehatan dan kecelakaan guna membantu anggota masyarakatnya untuk mencapai kesejahteraannya. Di Indonesia ada beberapa bentuk pertanggungan sosial antara lain : 1. Asuransi Angkatan bersenjata ( ASABRI) 2. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) 3. Asuransi Kesehatan (ASKES) 4. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
Secara luas asuransi itu meliputi resiko sosial. Resiko sosial adalah segala resiko yang terdapat dimasyarakat9. Asuransi sosial sering juga disebut asuransi pemerintah karena diadakan oleh pemerintah melalui badan usaha yang didirikan oleh pemerintah. Tujuan asuransi sosial ini adalah sekelompok masyarakat tertentu yang menjalankan kegiatan atau profesi pula, terhadap resiko yang mungkin dialami dalam menjalankan kegiatan atau profesi tersebut.
9
Hasyimi. A, 1981, Bidang Usaha Asuransi, Penerbit Balai Aksara, Bandung, halaman 115.
Universitas Sumatera Utara
Bisnis asuransi10 masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan
dan
perdagangan
di
negeri
jajahannya.
Untuk
menjamin
kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan. Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan. Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah :
Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan
sistem
monopoli
yang
dijalankan
di
Hindia
Belanda,
perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat pribumi. Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan. Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, 10
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
karena jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena ditutupnya perusahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris. Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris kembali beroperasi di negara yang sudah merdeka ini. Sampai tahun 1964 pasar industri asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan Asing, terutama Belanda dan Inggris. Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka mendirikan sebuah badan yang disebut “Bataviasche Verzekerings Unie” (BVU) pada tahun 1946, yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif. Dengan demikian dari setiap penutupan, masing-masing anggota BVU memperoleh share tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur dan tenaga asuransi masih kurang sekali. Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian yang pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal 2004 sudah menjadi PT. MAI PARK. Pada saat itu, sebagai perintis perusahaan asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam faktor permodalan maupun pengetahuan teknis. Dengan berdirinya perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut, keberanian pengusaha nasional dipacu untuk mendirikan perusahaan-perusahaan asuransi kerugian. Keberanian ini didukung pula oleh Peraturan Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
bahwa semua barang impor harus diasuransikan di Indonesia. Pengaturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian devisa untuk membayar premi asuransi di luar negeri. Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian devisa untuk membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap besar. Untuk menanggulangi hal ini, didirikanlah pada tahun 1954 sebuah perusahaan reasuransi profesional, yakni “PT. REASURANSI .UMUM INDONESIA” yang mendapat dukungan dari bank-bank pemerintah. Lembaga yang tersebut terakhir ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengikat untuk perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk menggunakan jasa perusahaan reasuransi nasional. Langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam hal ini memberikan hasil yang diharapkan. Kegiatan PT. Reasuransi Umum Indonesia pada tahun 1963 diperluas dengan kegiatan reasuransi jiwa. Pada saat PT. Reasuransi Umum Indonesia didirikan, banyak perusahaan-perusahaan asuransi kerugian nasional bermunculan, tetapi perkembangannya masih terhambat oleh persaingan yang berat dari perusahaan-perusahaan asuransi swasta asing. Pada waktu perjuangan mengembaiikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan Inggris dinasionalisasi dalam peristiwa konfrontasi. Dikalangan masyarakat Cina kuno juga sudah dikenal konsep asuransi yaitu masyarakat memberikan dana secara rutin kepada sinshe tanpa memperhatikan apakah mereka sakit atau tidak. Ketika salah seorang anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarganya sakit, mereka membawa si sakit ke sinshe tanpa membayar lagi. Di Timur Tengah, konsep asuransi juga sudah berkembang sejak zaman kuno yang tumbuh dikalangan pedagang yang berbisnis di lintas daerah (kini lintas negara). Berdagang digurun pasir luas dari Yaman di Selatan sampai Suriah di Utara atau dari Libia di Barat sampai Iran di Timur mempunyai resiko kehilangan arah karena luasnya gurun pasir. Untuk menghindari beban ekonomi para keluarga yang berdagang jauh tersebut bersepakat mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk memberi santunan kepada anggota keluarga yang hilang atau meninggal dalam perjalanan bisnisnya. Asuransi sangat berkaitan erat dengan masyarakat, maka dari itu pandangan masyarakat dinilai penting dalam melihat asuransi kesehatan tersebut. Sebagian masyarakat memiliki anggapan bahwa asuransi merupakan hal penting dan sebagian lagi menganggap bahwa asuransi tidak penting dan ada juga sebagian masyarakat menganggap asuransi adalah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Biasanya asuransi sering dikaitkan dengan pendapatan. Masyarakat sering sekali menganggap bahwa orang yang memiliki pendapatan tinggi dan PNSlah yang mampu untuk mengikutsertakan diri dalam asuransi11. Padahal tidak begitu seharusnya, tiap jenis asuransi memiliki sistem yang berbeda dalam hal pembayaran premi, tergantung kepada nasabah tersebut semampu mana ia membayar preminya. Ketika kita berbicara mengenai pandangan, maka secara tidak langsung kita melihat bagaimana pola pikir seseorang tersebut. Maka dari itu, perlu untuk 11
Hasil observasi yang telah dilakukan penulis.
Universitas Sumatera Utara
mengetahui bagaimana cara masyarakat memandang asuransi kesehatan yang ada. Penulis menganggap bahwa hal ini patut dikaji karena mengingat bahwa banyak perusahaan asuransi kesehatan yang mulai bermunculan. Melihat apakah asuransiasuransi kesehatan yang ada tersebut sesuai dengan kemauan masyarakat. Untuk itu pandangan masyarakat menjadi penting dalam hal ini terutama masyarakat kota Medan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara yang bertempat di Jalan Listrik Kota Medan.
1.2.
Tinjauan Pustaka Asuransi12 adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian
kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Dari perumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian-kerugian yang sedikit untuk masa sekarang, agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. Misalnya, dalam Asuransi Kebakaran, seseorang mengasuransikan rumahnya kepada perusahaan asuransi. Dalam hal ini orang tersebut membayar premi terhadap perusahaan asuransi. Bilamana terjadi kebakaran, perusahaan akan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran tersebut. Asuransi merupakan suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar yang belum pasti (A.Abbas Salim 1993:1). Dari perumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian-kerugian yang sedikit untuk masa 12
Salim,A. abbas, Dasar-dasar Asuransi Ed. 2. Cet. 4, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1995), halaman 1.
Universitas Sumatera Utara
sekarang, agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. Misalnya, dalam Asuransi Kebakaran, seseorang mengasuransikan rumahnya kepada perusahaan asuransi. Dalam hal ini orang tersebut membayar premi terhadap perusahaan asuransi. Bilamana terjadi kebakaran, perusahaan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran tersebut. Wirjono Prodjodikoro mengatakan bahwa : Asuransi atau dalam bahasa Belanda “Verzekering” berarti pertanggungan. dalam suatu asuransi terlibat dua pihak, yaitu yang satu sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak yang lain akan mendapatkan penggantian suatu kerugiaan, yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula belum dapat ditentukan akan saat terjadinya. Apabila kemudian ternyata peristiwa yang dimaksud itu tidak terjadi13. Sementara itu Muhammad Muslehuddin memberikan pengertian asuransi sebagai berikut: istilah asuransi menurut pengertian railnya adalah iuran bersama untuk
meringankan
beban
individu
kalau-kalau
beban
tersebut
menghancurkannya. Konsep asuransi yang paling sederhana dan umum adalah suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang yang bias ditimpa kerugian, kerugian tersebut menimpa salah seorang diantara mereka, maka beban kerugian tersebut akan disebarkan keseluruh kelompok14. Pada hakikatnya, semua asuransi bertujuan untuk menciptakan suatu kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai resiko yang yang mengancam 13
Wirjono P rodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Intermasa, Jakarta, 1986, halaman.1.
14
Muhammad Muslehuddin, Menggugat Asuransi Modern, Lentera, Jakarta, 1999, halaman. 3.
Universitas Sumatera Utara
kehidupan manusia, terutama resiko terhadap kehilangan atau kerugian yang membuat orang secara sungguh-sungguh memikirkan cara-cara yang paling aman untuk mengatasinya15. Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya16. Asuransi memiliki banyak jenis dan manfaatnya masing-masing. Adapun jenis-jenisnya antara lain: 1. Asuransi Pengangkutan 2. Asuransi kebakaran 3. Asuransi kredit 4. Asuransi jiwa 5. Asuransi sosial 6. Asuransi tanggung gugat 7. Asuransi mobil 8. Asuransi kesehatan, dll.
15
Mehr dan Cammak-A. Hasyimi, Dasar-dasar Asuransi, Balai Aksara, Jakarta, 1981, halaman. 13. 16
http://www.materilengkap.com/2013/05/pengertian-asuransi-dan-sejarah.html (akses 14 Juli 2013).
Universitas Sumatera Utara
Secara
umum
asuransi
kesehatan merupakan
sebuah
jenis
produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaanperusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (outpatient treatment)17. Terdapat tiga jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia yakni:
asuransi kesehatan sosial (sosial health insurance), seperti PT. Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan PT. Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.
asuransi kesehatan komersil perorangan (private voluntary health insurance), seperti Lippo life, BNI life, Tugu Mandiri, Takaful, dan lain-lain.
asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance), seperti produk asuransi kesehatan sukarela oleh PT. Askes.18
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia berjalan sangat lambat dibandingkan dengan perkembangan asuransi kesehatan dibeberapa negara tetangga di ASEAN. Penelitian yang seksama tentang fakta yang mempengaruhi perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia tidak cukup tersedia. Secara teoritis beberapa faktor penting dapat dikemukakan sebagai penyebab lambatnya pertumbuhan asuransi kesehatan di Indonesia, diantaranya deman (demand) dan pendapatan penduduk yang rendah, terbatasnya jumlah 17
http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_kesehatan (akses 16 juli 2013).
18 www.indonesia-publichealth.com/2013/01/pengertian-asuransi-kesehatan.html diakses pada 17 juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan asuransi dengan buruknya kualitas fasilitas pelayanan kesehatan serta tidak adanya kepastian hukum di Indonesia. Penduduk Indonesia pada umumnya merupakan risk taken untuk kesehatan dan kematian. Sakit dan mati dalan kehidupan masyarakat Indonesia yang religius merupakan takdir Tuhan dan karenanya banyak anggapan yang tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia bahwa membeli asuransi berkaitan sama dengan menentang takdir. Hal ini menyebabkan rendahnya kesadaran penduduk untuk membeli atau mempunyai asuransi kesehatan. Selanjutnya, keadaan ekonomi penduduk Indonesia yang sejak merdeka sampai saat ini masih mempunyai pendapatan perkapita sekitar $ 1000 AS per tahun,sehingga tidak memungkinkan penduduk Indonesia menyisihkan dana untuk membeli asuransi kesehatan maupun jiwa. Rendahnya deman dan daya beli tersebut mengkibatkan tidak banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kesehatan. Selian itu, fasilitas kesehatan sebagai faktor yang sangat penting untuk mendukung terlaksananya asuransi kesehatan juga tidak berkembang secara baik dan distribusinya merata. Sedangkan
dari
memperkenalkan
sisi konsep
regulasi, asuransi
pemerintah kesehatan
Indonesia kepada
relatif
lambat
masyrakat
melalui
kemudahan perizinan dan kepastian hukum dalam berbisnis asuransi atau mengembangkan asuransi kesehatan sosial bagi masyarakat luas. Asuransi kesehatan dinilai penting, karena mengingat bahwa dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia terdapar resiko buruk yang mungkin saja dapat terjadi kapan saja dan tidak terduga. Terlebih lagi tujuan asuransi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
adalah membayar biaya rumah sakit, biaya pengobatan dan mengganti kerugian atas hilangnya pendapatan karena cedera ataupun kecelakaan yang dialami saat melakukan aktivitas nasabah tersebut(Ali 1993: 100)19.Untuk itu asuransi mengadakan jaminan bagi masyarakat agar mengambil alih semua beban resiko dari tiap-tiap individu. Dalam hal mengambil alih resiko dari masyarakat, oleh perusahaan asuransi dipungut suatu pembayaran (premi) (Salim 1993:39)20. Premi ini dibayar sesuai dengan jenis asuransi yang di ambil oleh para nasabah asuransi21. Saat ini cukup banyak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kesehatan antara lain; Prudential, AIA, Bumi Putera, Takaful, Lippo life, BNI life, Tugu Mandiri, Manulife, Allianz dan lain-lain. Masing-masing dari setiap perusahaan asuransi tersebut memiliki karakter tersendiri, contohnya saja pada perusahaan asuransi Manulife yang memiliki produk asuransi kesehatan bernama ProHealth yang menawarkan berbagai macam manfaat penggantian biaya diantaranya adalah biaya rawat inap harian, biaya rawat inap akibat penyakit kritis, biaya unit perawatan intensif, biaya pembedahan, biaya konsultasi dokter, biaya resep obat, biaya ambulans, biaya tes laboratorium, biaya dokter ahli dan sebagainya22. Lain lagi halnya dengan asuransi Allianz yang memiliki produk asuransi kesehatan bernama SmartHealth Maxi Violet yang menawarkan jenis asuransi kesehatan perorangan. Asuransi ini 19
Ali,Hasymi A. 1993 Bidang Usaha Asuransi, Bumi aksara, Jakarta. Hal 100 Hal ini terdapat pada fungsi asuransi jiwa poin pertama, mengenai asuransi jiwa, dalam buku “dasar-dasar asuransi” drs.A.Abas Salim, penerbit PT. Raja Grafindo Persada 1993 hal 39. 20
21
Nasabah asuransi adalah sebutan bagi orang yang mengikut sertakan dirinya dalam program asuransi. 22
www.manulife-indonesia.com/produk/prohealth (akses 17 juli 2013).
Universitas Sumatera Utara
memberikan penggantian biaya perawatan rawat inap sekaligus santunan kematian apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami kecelakaan 23. Ada 4 (empat) unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu : 1. Penanggung atau insurer adalah yang memberikan proteksi 2. Tertanggung atau insured adalah si penerima proteksi 3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian oleh peristiwa itu 4. Kepentingan atau interest yang di asuransikan yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Dari pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa seseorang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa yang sekarang agar dapat menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Berbicara
mengenai
asuransi
Jhon
H.
Magge
dalam
salim
mengklasifikasikan asuransi sebagai berikut:
Jaminan sosial (Sosial Insurance), jaminan sosial merupakan “asuransi wajib”, karena itu setiap orang atau penduduk harus memilikinya. Jaminan ini bertujuan supaya setiap orang mempunyai jaminan untuk hari tuanya (old age). Bentuk ini dilaksanakan dengan “paksa”, misalnya dengan pemotongan gaji pegawai sekian persen setiap bulannya (umpamanya 10%). Contoh jaminan sosial yang lain ialah, jika seseorang sakit harus
23
www.alianz.co.id/AZLIFE/Indonesia/product/Health+Insurance+Indonesia/SmartHealth+Asuran si+kesehatan.htm diakses pada 17 juli 2013
Universitas Sumatera Utara
dijamin pengobatannya, kecelakaan, invalid, mencapai umur ketuaan, atau hal-hal yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
Asuransi sukarela (Voluntary insurance), bentuk asuransi ini dijalankan dengan sukarela, jadi tidak dengan paksaan seperti jaminan sosial. Sehingga setiap orang bebas memilih apakah ikut serta atau tidak dalam hal asuransi sukarela ini. Asuransi sukarela ini terbagi atas dua bagian yakni; goverment insurance, yaitu asuransi yang dijalankan oleh pemerintah atau negara. Misalnya jaminan yang diberikan kepada prajurit yang cacat sewaktu peperangan (di Indonesia misalnya jaminan bagi kaum veteran).
Commercial insurance, yaitu asuransi yang bertujuan untuk melindungi seseorang atau keluarga serta perusahaan dari resiko-resiko yang bisa mendatangkan kerugian. Tujuan perusahaan asuransi di sini ialah komersial dengan motif keuntungan (provit motive) serta digolongkan dalam dua bagian yang pertama adalah asuransi jiwa (personal life insurance) dan kedua asuransi kerugian (property insurance). (1993: 2). Asuransi sangat berkaitan erat dengan masyarakat, maka dari itu
pandangan masyarakat dinilai penting dalam melihat asuransi kesehatan tersebut. Sebagian masyarakat memiliki anggapan bahwa asuransi merupakan hal penting dan sebagian lagi menganggap bahwa asuransi tidak penting dan ada juga sebagian masyarakat menganggap asuransi adalah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Biasanya asuransi sering dikaitkan dengan pendapatan. Masyarakat sering sekali menganggap bahwa orang yang memiliki pendapatan
Universitas Sumatera Utara
tinggi dan PNS lah yang mampu untuk mengikutsertakan diri dalam asuransi24. Padahal tidak begitu seharusnya, tiap jenis asuransi memiliki sistem yang berbeda dalam hal pembayaran premi, tergantung kepada nasabah tersebut semampu mana ia membayar preminya. Ketika kita berbicara mengenai pandangan, maka secara tidak langsung kita melihat bagaimana pola pikir seseorang tersebut. Maka dari itu, perlu untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat memandang asuransi kesehatan yang ada. Penulis menganggap bahwa hal ini patut dikaji karena mengingat bahwa banyak perusahaan asuransi kesehatan yang mulai bermunculan. Melihat apakah asuransiasuransi kesehatan yang ada tersebut sesuai dengan kemauan masyarakat. Untuk itu pandangan masyarakat menjadi penting dalam hal ini terutama masyarakat kota Medan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara yang bertempat di Jalan Listrik Kota Medan. Pandangan masyarakat terhadap program asuransi juga berkatitan dengan perubahan sosial budaya, karena pandangan masyarakat terhadap sesuatu akan berhubungan dengan alam, segala hal yang ada di alam ini pasti berubah demikian juga dengan masyarakat dan kebudayaan manusia selalu berubah dan tidak putusputusnya. Koentjaraningrat, dalam bukunya Pengantar Antropologi menjelaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu25 :
24 25
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Universitas Indonesia 1993), halaman 11.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat.
Perubahan - perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang besar pengaruhnya.
Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan. Bilamana ada perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat tersebut
maka pandangan masyarakat tersebut juga akan berpengaruh terhadap segala sesuatu yang dilihat manusia tersebut, oleh sebab itu perubahan sosial akan berdampak terhadap cara pandang masyarakat, dengan perubahan sosial ini maka manusia akan dapat menelaah program-program asuransi mana yang tepat untuk diri mereka dan juga dampak lingkungan mereka terhadap dirinya.
1.3.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penelitian ini adalah
penelitian yang befokus pada pandangan masyarakat terhadap program asuransi kesehatan yang berada di lingkungan masyarakat itu sendiri. Pada penelitian ini penulis mencoba mengkaji pandangan masyarakat terhadap program asuransi kesehatan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan. Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Pandangan Masyarakat terhadap program asuransi kesehatan?” dan dapat dirincikan menjadi beberapa pokok pertanyaan yakni: 1. Bagaimana masyarakat memandang asuransi kesehatan ? 2. Apa pengaruh asuransi kesehatan bagi masyarakat saat ini? 3. Asuransi kesehatan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat?
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pandangan masyarakat terhadap program yang ditawarkan oleh asuransi dan juga sebagai masukan bagi pihak asuransi agar tidak hanya memikirkan peluang bisnis yang sedang dijalankannya melainkan juga memperhatikan para nasabah yang telah bergabung di dalam asuransi tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah terbentuknya suatu pola pikir baru dalam memandang asuransi kesehatan. Mengenalkan pada masyarakat apa sebenarnya asuransi kesehatan itu. Memperkaya pengetahuan bagi para pembaca mengenai cara pandang masyarakat dalam melihat asuransi kesehatan itu sebenarnya.
1.5.
Metode Penelitian Penelitian26 adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sistematik yang
bertujuan untuk mengungkapkan atau membuktikan sesuatu, yang dilakukan dengan berdasarkan atas konsep-konsep dan teori-teori27 yang sesuai dengan tujuan, dan dengan cara-cara ilmiah yang dapat dipertanggung-jawabkan menurut disiplin ilmu pengetahuan masing-masing.
26
Pengertian ini diambil penulis dari sebuah bahan copyan kuliah, yang dikompilasi oleh Bapak Zulkifli Lubis, selaku dosen Departermen Antropologi FISIP USU. Tanggal penerbitan bahan copyan ini 26 April 2008. 27
Konsep adalah suatu pendapat yang terwujud dari suatu abstraksi mengenai suatu hal atau masalah yang dibuat untuk mendapatkan suatu pengertian mengenai hal atau masalah tersebut. Sedangkan Teori adalah suatu pendapat yang berisikan suatu prinsip-prinsip umum yang terorganisasi secara sistematik yang dapat digunakan untuk menganalisa, membuat asumsi-asumsi, meramalkan dan menjelaskan gejala atau masalah yang menjadi perhatian.
Universitas Sumatera Utara
Setiap penelitian tentunya memiliki metode dalam mengulas inti dari permasalahan yang diteliti. Metode Penelitian adalah cara-cara dan prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan data secara bertanggung-jawab sesuai dengan masalah yang diteliti dan disiplin ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penulis sebagai mahasiswa Antropologi FISIP USU mempelajari metode ini dalam studi perkuliahannya, dan juga metode penelitian kualitatif ini sangat efisien digunakan dalam disiplin ilmu Antropologi khususnya. Penelitian yang telah dilakukan ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu memaparkan bagaimana asuransi dipandang oleh masyarakat. Dalam tulisan ini penulis memfokuskan pemaparannya hanya pada sekumpulan manusia yang memandang asuransi sebagai sesuatu yang dianggap dapat membantu mereka menghadapi masalah yang akan terjadi di masa depan. Penulis memaparkannya melalui hasil penelitian langsung dengan masyarakat yang diteliti, dimana masyarakat yang menjadi subjek dalam penelitian ini merupakan pegawai negeri sipil yang bertugas di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara yang menjadi nasabah di Asuransi Prudential. Penelitian Kualitatif didasarkan pada upaya untuk membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan rumit28. Penelitian ini bersifat etnografi, yang mana dalam penelitian etnografi si peneliti harus mempelajari perilaku, kebiasaan dan pola hidup. Etnografi juga melibatkan penelitian yang cukup panjang dan biasanya juga diikuti dengan 28
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), halaman. 6.
Universitas Sumatera Utara
wawancara terhadap masing-masing individu atau kelompok tersebut. Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan29. Etnografi berulang kali bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia dari perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu. Di dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang digunakan oleh penulis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan juga melalui wawancara. Dan ada juga data sekunder dan data ini diperlukan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari buku ilmiah ataupun dokumen juga media massa dari internet. Teknik pengumpulan data utama di dalam penelitian ini adalah Teknik observasi partisipasi dan juga Teknik wawancara. 1. Observasi partisipasi Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah. Secara ideal peneliti harus berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat dan mengamati langsung tingkah laku banyak warga dari kelompok masyarakat30. Metode observasi partisipasi juga ada baiknya bila disertai dengan pedekatan holistik dimana pendekatan yang secara menyeluruh
29
Spardley, James, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya 1997), halaman 12. http://www.sarjanaku.com/2013/01/metode-pengumpulan-data-teknik.html (akses 18 juli 2013).
30
Universitas Sumatera Utara
terhadap masyarakat agar lebih memudahkan di dalam pengumpulan data yang diperlukan oleh si peneliti. Observasi partisipasi dilakukan untuk melihat bagaimana budaya juga tingkah laku dan pola pikir pada individu ataupun kelompok manusia di dalam keseharian mereka agar lebih memudahkan si peneliti di dalam mengkaji pandangan masyarakat terhadap program asuransi khususnya asuransi prudential. Sehingga peneliti dapat mengetahui dasar-dasar pemikiran masyarakat tersebut mengapa mereka memilih asuransi prudential. 2. Wawancara Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari objek penelitian, wawancara yang dilakukan di penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian yang dihasilkan dari proses tanya jawab antara peneliti dan informan dengan cara bertatap muka. Berbicara mengenai asuransi juga berbicara tentang organisasi dimana asuransi termasuk di dalam satu organ yang bergerak untuk menjamin kesehatan para nasabah bilamana terjadi gangguan kesehatan. Jadi, penelitian ini masuk ke dalam kajian Antropologi Kognitif yang dimana antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis unutk mempelajari kondisi manusia. Bidang antropologi kognitif berfokus pada studi tentang hubungan antara budaya manusia dan pikiran manusia. Berbeda dengan beberpa pendekatan antropologi sebelumnya, budaya tidak dipandang dari fenomena material, tetapi organisasi lebih kognitif dari fenomena teori (Tyler 1969:3).
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini nantinya penelitian akan menggunakan beberapa alat pendukung guna mengumpulkan data. Yang mana peneliti akan menggunakan catatan lapangan dan alat perekam serta kamera untuk mempermudah saat mengumpulkan data.
Universitas Sumatera Utara