1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan, merupakan suatu bentuk kepercayaan guru tentang peranan dari TIK sebagai alat pembelajaran. Salah satu pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan adalah penggunaan software pembelajaran. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tahun 2010 mewajibkan uji kompetensi akuntansi dengan menggunakan software Mind Your Own Bisnis (MYOB) diselenggarakan di sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (http://myobindonesia.wordpress.com)1. Menanggapi hal tersebut banyak sekolah yang sudah memasukkan software komputerisasi akuntansi MYOB dalam kurikulum pembelajarannya. Hal ini dilakukan agar siswa terbiasa menggunakan program tersebut. Buche et al. (2007) menyatakan bahwa kemampuan untuk berinteraksi efektif dengan teknologi informasi dibutuhkan agar sukses di dunia pendidikan dan lingkungan kerja. Peranan guru yang mampu menggunakan teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran menggunakan TI (Teknologi Informasi). Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, dijelaskan bahwa salah satu kompetensi pedagogik guru adalah memanfaatkan teknologi informasi dan 1
Tersedia.di:http://myobindonesia.wordpress.com/2010/04/23/guru-dan-siswa-dituntut-kuasai-program akuntansi -myob, [Diakses 10 Januari 2014]
1
2
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Membantu guru mengatasi ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan mereka sangat penting untuk keberhasilan menerapkan teknologi software baru ke dalam kelas (Miller, 2010). Peningkatan penekanan pada penggunaan komputer di bidang pendidikan, merupakan suatu kewajaran bagi masyarakat untuk mengharapkan guru memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri untuk menggunakan teknologi komputer secara efektif di dalam kelas (Russell dan Bradley, 1997). Penerapan TIK di sekolah tidaklah mudah, banyak kendala yang harus dihadapi. Salah satu kendala penerapan TIK di sekolah adalah sumber daya manusia yaitu guru (Susilaningsih, 2008). Kemampuan guru dalam bidang TIK belum siap (Wahyuni, 2007). Umumnya guru yang bisa menggunakan software akuntansi hanya guru yang mengajar mata pelajaran software akuntansi, tidak semua guru akuntansi dapat menggunakannya. Mumtaz (2006) menyatakan bahwa banyak guru, di setiap tingkatan kelas, memiliki keahlian dan keyakinan namun kurang dan terbatas dalam menggunakan software komputer. Guru dapat merusak keberhasilan sekolah, jika tidak mendukung lingkungan cyber di smart schools (Hong & Koh, 2002). Bukti menunjukkan bahwa sekitar 30 sampai dengan 40 persen dari individu mengalami beberapa tingkat kecemasan komputer (computer anxiety) (Buche et al., 2007). Guru yang kurang percaya diri atas kemampuan mereka untuk menggunakan komputer secara efektif di dalam kelas, dapat dipahami sebagai bentuk kecemasan komputer, atau 'Cyberphobia' (Russell & Bradley, 1997). Guru sebagai pengajar tidak boleh memiliki rasa cemas, karena akan dapat mengganggu
3
transfer ilmu dari guru kepada siswa. Compeau dan Higgins (1995) menyebutkan bahwa kecemasan komputer merupakan perasaan cemas di sekitar komputer sehingga dengan negatif mempengaruhi penggunaan komputer. Venkatesh (2000) mendefinisikan hal yang sama, kecemasan komputer adalah reaksi efek negatif dari penggunaan komputer. Terdapat dugaan bahwa ketika suatu teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan kinerja, justru tidak akan tercapai karena adanya kecemasan komputer. Ali dan Fadila (2008) menjelaskan bahwa kecemasan komputer dapat diartikan sebagai penolakan terhadap perubahan. Teknologi komputer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum akuntansi, apabila terdapat penolakan terhadapnya maka akan dapat mengganggu proses pembelajaran (Ali dan Fadila, 2008). Penelitian terkait kecemasan komputer dengan menggunakan sampel berupa
mahasiswa
sudah
banyak
dilakukan.
Rosen
dan
Weil
(1995)
membandingkan kecemasan komputer mahasiswa di sepuluh negara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masing-masing negara memiliki budaya yang unik tergantung pada model dari kecemasan komputer. Kemudian Thatcher dan Perrewe (2002) menguji pola hubungan antara perbedaan individu khusus-TI yang memiliki sifat dinamis (kecemasan komputer (computer anxiety) dan keyakinan-diri komputer (computer self efficacy)) dengan individu yang memiliki sifat stabil (antara lain: keinovatifan personal (personal innovativeness), perasaan negatif (negative affect) dan sifat cemas (trait anxiety)). Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memahami bagaimana perbedaan individu mempengaruhi
4
penggunaan TI, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sifat situasi tertentu secara lebih luas berpengaruh pada perbedaan situasi TI individu. Havelka et al. (2004) melakukan studi empiris untuk mengetahui prediktor kecemasan komputer mahasiswa sarjana bisnis antara perguruan tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan tingkat kecemasan komputer antara mahasiswa bisnis yang memiliki jurusan dan jumlah pengalaman berbeda terkait dengan komputer. Skor ACT mahasiswa bisnis juga ditemukan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kecemasan komputer, namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara mahasiswa bisnis perempuan dan laki-laki. Penelitian mengenai kecemasan komputer yang dihubungkan dengan kinerja diteliti oleh Buche et al. (2007) hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja individu dalam program padat teknologi akan berdampak negatif jika terdapat reaksi negatif terhadap teknologi. Ali dan Fadila (2008) melakukan penelitian mengenai tipe kepribadian dan faktor lainnya yaitu gender dan IPK yang mungkin berpengaruh pada kecemasan komputer mahasiswa akuntansi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan komputer pada mahasiswa akuntansi dengan kepribadian sensing-intuitive dan thinking feeling dan computerphobia, sedangkan gender dan IPK tidak mempengaruhi kecemasan komputer. Hatta dan Marietza (2013) meneliti tentang pengaruh kecemasan terhadap keahlian dalam menggunakan software akuntansi pada karyawan perusahaan dagang. Namun penelitian tersebut tidak menspesifikkan software akuntansi yang digunakan. Temuan penelitian tersebut mengindikasikan bahwa
5
LOC terbukti menjadi variabel moderasi yang berpengaruh terhadap hubungan antara kecemasan komputer dan keahlian pengguna, tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan komputer antara karyawan laki-laki dan perempuan. Beberapa riset terdahulu lebih banyak menguji tentang kecemasan komputer yang dilakukan oleh mahasiswa bisnis dan karyawan. Penelitian terkait kecemasan komputer dengan sampel guru masih jarang dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian asing yang menggunakan sampel guru adalah Pelgrum & Plomp (1993) berhubungan dengan penggunaan komputer oleh guru di 21 negara. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan guru secara signifikan berhubungan dengan jumlah pelatihan yang diterima. Kemudian Russell dan Bradley (1997) mengidentifikasi sumber kecemasan komputer dan tingkat Cyberphobia pada guru sekolah negeri di Queensland (Australia). Hasilnya menunjukkan bahwa guru SD dan SMP sangat mendukung penggunaan komputer dalam pendidikan, tetapi dilaporkan memiliki tingkat kompetensi komputer yang cukup rendah. Yang et al. (1999) meneliti kecemasan komputer diantara guru SMK di Florida. Ditemukan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kecemasan komputer pendidik kejuruan dan variabel-variabel demografis: usia, latar belakang etnis/budaya, dan pengajaran/bidang profesional. Selanjutnya Hong dan Koh (2002) melakukan penelitian terkait dengan level kecemasan komputer dan sikap terhadap komputer pada guru sekolah menengah pedesaan di Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecemasan komputer dan sikap terhadap komputer, guru yang memiliki komputer dan pengalaman yang lebih terhadap
6
komputer memiliki level kecemasan yang lebih rendah dan sikap yang lebih positif terhadap komputer. Susilaningsih (2008) meneliti pengaruh kecemasan komputer terhadap keahlian guru SMA negeri dan swasta dalam menggunakan komputer di Kota Magelang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata guru SMA Negeri memiliki tingkat kecemasan komputer lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata guru SMA Swasta. Kemudian rata-rata tingkat keahlian komputer guru SMA Negeri lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata guru SMA Swasta. Penelitian terbaru dilakukan oleh Powell (2013) mereviews 276 artikel penelitian terkait dengan kecemasan komputer. Penelitian tersebut membuat sebuah kerangka kerja literatur kecemasan komputer, dan merangkum anteseden kecemasan komputer menjadi sembilan variabel. Kesembilan variabel tersebut terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah karakteristik individu yang terdiri dari umur, gender, kecemasan lainnya, pendidikan, kepribadian dan profesi. Sedangkan kelompok kedua adalah interaksi: (komputer/individu), yaitu: pengalaman, pelatihan dan kepemilikan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hasil yang signifikan berbeda untuk umur, gender, pelatihan dan kepemilikan yang didasarkan pada sampel dan dekade yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah mahasiswa, manajer, senior dan orang dewasa, dan sangat sedikit yang menggunakan sampel guru bahkan belum ada penggunaan sampel guru sekolah menengah kejuruan. Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu dalam hal, mengklasifikasikan variabel independen ke dalam empat kelompok yaitu
7
karakteristik personal, terdiri atas umur dan gender, kelompok kedua interaksi: (komputer/individu), terdiri atas pelatihan dan kepemilikan sesuai dengan pengelompokan Powel (2013). Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, ke empat variabel tersebut belum memiliki hubungan yang jelas terhadap kecemasan komputer. Ada yang menemukan berhubungan positif, negatif, bahkan ada yang menemukan tidak terdapat hubungan. Sedangkan kelompok ketiga adalah keyakinan-diri, keyakinan-diri komputer terdiri atas perasaan negatif dan sifat cemas. Kelompok keempat, keinovatifan terdiri atas keinovatifan personal dalam TI. Dasar pengelompokkan ketiga dan keempat berdasarkan hasil penelitian Thatcher dan Perrewe (2002). Kecemasan komputer (computer anxiety) yang diteliti pada penelitian ini adalah kecemasan komputer terkait dengan penggunaan software akuntansi MYOB. Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini ingin mengidentifikasi penyebab munculnya kecemasan komputer pada guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Akuntansi di Provinsi Kepulauan Riau. Alasan pemilihan sampel guru SMK jurusan Akuntansi karena software MYOB digunakan sebagai materi uji kompetensi siswa SMK se-Indonesia, sehingga siswa akuntansi diharapkan dapat menggunakan software tersebut dengan baik dan benar. Jika siswa diwajibkan untuk dapat menguasai software MYOB, sudah pasti guru sebagai pengajar harus lebih bisa dan mampu menggunakan software tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi dinas terkait untuk merancang program pelatihan profesi guru SMK terkait dengan penggunaan software akuntansi di Provinsi Kepulauan Riau..Berdasarkan
8
paparan di atas maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Karakteristik Personal, Interaksi: (Komputer/Individu), Keyakinan-diri Komputer (Computer Self-Efficacy), Keinovatifan Personal dalam TI (Personal Innovativeness in IT) terhadap Kecemasan Komputer (Computer Anxiety) dalam Penggunaan Software Akuntansi MYOB.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh positif hubungan umur terhadap kecemasan komputer? 2. Apakah terdapat pengaruh hubungan gender terhadap kecemasan komputer? 3. Apakah terdapat pengaruh negatif hubungan jumlah pelatihan software akuntansi yang diikuti terhadap kecemasan komputer? 4. Apakah terdapat pengaruh negatif kepemilikan (penggunaan software akuntansi secara reguler) terhadap kecemasan komputer? 5. Apakah terdapat pengaruh negatif keyakinan-diri komputer terhadap kecemasan komputer? a. Apakah terdapat pengaruh negatif perasaan negatif terhadap keyakinan-diri komputer? b..Apakah terdapat pengaruh negatif sifat cemas terhadap keyakinan-diri komputer? 6. Apakah terdapat pengaruh negatif keinovatifan personal dalam TI terhadap kecemasan komputer?
9
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menguji pengaruh positif hubungan umur terhadap kecemasan komputer. 2. Menguji pengaruh hubungan gender terhadap kecemasan komputer. 3. Menguji pengaruh negatif hubungan jumlah pelatihan software akuntansi yang diikuti terhadap kecemasan komputer. 4. Menguji pengaruh negatif kepemilikan (penggunaan software akuntansi secara reguler) terhadap kecemasan komputer. 5. Menguji pengaruh negatif keyakinan-diri komputer terhadap kecemasan komputer. a. Menguji pengaruh negatif perasaan negatif terhadap keyakinan-diri komputer. b.. Menguji.pengaruh negatif sifat cemas terhadap keyakinan-diri komputer. 6. Menguji pengaruh negatif keinovatifan personal dalam TI terhadap kecemasan komputer. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor munculnya kecemasan komputer pada guru SMK Jurusan Akuntansi di Provinsi Kepulauan Riau. 2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dinas pendidikan untuk menyelenggarakan program pengembangan profesi guru. Khususnya guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Kepulauan Riau terkait dengan penggunaan software akuntansi MYOB dalam
10
proses pembelajaran sehingga meningkatkan kepercayaan diri guru dalam menggunakan software tersebut. 1.5 Batasan dan Lingkup Penelitian Batasan dan lingkup penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada guru SMK Jurusan Akuntansi di Provinsi Kepulauan Riau. 2. Diasumsikan bahwa semua guru akuntansi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini pernah menggunakan software komputerisasi akuntansi MYOB dan pernah mendapatkan pelatihan minimal satu kali. 3. Penelitian ini hanya sampai kepada faktor-faktor yang terkait dengan kecemasan komputer. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan lingkup penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis Mengemukakan tentang tinjauan pustaka yang berisi teori-teori pendukung dari masalah yang diangkat, model penelitian, dan pengembangan hipotesis penelitian.
Bab III
Metoda Penelitian Menjelaskan populasi dan sampel, sumber dan teknik pengumpulan data, pengujian hipotesis.
11
Bab IV
Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Menguraikan mengenai hasil pengolahan data, hasil pengujian hipotesis dan analisis hasil penelitian.
Bab V
Kesimpulan, Keterbatasan, Implikasi dan Saran Meliputi kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi dan saran untuk penelitian berikutnya.