1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, dimana semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan dan kemakmuran para pemegang saham pun juga meningkat (Mega, 2010). Ada beberapa faktor yang mengakibatkan nilai perusahaan semakin tinggi antara lain kebijakan dividen maupun faktor fundamental perusahaan (Rosma 2010). Pengetahuan tentang nilai perusahaan sangat penting bagi investor karena untuk menentukan strategi investasi di pasar modal karena melalui price book value, investor dapat memprediksi saham-saham yang overvalued atau undervalued. Price book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio price book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Ahmed dan Nanda, 2000). Hampir semua keputusan investasi di pasar modal didasarkan pada
2
perkembangan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat investor percaya atas prospek perusahaan ke depan. Besarnya nilai perusahaan berkaitan dengan beberapa kebijakan yang diambil perusahaan, salah satu kebijakan yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan adalah kebijakan utang (Sofyaningsih, 2011). Jensen (1976) menjelaskan penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene yang merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah – masalah (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur (kepemilikan manajerial dan institusional). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh secara signifikan kepemilikan instutisional terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen adalah rasio utang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik terhadap perusahaan. Argumen ini mendukung
penelitian
Hasnawati
(2005)
dalam
Sofyaningsih
(2011),
Sabtabaskara (2011), Nila (2010), Sofyaningsih dan Diah (2011) yang
3
menyatakan bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2006) dalam Sofyaningsih (2011) , Tendi (2007), Wahyudi (2006), Rosma (2010) dan Yangs (2011) yang mengemukakan kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan utang (DTA) termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan
meminimumkan biaya modal
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan utang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru. Menurut Babu dan Jain (1998) dalam Mega (2010) terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan utang daripada saham baru, yaitu (1) Adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan pendanaan utang dari pada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar adanya utang baru dari pada saham baru. Argumen itu mendukung penelitiannya Nila (2010) dan Diah (2007) yang menyatakan kebijakan utang mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tendi (2007), Rosma (2010) dan Sofyaningsih (2011) bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
4
Informasi laba sangatlah penting perannya sebagai sinyal kinerja suatu perusahaan guna membuat berbagai keputusan penting oleh pengguna informasi. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Boediono dalam Susanti 2010). Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagian dan Machfoedz, dalam Susanti 2010). Dari berbagai penelitian yang terdahulu masih terdapat perbedaan atau ketidak jelasan tentang hasil dari Struktur Kepemilikan terhadap nilai perusahaan, begitu juga dengan Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Kualitas Laba. Oleh karena itu penulis
sangat tertarik untuk membuktikan pengaruh dari ke-4
Variabel. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diambil judul “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN UTANG DAN KUALITAS LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”.
5
1.2 Ruang Lingkup Masalah Adapun ruang lingkup permasalahan dalam penelitian adalah berikut ini: 1. Objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Periode pengamatan dilakukan mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 3. Faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dibatasi pada struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan istitusional, kebijakan deviden, kebijakan utang dan kualitas laba.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan? 2. Adakah pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan? 3. Adakah pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan? 4. Adakah pengaruh kebijakan utang terhadap nilai perusahaan? 5. Adakah pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan? 6. Adakah pengaruh struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan?
6
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris: 1. Untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan utang terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk menganalisis pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk
menganalisis
pengaruh
struktur
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan kontribusi sebagai berikut : 1. Bagi pihak perusahaan, bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan struktur modal yang optimal. 2. Bagi pihak investor, memberikan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat membantu pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
7
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
tentang
struktur
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan selanjutnya. 4. Bagi
pemerintah,
penelitian
ini
diharapkan
membantu
untuk
mengembangkan, mengubah, menjelaskan standar yang berlaku guna mencapai pasar modal yang efisien dan perlunya informasi yang diungkap dalam laporan tahunan.
1.6 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Pada bagian ini berisi beberapa sub bab yang membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitiian ini dilakukan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini penulis melandaskan teori untuk penelitiannya dengan
terlebih
dahulu
membahas
pengertian
struktur
kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kualitas laba. Dibahas, juga penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini.
8
BAB III
: METODE PENILITIAN Dalam bab ini, penulis menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk penulisan skripsi, beserta jenis dan sumber data yang dipakai serta metode pengumpulannya. Setelah data terkumpul,
dilakukan
analisis
regresi
multiple
dengan
menggunakan program aplikasi SPSS. BAB IV
: PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan mulai membahas penelitianya yang didasarkan pada data yang tersedia di dalam 2007- 2011 dan telah dikonfirmasikan validitasnya dengan laporan tahunan (annual report) yang dipublikasikan perusahaan manufaktur yang terdapat pada BEI sebagai objek penelitian.
BAB V
: PENUTUP Dalam bab ini, akhir dalam laporan penelitian, penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran atas penelitian yang dilakukan.