1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa, sementara desa sebagai tempat untuk menetap atau bermukim yang memang erat berhubungan dengan pertanian. Sebagaimana dikemukakan oleh Raharjo (2004: 20) bahwa: Erat kaitannya antara eksistensi desa dan pertanian ini menyebabkan orang cenderung mengidentifikasikan desa dengan pertanian, bahkan masyarakat desa adalah petani dan petani adalah masyarakat desa. Sistem pertanian pada masyarakat desa sangatlah vital artinya bagi kehidupan mereka. Sistem pertanian bagi mereka merupakan cara bagaimana mereka bisa hidup. Terlebih untuk masyarakat desa yang bersahaja, yang kehidupannya tergantung sepenuhnya pada pertanian. Maka bagi masyarakat desa semacam itu, sistem pertanian adalah identik dengan sistem perekonomian mereka. Bila dilihat dari kondisi alam dan keadaan penduduknya, Desa Sukasari memiliki banyak potensi untuk pengembangan ekonomi masyarakatnya. Dalam pengembangan potensi ekonominya, sebagian masyarakat desa mengembangkannya dengan cara merintis usaha yang masih sekitar pertanian. Desa Sukasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Karawang yang memiliki potensi pembudidayaan jamur merang. Petani di sekitar Desa Sukasari memanfaatkan kondisi tersebut sebagai peluang usaha baru. Mereka yang tidak memiliki sawah yang ditanami oleh padi, dapat mendirikan kumbung sebagai tempat budi daya jamur merang. Secara tidak
2
langsung sebenarnya usaha pertanian dalam budi daya jamur merang mempunyai potensi
yang
cukup
besar
untuk
membantu
mengatasi
kebutuhan
hidup
masyarakatnya. Jamur
merang
merupakan
jenis
tanaman
hortikultura.
Proses
pembudidayaannya pun dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana karena terbatasnya alat atau teknologi yang dimiliki petani pada waktu itu. Dalam perkembangannya, usaha budi daya jamur merang ini semakin meningkat seiring dengan bermunculannya kumbung yang didirikan oleh masyarakat sebagai tempat pembudidayaan jamur merang. Hal itu juga berpengaruh terhadap semakin banyaknya masyarakat setempat yang terlibat dalam usaha budi daya jamur merang sebagai pengusaha atau petani. Pada dasarnya kemunculan budi daya jamur merang tidak terlepas karena adanya usaha untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Pekerjaan dalam sektor pertanian dijadikan sebagai penopang kebutuhan hidup oleh sebagian besar masyarakat desa. Sehingga usaha budi daya jamur merang memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Sukasari. Dirintisnya budi daya jamur merang pada tahun 1975 oleh salah seorang warga Desa Sukasari telah memberikan pengaruh pada masyarakat sekitar lainnya untuk memulai usaha yang sama. Usaha budi daya jamur merang di Desa Sukasari mampu bertahan dalam perkembangannya. Usaha budi daya jamur merang tidak lepas dari peranan para petani yang sudah ahli di bidang pembudidayaan jamur merang sehingga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan usaha ini tetap
3
dipertahankan (Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani jamur merang tanggal 26 September 2009). Dalam proses pemasaran, jamur merang dapat disalurkan dengan mudah karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai sehingga proses pemasaran jamur merang tidak mengalami kendala dalam penyalurannya. Untuk pemasaran hasil panen budi daya jamur merang dipasarkan ke Jakarta seperti pasar Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Glodok dan Pasar Senen, selain pasar-pasar lokal yang ada di Karawang. Kelancaran pemasaran budi daya jamur merang untuk wilayah Jakarta didukung oleh adanya sarana jalan tol Cikampek yang jaraknya berkisar 73 km dari kecamatan Cikampek. Kondisi tersebut dapat memudahkan akses pemasaran, sehingga jangkauan pasar lebih luas. Selain Jakarta dan pasar-pasar lokal yang ada di Karawang, daerah pemasaran pun merambah ke kota Bandung, Bogor, Tangerang, dan Sukabumi seiring dengan peningkatan budi daya jamur merang yang ada di Desa Sukasari. Dalam hal penjualan budi daya jamur merang, para petani jamur merang tidak lantas menjual hasil panennya sendiri kepada konsumen. Terdapat seorang bandar sebagai pengepul jamur merang dari para petani yang nantinya akan dijual ke pasar. Selain itu, adanya bandar berperan juga sebagai pemasok ampas aren, jerami/merang, kapas, dan kapur yang dibutuhkan petani untuk kelangsungan usahanya dalam membudidayakan jamur merang. Keberadaan budi daya jamur merang dilakoni sebagai usaha utama oleh sebagian masyarakat Desa Sukasari. Mereka lebih memilih menjadi petani jamur
4
merang, mengingat pendapatan yang diperoleh dari budi daya jamur merang lebih besar dari usaha tani padi. Usaha budi daya jamur merang mendapatkan respon dari masyarakat setempat yang kemudian ikut menekuni usaha budi daya jamur merang secara bertahap. Kegiatan budi daya jamur merang ini memang cukup menguntungkan serta dapat menolong perekonomian masyarakat sekitar yang tidak memiliki sawah sebagai penopang perekonomian, tetapi memiliki lahan kering yang bisa didirikan kumbung sebagai tempat penghasil jamur merang. Dengan menjadi petani jamur merang dan menjual hasil panennya kepada bandar, setidaknya mereka memiliki mata pencaharian yang tidak terbatas oleh musim seperti halnya petani padi. Kemudian, modal yang diperlukan untuk memulai pembudidayaan jamur merang tidak setinggi modal yang diperlukan oleh petani padi. Para petani yang tidak punya modal untuk usaha ini, biasanya akan dipinjamkan oleh bandar. Dari hasil keuntungan panen jamur merang inilah petani dapat mengembalikkan modal yang telah dipinjamkan bandar secara bertahap dengan menjual panen jamur merang ke bandar. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dinilai penting untuk dikaji dengan tujuan untuk melihat potensi budi daya jamur merang dan kontribusinya terhadap masyarakat Desa Sukasari dilihat dari aspek sosial dan ekonomi. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada mata pencaharian para petani jamur merang yang adapula merangkap sebagai bandar, serta bagaimana upaya para petani dalam menghadapi permasalahan perubahan suhu di Kabupaten Karawang akibat mulai banyak pabrik industri yang
5
didirikan, yang turut mempengaruhi terhadap hasil panen dari jamur merang baik secara kualitas maupun kuantitas. Kemudian masalah lainnya muncul karena tidak adanya peran pemerintah secara konsisten pada pengembangan budi daya hortikultura ini. Selama ini, peranan sektor pertanian di luar tanaman pangan seperti jamur merang atau budi daya hortikultura terhadap pendapatan daerah masih kecil. Hal tersebut sebenarnya bukan karena ketidakmampuan sektor ini memberikan sumbangan terhadap ekonomi daerah, melainkan karena rendahnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan budi daya hortikultura. Pembangunan ekonomi selama ini tidak diarahkan pada kegiatan usaha menggalakkan budi daya hortikultura, melainkan pada peningkatan produksi beras dan pendirian industri. Adapun mengenai alasan penulis mengambil tema ini, di antaranya yang pertama, budi daya jamur merang sejak lama sudah merupakan salah satu usaha yang sangat menarik bagi masyarakat Desa Sukasari, selain usaha tani padi yang memang menjadi ciri khas mata pencaharian masyarakat Karawang sebagai salah satu daerah penghasil beras utama. Kedua, budi daya jamur merang di Desa Sukasari masih dapat dilihat perkembangannya hingga saat ini, serta adanya usaha masyarakat Desa Sukasari yang telah mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya sebagai sumber penghasilan mereka yang sebagian besar kelangsungan hidupnya tergantung pada ekonomi pertanian. Ketiga, latar belakang penulis yang lahir dan dibesarkan di Karawang sehingga ada keinginan penulis untuk mengangkat sesuatu yang beda dan menarik dari Karawang selain dikenal sebagai kota lumbung padi.
6
Berkaitan dengan kepentingan penelitian skripsi ini, penulis mengambil tahun kajian yang diangkat adalah tahun 1975, sebagai tahun awal usaha budi daya jamur merang dirintis di Desa Sukasari Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Sedangkan tahun 2005 dijadikan akhir kajian karena pada tahun tersebut Kecamatan Cikampek telah mengalami pemekaran wilayah. Desa Sukasari bukan lagi bagian dari Kecamatan Cikampek, tetapi telah menjadi bagian kecamatan baru, yaitu Purwasari. Oleh karena itu, penulis merumuskan permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul “Budi Daya Jamur Merang Masyarakat Desa Sukasari Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang: Sejarah dan Perkembangan (1975-2005).
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah utama yang akan dibahas dalam kajian penulisan, yaitu “Bagaimana Sejarah dan Perkembangan dari Usaha Budi Daya Jamur Merang Di Desa Sukasari Kecamatan Cikampek pada tahun 1975-2005?”. Untuk memudahkan
dan
mengarahkan
dalam pembahasan,
penulis
mengidentifikasikan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan Bapak Emus Mulyadi dalam perkembangan usaha budi daya jamur merang di Desa Sukasari pada tahun 1975-2005? 2. Bagaimana perkembangan usaha budi daya jamur merang di Desa Sukasari kecamatan Cikampek-Karawang pada tahun 1975-2005?
7
3. Bagaimana dampak keberadaan budi daya jamur merang terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Sukasari Kecamatan Cikampek-Karawang pada tahun 1975-2005?
C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memaparkan sejarah budi daya jamur merang di Desa Sukasari serta perkembangannya sehingga usaha ini tetap bertahan untuk menopang perekonomian keluarga serta masyarakat sekitarnya. Secara khusus penulisan skripsi ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang munculnya budi daya jamur merang disertai dengan faktor-faktor yang menyebabkan budi daya jamur merang di Desa Sukasari dapat berkembang dengan baik, yang dilihat dari aspek penduduk, kehidupan sosial ekonomi, dan keadaan alam yang terdapat di Desa Sukasari. 2. Mendeskripsikan perkembangan budi daya jamur merang pada tahun 1975-2005 yang dilihat dari segi permodalan, input produksi (usaha para petani dalam mendapatkan bahan baku untuk media tumbuhnya jamur merang yang didalamnya menjelaskan peran bandar sebagai pemasok bahan tersebut dan pengepul jamur merang dari para petani), proses pembudidayaan jamur merang, dan output (menjelaskan proses pemasaran dari jamur merang dilihat dari daerah mana saja yang dijadikan pasar).
8
3. Menjelaskan dampak sosial ekonomi dari keberadaan budi daya jamur merang terhadap kehidupan masyarakat Desa Sukasari Kecamatan Cikampek-Karawang pada tahun 1975-2005, dengan memperhatikan aspek-aspek perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, yang meliputi kondisi ekonomi dan sosial petani jamur merang.
D. Manfaat Penelitian Manfaat
yang
diharapkan
setelah
adanya
penelitian
mengenai
perkembangan budi daya jamur merang di Desa Sukasari Kecamatan CikampekKarawang, yaitu: 1. Bagi Penulis, penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan yang tidak kalah penting melalui penulisan skripsi ini penulis dapat mengangkat potensi yang dimiliki daerah Karawang sebagai salah satu daerah produsen jamur merang. 2. Bagi petani jamur merang, penulisan skripsi ini dapat mengangkat eksistensinya sebagai pengembang budi daya jamur merang. Di samping itu, skripsi ini dapat mempermudah mereka memberikan keterangan jika ada orang yang akan melakukan penelitian (dijadikan sumber tertulis). Selain itu, petani produsen jamur merang diharapkan mendapat informasi mengenai faktor dominan yang mendukung budi daya jamur merang sehingga dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan usahanya.
9
3. Bagi Pemerintah Kabupaten Karawang dapat menambah dan memperkaya bahan pustaka potensi pertanian selain usaha tani padi, yaitu mengenai kajian sejarah sosial-ekonomi pedesaan di daerah Kabupaten Karawang dan juga sebagai referensi atau informasi sejarah pertanian yang ada di Jawa Barat. 4. Bagi masyarakat Kabupaten Karawang khususnya masyarakat desa yang belum mengenal budi daya jamur merang yaitu sebagai bahan rujukan atau informasi untuk memulai usaha yang masih seputar pertanian.
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian sejarah maka metode yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, adalah dengan menggunakan metode historis. Menurut Ismaun (2005:34) metode historis adalah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Langkah-langkah penelitian ini mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penulisan sejarah yang mengandung empat langkah penting yaitu: 1. Heuristik, yaitu mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan pembahasan. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Dalam
10
hal pencarian sumber tertulis penulis mendatangi beberapa perpustakaan di antaranya perpustakaan UPI dan perpustakaan UNPAD yang ada di Jalan Dipati Ukur. Penulis menjadikan sumber lisan sebagai sumber utama dalam kajian ini. Setelah menemukan beberapa sumber lisan yang di pandang relevan dengan penelitian ini, dalam memproses sejumlah informasi dari narasumber tersebut maka dilakukan proses wawancara dengan
mengajukan
permasalahan
dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian
ini.
yang
Beberapa
sesuai narasumber
dengan yang
berkompetensi diwawancarai seperti petani jamur merang dan bandar jamur merang. 2. Kritik sumber, dilakukan terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh dalam langkah pertama, baik kritik terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder. Dari sini diharapkan akan diperoleh fakta-fakta historis yang otentik. Ada dua macam kritik yang dilakukan pada tahap ini yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal digunakan untuk mengetahui keaslian dari aspek materi, sedangkan kritik eksternal yaitu meneliti dari sumber yang diperoleh. 3. Interpretasi yaitu proses penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah serta penyusunan yang menyangkut seleksi sejarah. Tahap ini diawali dengan melakukan penafsiran terhadap fakta yang berasal dari sumber tertulis maupun lisan yang telah melalui fase kritik. Penulis menganalisis dan mengkaji fakta-fakta tersebut, kemudian diinterpretasikan oleh penulis.
11
Penginterpretasian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penulisan skripsi ini. 4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dari metode ilmiah sejarah dalam penulisan skripsi. Dalam historiografi ini, fakta-fakta yang telah melalui berbagai macam proses kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh sehingga terbentuklah suatu skripsi. Dalam proses ini, penulis mengerahkan seluruh daya pemikiran dan menuangkannya ke dalam skripsi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu sintesis dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah cara-cara atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: 1. Studi literatur, merupakan cara mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung permasalahan dari kajian ini. Setelah literatur terkumpul, serta fakta yang telah ditemukan dianggap memadai untuk penulisan ini, maka akan lebih mempermudah dalam proses penulisannya. Studi literatur juga merupakan teknik yang digunakan
12
oleh penulis dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, dengan mengkaji sumber seperti dari buku yang membantu penulis dalam menentukan landasan teori dan keterangan tentang permasalahan yang akan dikaji. Khususnya studi literatur tentang sosial-ekonomi karena penelitian ini dikaji dari sudut pandang sosial-ekonomi. 2. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi harapan, persepsi, keinginan dan lain-lain dari individu atau responden dengan cara memberikan pertanyaan yang diajukan kepada responden oleh penulis. Pada tahap ini penulis mewawancarai beberapa narasumber yang berkaitan dengan perkembangan budi daya jamur merang. 3. Studi dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain. Studi dokumentasi ini mempunyai kelebihan, yaitu apabila terdapat kekeliruan, sumber datanya masih tetap, belum berubah, hal tersebut menjadikan penulis lebih yakin dalam melakukan penelitian karena didukung dengan adanya bukti fisik dari studi dokumentasi tersebut.
F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan memahami penulisan ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:
13
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengungkapkan latar belakang masalah, mengapa penulis memilih tema ini. Selain itu, bab ini juga memuat rumusan masalah yang akan dibahas, batasan masalah yang ditulis pada bagian selanjutnya bertujuan agar pembahasan dalam skripsi ini tidak meluas dari garis yang telah ditetapkan. Bab ini juga memuat tujuan penelitian yang menjelaskan tentang hal-hal yang akan disampaikan untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan. Bagian selanjutnya adalah sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab kedua adalah tinjauan pustaka, menguraikan sumber-sumber kepustakaan sehingga menghasilkan uraian-uraian dan materi yang digunakan untuk membahas permasalahan yang dikaji. Kajian pustaka ini merupakan kerangka dasar berfikir bagi penulis untuk dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh di lapangan sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan analisis terhadap permasalahan yang diangkat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk keperluan mendapatkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam skripsi ini. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi heuristik, kritik sumber baik internal maupun eksternal, interpretasi dan historiografi.
14
BAB IV KIPRAH MASYARAKAT DESA SUKASARI PADA USAHA BUDI DAYA JAMUR MERANG TAHUN 1975-2005 Dalam bab empat akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun sebelumnya. Pembahasannya meliputi gambaran umum wilayah Desa Sukasari Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Kemudian akan dipaparkan mengenai bagaimana asal mulanya budi daya jamur merang dapat berkembang dengan baik di wilayah Desa Sukasari. Uraian selanjutnya akan memaparkan perkembangan usaha budi daya jamur merang pada tahun 1975-2005, yang dilihat dari jumlah petani jamur merang, aspek modal, proses pembudidayaan, input produksi, dan proses pemasaran. Dalam pembahasan yang terakhir, diuraikan mengenai dampak keberadaan budi daya jamur merang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Sukasari pada tahun 1975-2005. Pembahasan dalam bab ini ditulis berdasarkan sumber tertulis yang diperoleh dan juga dari hasil wawancara. BAB V KESIMPULAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitiannya disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan terhadap permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.