BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika yang beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Banyaknya produk kosmetika di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan, melainkan karena keinginan. Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik. Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak dapat dianggap sebelah mata lagi. Wanita maupun pria setiap hari tidak dapat terlepas dari kosmetik, seperti lotion untuk kulit, powder, sabun deodorant dan masih banyak lagi yang lainnya. Kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik semakin bersaing dalam mengembangan
teknologi.
Pengembangan
teknologi
dimaksudkan
untuk
menciptakan inovasi produk yang tidak saja mencakup peruntukannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisan dalam penggunaan (Nuraini dan Maftukhah, 2015). Persaingan di industri kosmetik semakin ketat, hal ini ditandai semakin meningkatnya pertumbuhan industri kosmetik setiap tahun. Terlihat dari
1
2
peningkatan jumlah pelanggan kosmetik pada tahun 2015 sebesar 8,30% menjadi Rp 13,94 triliun dari sebelumnya Rp 12,84 triliun, berdasarkan data kementrian perindustrian. Persaingan industri kosmetik menjadi salah satu peluang yang dapat meningkatkan pendapatan, banyak perusahaan yang memproduksi kosmetik berusaha memenuhi kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi produk. Di bawah ini gambar 1.1 menggambarkan pertumbuhan kosmetik di Indonesia dari tahun 2012-2015. Dapat dilihat dari data di bawah ini penjualan kosmetik terus meningkat di Indonesia, sehingga persaingan industri kosmetik menjadi semakin ketat. 16
Triliun Rupiah
14 12
13,94 12,87
11,2 9,76
10 8 6 4 2 0
2012
2013
2014
2015
Sumber : PT Citra Cendekia Indonesia, 2017
Gambar 1.1 Pertumbuhan Penjualan Kosmetik di Indonesia Adapun merek-merek kosmetik yang saat ini beredar di Indonesia diantaranya Wardah, Inez, Make Over, Viva, Sari Ayu, Loreal, Pixy, Ponds, Mustika Ratu, Nivea, La Tulipe, Revlon, Maybeline, Oriflame, Putri, Avon, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan kosmetik tersebut berasal baik dari dalam dan luar negeri
3
memberikan tawaran yang menarik dan beraneka ragam untuk menarik minat konsumen sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Masing-masing perusahaan berusaha menjadi pemimpin dalam pasar kosmetik yang berarti produknya diterima dengan baik di pasar salah satunya dengan meningkatkan kualitas produk. Konsumen melihat suatu produk dari kemampuannya untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu yang tercermin dalam kualitas yang melekat pada suatu produk. Perusahaan yang mengetahui hal tersebut, tentu tidak hanya menjual produk itu sendiri, tetapi juga manfaat dari produk tersebut dimana pada akhirnya hal tersebut membantu perusahaan untuk meningkatkan penjualan karena akan berpengaruh pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Penjualan produk dengan kualitas yang bagus, orisinil, resmi akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam hal keandalan produk. PT Mandom Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik. Bedak Pixy merupakan salah satu produk PT Mandom Indonesia Tbk. Produk ini memiliki keunggulan yang diberikan kepada konsumen remaja dan wanita Indonesia. Bedak Pixy merupakan paduan sempurna antara alas bedak dan bedak yang mampu menutupi kekurangan pada wajah. Kemampuannya menyamarkan noda pada wajah memberikan hasil yang halus, lembut dan tahan lama. Penggunaan bedak Pixy ini juga mampu melindungi kulit dari sengatan matahari, membuat kulit cerah dan tidak berkilau. Berikut ini terdapat data-data hasil penelitian menurut survey dari Top Brand Award Indonesia katagori bedak wajah pada tahun 2012-2016.
4
Tabel 1.2 Top Brand index Katagori Bedak Wajah Tahun 2012-2016 Merek Pixy Viva Sariayu La Tulipe Maybeline Wardah
2012 18,8% 11,9% 11,2% 7,6% 3,2% -
2013 20,1% 9,5% 8,9% 7,8% 6,3% 5,7%
2014 17,3% 9,1% 8,9% 8,4% 4,5% 12,4%
2015 15,6% 8,0% 9,0% 8,9% 4,5% 17,2%
2016 14,9% 7,1% 7,5% 6,9% 5,9% 25%
Sumber : Top Brand Award, 2017
Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa produk bedak wajah Pixy mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 1,3% menjadi 20,1%, lalu mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2014 sebesar 2,8% menjadi 17,3%, kemudian pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan kembali sebesar 1,7% dan 0,7% menjadi 15,6% dan 14,9%. Perlu bagi Pixy menyadari hal ini, persaingan produk bedak wajah semakin ketat. Perusahaan berlomba-lomba memperluas pangsa pasarnya, mencoba menarik pelanggan dengan cara mempengaruhi sikap konsumen agar ingin membeli produk-produk mereka. Tuntutan konsumen terhadap suatu produk, baik berbentuk barang maupun jasa yang ditawarkan perusahaan semakin hari semakin meningkat karena pada dasarnya konsumen tidak akan merasa puas dalam pemenuhan kebutuhan maupun keinginanya. Perusahaan diharapkan mempunyai strategi-strategi untuk dapat menarik konsumen dengan keputusan pembelian. Strategi yang harus dilakukan adalah dengan memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen, sehingga konsumen dapat mengetahui keberadaan produk tersebut dengan baik yang akhirnya melekat dibenak konsumen. Iklan ditujukan untuk memperkenalkan kemudian meyakinkan calon konsumen dan memberikan suatu stimulus yang positif kepada konsumen yang berkaitan dengan
5
produk dan merek. Iklan sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk dari sisi konsumen. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran, yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Selebriti dapat menjadi alat pemasaran suatu produk yang sangat penting, daya tariknya yang luar biasa dan memiliki penggemar yang banyak bisa menjadi hal yang tidak dimiliki orang lain Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Pixy”.
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif, sehingga berdampak pada keputusan pembelian bedak Pixy. 2. Kurangnya informasi mengenai kualitas yang dimiliki oleh bedak Pixy menyebabkan konsumen tidak mengetahui kualitasnya, sehingga tidak melakukan keputusan pembelian.
6
3. Konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk yang kompetitif, sehingga mengakibatkan penjualan bedak Pixy menurun.
1.2.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penulis membatasi masalah hanya pada produk bedak Pixy untuk dilakukan penelitian. 2. Penelitian ini hanya menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu celebrity endorser, kualitas produk dan iklan. 3. Penelitian ini hanya berfokus pada Celebrity Endorser Mikha Tambayong.
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy? 2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy? 3. Apakah iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy? 4. Apakah celebrity endorser, kualitas produk dan iklan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy?
7
5. Faktor manakah yang paling dominan antara celebrity endorser, kualitas produk dan iklan terhadap keputusan pembelian bedak Pixy?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy. 2. Untuk mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy. 3. Untuk mengetahui apakah iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy. 4. Untuk mengetahui apakah celebrity endorser, kualitas produk dan iklan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian bedak Pixy. 5. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan antara celebrity endorser, kualitas produk dan iklan terhadap keputusan pembelian bedak Pixy?
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan salah satu bukti bahwa peneliti telah dapat menerapkan ilmu-ilmu berupa teori-teori yang didapatkan selama penulis menempuh kuliah ke dalam praktek sekaligus sebagai ajang menggali
8
tambahan pengetahuan di lapangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pemasaran terutama keputusan pembelian. 2. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penggunaan celebrity endorser, strategi iklan dan peningkatan kualitas produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi apabila ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh celebrity endorser, kualitas produk, dan iklan terhadap keputusan pembelian.