BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Bisnis semakin berkembang dan dihadapkan pada persaingan antar
perusahaan semakin ketat, membuat para perusahaan memikirkan cara untuk tetap bertahan.
Kebanyakan
perusahaan
melakukan
inovasi-inovasi
dalam
memenangkan persaingan.Terkait dengan inovasi, Heizer& Render (2011:66) menyatakan perusahaan dapat melakukan strategi-strategi antara lain : (1) better, or at least different (lebih baik atau setidaknya berbeda), (2) cheaper (lebih murah), and (3) more responsive (lebih perhatian). Dalam menjalankan strategi di atas perusahaan harus menjaga kualitas terbaik pada produk mereka, dan perusahaan juga harus mengirimkan produknya tepat waktu sesuai dengan apa yang telah dijanjikan atau yang diinginkan oleh konsumen, dengan demikian bagian produksi bertanggung jawab atas hal tersebut. Produksi merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan perusahaan untuk menghasilkan barang. Dalam kegiatannya perusahaan harus menentukan antara lain output apa yang harus dihasilkan, berapa jumlah outputnya kapan harus dilaksanakannya, yang semuanya tercakup dalam perencanaan produksi. Perencanaan produksi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Perencanaan, menurut horizon waktu bisa dibagi menjadi tiga, yaitu perencanaan jangka pendek, yang mencakup kurun waktu hingga satu tahun namun umumnya kurang dari tiga bulan;
perencanaan jangka menengah
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
mencakup kurun waktu hingga tiga tahun. dan perencanaan jangka panjang memiliki masa waktu tiga tahun atau lebih. Perencanaan jangka pendek umumnya digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja. Perencanaan jangka menengah digunakan untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana produksi.
Sementara
prerencanaan
jangka
panjang
digunakan
untuk
merencanakan produk baru, pengembangan fasilitas, serta ekspansi. Perencanaan agregat yang termasuk dalam perencanaan produksi jangka menengah, biasanya memiliki kurun waktu 3 hingga 18 bulan ke depan (Heizer dan Render 2010:148). Perencanaan agregat dilaksanakan guna menetapkan seluruh output dalam berbagai tingkatan dalam jangka waktu dekat di masa mendatang guna menghadapi permintaan (demand) yang berfluktuasi atau tidak pasti (Schroeder 2007: 254). Penyusun perencanaan agregat dimaksudkan agar kegiatan operasi perusahaan semakin efisien dalam menghasilkan output. Tujuan dilaksanakan perencanaan agregat antara lain untuk meminimumkan biaya produksi yang selanjutnya dapat memaksimumkan laba, mengoptimalkan pelayanan pihak perusahaan kepada konsumen, meminimumkan investasi yang tertanam dalam persediaan, meminimumkan perubahan dalam tingkat kerja tenaga kerja, dan memaksimalkan penggunaan fasilitas atau peralatan. Hal tersebut berkaitan dengan pemahaman bahwa biaya yang timbul dari kegiatan operasional ini merupakan salah satu dasar bagi penentuan harga jual produk. Terdapat tiga strategi yang bisa digunakan
dalam penyusunan
perencanaan agregat, yaitu 1) Chase Strategy, 2) Level Strategy dan 3) Mixed
2 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
Strategy. Menurut Haizer dan Render Chase strategy merupakan strategi perencanaan agregat yang dapat digunakan apabila perusahaan ingin meminimasi persediaan melalui pengejaran tingkat produksi yang disesuaikan dengan peramalan permintaan pada setiap bulan. Dalam strategi ini, setiap perubahan permintaan akan mengakibatkan perubahan terhadap tingkat produksi melalui jumlah tenaga kerja yang disesuaikan. Level strategy merupakan strategi yang dapat digunakan apabila perusahaan ingin mempertahankan tingkat produksi atau jumlah tenaga kerja pada tingkat yang sama selama jangka waktu perencanaan agregat. Dalam strategi ini, perusahaan beranggapan bahwa tingkat tenaga kerja yang stabil akan mengarah kepada kualitas produk yang
lebih baik, turnover
yang rendah, dan komitmen yang lebih kuat terhadap tujuan perusahaan. Mixed strategy, merupakan strategi perencanaan agregat yang mengkombinasikan dua strategi yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu chace strategy dan level strategy. Apabila perusahaan menggunakan strategi-strategi tersebut maka perusahaan dapat menentukan jumlah output yang seharusnya diproduksi sesuai dengan tingkat permintaan yang diramalkan. Kilang sagu X adalah perusahaan keluarga yang memiliki output berupa tepung sagu. Tepung sagu berasal dari batang pohon sagu. Batang pohon sagu yang dipotong menjadi potongan kecil-kecil yang biasanya disebut dengan tual sagu akan diproses lebih lanjut menjadi tepung sagu. Kilang sagu X dalam berproduksi sangat bergantung pada alam. Namun untuk mempertahankan keberlanjutan hidupnya Kilang sagu X perlu pengelolaan secara serius, yaitu melalui pelayanan yang memuaskan kepada konsumennya. Namun pada kenyataannya justru sebaliknya, Kilang sagu X seringkali
3 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
mengecewakan para konsumen. Kekecewaan terjadi ketika Kilang sagu X sering kali tidak dapat memenuhi jumlah permintaan tepung sagu dari konsumen. Hal seperti ini memperlihatkan adanya permasalahan yang berkaitan dengan produksi terutama dalam menentukan jumlah output yang harus disiapkan oleh pihak Kilang sagu X. Dengan demikian Kilang sagu X perlu melakukan penyusunan perencanaan produksi. Dalam upaya membantu penyusunan perencanaan produksi, maka sudah selayaknya dilakukan penelitian yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan Peran Perencanaan Agregat untuk Mengefisiensikan Biaya Produksi pada Kilang sagu X di Batu Ampar – Riau
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang diatas maka masalah
yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a.
Bagaimana perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan selama ini?
b.
Strategi perencanaan agregat yang mana yang sesuai digunakan oleh perusahaan?
c.
Berapa besar biaya produksi yang diperoleh perusahaan bila menggunakan perencanaan agregat?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui: 1. Perencanaan produksi yang dilakukan selama ini oleh perusahaan
4 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
2. Strategi perencanaan agregat yang cocok digunakan oleh perusahaan. 3. Besar biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bila menggunakan strategi perencanaan agregat tertentu.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dengan penelitian ini.: 1. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui secara langsung penerapan perencanaan agregat di perusahaan. Juga dapat memperbandingan antara teori yang didapatkan saat kuliah dengan kenyataan yang terjadi di perusahaan, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan/pertimbangan bagi perusahaan dalam upaya mengefisiensikan biaya produksi. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menambah wawasan tentang perencanaan agregat yang diaplikasikan pada suatu perusahaan.
5 Universitas Kristen Maranatha