BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Efektivitas kinerja saat
ini sangat
diperlukan untuk dapat
memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian kinerja memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan apakah efektivitas kinerja perusahaan telah tercapai atau belum. Penilaian kinerja juga merupakan indikator yang menunjukkan apakah strategi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Selain itu, penilaian kinerja yang diterapkan pada suatu perusahaan akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan. Sejumlah penelitian empiris memberikan dukungan terhadap konsep yang dikemukakan Locke (1968) yang menyatakan bahwa penetapan tujuan secara jelas, spesifik, dan terukur merupakan salah satu cara untuk memotivasi. Hal ini berhubungan dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Jika perusahaan ingin tujuannya tercapai, maka seharusnya terdapat arahan yang jelas kepada karyawan mengenai apa yang harus mereka lakukan dan perilaku kerja seperti apa yang diharapkan perusahaan. Untuk itu, diperlukan adanya suatu penilaian kinerja yang tepat, jelas, terukur, dan objektif agar karyawan termotivasi di dalam memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.
1
Sistem penilaian kinerja tradisional menjadikan ukuran keuangan adalah satu-satunya indikator dalam penilaian kinerja. Hal ini dirasa kurang tepat untuk merepresentasikan kinerja manajer atau unit bisnis secara keseluruhan dan dapat menimbulkan bias dalam penilaian. Manajer menjadi hanya terpacu untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik dengan mengesampingkan kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan. Lipe et al. (2000) menyatakan bahwa jumlah faktor penting yang tepat agar tidak menimbulkan bias untuk digunakan sebagai dasar penilaian kinerja adalah empat perspektif. Hal ini selaras dengan pernyataan Kaplan dan Norton (1996), bahwa bukan hanya perspektif finansial saja, namun perspektif pelanggan, bisnis internal, dan pertumbuhan pembelajaran juga perlu menjadi perhatian. Hal ini diterapkan pada sistem penilaian kinerja berbasis Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah sistem penilaian kinerja yang diharapkan dapat membantu meningkatkan komitmen unit bisnis perusahaan dalam menjalankan strategi dan upaya mencapai target. Balanced Scorecard membantu perusahaan tidak hanya berfokus pada tujuan jangka pendek, tetapi juga tujuan jangka panjang perusahaan baik dari segi finansial dan nonfinansial. Brewer (2005) menyatakan bahwa alat pengukuran digunakan untuk melakukan perbaikan kinerja dan menjadi sistem pengukuran bagi manajer dan unit divisi. Perusahaan yang menerapkan Balanced
2
Scorecard memiliki keselarasan antara indikator penilaian kinerja dengan strategi perusahaan (strategy link). Hal ini memberikan informasi secara jelas dan mengurangi ambiguitas karyawan di tempat kerja mengenai tindakan yang harus mereka lakukan di tempat kerja. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi. Tujuan penilaian kinerja adalah agar perusahaan dapat mencapai visi perusahaan
dan
mempengaruhi
perilaku
karyawan.
Sehingga,
mempelajari dampak dari sistem penilaian kinerja seperti Balanced Scorecard merupakan hal yang penting. Lau dan Sholihin (2005) telah melakukan penelitian yang menganalisis hubungan antara perspektif di dalam penilaian kinerja, baik finansial maupun nonfinansial, terhadap perilaku karyawan, dalam hal ini kepuasan kerja. Objek di dalam penelitian
tersebut
adalah
perusahaan-perusahaan
manufaktur
di
Indonesia. Mengacu pada penelitian Lau dan Sholihin (2005) tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan pengujian pada objek yang berbeda, yaitu perbankan. Bisnis perbankan saat ini menghadapi persaingan ketat di dalam penawaran produk dan jasa yang mereka tawarkan. Semakin banyaknya jumlah kantor bank (2633 kantor bank pada tahun 2009, 2902 kantor bank pada tahun 2010, 2099 kantor bank pada tahun 2011, dan 3202 kantor bank pada tahun 2012) merupakan salah satu indikator bahwa bisnis bidang perbankan berkembang pesat dari waktu ke waktu (www.bi.go.id).
3
Bank BTN adalah bank milik negara berbentuk perseroan terbatas yang tidak hanya melayani kebutuhan umum nasabah seperti bank lainnya, tetapi juga berfokus pada perkreditan perumahan. Pada tahun 2012, Bank BTN memperoleh penghargaan Corporate Image Awards dari lembaga internasional Blomberg Businessweek Indonesia, 10 besar bank yang meraih Best Bank Service Excellence, Consumer Banking Excellence Award, dan mendapatkan Golden Trophy dari Biro Riset Info Bank atas kinerja keuangannya yang sangat bagus. Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai pengaruh penilaian kinerja berdasarkan konsep Balanced Scorecard yang telah diterapkan bank BTN terhadap perilaku kerja karyawan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang sangat baik tersebut. Bank BTN memiliki 72 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga penelitian berfokus pada salah satu kantor cabang, yaitu Yogyakarta. Di bank BTN Cabang Yogyakarta, terjadi peningkatan permintaan KPR yang cukup tinggi dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 29,45% dari tahun 2011 ke tahun 2012. Selain itu, Bank BTN Cabang Yogyakarta memiliki rasio keuangan yang cukup baik, yaitu NPL 3,26%, CAR 16,47%, dan ROE 16,67%. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menguji bagaimana pengaruh sistem penilaian kinerja berdasarkan konsep Balanced Scorecard (dilihat dari perspektif keuangan, nonkeuangan, dan keselarasannya dengan strategi perusahaan)
4
yang diterapkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Yogyakarta terhadap kepuasan kerja karyawan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah : 1.
Apakah
penilaian
kinerja
berdasarkan
perspektif
keuangan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? 2.
Apakah penilaian kinerja berdasarkan perspektif nonkeuangan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?
3.
Apakah penilaian kinerja yang selaras dengan strategi perusahaan (strategy link) berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui pengaruh penerapan Balanced Scorecard (dilihat dari perspektif keuangan dan nonkeuangan) terhadap kepuasan kerja karyawan.
2.
Mengetahui pengaruh penerapan Balanced Scorecard yang selaras dengan strategi perusahaan terhadap kepuasan kerja karyawan.
5
1.4
Manfaat Penelitian 1.
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan pengaruh sistem penilaian kinerja berdasarkan Balanced Scorecard terhadap perilaku kerja karyawan.
2.
Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam mengevaluasi penerapan Balanced Scorecard, khususnya yang diterapkan di dunia perbankan.
1.5
Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori, metoda penelitian, analisis data, dan penutup. Bab I
: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II
: Tinjauan Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Bab ini membahas teori-teori serta landasan mengenai topik penelitian, yaitu analisis kepuasan kerja berdasarkan perspektif Balanced Scorecard. Bagian ini juga membahas pengembangan hipotesis penelitian.
6
Bab III : Metoda Penelitian Bab ini berisi tentang desain penelitian, jenis dan sumber data, dan metoda pengumpulan data. Bab IV: Pembahasan Bab ini merupakan bagian pembahasan analisis data yang merupakan hasil dari data-data yang telah dikumpulkan dan diolah. Bab V: Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, bagian ini juga membahas berbagai hambatan yang
dihadapi
selama
proses
penelitian,
pengembangan penelitian selanjutnya.
7
serta
usulan
untuk