BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perjalanan masa lalu yang kelam yang terjadi di industri perbankan Indonesia telah banyak terjadi yaitu kasus kecurangan atau gagalnya bank di masa lalu. Kasus pembobolan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tahun 1996 sebesar Rp 1,5 triliun oleh Edy Tanzil. Krisis perbankan nasional pada 1998. Industri perbankan selama tahun 1998 begitu hiruk-pikuk. Antrean panjang nasabah menyambut industri perbankan awal tahun 1998. Mereka benarbenar telah menempatkan kepercayaan pada bank di bawah telapak kaki. Kemudian pada era reformasi 2002 – 2004 juga berlanjut beberapa fraud perbankan yang menonjol. Antara lain, kasus cessie Bank Bali sebesar Rp 500 miliar, kasus L/C bodong Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 1.200 triliun, kredit-kredit macet Bank Mandiri. Pada era 2004 – 2008 dikagetkan dengan penutupan beberapa bank, antara lain Bank Global, Bank Asiatic, dan Bank Dagang Bali (BDB) karena salah urus sampai dengan beberapa kasus kredit fiktif di bank badan usaha milik Negara (BUMN) dan bailout Bank Century. Kasus Bank Century yang terjadi antara tahun 2008 – 2010 yang melibatkan banyak pihak. Secara garis besar bank yang merupakan hasil merger dari tiga bank
1
2
swasta ini menjadi korban perampokan dari para pemilik bank tersebut. Selanjutnya Bank Indonesia menyatakan bahwa Bank Century dianggap bank gagal, dan mengusulkan langkah penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Langkah penyelamatan ini turut menyeret Komisaris Jenderal Susno Duadji. Meskipun kasus Century sampai saat ini belum selesai namun memiliki dampak mosi tidak percaya terhadap sistem perbankan Indonesia yang akan memberikan dampak terhadap harga saham di bursa efek. Namun kasus perbankan tidak hanya berhenti disitu saja, perbankan di Indonesia sudah banyak diwarnai dengan beragam kasus perbankan, mulai dari pembobolan dana nasabah, korupsi, penggelapan, dan penipuan yang hampir kebanyakan dilakukan oleh oknum dan pejabat bank itu sendiri, hal ini bertentangan dengan konsep suatu bank yang menjamin rasa aman dan kepercayaan terhadap para nasabahnya. Contoh kasus yang terjadi di Bank Citibank. Kasus Citibank terjadi dan mulai terkuak pada Maret 2011, kasus ini bermula ketika pihak Citibank mendapat aduan dari tiga nasabahnya terkait dana nasabah yang hilang. Kasus pembobolan dana nasabah Citibank senilai Rp 40 miliar dilakukan oleh Inong Malinda alias Melinda Dee yang menjabat Relationship Manager Citigold di bank tersebut. Pembobolan dana tersebut juga melibatkan teller Citibank. Kecurangan yang dilakukan oleh satu bank akan memberikan efek domino terhadap bank-bank yang lain. Kasus-kasus perbankan yang telah disebut sudah
3
tentu merugikan banyak pihak mulai dari nasabah, pelaku pasar hingga pemegang saham. Kondisi ini tak pelak membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan akan terkikis dan tidak menutup kemungkinan merosot ke titik paling rendah. Terlebih kasus yang dialami oleh suatu bank akan mempunyai pengaruh negatif terhadap perusahaannya dan akan berimbas kepada harga saham bank tersebut. Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama yang mendasari para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasi pada perusahaan. Harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan. Investasi tentu sangat diperlukan oleh suatu perusahaan karena investasi tersebut digunakan untuk tujuan perusahaan yaitu kelangsungan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang dan pengembangan atau perluasan usaha. Industri perbankan oleh beberapa ahli ekonomi dianggap sebagai industri yang memerlukan perhatian khusus karena dianggap mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal perbankan dan merupakan bagian integral dari sistem pembayaran. Sifat perbankan yang merupakan bagian dari sistem pembayaran tersebut mengakibatkan timbulnya pandangan bahwa permasalahan di industri perbankan dapat menyebabkan efek negatif terhadap perekonomian yang dampaknya jauh lebih besar daripada efek negatif karena kejatuhan suatu perusahaan biasa. Dalam hal ini, kekhawatiran yang timbul adalah efek bola salju dari kejatuhan suatu bank yang menyebabkan jatuhnya bank dan
4
perusahaan-perusahaan lain yang memiliki hubungan bisnis dengan bank tersebut. Industri perbankan memainkan peranan penting dalam perekonomian yaitu sebagai lembaga finansial yang menyalurkan dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana ke perusahaan yang memerlukan dana untuk pengembangan usahanya Harga saham merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara umum. Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor dan juga sebaliknya. Oleh karena itu investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak. Dari eksternal perusahaan berhubungan dengan kondisi perekonomian, kebijakan pemerinta, . tingkat inflasi, tingkat suku bunga serta kondisi politik suatu negara. Sedangkan dari internal perusahaan berhubungan dengan kinerja fundamental keuangan dari perusahaan, tingkat keuntungan yang diperoleh dan corporate action yang dilakukan oleh perusahaan. Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di lantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Berikut pergerakan kinerja saham perbankan kurun waktu 2008 – 2012 yang penulis sajikan dalam tabel dan grafik berikut :
5
Tabel. 1.1. Kinerja Saham Harga
2008
2009
2010
2011
2012
BBCA
3250
4850
6400
8000
9100
BBRI
2287
7650
10500
6750
6950
BDMN
3100
4550
5700
4100
5650
BMRI
2025
4700
6500
6750
8100
BBNI
680
1980
3875
3800
3700
Kinerja Saham 12000
Harga Saham
10000 BBCA
8000
BBRI
6000
BDMN 4000
BMRI BBNI
2000 0 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Diolah Penulis
Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Kinerja Saham
Dalam kurun waktu 2008 – 2012 pergerakan harga saham perbankan yang diwakili oleh lima bank yaitu Bank BCA, Bank BRI, Bank Danamon, Bank Mandiri, dan Bank BNI terlihat dalam grafik di atas menunjukkan di tahun 2008 harga saham berada pada harga Rp 3250,-. Harga saham BBCA berada diatas
6
harga saham-saham emiten BBRI dengan harga saham Rp 2287, BDMN di harga saham Rp 3100, BMRI dengan harga saham Rp 2025 dan BBNI di harga saham Rp 680,-. Kinerja harga saham pada tahun 2009 menunjukkan perkembangan yang cukup baik dibanding tahun 2008 dimana krisis keuangan global bergejolak di tahun 2008. Rentang waktu 2010 – 2012 kenaikan harga saham terjadi pada emiten
BBCA dan BMRI, terlihat BBCA dan BMRI menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik dilihat dari kenaikan harga saham dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk BBRI, BDMN dan BBRI kenaikan harga saham tidak terjadi secara konsisten tetapi berfluktuasi. Tahun 2010 harga saham mengalami kenaikan tetapi di tahun 2011 harga saham mengalami penurunan. Tahun 2012 kinerja saham emiten BBRI, BDMN, dan BBRI menunjukkan kinerja perusahaan yang positif yang berdampak pada kenaikan harga saham. Fluktuasi saham bank sangat rentan dengan isu-isu financial. Perubahan suku bunga, kebijakan bank sentral Amerika (FED) kebijakan Bank Indonesia dan kinerja keuangan emiten. Indikator makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah tingkat suku bunga. Secara teori, tingkat bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif. Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi. Terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan
7
memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas . Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham1. Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Tingkat suku bunga yang meningkat akan meningkatkan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Disamping itu, tingkat suku bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito.2 Informasi mengenai kinerja perusahaan diperoleh investor melalui analisis terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Baik buruknya kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi investor dalam menentukan pembelian saham perusahaan. Tentunya investor akan menjatuhkan pilihannya pada saham yang memiliki saham yang memiliki reputasi yang baik karena investor ingin memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu 1
Sugeng Raharjo, Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan, Vol 18 No. 13, 2010, n.p 2 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta, 2010, p.343
8
sesuai dengan tujuannya, begitu pula di industri perbankan yang memerlukan kepercayaan yang tinggi oleh masyarakat guna mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan bisnisnya. Ketentuan tingkat kinerja bank dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.3 Kinerja keuangan pada perusahaan perbankan dapat dinilai dengan menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya
digunakan
aspek
penilaian
permodalan,
aset,
management,
profitabilitas dan likuiditas, yang mengacu pada Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank dan Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Kelima aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Permodalan merupakan indikator yang penting dalam bisnis perbankan karena kecukupan modal industri perbankan memiliki ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter yaitu bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% , begitu pula rentabilitas atau profitabilitas juga merupakan
faktor
yang
sangat
penting,
terutama
berkaitan
dengan
kesinambungan dan stabilitas bisnis perbankan. Rentabilitas bisnis perbankan 3
Sendi Gusnandar Arnan dan Shinta Desi Herawati, Pegnaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi pada Sub SEktor Perbankan di BEI), Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 7 No. 2, Januari, 2011, p. 126
9
adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk mendapatkan laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. Salah satu rasio keuangan yang umum digunakan oleh investor sebelum membuat keputusan investasi yang berkaitan dengan rentabilitas yaitu ROE. ROE merupakan rasio yang menunjukkan laba yang dihasilkan perusahaan dibanding modal yang disetorkan pemegang saham untuk mengukur tingkat pengembalian investasi. Berbagai penelitian mengenai pengaruh tingkat suku bunga, CAR dan ROE terhadap harga saham telah banyak dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Irhan Fauzi Lubis memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham sedangkan nilai tukar memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Secara simultan tingkat suku bunga dan nilai tukar secara bersama-sama mempengaruhi harga saham.4 Penelitian yang dilakukan oleh Yopi Atul Improh Atik dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa inflasi mempunyai hubungan positif dan searah dengan harga saham sedangkan nilai tukar dan suku bunga SBI mempunyai hubungan negatif dan berlawanan dengan harga saham perbankan. Secara simultan Inflasi, Nilai
4
Irhan Fauzi Lubis, Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perbankan di BEI, Magister Manajemen, Universitas Terbuka, Jakarta 2010
10
Tukar dan Suku Bunga SBI memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan.5 Penelitian yang dilakukan oleh Izzati Ampeningrum dan Robby Suryawan Agung dengan hasil penelitian bahwa secara parsial tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan.6 Penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Raharjo dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa secara parsial inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham, nilai tukar dan suku bunga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan inflasi, nilai tukar dan suku bunga memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.7 Penelitian yang dilakukan oleh Yulimel Sari memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham.8 Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Raymundus Parulian Sihotang yang memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rasio ROE 5
Yopi Atul Improh Atik, Pengaruh, Indlasi, Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Fakulats Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012. 6 Izzati Ampeningrum dan Robby Suryawan Agung, Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi terhadap Perubahan Harga Saham Sub Sektor Perbankan di BEI, Proceeding PESAT (Psikologim Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Sipil) Universitas Gunadarma-Depok 18-19 Oktober 2011, Vol. 4, 2011, p. 164. 7 Sugeng Raharjo, op.cit, n.p 8 Yulimel Sari, Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI), Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, 2013,p. 19
11
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pergerakan harga saham sedangkan rasio lainnya, yaitu rasio NPM dan ROA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.9 Penelitian yang dilakukan oleh Amanda WBBA dan Wahyu Ario Pratomo menyebutkan bahwa secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.10 Penelitian yang dilakukan oleh Fariz Abdullah dan L. Suryanto dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa variabel CAR, ALR, NPM, dan ROA secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham dengan signifikan. Secara simultan variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap harga saham dengan signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin sehat kondisi dan meningkatnya kinerja bank berimplikasi kepada naiknya harga saham.11 Penelitian yang dilakukan oleh Anita Ardiani dengan hasil penelitian tersebut yang menyebutkan bahwa secara parsial CAR,RORA dan LDR
9
Hartono dan Raymundus Parulian Sihotang, Analisis Hubungan Profitabilitas dengan Pergerakan Harga Saham pada Sektor Usaha Perbankan di BEI, Journal of Applied Finance and Accounting 2(2), Binus Business School, 2008. 10 Amanda WBBA dan Wahyu Ario Pratomo, Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ 45, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1, No. 3, Februari 2013, p. 216 11 Faris Abdullah dan L. Suryanto, Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Camel sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol 1 No. 2, 2004, p.7
12
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan untuk ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan.12 Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Purwasih yang memperoleh hasil penelitian tersebut yang menyebutkan bahwa secara parsial RORA dan ROA berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham sedangkan untuk CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR memiliki pengaruh terhadap harga saham.13 Penelitian yang dilakukan oleh Sendi Gusnandar Arnan dan Shinta Dewi Herawati dengan hasil penelitian tersebut yang menyebutkan bahwa secara parsial CAR, RORA, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan. Secara simultan variabel CAR, RORA, BOPO, ROA, LDR dan NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan.14 Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh faktor faktor internal dan eksternal perusahaan perbankan dengan menggunakan variabel tingkat suku bunga, CAR dan ROE terhadap pergerakan harga saham. Seperti diketahui fluktuasi saham bank sangat rentan dengan isu 12
Anita Ardiani, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007 13 Ratna Purwasih, Pengaruh CAMEL terhadap Perubahan Harga Saham Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010 14 Sendi Gusnandar dan Shinta Dewi Herawati,op.cit., p. 150-151
13
isu financial Industri perbankan dijadikan sebagai objek penelitian karena perbankan merupakan lembaga intermediasi yang memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Perbankan mempunyai fungsi utama sebagai intermediasi, yaitu penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada sektor-sektor riil untuk menggerakkan pembangunan dan stabilitas perekonomian sebuah negara. Dalam hal ini, bank menghimpun dana dari masyarakat berdasarkan asas kepercayaan dari masyarakat. Apabila masyarakat percaya pada bank, maka masyarakat akan merasa aman untuk menyimpan uang atau dananya di bank. Dengan demikian, bank menanggung risiko reputasi atau reputation risk yang besar. Bank harus selalu menjaga tingkat kepercayaan dari nasabah atau masyarakat agar menyimpan dana mereka di bank. Periode pengamatan dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian yang kemudian akan dituangkan hasilnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “ PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO), DAN ROE (RETURN ON EQUITY) TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
14
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah, sebagai berikut: a.
Harga saham bank berfluktuasi dan rentan terhadap isu-isu financial
b.
Ada kaitan antara tingkat suku bunga dengan harga saham
c.
Kecukupan modal atau CAR (Capital Adequacy Ratio) minimal ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d.
2.
Ada kaitan antara Return On Equity (ROE) dengan harga saham
Pembatasan Masalah Penelitian skripsi ini dibatasi pada : a.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012.
b.
Variabel yang diteliti mencakup pengaruh antara tingkat suku bunga, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham.
15
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh antara variabel tingkat bunga, CAR, ROE terhadap harga saham
perbankan di Bursa Efek Indonesia 2008 – 2012 secara
parsial?. 2. Apakah ada pengaruh antara variabel tingkat bunga, CAR, ROE terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia 2008 – 2012 secara simultan?.
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel tingkat bunga, CAR, ROE terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia 2008 – 2012 secara parsial. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel tingkat bunga, CAR, ROE terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia 2008 – 2012 secara simultan.
16
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan di dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham perbankan . 3. Bagi Akademisi Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
17
6. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan skripsi ini dan pembahasannya agar mengarah pada sasarannya , maka penulis membatasi menjadi enam bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan landasan-landasan teoritis yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan digunakan oleh penulis sebagai acuan perbandingan dalam membahas masalah yang ada, baik dalam tinjauan pustaka dan kerangka pemikirian yang semuanya terfokus pada Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini terbagi menjadi beberapa tahap penelitian, yaitu tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan definisi operasional variabel.
18
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi profil perusahaan yang isinya mengenai sejarah singkat perusahaan, kegiatan operasional serta komposisi pemegang saham emiten.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini seluruh proses penelitian dan hasilnya akan dijelaskan secara rinci, hasil pengolahan data secara komputerisasi akan dianalisis.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan dan sekaligus sebagai bab penutup.