UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Islam melihat adanya kewajiban untuk memperbaiki dan mentarbiyah akhlak
perempuan dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Islam juga menganjurkan para bapak dan para wali perempuan untuk melakukan hal ini dan menjanjikan bagi mereka pahala besar dari Allah, serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih jika mereka menelantarkannya. Diantara didikan yang baik adalah memberikan pendidikan sesuai dengan keberadaan perempuan di tengah masyarakat, sesuai dengan profesi keilmuannya, dan sesuai dengan hakikat perempuan itu sendiri. Dalam hadits Bukhari dikatakan, Rasulullah saw, bersabda, “sebaik-baik perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.” Banyak perempuan terdahulu yang menjadi gudang ilmu, keutamaan, dan fiqih dari dien Allah. Sedangkan selain hal diatas, dari ilmu-ilmu yang tidak dibutuhkan oleh perempuan, maka itu sia-sia dan tiada guna. Perempuan tidak perlu akan hal itu, lebih baik ia menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Di antara misi dakwah juga adalah kesadaran bahwa perempuan adalah setengah masyarakat, sebagaimana dikatakan, perempuan da’iyah adalah sebuah pondasi. Sungguh saat ini begitu banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat kita, bahkan di negara kita. Oleh karena itu perempuan yang merupakan bagian dari masyarakat juga harus ikut serta dalam memecahkan persoalan yang ada. Di Indonesia tercatat lebih dari 50% jumlah penduduk adalah perempuan. Kedudukan perempuan di dalam keluarga dan lingkungan sosial sangat perlu untuk dipertimbangkan. Perempuan diharapkan dapat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat memberikan pelatihan khusus pada perempuan. Upaya ini dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan menghapus segala bentuk kekerasan dan sikap diskriminatif terhadap perempuan.
CHAIRUNNISA (090406039)
1 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
Perjuangan pemberdayaan perempuan telah berlangsung dari dahulu. Indonesia sejak dulu telah memiliki sosok pejuang perempuan, R. A. Kartini (18791904). Kartini berpendapat bahwa bila perempuan ingin maju dan mandiri, maka perempuan harus mendapat pendidikan. Kartini selama ini kita kenal sebagai seorang pejuang emansipasi perempuan, terutama di bidang pendidikan. Kartinilah yang membangun pola pikir kemajuan, dengan cara menggugah kesadaran orangorang sejamannya, bahwa kaum perempuan harus bersekolah. Tidak hanya di Sekolah Rendah, melainkan harus dapat meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi, sejajar dengan saudara-saudaranya yang laki-laki1. Dewasa
ini,
perjuangan
pemberdayaan
perempuan
telah
mulai
membuahkan hasil. Beberapa keberhasilan pemberdayaan perempuan menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2006, adalah pada bidang pendidikan angka melek aksara perempuan meningkat dari 86,8 % (tahun 2004) menjadi 89,3 % dan angka partisipasi sekolah (APS) perempuan di berbagai bidang jenjang pendidikan juga meningkat, di bidang kesehatan angka kematian ibu melahirkan berhasil diturunkan meskipun angkanya masih tinggi, yaitu 307 per 100.000 tahun kelahiran baru. Namun demikian masih adanya permasalahan pemberdayaan perempuan, yaitu masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, tinggi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak. Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, penduduk yang memiliki berbagai potensi SDA dan SDM yang heterogen. Heterogenitas itu dapat dilihat baik dari suku bangsa, bahasa, strata ekonomi, tingkat pendidikan, status sosial maupun agama. Di Sumatera Utara terdapat jumlah perempuan sebesar 50,1% dari jumlah total penduduk Sumatera Utara. Kondisi perempuan di Sumatera Utara menurut Biro Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sumatera Utara, yakni dalam bidang pendidikan angka buta aksara perempuan pada tahun 2010 adalah 4,34 % sedangkan laki-laki 1,54 % dan angka partisipasi sekolah perempuan telah mengalami peningkatan yakni 95,35 % lebih rendah dibandingkan laki-laki 97,84 %.
1
http://www.setneg.go.id
CHAIRUNNISA (090406039)
2 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
Dalam bidang kesehatan, kondisi gizi balita masih dikategorikan buruk khususnya di daerah terpencil2. Menurut Siti (2011) dalam bukunya, Panduan Program Persaudaraan Muslimah, Salimah berdiri karena dilatarbelakangi oleh kondisi perempuan saat ini, yakni tingginys tingkat kekerasan terhadap perempuan dan rendahnya rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan. Saat ini Salimah cabang Medan belum mempunyai tempat yang tetap untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan perempuan, sehingga untuk melaksanakan kegiatannya harus menyewa berbagai tempat. Sehingga diperlukan suatu tempat untuk pusat kegiatan-kegiatan Salimah Medan. Pusat Salimah Sumatera Utara merupakan suatu wadah yang dapat memberikan informasi, pendidikan, pelatihan terhadap perempuan sehingga dapat dijadikan modal dalam melanjutkan atau membuka usaha mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga. Perempuan muslimah dituntut untuk berdakwah sebagaimana hal nya laki-laki mukmin. Perempuan muslimah sebaiknya mencurahkan segala kesungguhan sesuai dengan yang dia mampu dalam berdakwah di jalan Allah. Apabila dakwah itu beraneka macam bentuknya antara ilmu dan taklim, nasihat dan bimbingan-bimbingan, atau menanamkan agama dalam setiap jiwa. 1.2.
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah :
Menyediakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup perempuan khususnya muslimah di Sumatera Utara dalam bidang
pendidikan, keterampilan, dan ekonomi.
Sumatera Utara.
Menyediakan wadah untuk pusat informasi dan kegiatan muslimah di
Memberi peluang bagi muslimah yang ingin berkreasi di bidangnya.
Tujuan dari objek Pusat Salimah Sumatera Utara ini adalah pelayanan : a) Kegiatan Perekonomian. b) Kegiatan Konseling dan Dakwah. c) Kegiatan Pengembangan Minat dan Bakat, antara lain :
2
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=12&wilayah=Sumatera%20Utara
CHAIRUNNISA (090406039)
3 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA) Kegiatan Tata Busana. Kegiatan Tata Boga.
Kegiatan Ketrampilan.
Kegiatan Bimbingan Pra Nikah. Kegiatan Kecantikan d) Kegiatan Pelayanan Butik.
Salon khusus Muslimah. Cafetaria. 1.3.
Perumusan Masalah Merencakan sebuah wadah khusus muslimah pada umumnya mempunyai
standar-standar perencanaan yang perlu diperhatikan dan diperlukan studi banding. Dari rumusan-rumusan yang ada, masalah yang akan dihadapi adalah :
Hal-hal prinsipil apa yang membedakan fasilitas khusus perempuan dengan fasilitas umum yang tidak berorientasi gender. Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif menurut sirkulasi proses untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi perempuan untuk menjaga privasi para perempuan khususnya
muslimah. Konsep-konsep Arsitektur Metafora yang bisa menjadi representasi dari nilai kebaikan muslimah.
1.4.
Metode Pendekatan Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam
proses perencanaan dan perancangan pusat pelatihan dan pendidikan perempuan ini dilakukan berbagai : 1. Pendekatan Fungsi :
Menyediakan suatu wadah yang dapat memenuhi kebutuhan para muslimah
akan
kegiatan
yang
dapat
meningkatkan
dan
mengembangkan kualitas hidup muslimah di Sumatera Utara dalam
bidang pendidikan, keterampilan, dan ekonomi yang Islami. Menyediakan ruang interaksi sosial.
CHAIRUNNISA (090406039)
4 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
2. Pendekatan Desain
Mendalami dan mengetahui kebutuhan para perempuan. Merancang bangunan yang menerapkan nilai-nilai arsitektural Metafora pada berbagai bagian pada kompleks bangunan Pusat
Salimah Sumatera Utara ini. Menciptakan desain ruang yang dapat mencerminkan identitas muslimah.
3. Pendekatan Persyaratan Umum
Pemilihan lokasi tapak yang cukup strategis sebagai Pusat Salimah Sumatera Utara. Pengolahan tapak, penataan ruang dalam dan luar. Integrasi fungsi di dalam bangunan dan tapak terhadap lingkungan wilayah kota.
4. Pengumpulan Data
Mencari studi banding dalam memperoleh data-data dan gambaran akan bagaimana sebuah pusat pelatihan perempuan dan program apa
saja yang disediakan. Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan standar-standar arsitektur dalam perencanaan sebuah pusat pelatihan perempuan dan tema Arsitektur Metafora.
1.5.
Lingkup dan Batasan Proyek Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini
adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Salimah Sumatera Utara. Lingkup pembahasan yang akan digunakan adalah:
Menelusuri kegiatan yang dilakukan
dalam sebuah pusat pelatihan
perempuan. Menelusuri kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas utama dan fasilitas pendukung untuk pusat pelatihan perempuan khusunya bagi para muslimah dan perempuan lainnya.
CHAIRUNNISA (090406039)
5 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA) Bagaimana hubungan antar kegiatan perempuan di dalam bangunan dengan bentukan ruang dan massa yang fungsional. Batasan- batasan dalam merencanakan Pusat Salimah Sumatera Utara adalah:
Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah fasilitas pada sebuah pusat pelatihan perempuan dan kaitannya dengan aktifitas yang akan dilakukan. Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini, yaitu Arsitektur Metafora. Menerapkan Arsitektur Metafora ke dalam sebuah Pusat Salimah Sumatera Utara ini.
1.6.
Asumsi Asumsi-asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut :
Asumsi tapak yang terutama berkaitan dengan kondisi dan topografi. Pemilik proyek yang diasumsikan adalah organisasi pemberdayaan perempuan “Salimah”. Asumsi-asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan penentuan besaran ruang untuk
mewadahi kegiatan tertetu. Asumsi pengguna (user) dari fungsi-fungsi bangunan.
CHAIRUNNISA (090406039)
6 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
1.7.
Kerangka Berfikir
Tabel 1.1. Kerangka Berfikir JUDUL PROYEK dan TEMA Judul Proyek
: Pusat Salimah Sumatera Utara
Tema
: Arsitektur Metafora
LATAR BELAKANG -
Kondisi perempuan di Indonesia. Maraknya kekerasan terrhadap perempuan. Pentingnya pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarganya.
MAKSUD dan TUJUAN
Feed back
-
Menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang lengkap dan memadai bagi para perempuan. Turut mempromosikan keterampilan kepada masyarakat, sehingga membangkitkan minat wirausaha pada muslimah dalam meningkatkan kualitas diri.
PERMASALAHAN -
Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur Metafora. Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna.
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING -
Fasilitas musllimah. Kajian tema dengan bentuk bangunan.
PENGUMPULAN DATA -
Studi literatur. Studi banding. Studi pustaka.
STUDI SITE -
Ukuran site. Peraturan Pemerintah Sempadan bangunan Batas bangunan. Potensi.
v ANALISA -
Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa matahari, vegetasi, view dari dan ke site, vegetasi Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang Analisa penerapan struktur pada bangunan.
v KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, Peraturan Pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan
v DESAIN Sumber : Olahan Data Primer
CHAIRUNNISA (090406039)
7 Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PUSAT SALIMAH SUMATERA UTARA (ARSITEKTUR METAFORA)
1.8.
Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek. Bab 3 Elaborasi Tema Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyek ini. Bab 5 Konsep Perancangan Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan.
CHAIRUNNISA (090406039)
8 Universitas Sumatera Utara