BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Anestesi merupakan prosedur yang dilakukan untuk mematikan rasa, baik rasa nyeri, takut, dan rasa tidak nyaman yang lain sehingga pasien merasa nyaman serta menjaga dan mempertahankan hidup pasien selama masih dalam pengaruh obat anestesi. Anestesi harus dilakukan saat seseorang akan menjalankan operasi atau prosedur infasif lain ke dalam tubuh. Tidakan anestesi meliputi pemberian tiga komponen, yaitu: analgesik, hipnotik, dan
relaksasi
anestesi
ini
kesadaran,
(Mangku akan
tidak
&
Senapathi
menyebabkan
merasakan nyeri,
2010).
pasien serta
Tindakan
kehilangan tidak
dapat
bergerak karena lumpuh otot. Akan tetapi kondisi sedasi tidak selalu terjadi setelah dokter memberikan hipnotik pada pasien. Terkadang, kesadaran pasien masih ada atau pasien
tersadar
saat
intraoperatif.
Kondisi
ini
dinamakan awareness intraoperatif. Awareness didefinisikan sebagai ingatan eksplisit kejadian-kejadian
yang
dilakukan
pasien
anestesi
ketika (Davidson
terjadi
2007).
berada Saat
pada di ini
saat bawah
operasi pengaruh
awareness
sedang
1
menjadi isu yang banyak diteliti oleh pakar-pakar baik mengenai kejadiannya, faktor risiko, monitoring, dan lain-lain,
karena
awareness
merupakan
salah
satu
komplikasi intraoperatif yang dapat menimbulkan efek jangka pendek maupun jangka panjang bagi pasien yang mengalaminya. Beberapa awareness
pakar
yang
penelitian
berbeda-beda.
menemukan Sandin
et
kejadian al(2000)
menemukan kejadian awareness pada pasien dewasa yang tidak adalah
menggunakan 0,1%.
awareness
di
Sedangkan
Xu
obat
Ross
et
et
memblok
al(2009)
pelayanan L
yang
menemukan
tersier
al(2009)
neuromuskuler kejadian
adalah
0,0065%.
melaporkan
kejadian
awareness intraoperatif selama anestesi umum di China adalah 0,6%. Perbedaan angka kejadian ini dikarenakan definisi dan metode yang digunakan untuk mengevaluasi awareness pada berbagai penelitian yang berbeda-beda. Angka kejadian yang terlaporkan ini kemungkinan besar jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kejadian yang sesungguhnya terjadi. Karena pasien-pasien jarang melaporkan kejadian awareness yang dirasakannya atau tidak adanya evaluasi dari dokter atau tenaga medis lain di tempat pelayanan kesehatan tersebut (Ross et al. 2009). Banyak kasus awareness yang tidak terdeteksi
2
karena
evaluasi
awareness
pada
pasien-pasien
post
anestesi ini sering sekali luput dari perhatian dokterdokter anestesi di rumah sakit. Kejadian
awareness
intraoperatif
pada
pasien
pediatrik juga bervariasi. McKie dan Thorpe (1973) dari Rumah
Sakit
Anak
Royal,
Melbourne,
mendapatkan
data
kejadian awareness pada pasien pediatrik di rumah sakit tersebut
adalah
5%.
Bonke
et
al(1992),
Kalff
et
al(1995), dan Rich et al(1999) tidak menemukan adanya awareness pada penelitian mereka. Sedangkan Lopez et al(2007)
mendapatkan
kejadian
awareness
pada
penelitiannya mencapai 2,7%. Dari penelitian-penelitian ini,
kejadian
tinggi
awareness
daripada
pasien
pada
pasien
dewasa.
pediatrik
Walaupun
metode
lebih yang
digunakan berbeda-beda, diperkirakan kejadian awareness intaoperatif yang sesungguhnya pada pasien pediatrik lebih
besar
dibanding
angka-angka
ini.
Hal
ini
dikarenakan keterbatasan metode yang digunakan untuk mengevaluasi awareness pada pasien pediatrik yang harus menyesuaikan dengan kemampuan kognitif dan memori anak (Davidson 2007). Walaupun kejadian awareness yang dilaporkan pada pasien dewasa dan pediatrik tergolong rendah, pasien yang mengalami awareness mengungkapkan bahwa awareness
3
adalah pengalaman yang paling buruk di kehidupan mereka (Pomfrett
1999).
Awareness
menjadi
pengalaman
yang
membuat trauma pasien yang mengalaminya, kurang lebih sepertiga
pasien
mengalami
psikologis
jangka
panjang
(Samuelsson
et
al.
2007).
serangkaian karena
Bahkan
dampak
kejadian beberapa
ini pasien
menderita gejala yang parah dan menetap seperti post traumatic stress disorder yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien (Leslie et al. 2010). Dampak
awareness
beberapa
penelitian
Davidson,
dan
Lopez
pada
pasien
masih menemukan
pediatrik
berbeda-beda. dalam
dalam McKie,
penelitiannya,
kebanyakan anak-anak melaporkan kejadian awareness yang dialaminya tanpa adanya tanda-tanda perasaan menderita dan
hanya
sedikit
memperlihatkan
tanda-tanda
adanya
kecemasan dan gejala psikologis lainnya. Akan tetapi pada
beberapa
pasien
pediatrik,
awareness
dirasa
merupakan peristiwa yang sangat mengganggu seperti pada penelitian Davidson (2007) yang menemukan adanya dampak perubahan perilaku negatif pada pasien pediatrik yang mengalaminya, walaupun jumlahnya tidak signifikan. Penelitian
tentang
awareness
telah
banyak
dilakukan oleh pakar-pakar dengan metode yang berbedabeda.
Metode
yang
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
4
kejadian
awareness
adalah
dengan
menggunakan
tanda
klinis, mengukur konsentrasi end-tidal agen volatil, kuisioner, dan menggunakan alat elektroensefalogram. Salah satu metode kuisioner yang sering digunakan adalah
Brice
interview
Questionnaire.
terstuktur
awareness
dan
Kuisioner
untuk
sering
ini
merupakan
mengevaluasi
kejadian
digunakan
pada
pasien
dewasa
(Brice et al. 1970). Akan tetapi kuisioner ini sulit diaplikasikan
pada
pasien pediatrik
kuisioner
tersebut
tidak
kemampuan
kognitif
pasien.
terbatas
dalam
menggali
karena
diadaptasi
sesuai
Pasien
memori,
isi
dengan
pediatrik
mengingat
dari
juga
kembali
peristiwa yang dialaminya secara rinci, serta merangkai peristiwa tersebut menjadi sebuah bentuk narasi yang jelas seperti yang tersirat dalam Brice Questionnaire (Lopez et al. 2007). Selain
itu,
tanda
klinis
yang
dapat
digunakan
untuk melihat awareness adalah takikardia, hipertensi, berkeringat, gertakan
produksi
gigi,
air
mata,
takipnea,
gerakan
dilatasi
tubuh
atau
pupil,
dan
reaktifitasnya terhadap cahaya. Akan tetapi penggunaan metode sehingga
ini
sensitivitas
tidak
dan
disarankan
spesifisitasnya untuk
digunakan
rendah pada
5
penelitian-penelitian awareness baik pada pasien dewasa ataupun pediatrik (Hardman & Aitkenhead 2005). Sedangkan digunakan
untuk
alat
elektroensefalogram
melihat
adanya
yang
dapat
awareness
adalah
Bispectral Index Scale (BIS) monitor, auditory evokedpotential (AEP) monitor, narcotrend monitor, Patient State
Analyser
4000
(PSA)
monitor,
Index
of
Consciousness (IoC) monitor, cerebral state monitor, serta entropy-module (Musizza & Ribaric 2010). Terdapat banyak teknik anestesi yang digunakan untuk
prosedur
anestesi.
Monitored
Anesthesia
Care
(MAC) adalah salah satu teknik anestesi yang sering digunakan untuk pasien pediatrik di RSUP dr. Sardjito. Monitored
Anesthesia
Care
adalah
teknik
anestesi
spesifik untuk prosedur diagnostik atau terapeutik (ASA 2013). Indikasi dilakukannya
Monitored Anesthesia Care
termasuk sifat alamiah prosedur, kondisi klinis pasien, dan atau kemungkinan kebutuhan pasien untuk perubahan teknik anestesi menjadi anestesi umum atau lokal (ASA 2013).
Pada
penggunaan
teknik
MAC
ini,
dapat
juga
terjadi awareness pada pasien saat intraoperatif. Studi
awareness
pada
pasien
pediatrik
harus
menggunakan metode yang berbeda dari kuisioner, yaitu dengan
mengkombinasikan
alat
ukur
yang
bisa
menilai
6
awareness secara objektif dan juga tanda klinis. Salah satu metode lain yang bisa digunakan yaitu dengan alat ukur gelombang otak (elektroensefalogram) lain selain BIS
monitor,
seperti
yang
terdapat
dalam
alat
yang
mendeteksi Index of Consciousness (IoC). Selain itu, tanda
klinis
yang
bisa
digunakan
untuk
memonitor
awareness adalah dengan menggunakan skor PRST/Evan’s score. Perhatian untuk yang
mengenai
meminimalisir mengalaminya.
memberikan
awareness
efek
jangka
Pusat
perhatian
panjang
pelayanan
lebih
harus
pada
medis
terhadap
diberikan pasien
pun
harus
masalah
ini.
Apalagi, ketidakpuasan pasien atas pelayanan anestesi di
rumah
sakit
berhubungan
kuat
dengan
awareness
intraoperatif (Myles et al. 2000). Sayangnya penelitian mengenai kejadian awareness juga belum pernah dilakukan di
RSUP
dr.
Sardjito.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
sebuah penelitian untuk mengetahui kejadian awareness di RSUP dr. Sardjito. Selain meningkatkan
itu,
penelitian
kualitas
ini
pelayanan
diharapkan
pasien
di
dapat
RSUP
dr.
Sardjito khususnya pada pasien yang mendapat anestesi dengan teknik Monitored Anesthesia Care (MAC).
7
I.2 Rumusan Masalah Awareness merupakan komplikasi intraoperatif yang kejadiannya kecil tapi menimbulkan dampak yang besar pada
pasien.
Pada
pasien pediatrik,
awareness
lebih
sering terjadi. Akan tetapi evaluasi awareness di RSUP dr.
Sardjito
pada
pasien
pediatrik
tidak
rutin
dilakukan, terutama pada pasien dengan teknik anestesi Monitored
Anesthesia
merupakan
indikator
Care
(MAC).
kualitas
Padahal,
pelayanan
awareness di
bagian
anestesi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian untuk
mengetahui
kejadian
awareness
selama
anestesi
umum pada pasien pediatrik dengan MAC. I.3 Pertanyaan Penelitian Berapa kejadian awareness selama anestesi umum pada pasien pediatrik dengan MAC. I.4 Tujuan Penelitian Penelitian kejadian
ini
awareness
bertujuan
selama anestesi
untuk umum
mengetahui pada
pasien
pediatrik dengan MAC. I.5 Manfaat Penelitian a.
Manfaat Umum Dapat mengetahui tingkat kedalaman anestesi pada
pasien pediatrik yang dilakukan Monitored Anesthesia Care (MAC).
8
b.
Manfaat khusus Bagi
pasien,
penelitian
ini
dapat
bermanfaat
untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan selama dan sesudah
proses
dilakukan. membantu bagian
Monitored
Bagi
Rumah
evaluasi
Anestesi
dan
dan
Anesthesia
Sakit,
Care
penelitian
monitoring
pada
terapi intensif
ini
(MAC) dapat
pelayanan
sehingga
di
tujuan
patient safety dapat tercapai. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi titik awal untuk dilakukannya penelitian-penelitian
lain
yang
mendeteksi
faktor
risiko, cara deteksi, serta pencegahan awareness yang terjadi saat intraoperatif.
9
I.6 Keaslian Penelitian Tabel 1. Penelitian tentang kejadian awareness pada pediatrik yang pernah dilakukan Peneliti, Tahun Davidson, A.J., et al, 2005
Judul Penelitian
Jenis Penelitian
Subyek Penelitian
Awareness during anesthesia in children: A prospective cohort study
Kohort prospektif
864 anak usia 5-12 tahun yang mendapat anestesi umum
Kohort Prospektif
928 pasien anak usia 5-18 tahun yang mendapat anestesi umum
Blussé van OudAlblas, H.J.,et al, 2009
Intraoperative awareness during paediatric anesthesia
Lopez, U., et al, 2007
Intra-operative awareness in children:the value of an interview adapted to their cognitive abilities
Kohort Prospektif
410 pasien anak usia 6-16 tahun yang mendapat anestesi umum
Hasil True awareness: 7 (0,8%)
True awareness: 6 (0,6%) Possible awareness : 6 Confirmed awareness : 5 (1,2%) Total awareness : 11 (2,7%)
Keterangan Metode interview terstruktur
Metode interview terstruktur
Metode interview
10