1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengembangan
produk
hortikultura
merupakan
salah
satu
aspek
pembangunan pertanian. Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Fungsi tanaman hortikultura selain sebagai penghasil bahan pangan tetapi juga memiliki fungsi yang lain. Secara sederhana fungsi lain tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai fungsi penyedia pangan, fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi sosial budaya (Bahar, 2008). Salah satu produk tanaman hortikultura yang dikembangkan di Indonesia yang memenuhi keempat fungsi di atas dan diharapkan dapat mendukung sektor pertanian sebagai sektor penyokong perekonomian di Indonesia adalah tanaman buah-buahan. Permintaan produk buah-buahan di pasar dunia cenderung (trend) terus meningkat dari tahun ke tahun. Pola perdagangan buah-buahan internasional antara lain ditentukan oleh tingkat komsumsi komonditas tersebut di setiap negara di dunia. Pada dasarnya, tingkat komsumsi buah-buahan di suatu
negara
dipengaruhi oleh empat faktor penentu, yaitu jumlah penduduk dan tingkat pendidikan atau kemajuan, pendapatan konsumen dan pemerataan pendapatan, harga buah-buahan dan pengganti (subsitusinya), serta preferensi konsumen terhadap buah-buahan (Sastraatmadja, 1999). Buah-buahan sebagai salah satu komoditas hortikultura telah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pengembangan buah-buahan yang disyaratkan
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
2
pemerintah dilakukan baik dalam peningkatan kualitas produksi melalui peningkatan
budidaya
dan
sistem
tataniaga
hortikultura
yang
efisien
(Sastraatmadja, 1984). Pasar buah-buahan dalam negeri sekarang sudah banyak diramaikan oleh masuknya buah-buahan impor yang cenderung tidak terbendung seperti jeruk sunkist, apel washington dan masih banyak lagi. Keadaan ini dapat membawa akibat yang buruk bagi keberadaan buah-buahan asli Indonesia, karena dari segi kualitas, buah-buahan impor dinilai lebih menarik minat para konsumen karena fisiknya yang menarik, pilihannya beragam dan harganya cukup bersaing dengan buah-buahan lokal asli Indonesia. Salak adalah salah satu tanaman buah-buahan asli Indonesia yang banyak dibudidayakan oleh masyakat. Sampai saat ini banyak dijumpai jenis salak yang berkembang luas dan agak spesifik dikaitkan dengan daerah pembudidayaannya, misalnya salak condet (Jakarta), salak padang sidempuan (Medan), salak pondoh (Banjarnegara, Wonosobo, Sleman/Yogyakarta), salak wedi (Bojonegoro), salak bangkalan (Madura), salak kacuk (Malang), salak bali (Karangasem) dan sebagainya (Ashari, 1995). Salak pondoh merupakan salah satu jenis buah salak yang memiliki ciri khas yang cukup terkenal yang membedakannya dengan jenis salak yang lainnya, yaitu rasanya yang manis meskipun buahnya dipetik pada saat masih muda (Santoso, 1990). Ciri khas ini sangat digemari oleh konsumen, sehingga banyak petani yang tertarik untuk membudidayakannya. Harga salak pondoh relatif lebih tinggi daripada harga salak jenis lain. Hal ini disebabkan antara lain karena sifat
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
3
salak pondoh yang tergolong istimewa. Sifat-sifat istimewa ini antara lain: 1. Kualitas rasa daging buahnya lebih manis tanpa ada rasa sepat meskipun masih muda. 2. Sifat buah yang relatif lebih tahan lama dibandingkan dengan salak jenis lainnya. 3. Konsumsi buah salak pondoh dalam jumlah banyak tidak menimbulkan efek negatif pada pencernaan. (Santoso, 1990). Buah salak adalah salah satu jenis komoditas yang banyak ditanam di Indonesia dan pada khususnya di Kabupaten Banjarnegara. Buah salak merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Banjarnegara. Tanaman salak sudah sejak dahulu menjadi tanaman asli dan berkembang di Kabupaten Banjarnegara. Pengembangan salak pondoh di Banjarnegara dengan cara pengembangan vegetatif, dengan tetap mempertahankan tanaman salak jantan dari tanaman asli Banjarnegara. Salak pondoh yang dikembangkan di Kabupaten Banjarnegara bermacam jenisnya, beberapa diantaranya yaitu salak pondoh super, salak pondoh hitam, salak pondoh gading, salak pondoh nglumut yang berukuran besar. Lokasi tanaman salak pondoh di Kabupaten Banjarnegara tersebar di Kecamatan Sigaluh, Madukara, Banjarmangu dan Banjarnegara. Beberapa kecamatan lain belum dapat dijadikan sentra, namun potensi lahan dan kondisi lingkungan sangat mendukung, (Setyo, 2009). Luas areal dan volume produksi tanaman salak Banjarnegara peringkat pertama disusul Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman. Salak pondoh sudah menjadi mata pencaharian yang besar dan potensial bagi petani di
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
4
Banjarnegara. Sebagai penyumbang produksi salak pondoh nasional yang besar sudah saatnya salak pondoh banjarnegara mampu meningkatkan pendapatan petani dan juga mampu meningkatkan citra Banjarnegara sebagai pengahasil salak pondoh, (Setyo, 2009). Menurut Kusumo (1995) permintaan terhadap buah salak pondoh dari pasar lokal dan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain. Meningkatnya jumlah penduduk yang berminat pada buah salak, tingkat harga salak dipasar eceran, tingkat harga buah-buahan lainnya dan, tingkat pendapatan konsumen buah salak.
Tataniaga merupakan salah satu subsistem yang penting dalam
menunjang keberhasilan usahatani. Tataniaga produk hortikultura cenderung kurang efisien karena biasanya mempunyai rantai tataniaga yang panjang, rantai tataniaga yang panjang cenderung mempengaruhi kualitas produk, besarnya margin tataniaga dan harga produk ditingkat petani maupun ditingkat konsumen. Salak pondoh cenderung mempunyai rantai tataniaga yang cukup panjang. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan harga ditingkat petani adalah dengan mencari rantai tataniaga yang paling efisien. Harga yang tinggi ditingkat petani akan mendorong petani untuk memproduksi salak pondoh karena dengan harga yang tinggi maka menguntungkan untuk diusahakan. Salak pondoh yang banyak diproduksi di Desa Sigeblog sebagian besar dipasarkan kepasar induk Kabupaten Banjarnegara dan kota besar seperti Jakarta, Cirebon, Indramayu, Demak, Tegal, Brebes,dan kota lainnya. Produksi salak pondoh di Banjarnegara setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan pertumbuhan produksi yang cukup signifikan, pemasaran
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
5
dari produk salak pondoh cukup komplek karena banyak lembaga pemasaran yang berperan dalam tataniaga salak itu sendiri, dari pedagang pengumpul kecil desa, pedagang pengumpul besar, serta pedagang dipasar induk salak di Banjarnegara, salak produksi dari petani di Desa Sigeblog dalam pemasarannya yaitu daari panen pada petani ke pedagang pengumpul ataupun dijual langsung ke pasar induk salak di Kabupaten Banjarnegara.
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana saluran tataniaga salak pondoh di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara ? 2. Berapakah besar margin tataniaga yang terbentuk pada setiap tataniaga salak pondoh ? 3. Berapakah farmer share yang diterima oleh petani salak pondoh di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara ?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui saluran tataniaga salak pondoh yang ada di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. 2. Untuk mengetahui besar margin yang terbentuk pada setiap tataniaga salak pondoh. 3. Untuk mengetahui farmer share yang diterima oleh petani salak pondoh di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Muhamadiyah Purwokerto. 2. Bagi Petani Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada petani tentang tataniaga salak pondoh yang ada didaerahnya. 3. Bagi Pemerintah Sebagai bahan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam rangka peningkatan pendapatan petani. 4. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelian yang sejenis.
E. Pembatasan Masalah 1. Pembatasan masalah a. Penelitian ini dilakukan pada petani salak pondoh di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Bajarnegara. b. Obyek penelitian adalah petani salak pondoh, pedagang, dan lembaga pembentuk tataniaga salak pondoh. c. Penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu bulan April - Juli 2016 di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.
7
d. Data yang diambil adalah kegiatan tataniaga di tahun 2015. e. Harga salak yang diambil adalah pada masa panen raya,sedang, kecil. f. Komoditas yang diteliti adalah salak segar.
ANALISIS TATANIAGA SALAK ..., AGIT DWI CAHYO, F. PERTANIAN, UMP 2016.