BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perburuan satwa liar merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya hutan, karena satwa liar termasuk dalam sumber daya hutan yang digolongkan dalam hasil hutan bukan kayu. Kegiatan berburu sendiri menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1994 adalah menangkap dan atau membunuh satwa buru termasuk mengambil atau memindahkan telur-telur dan atau sarang satwa buru. Perburuan satwa liar tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat terutama masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan dimana hutan menjadi penyangga kehidupan bagi masyarakat tersebut. Perburuan satwa liar sudah menjadi kegiatan pemanfaatan sumber daya hutan sejak dahulu kala, seperti untuk pemenuhan kebutuhan akan daging untuk masyarakat tradisional. Masyarakat memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan, bahan pangan, buahbuahan dan bahan konstruksi bangunan (Awang, 2007). Kegiatan perburuan dilakukan dengan tujuan berbeda-beda, tergantung lokasi perburuan dan siapa yang melakukan perburuan. Berburu umumnya dilakukan untuk satu atau lebih dari satu alasan diantaranya nutrisi, ekonomi, budaya dan rekreasi (Bennet and Robinson, 1999). Perburuan tidak hanya dilakukan oleh masyarakat tradisional tetapi juga dapat dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat dengan tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi perilakunya dalam melakukan perburuan. 1
Hutan Kemuning merupakan salah satu kawasan hutan yang ada di Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Hutan Kemuning juga merupakan lokasi kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan Perum Perhutani, karena kawasan ini juga merupakan bagian hutan milik Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Hutan Kemuning selain menjadi kawasan produksi Perum Perhutani juga memiliki sumber daya hayati yang dimanfaatan oleh masyarakat sekitar. Hutan Kemuning selain menjadi lokasi PHBM, juga memiliki potensi untuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, termasuk dalam bentuk perburuan satwa liar. Di dalam Hutan Kemuning terdapat bermacam-macam satwa liar. Hasil dari penelitian yang pernah dilakukan terdapat Kukang Jawa (Siregar, 2015) dan observasi bersama masyarakat terdapat beberapa jenis satwa yang juga dilindungi seperti, Lutung Hitam, Julang, Kucing Hutan, Landak, Jelarang, Kendung (Walangkekes) dan beberapa jenis Elang. Jenis-jenis tersebut tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Satwa-satwa yang merupakan satwa dilindungi secara tegas dilindungi oleh negara dengan pelarangan bentuk-bentuk pemanfaatan seperti yang yang tercantum dalam pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Hingga saat ini profil pelaku perburuan dan tujuan serta pola perburuan yang dilakukan di Hutan Kemuning belum banyak diketahui. Informasi tersebut sangat penting mengingat over-harvesting merupakan salah satu faktor penyebab kepunahan terutama bagi spesies-spesies yang dilindungi. Menurut Bennet et al. (2002, dalam Hutan Pasca Pemanenan), ancaman perburuan terhadap satwa liar
2
seringkali lebih besar dibandingkan dengan ancaman akibat hilangnya habitat. Oleh karena itu informasi yang mengenai profil pemburu di Hutan Kemuning, pengetahuan pemburu tentang satwa dilindungi dan ekologinya, tujuan dari kegiatan perburuan, serta pola-pola perburuan yang dilakukan perlu diketahui sebagai langkah awal untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan satwa liar di Hutan Kemuning. Sehingga menghindari kepunahan spesies-spesies yang dilindungi di Hutan Kemuning lewat perburuan satwa liar. 1.2.Rumusan Masalah Perburuan satwa liar merupakan salah satu kegiatan pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat yang berdampak langsung terhadap populasi satwa liar di alam. Perburuan dapat dilakukan oleh siapapun dengan tujuan yang berbedabeda. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan bagaimana perburuan satwa liar terutama satwa liar yang dilindungi di Hutan Kemuning. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara profil pemburu dan pengetahuannya tentang satwa buruan di hutan Kemuning? 2. Bagaimana hubungan antara tujuan dan pola perburuan di Hutan Kemuning? Informasi
mengenai
hubungan
antara
profil
pemburu
dengan
pengetahuannya akan memberikan gambaran bagaimana pemburu yang memanfaatkan sumber daya hutan sehingga menghasilkan pengetahuan tentang satwa liar dan habitatnya. Informasi mengenai tujuan perburuan yang dilakukan oleh pemburu akan menunjukan apa yang mendasari dan manfaat apa yang dicari
3
oleh pemburu dari kegiatan berburu, dan juga bagaimana cara perburuan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 1.3.Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara profil pemburu dan pengetahuannya tentang satwa buruan di hutan Kemuning. 2. Mengetahui hubungan antara tujuan dan pola perburuan di Hutan Kemuning. 1.4. Manfaat Penelitian ini mampu memberikan informasi mengenai kegiatan perburuan satwa liar di Hutan Kemuning. Informasi mengenai hubungan antara profil pemburu dengan pengetahuannya akan memberikan gambaran bagaimana pemburu yang memanfaatkan sumber daya hutan sehingga menghasilkan pengetahuan tentang satwa liar dan habitatnya. Pengetahuan pemburu tentang keberadaan satwa (tren populasi) dapat digunakan untuk membuat peraturan perburuan tentang satwasatwa yang boleh diburu sehingga mampu menjaga kelestarian satwa liar di Hutan Kemuning. Pemburu dari Desa Kemuning yang tergolong dalam umur muda yang memiliki intensitas perburuan cukup tinggi, dapat menjadi pengawas tehadap kegiatan perburuaan yang ada di Hutan Kemuning. Peraturan dan pengawasan tersebut dapat digunakan sebagai upaya menjaga keberadaan satwa liar baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi di Hutan Kemuning. Informasi mengenai tujuan perburuan yang dilakukan oleh pemburu akan menunjukan apa yang mendasari dan manfaat apa yang dicari oleh pemburu dari
4
kegiatan berburu, dan juga bagaimana cara perburuan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perburuan di Hutan Kemuning yang dilakukan dengan tujuan ekonomi, rekreasi dan kombinasi keduanya dapat menjadi patokan untuk mengkhususkan satwa apa yang boleh menjadi target buruan. Sehingga turut menjaga kelestarian keanekaragaman satwa liar di sana. Sedangkan informasi pola atau cara perburuan dapat menjadi patokan untuk membatasi jenis satwa buruan, jumlah satwa buruan dan alat yang diguakan sehingga tidak mengancam kelestarian satwa liar baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi. Secara keseluruhan, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dalam perancangan sistem pengelolaan satwa liar dan sistem perburuan yang baik di Hutan Kemuning untuk menjaga kelestarian satwa liar seperti yang telah dijelasakan di atas.
5