BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Penguatan UMKM di Kota Magelang menjadi salah satu isu yang cukup penting. Kota Magelang menjadi salah satu kota yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan UMKM dalam hal ini hanya sektor usaha kecil dan menengah (UKM), terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pada akhir Desember 2015, mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA yang membuka pasar perekonomian di negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN. Salah satu aspek yang menjadi perhatian negara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah penguatan UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup diminati di Indonesia. Selain itu, negaranegara yang tergabung dalam ASEAN juga melihat arti penting UMKM sebagai salah satu pilar perekonomian. Dengan begitu, UMKM juga menjadi salah satu aspek yang menjadi bagian dari rencana dalam Blueprint ASEAN Economic Community. Faktanya, sekitar 96 persen perusahaan di negara-negara ASEAN adalah berstatus UMKM, UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja 50 hingga 80 persen dan menyumbang ke Produk Domestik Bruto (PDB) antara 30 sampai 57 persen. 1 Di Indonesia, terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM yang mampu
1
Bappenas. 2014. Jumlah UMKM Indonesia Terbanyak dibanding Negara Lain. Diakses dari http://jejakmu.bappenas.go.id/berita/87-jumlah-umkm-indonesia-terbanyak-dibanding-negara-lain diakses pada tanggal 17 November 2015
memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 58,92 persen dan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 97,30 persen.2 Jumlah ini, membuat Indonesia menjadi Negara yang memiliki jumlah UMKM yang paling besar dibanding negara-negara lain. Meskipun jumlah UMKM Indonesia merupakan yang terbesar, hal ini tidak menjamin Indonesia memiliki UMKM yang cukup kuat dan siap menghadapi persaingan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jika dilihat dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang pertumbuhannya tertinggi di dunia yaitu 4,5% setelah RRC dan India. Hal ini, dapat
menjadi modal yang penting untuk menghadapi MEA 2015. Namun
keberhasilan Indonesia dalam menghadapi MEA tetap bergantung pada kemampuan para pelaku usaha di Indonesia dalam meningkatkan daya saing dari setiap produknya. Dalam mempersiapkan UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Kota Magelang menjadi salah satu kota yang memiliki beberapa agenda untuk melakukan upaya memperkuat daya saing UMKM yang lebih difokuskan pada UKM ataupun IKM. Terlebih lagi, Kota Magelang memiliki potensi UKM yang cukup tinggi. Sampai saat ini jumlah UKM di Kota Magelang lebih dari 5.000 pelaku usaha, dengan 800 pelaku usaha yang mampu menjangkau program kredit dari perbankan secara konvensional. Para pelaku UKM itu, meliputi klaster makanan, kerajinan, dan konveksi. Di Kota Magelang tercatat pula 88 Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan 851 anggota.3 Hingga tahun 2014, pihak pemerintah Kota Magelang telah membina 2.400 UKM yang
2
Loc.cit. Pemerintah Kota Magelang. 2015. 80 Pelaku UMKM Ikuti Sosialisasi KUP. Diakses dari http://www.magelangkota.go.id/read/page/pengumuman/2015/10/27/215429/-80-pelaku-umkm-ikutisosialisasi-kup#sthash.W6jY1GV7.dpuf diakses pada tanggal 15 November 2015 3
terdiri dari UKM formal maupun non-formal, perdagangan formal dan kelembagaan koperasi. Secara rinci, berdasarkan data dari pemerintah Kota Magelang, UKM terus mengalami peningkatan di tahun 2014 mencapai 1.359. Meskipun demikian, beberapa UKM sempat mati suri maupun stagnan karena kurang mampu menghadapi persaingan dan kurang mampu untuk memperkuat berbagai segi baik kualitas produk, manajerial maupun pemasaran dari usahanya. Kemudian di tahun yang sama, jumlah UKM binaan mencapai 1.366 pada sektor industri manufaktur.4 Dari jumlah tersebut, di tahun 2015 jumlah UKM sudah mengalami peningkatan yang cukup drastis yaitu menjadi 6078 unit usaha kecil dan menengah yang berbentuk industri.
5
Jumlah tersebut berdasarkan data yang
diperoleh dinas melalui pendataan langsung serta UKM yang telah mendaftarkan usahanya ke dinas. Meskipun begitu, belum semua UKM mendapatkan pembinaan rutin dari dinas, pembinaan masih terbatas pada beberapa UKM. Berikut merupakan daftar UKM yang cukup sukses mendapat pembinaan dari dinas sejak tahun 2012 :
4
Pemerintah Kota Magelang. 2015. Pemkot Anggarkan Rp. 411 Juta untuk Pembinaan UMKM. Diakses dari http://www.magelangkota.go.id/read/page/siaran-pers/2015/01/14/113233/pemkot-anggarkan-rp-411-jutauntuk-pembinaan-umkm#sthash.pbj3r3ze.dpuf diakses pada tanggal 15 November 2015 5 Data jumlah UMKM Kota Magelang 2016. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang
Tabel.1.1 Daftar UMKM Binaan Kota Magelang
No
Jenis Usaha
Lokasi
1
Industri Tahu
Trunan, Tidar Selatan
2
IK. Getuk Kondang
Paten Gunung RT 03/RW 02 No. 244
3
IK. Krupuk
Tuguran 136 RT/RW 04/06 Potrobongsan
4
IK. Tahu
Tidar Campur No.13 RT 04/RW 13 Tidar Campur No.15 RT 04/RW 13
5
IK. Krupuk Tempe
Gg. Kantil I RT 02/08 Kemirirejo
6
Fibert Art
Jl. Beringin III RT 01/09 Tidar Krajan
7
Industri Peyek Paru
Karang Kidul RT 04/05 Rejo Selatan
8
Tahu dan Kerupuk Tahu
RT 03/ RW 09 Trunan Tidar Selatan
9
Pengrajin Fiber Glass
Bojong Timur RT 03/ RW 08 Jurangombo Selatan
10
Handy Craft Hasil Limbah
Paten Gunung RT 07
11
Buntil
Jl. Panembahan Senopati
12
Ceriping Ketela
Jl. Gatot Subroto
13
Getuk Eco
Jambon Tengah 289 Telp. 0293 365190
14
Getuk Gandem
Sentul 51 RT 01/VII Kramat Jl. Beringin II
15
Getuk Milenium
Paten Gunung Rejo Selatan
16
Getuk Tri Aroma
Paten Gunung
17
Getuk Warna
Karet Bulurejo Gg. V
18
Getuk Week
Paten Gunung
19
Keripik Tahun Yuka
Jl. Sudirman Gg. Ketepeng I Trunan
20
Sirup Jahe
Tempel Sar RW VI Cacaban
21
Sentra Mainan Anak
Kampung Sampangan, Ngaglik dan Kampung Bojong
22
Crist Craft
Jl. Ternate 666 Sanggrahan Wates
23
Kerang Craft
Jl. Ketepeng III
24
Sarung Tenun Golib
Jl. Pahlawan 21 Magelang
25
Kerajinan Topeng
RT 01/RW 16 Kelurahan Rejowinangun Utara
26
Sabila Handy Craft
Jl. Ketepeng III
27
Sirup dan Permen Asem
Gang Kantil Bayeman
28
Tape Ketan
Perum Depkes
29
Ceriping Getuk Cap Kuda
Jl. Panembahan Senopati
Jurangombo
Sumber : Pemerintah Kota Magelang. 2015. UMKM. http://www.magelangkota.go.id/direktori/kategori/fasilitaskota/umkm diakses pada tanggal 24 November 2015
Daftar UMKM tersebut merupakan daftar dari UMKM yang cukup maju dan mendapat cukup perhatian dari Pemerintah Kota Magelang. Meskipun begitu, dari keseluruhan UKM tersebut program untuk penguatan UMKM menghadapi Masayarakat Ekonomi ASEAN baru diterapkan pada dua UKM yaitu UKM mainan anak di Jurangombo dan UKM tahu di Trunan, kedua UKM ini merupakan UKM yang mayoritas berbentuk industri kecil atau industri rumah tangga yang dianggap memiliki potensi untuk dapat dikembangkan. “mainan anak dan industri tahu dipilih karena dirasa cukup potensial untuk dikembangkan. Kalau standar produknya sudah benar diperkirakan ada kemungkinan untuk bisa didorong lagi agar bisa diekspor, kalau tahu sudah banyak yang kenal kalau produk tahu dari Magelang itu cukup bagus.” (Sri Rejeki Tentamiarsih, wawancara, 18 April 2016)
Meskipun dianggap potensial, kedua UKM tersebut masih memiliki berbagai kekurangan. Sumber daya manusia kurangnya modal merupakan kekurangan yang paling mencolok dari kedua UKM tersebut. Kurangnya kemampuan SDM dan kurangnya modal memicu melemahnya UKM secara kelembagaan yang menyebabkan sulitnya UKM meningkatkan kualitasnya dari berbagai segi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengupayakan beberapa hal dengan tujuan penguatan UKM terlebih untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Penguatan UKM dilakukan karena dengan penguatan UKM secara kelembagaan, dapat memberikan perubahan pada banyak aspek dari UKM itu sendiri. Untuk itu pemerintah Kota
Magelang melakukan upaya penguatan melalui beberapa
program yang dianggap sesuai dengan kondisi UKM. Upaya penguatan dimulai dengan pemberlakuan One Village One Product (OVOP). Program OVOP mulai mendapat perhatian yang serius dari pemerintah mulai tahun 2015. Pemerintah Kota Magelang berkomitmen untuk menjalankan program One Village One Product yang difokuskan pada Kelurahan Jurangombo Utara dan Jurangombo Selatan yaitu untuk UKM mainan anak.6 Program ini bertujuan agar pembinaan yang dilakukan pemerintah Kota Magelang dalam hal ini Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan menjadi lebih mudah karena, setiap satu desa pihak dinas hanya membina untuk mengembangkan satu produk. Program ini merupakan tahap awal dari berbagai program selanjutnya. Dengan adanya OVOP pembinaan maupun pelatihan dapat menjadi lebih terfokus. Hal ini secara otomatis akan memberikan keuntungan juga bagi para pelaku UKM karena dengan adanya OVOP pembinaan maupun pelatihan dapat diberikan dengan lebih intensif, terlebih pembinaan cukup diperlukan untuk mempersiapkan UKM agar mampu menghadapi MEA. Pada Industri tahu upaya penguatan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas produk. Peningkatan kualitas produk dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dengan cara pembinaan serta penyuluhan kepada masyarakat pelaku UKM mengenai betapa penting dan mendesaknya keperluan untuk meningkatkan kualitas produk UKM berkaitan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015. Walikota Magelang juga secara tegas mengungkapkan desakan untuk meningkatkan
6
Pemerintah Kota Magelang. 2015. OVOP Kembangkan UKM. Diakses dari http://www.magelangkota.go.id /read/page/siaran-pers/2015/06/25/105526/ovop--kembangkanukm#sthash.o2hDZ41E.dpuf diakses pada tanggal 20 November 2015
kualitas produk UKM ini pada berbagai kesempatan.7 Selain kedua program tersebut, program cukup mendapat perhatian adalah sosialisasi mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN pada UKM di Kota Magelang yang meskipun pelaksanaannya juga baru dilakukan pada UKM mainan anak dan industri tahu. Program-program tersebut merupakan sebagian dari upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Magelang untuk meningkatkan daya saing UMKM di Kota Magelang. Kebanyakan dari program tersebut baru mulai diterapkan di tahun 2015, padahal MEA sendiri berlaku di 2015 akhir. Sehingga sampai MEA mulai berlaku masih sangat banyak pelaku UMKM yang tidak mengetahui mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN.
7
AntaraNews. 2015. UMKM Tingkatkan Kualitas Produk Hadapi MEA. Diakses dari http://jateng.antaranews.com/detail/umkm-tingkatan-kualitas-produk-hadapi-mea-2015.html diakses pada tanggal 25 November 2015
1.2. Alasan Pemilihan Judul
Judul penguatan UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dipilih karena mewakili masalah yang terjadi saat ini di Indonesia, terutama di Kota Magelang. Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi tema yang cukup sering diangkat karena menjadi salah satu agenda yang menentukan nasib perekonomian Indonesia kedepannya. Pro kontra mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN terus berkembang, namun dengan sudah ditetapkannya kebijakan ini, maka negara maupun masyarakat harus siap dengan berbagai tantangannya. Salah satu yang harus siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah Kota Magelang. Kota Magelang dipilih karena Kota Magelang memiliki beberapa program tersendiri yang ditujukan khusus bagi UMKM untuk dapat bertahan di masa Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kota Magelang juga merupakan Kota yang cukup progresif dalam melakukan pembangunan. Berbagai potensi yang ada di Kota Magelang terus digali dan ditonjolkan kelebihan-kelebihannya. Salah satu potensi yang sangat ditonjolkan adalah UMKM. UMKM mendapat perhatian yang lebih di Kota Magelang, UMKM dianggap sebagai sektor yang perlu mendapat perhatian dan sangat potensial untuk memajukan perekonomian daerah, dilihat dari banyaknya UMKM yang ada di Kota Magelang dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Kota Magelang berdasarkan data dari Bank Indonesia dianggap memiliki daya saing tertinggi dibandingkan kabupaten atau kota di Jawa Tengah dengan indeks 64,72.8 Sementara yang terendah adalah Kabupaten Jepara
8
Badan pelayanan Perizinan terpadu Kota Magelang. 2016. Kota Magelang Memiliki Daya Saing Tertinggi di jawa Tengah. Diakses dari http://bp2t.magelangkota.go.id/index.php/15-headline/632-kota-magelangmemiliki-daya-saing-tertinggi-di-jawa-tengah pada tanggal 25 Juni 2016
dengan indeks 38,92.9 Kota Magelang menempati posisi pertama pada tujuh indikator yakni kinerja pemerintahan, lingkungan usaha, infrastruktur, SDM, kesehatan, pendidikan, pasar keuangan.10
Lingkungan usaha di Kota Magelang merupakan yang paling kondusif di Jawa Tengah dengan angka 85,68 didorong faktor kemudahan perizinan usaha dan daya tarik investasi yang relatif tinggi. Sehingga keseluruhan faktor daya saing tersebut menunjukkan Kota Magelang bepotensi untuk terus dikembangkan di masa datang, terlebih ketika memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Iskandar Simorangkir, seminar nasional Penguatan Daya Saing Daerah Dalam Menghadapi MEA, 25 Mei 2016)
Terlebih lagi, walikota Kota Magelang yang saat ini tengah menjabat memberikan perhatian utama pada UMKM di Kota Magelang, khususnya karena diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Untuk itu, penelitian ini mencoba melihat lebih dalam bagaimana kota yang memfokuskan perhatiannya pada sektor UMKM dalam menciptakan dan mengimplementasikan program-programnya yang bertujuan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Kota Magelang sebagai kota yang memfokuskan perhatiannya pada UMKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut melihat seluruh instansi pemerintahan di Kota Magelang menyepakati penguatan UMKM sebagai hal yang menjadi fokus untuk beberapa tahun ke depan. Selain itu, Kota
9
Loc.cit. Loc.cit.
10
Magelang merupakan salah satu kota yang memiliki potensi UMKM terbaik di Jawa Tengah.
1.3.Rumusan Masalah Fokus penelitian ini adalah pada upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Magelang dalam upayanya penguatan UMKM sebagai bentuk persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, pemerintah kota Magelang dimulai dengan terpilihnya walikota baru berfokus pada penguatan UMKM terutama untuk menghadapi MEA. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa program dan anggaran yang dialokasikan untuk pembinaan yang bertujuan untuk penguatan UMKM. Meskipun penguatan UMKM belum mencapai target yaitu UMKM yang kuat secara kelembagaan sehingga mampu mengembangkan usahanya. Selain itu penguatan UMKM juga masih terbatas pada beberapa UMKM saja. Berikut rumusan masalah dari penelitian ini : 1. Bagaimana penguatan atau pengembangan UMKM Kota Magelang oleh
Pemerintah Kota Magelang dalam rangka menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh pemerintah dalam penguatan daya saing UMKM untuk menghadapi MEA?
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hal-hal yang dilakukan oleh
pemerintah
Kota
Magelang
dalam
memperkuat
atau
mengembangkan
UMKM
di
Kota
Magelang
dalam
rangka
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal-hal yang dimaksud merupakan upaya yang disusun pemerintah secara khusus untuk meningkatkan daya saing baik produk maupun pemasaran dari produkproduk UMKM di Kota Magelang agar siap bersaing dengan produkproduk dari daerah lain maupun Negara lain. 1.4.2. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk melihat berbagai kendala yang
dihadapi
pemerintah
Kota
Magelang
dalam
upayanya
meningkatkan daya saing umkm.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Untuk pemerintah, Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk memperkuat daya saing UMKM di daerah-daerah di Indonesia. 1.5.2. Untuk pemerintah Kota Magelang ( Dinas Perindagkop Kota Magelang) Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan maupun evaluasi untuk pemerintah Kota Magelang mengenai kebijakan yang dibuat untuk penguatan UMKM dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.