BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian di bidang ilmu kesehatan pada umumnya bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk perencanaan kegiatan medis-klinis atau medis-sosial atau pengembangan ilmu itu sendiri yang pada akhirnya akan berguna bagi kesejahteraan manusia. Secara umum jenis penelitian pada bidang kesehatan dapat dibagi dalam dua golongan besar, yakni penelitian yang bersifat deskriptif dan analitik. Dalam penelitian deskriptif peneliti mengadakan eksplorasi terhadap fenomena-fenomena yang ada tanpa berusaha mencari hubungan antar-variabel didalam fenomena tersebut. Sedangkan dalam penelitian analitik, disamping dilakukan identifikasi serta pengukuran variabel, penelitipun akan mencari hubungan antar-variabel untuk menerangkan kajadian atau fenomena tersebut. Dalam penelitian analitik ini, peneliti dapat hanya mengukur fenomena alamiah yang ada tanpa melakukan intervensi terhadap variabel (bersifat analitik observasional), akan tetapi ia dapat pula melakukan intervensi terhadap variabel tergantung (Sastroasmoro, 2008). Untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian kesehatan tidak dapat terlepas dari bidang keilmuan lain diluar ilmu kesehatan itu sendiri. Seperti bidang ilmu statistika yang mempunyai peran sangat penting sehubungan dengan pengambilan keputusan sesuai dengan hipotesis penelitian itu sendiri (Lenny, 2003). Dalam suatu penelitian untuk menerapkan apakah hipotesis yang bersumber pada teori-teori tersebut dapat diterima atau ditolak, digunakan suatu uji statistik.
Universitas Sumatera Utara
Setelah hipotesis disiapkan, tentu kemudian dikumpulkan data empiris yang menghasilkan informasi mengenai dapatnya hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Dalam rangka mencapai suatu keputusan objektif mengenai apakah suatu hipotesis diperkuat oleh data, maka prosedur objektif untuk menolak atau menerima hipotesis harus diterapkan dengan baik (Lenny, 2003). Mengacu pada uraian di atas maka peranan statistik dalam suatu penelitian pada umumnya adalah untuk membantu dalam pengolahan dan analisis data. Analisa statistik yang tepat dan benar dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih vatriabel benar-benar terkait secara benar dalam kausalitas empiris atau apakah hubungan itu hanya bersifat random atau kebetulan saja. Meskipun demikian praktek penggunaan metode statistik dalam suatu penelitian tidak selalu tepat. Beberapa bukti kajian kritis yang dilakukan Ross (1951), Badgley (1961), Schor dan Karten (1966), Gore, Jones dan Rytter (1977) terhadap ratusan laporan penelitian yang dimuat dalam literatur medik antara tahun 1950 dan 1976, mengungkapkan bahwa sekitar 30-50% di tahun 1976 memuat kesalahan-kesalahan pemakaian metode statistik (Murti, 1996). Kesalahan dalam penggunaan metode statistik dapat mengakibatkan bias (penyimpangan) yang mungkin akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan serta kesalahan dalam memberikan informasi-informasi penting sebagai hasil dari sebuah penelitian yang pada akhirnya akan membuat suatu penelitian menjadi tidak mempunyai manfaat dan mengurangi aspek ilmiah dari penelitian tersebut (Lenny, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Dari sekian banyak uji statistik yang dapat digunakan untuk analisis data, uji Wilcoxon dan uji Walsh adalah merupakan metode analisis non parametrik yang jarang digunakan dalam penelitian kesehatan. Hal ini dikarenakan kedua uji ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda sehingga peneliti akan lebih banyak menggunakan uji tanda dan akan menggunakan uji Wilcoxon dan uji Walsh jika memang
dibutuhkan
hasil
yang
menuntut
kriteria
kedua
uji
tersebut
(Djarwanto,1996). Atas dasar tersebut maka dilakukan penelitian untuk melihat kesesuaian kedua uji ini dengan menggunakan data berat badan bayi usia tiga tahun (12-36 bulan) sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan di Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang tahun 2009 untuk melihat apakah kedua uji ini akan menghasilkan kesesuaian dalam menghasilkan keputusan yang sama. Data ini digunakan karena memenuhi kriteria-kriteria yang dituntut dalam setiap uji tersebut, sekaligus peneliti juga mencoba untuk mengangkat tentang efektifitas pemberian makanan tambahan terhadap pertambahan berat badan bayi dimana kegiatan ini menjadi program bagian gizi di setiap puskesmas yang ditaati setiap posyandu. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa (Moehji, 1992). Masalah gizi masyarakat masih memerlukan perhatian, hal ini diketahui dari masih tingginya status gizi kurang pada balita (28%), Kurang vitamin A 50% (kadar Vit A dalam serum kurang dari 20 mcg/dl), Anemia Gizi Besi berkisar 50% dari berbagai kelompok umur, dan Gangguan Akibat kekurangan Yodium berdasarkan Total Goitre Rate (TGR) 9,8%. Penyebab utama lamanya penurunan prevalensi, karena rendahnya kasadaran masyarakat terhadap upaya perbaikan gizi (Depkes RI, 2007) Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masalah gizi dan kesehatan ibu hamil. Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi yang BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta
Universitas Sumatera Utara
anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada masa balita (Depkes RI, 2007). Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan (otak, mental,dan fisik) yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Depkes RI, 2006). Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu makanan pendamping ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MPASI kepada bayi dan anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin yang dijalankan oleh pemerintah terkhusus bagian kesehatan dalam hal ini diprogramkan pada kegiatan Puskesmas (Depkes RI, 2006). Puskesmas
Bandar
Khalifah
merupakan salah
satu
puskesmas
yang
menjalankan program tersebut. Selama tahun 2009, puskesmas ini melaksanakan program pemberian makanan tambahan kepada balita di wilayah kerja puskesmas tersebut pada bulan Oktober sampai bulan Desember. Ketersediaan data dan kesediaan pihak puskesmas serta hal lain yang mendukung menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di puskesmas dan wilayah kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian uji Wilcoxon dan uji Walsh dengan data berat badan bayi usia kurang dari tiga tahun (BATITA) sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan periode Oktober- Desember di Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang 2009.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui kesesuaian uji ranking bertanda Wilcoxon dan uji Walsh terhadap data berat badan setelah pemberian makanan tambahan pada BATITA (1236 bulan) di Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hasil analisis data pemberian makanan tambahan pada BATITA di Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang
tahun 2009 dengan
menggunakan uji Wilcoxon. 2. Mengetahui hasil analisis data pemberian makanan tambahan pada BATITA di Puskesamas Bandar Khalifah Deli Serdang tahun 2009 dengan menggunakan uji Walsh.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengetahui perbedaan hasil analisis data pemberian makanan tambahan pada BATITA di Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang tahun 2009 dengan menggunakan uji Wilcoxon dan uji Wlash.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pengguna statistik tentang perbedaan penggunaan statistik uji Wilcoxon dan uji Walsh. 2. Sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukankan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara