BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Agroindustri merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang penanganan pasca panen hasil pertanian sehingga bahan hasil pertanian tersebut berkualitas dan memiliki nilai tambah. Program Studi Diploma III Agroindustri, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada merupakan jenjang pendidikan yang bertujuan menghasilkan mahasiswa yang berkompeten untuk dapat menerapkan ilmu Agroindustri sehingga dapat memberikan konstribusi di kalangan masyarakat luas dan industri. Dalam Program Studi Diploma III Agroindustri, pengetahuan yang berkaitan dengan agroindustri diberikan melalui tahap perkuliahan dan terjun langsung di lapangan. Pelaksanaan di lapangan diimplementasikan dalam bentuk kerja praktek yang akan dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan pada industri pengolahan hasil pertanian. Salah satu industri yang bergerak dalam bidang Agroindustri yaitu industri air minum dalam kemasan (AMDK). Diperhitungkan bahwa terjadi kecacatan kemasan AMDK lebih dari 4000 buah selama 3 bulan masa produksi. Era globalisasi seperti saat ini peralatan dan mesin yang digunakan semakin canggih. Hal tersebut telah menyebabkan pertumbuhan industri yang semakin pesat. Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Sebab, 60 persen (%) tubuh manusia terdiri dari air (Pambudi, 2009). Kebutuhan akan
minuman tersebut tidak dapat diganggu gugat karena tanpa mengkonsumsi air, manusia akan mengalami dehidrasi, yaitu kekurangan cairan dalam tubuh. Air merupakan minuman yang paling digemari hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia dan di seluruh dunia. Selain itu, jumlah penduduk di indonesia semakin meningkat, yang tentunya menambah kebutuhan akan air sebagai minuman. Bisnis AMDK masih membuka peluang bagi industri baru apabila dilihat dari potensi pasarnya. Namun, pasar AMDK di Indonesia sebenarnya mempunyai persaingan yang cukup tinggi. Ketatnya persaingan ini terbukti dengan banyaknya merek AMDK yang beredar di pasaran. Produk air minum yang dihasilkan industri-industri tersebut tidak selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak jarang ditemukan produk sejenis dengan produsen yang berbeda. Hal itu tentu semakin menambah ketatnya persaingan yang terjadi pada bidang industri. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk tetap dapat bersaing adalah dengan mempertahankan mutu atau meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Menurut Russle (1996), mutu berperan untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Produk yang bermutu, memerlukan pengendalian mutu dalam prosesnya. Mutu atau kualitas suatu produk sangat mempengaruhi penerimaan konsumen. Konsumen selalu menginginkan barang yang berkualitas menurut pandangan mereka. Konsumen semakin kritis dalam menentukan produk yang bermutu. Mutu atau kualitas produk ini dapat dijadikan salah satu strategi industri untuk dapat bersaing dengan industri lain,
sehingga industri dapat bertahan di dalam persaingan yang ketat ini. Pengendalian mutu ini dapat menjaga kualitas produk yang dapat menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Salah satu kualitas yang dapat dipertahankan oleh suatu industri AMDK adalah kualitas kemasan. Kemasan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi mutu suatu produk air minum karena tanpa kemasan air tidak dapat didistribusikan. Kemasan tersebut merupakan hal yang pertama kali dilihat oleh konsumen. Untuk itu, air minum dalam kemasan yang didistribusikan sebaiknya memiliki kemasan yang tidak cacat seperti label yang salah cetak, kemasan penyok, segel bocor dan lain sebagainya. Apabila industri menghasilkan produk dengan kemasan yang tidak cacat maka produksi akan efisien karena target pasar terpenuhi dengan waktu yang singkat akibat tidak harus mengulangi produk yang diriject. PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang pengolah air minum dalam kemasan yang memproduksi air minum dengan merek MAAQO. Industri ini mengolah air segar dari sumur artesis menjadi air minum dalam kemasan. Industri MAAQO berada di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Di wilayah ini, air minum ini sangat banyak dikonsumsi oleh penduduk sekitar. Sebab, air minum ini merupakan pure water yang dipercaya dapat digunakan sebagai terapi air untuk pembersihan usus. Industri ini antara lain telah menerapkan HACCP dan Food Safety. Selain itu juga telah memperoleh sertifikat halal dari MUI. Pengolahan air minum di industri ini telah menggunakan reverse osmosis (RO) sehingga didapatkan air
yang murni. Selain RO, keunggulan produk ini adalah menggunakan sistem sterilisasi ultra violet (UV) dan penggunaan sistem ozonisasi yang mengakibatkan kandungan oksigen dalam air minum ini tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai persentase kecacatan kemasan yang terjadi sehingga kemudian disajikan dalam tugas akhir berjudul KECACATAN AIR MINUM DALAM KEMASAN GELAS 240 ml MENGGUNAKAN DIAGRAM PARETO DAN DIAGRAM ISHIKAWA DI PT. MAAN GHODAQO SHIDDIQ LESTARI (Tembelang, Jombang, Jawa Timur)
B. Perumusan Masalah Terjadi banyak produk cacat di bagian pengisian atau filling. Penyebab kecacatan adalah cup bocor, cup pesok, lid tidak tepat dan lain-lain yang dapat disebabkan oleh faktor manusia, mesin, lingkungan, metode dan lainnya. Sehingga konsep pemecahan masalah adalah dengan identifikasi proporsi kecacatan menggunakan P-Chart dan kriterianya menggunakan diagram pareto serta identifikasi penyebabnya dengan diagram ishikawa.
C. Batasan Masalah 1. Kerja praktek dilakukan di PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari, Tembelang, Jombang, Jawa Timur.
2. Produk yang diambil sebagai sampel adalah produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang bentuk gelas 240 ml. 3. Analisa dilakukan pada jumlah produk cacat masing-masing kriteria kecacatan yang terjadi pada kemasan 240 ml selama bulan Juni, Juli dan Agustus menggunakan dokumen dari perusahaan, kecacatan yang paling banyak terjadi selama bulan tersebut menggunakan diagram pareto, faktor penyebab terjadinya kecacatan dan solusi yang bisa dilakukan perusahaan. 4. Jumlah kecacatan dihitung berdasarkan adanya pengamatan visual oleh pekerja yang bekerja di bagian pengepakan pada saat itu. Nama pekerja tercatat pada dokumen perusahaan.
D. Tujuan 1. Mengetahui proses produksi air minum dalam kemasan (AMDK) di PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari, Jombang, Jawa Timur. 2. Mengetahui kriteria kecacatan yang terjadi dan kriteria yang paling banyak terjadi menggunakan diagram pareto. 3. Menganalisis faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram ishikawa. 4. Memberikan solusi perbaikan kepada pihak perusahaan agar tingkat kecacatan produk dapat dikurangi.
E. Manfaat 1. Bagi Perusahaan a. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat b. Dapat berpartisipasi dalam pengembangan profesionalisme dan mutu pendidikan. c. Dapat berpartisipasi dalam pengembangan profesionalisme dan mutu pendidikan. d. Menjamin kelangsungan hidup perusahaan dengan adanya produk yang berkualitas dan disertai dengan pengembangan produk yang bermutu pula. e. Dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan akademik baik secara teknis maupun non-teknis. f. Mengenal program studi Diploma III Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Bagi Mahasiswa a. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dalam penerapan ilmu yang peroleh di perguruan tinggi. b. Sebagai sarana untuk memperdalam mengenai materi yang diambil yang berhubungan dengan tema tersebut. c. Mendapatkan pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.