BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan
dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal I ayat 1 menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia yang berkualitas maka dikembangkan kurikulum termasuk kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter para peserta didik yang berupa panduan pengetahuan, pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. 1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai salah satu dari sekian banyak rumpun mata pelajaran di sekolah yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan watak dan pembinaan bangsa.
2
Melalui
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti baik aspek kognitif dan aspek afektif dapat terangkum secara terintegrasi. Nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dipandang perlu dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak khususnya bagi mereka yang masih remaja dan masih labil sehingga membutuhkan arahan dan bimbingan dalam hidupnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam perilakunya.
1
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Remaja Rosdakarya,2013), hlm. 65 2 Aminudin Aliaras Wahid, Moh Rofiq, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm 44
1
2
Melihat realitas yang ada saat ini, banyak terjadi penurunan moral, terutama generasi muda khususnya pelajar (peserta didik). Hal ini dibuktikan dengan maraknya perilaku kriminal seperti kekerasan, kerusuhan, mencuri, bahkan membunuh nyawa seseorang. Oleh karenanya pendidikan karakter sangatlah penting dalam menanggulangi masalah tersebut. Sebenarnya banyak hal yang menyebabkan perilaku peserta didik mengalami pergeseran. Salah satunya adalah pemahaman yang dangkal tentang ajaran agama. Agama hanya dipahami dalam rangkaian ritualitas semata, seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya. Sementara kehidupan sehari-hari di luar itu, dianggap bukan urusan agama sehingga wajar kalau kemudian agama tidak mewarnai kehidupannya. Membuat peserta didik berkarakter adalah tugas dari pendidikan, yang esensinya adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.3 Dalam hal ini, pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai peran yang sangat penting. Pada setiap kegiatan pembelajaran terdapat pendekatan pembelajaran, metode, materi dan evaluasi. Begitu juga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti membutuhkan suatu pendekatan. Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, 3
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013) hlm. 49
3
dalam pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach).4 Pada pengembangan kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter yang dianjurkan untuk menggunakan pendekatan ilmiah atau disebut pendekatan saintifik. Pendekatan ilmiah atau saintifik menekankan pada pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan dan karakter. Sehingga melalui penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan dan karakter yang terintegrasi diharapkan menghasilkan peserta didik yang produktif, afektif, inovatif, dan kreatif. Menurut penelitian, pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. 5 Pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagaimana dimaksud meliputi lima tahap yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan membentuk jejaring atau berkomunikasi.6 Pendekatan saintifik ini merupakan jenis dari pendekatan yang berpusat pada siswa dengan stimulus yang sebelumnya telah diberikan oleh guru agar siswa mampu menerapkan kelima tahapan dalam pembelajaran saintifik tersebut pada proses pembelajaran. 4
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2013), hlm. 153 5 Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Konsep Pendekatan Scientific (Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 , 2013), hlm. 1 6
Khairiah Nasution, Aplikasi Model Pembelajaran Dalam Perspektif Pendekatan Saintifik (Diklat Kemenag 2013), hlm. 3
4
SMP N 01 Pekalongan merupakan sekolah yang menerapakan kurikulum 2013 dalam model pembelajarannya pada semua mata pelajaran termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini tentunya juga menggunakan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik). Karena dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan dapat menambah keaktifan siswa dalam belajar sehingga siswa menjadi paham dengan materi yang diberikan oleh guru dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun sudah mengimplementasikan pendekatan saintifik pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, namun belum semua siswa dapat memahami tentang materi PAI dan Budi Pekerti yang telah diajarkan, sehingga sebagian dari mereka juga belum mempunyai karakter yang baik dalam dirinya. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran dalam keberagamaannya.
Siswa
seringkali
lupa
akan
kewajibannya
untuk
menjalankan perintah agama yang dianutnya. Selain itu, dalam bersikap, berkata-kata, maupun berperilaku terkadang juga kurang mencerminkan pribadi seorang muslim yang baik. Masalah lain yang mendasari hal tersebut yakni Pendekatan saintifik yang diterapkan di SMP N 01 Pekalongan belum terealisasikan sepenuhnya, hal ini karena di SMP N 01 Pekalongan terkadang masih menggunakan metode ceramah sebagaimana yang ada dalam pendekatan tradisional. Pendekatan saintifik
yang dimulai dari mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar serta mengkomunikasikan. Setiap langkah
5
dalam pendekatan tersebut dapat mengembangkan karakter siswa seperti mengembangkan sikap yang jujur, sopan, kreatif, rasa ingin tahu, teliti, disiplin, kerja keras, menghargai orang lain dan toleransi. Selain itu juga dapat membentuk berfikir kritis, melatih kesungguhan, serta mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar. Diharapkan melalui penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat membentuk karakter yang baik bagi siswa agar menjadi pemuda yang berkarakter sesuai dengan syariat agama Islam. Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk pembentukan karakter siswa di SMPN 01 Pekalongan. Maka peneliti mengambil judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Untuk Pembentukan Karakter Siswa Di SMP N 01 Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan?
6
2. Bagaimana
efektivitas
Implementasi
Pendekatan
Saintifik
pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan dengan rumusan masalah tersebut. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk
mendeskripsikan
implementasi
pendekatan
saintifik
pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk pembentukan karakter siswa di SMP N 01 Pekalongan. 2. Untuk mendeskripsikan efektivitas implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk pembentukan karakter siswa di SMP N 01 Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, terutama kajian tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk membentuk karakter siswa.
7
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi sekolah atau pendidik, sehingga lebih mudah dalam upaya meningkatkan kualitas. 2. Praktis a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan di dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat memotivasi guru untuk mengembangkan dan mendidik karakter siswa agar menjadi siswa yang berkarakter positif . b. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan tentang penetapan sistem dan kurikulum dalam pembelajaran. c. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidikan di Indonesia agar dapat meningkatkan kualiatas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan berkualitas.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori Menurut M. Hosnan dalam bukunya “Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad ke 21”, mengatakan bahwa implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
8
merumuskan
masalah,
mengajukan
atau
merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.7 National Science Teacher Assosiation (NSTA) sebagaimana yang dikutip oleh Daryanto dan Herry Sudjendro dalam buku yang berjudul “Siap Menyongsong Kurikilum 2013”, mendefinisikan bahwa scientific approach
(pendekatan saintifik) merupakan pendekatan untuk belajar atau mengajar sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Pendidikan sains pada hakikatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang fenomena alam dan sosial yang meliputi produk dan proses. Dalam proses pembelajaran ini, struktur pembelajarannya sistematis, deskripsi pelaporannya objektif, konsep pembelajarannya jelas dan sikapnya kritis.8 Pendekatan saintifik ini merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang ada dalam kurikulum 2013, yang mana semua mata pelajaran harus menngunakan pendekatan saintifik pada pelaksanaannya.
7
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pemmbelajaran Abad 21 (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) hlm. 34 8 Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikilum 2013. Cet ke 1, (Yogyakarta: Gaya Medika, 2014) hlm. 82
9
Begitu pula dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti, yang juga dalam pelaksanaanya menggunakan pendekatan saintifik, dengan harapan dapat menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas serta dapat melatih kemandirian siswa dan menumbuhkan karakter baik lainnya. Pendidikan agama Islam dan budi pekerti merupakan pelajaran yang penting dan berkaitan dengan pembentukan karakter siswa, oleh karena itu dalam pelaksanaannya pun harus menggunakan pendekatan dan juga metode-metode yang baik agar siswa dapat memahami materi yang ada dalam pelajaran tersebut. Sedangkan fungsi dari pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan manusia kepada Allah serta agar berakhlak mulia dan mempunyai karakter yang baik. Sebagaimana yang dikatakan Choiri Fuad Yusuf dalam bukuanya “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia atau mempunyai karakter yang baik, penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9 Sesuai dengan fungsi pembelajaran pendidkan Agama Islam dan budi pekerti yaitu agar siswa mempunyai akhlak mulia atau karakter yang baik. Pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti pun
9
Choirul Fuad Yusuf, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Citasatria, 2007), hlm. 36
10
harus disampaikan dengan metode yang baik. Sebab karakter yang baik tersebut memang dapat dibentuk atau dikembangkan. Dalam buku Character Building karya Arismantoro dkk, bahwa karakter dapat dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Dalam kerangka character building, aspek religius perlu ditanamkan secara maksimal. Penanaman nilai religious merupakan tanggung jawab orang tua dan sekolah. Menurut ajaran Islam, sejak anak belum lahir sudah harus ditanamkan nilai-nilai agama agar si anak kelak menjadi manusia yang religius. Di sekolah ada banyak strategi yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai religious ini. Salah satunya dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengekspresikan diri, menmbuhkan bakat minat dan kreativitas pendidikan agama.10 2. Penelitian Terdahulu Skripsi karya Muthoharoh, NIM 2021110329 yang berjudul Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas VII SMP Negeri 1 Wiradesa, yang menyatakan bahwa implementasi pendekatan ilmiah pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas VII SMP Negeri 1 Wiradesa tahun ajaran 2015-2016 dari segi kriteria, langkah-langkah
pembelajaran,
pembelajaran masih sangat
10
jejaring
pembelajaran,
dan
model
sederhana. Dan ada beberapa faktor
Ngainun Naim, Character Building (Yogykarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm 125
11
pendukung dan penghambat yang perlu disikapi dengan baik sehingga implementasi pendekatan ilmiah ini dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan tuntutan pembuat kebijakan.1011 Abdul Munir. NIM 23203056 dalam skripsinya yaitu pendekatan dalam pendidikan agama Islam dan implikasinya terhadap pendidik, dinyatakan bahwa “pendekatan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana bermakna bagi materi yang tersusun dalam kurikulum pendidikan.1112 Isroh Khodiroh Asih NIM. 23206252 yang berjudul “Pelaksanaan Pendekatan Edukatif dalam Strategi Belajar Mengajar (Studi di Madrasah Subhanah Subah)”. Menyatakan bahwa pendekatan edukatif dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dan setiap pendekatan dalam pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.12 Dari ketiga penelitian yang telah dibahas, maka penelitian ini akan memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaanya yaitu sama-sama membahas tentang pendekatan yang ada dalam pembelajaran. Bedanya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini akan terfokus pada masalah pelaksanaan pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk pembentukan karakter siswa. 10
Muthoharoh, NIM 2021110329, Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas VII SMP Negeri 1 Wiradesa tahun ajaran 2015-2016 (Pekalongan, 2015), hlm. vii 11 Abdul Munir, 23203056 Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam dan Implikasinya terhadap pendidik, Skripsi (Pekalongan 2007), hlm. vii 12 Isroh Khadiroh Asih, 23206252, Pelaksanaan Pendekatan Edukatif dalam Strategi Belajar Mengajar (studi di Madrasah Subhanah Subah), Skripsi (Pekalongan, 2010), hlm. vii
12
3. Kerangka Berfikir Masalah
kehidupan
yang
semakin
kompleks
justru
malah
menyebabkan akhlak anak yang semakin menurun. Begitu halnya dalam dunia pendidikan. Hal itu mengakibatkan perilaku generasi muda bangsa ini mengalami degradasi. Misalnya banyak terjadi kekerasan, kecurangan, serta hilangnya sikap sopan anak terhadap orang yang lebih tua. Dalam hal ini diperlukan kibijakan-kebijakan untuk mengatasinya. Salah satunya dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mendidik karakter siswa. Agar pembelajaran tersebut lebih mengena pada diri siswa sehingga siswa dapat memahami pelajaran
yang
telah
disampaikan
dengan
baik
serta
dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, SMP N 01 Pekalongan menggunakan kebijakan baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dianggap penting dalam pembentukan karakter siswa. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya menumbuhkan
serta
mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam implementasi kuikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah (Saintifik) sebab dalam
proses
13
pembelajaran melalui pendekatan saintifik siswa dituntut untuk lebih aktif yakni
melibatkan
keterampilan
proses,
seperti
mengamati,
mengklasifikasi, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam pelaksanaan proses-proses tersebut bantuan guru diperlukan. Akan tetapi guru tidak sepenuhnya berperan aktif dalam pembelajaran, peran guru hanyalah sebagai pendamping dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru harus benar-benar memahami apa dan bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik yang pada dasarnya harus diterapkan karena merupakan tuntutan pembuat kebijakan. Implementasi Pendekatan Saintifik ini dalam pelaksanaanya ada yang menggunakan teori pendekatan ilmiah sesuai saran pembuat kebijakan, namun ada pula yang tidak menggunakan teori tersebut.
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Field research adalah peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.
13
Tujuan penelitian
lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar
13
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 26
14
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.14 b.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data. 15
2. Sumber Data Penelitian Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
16
dalam penelitian ini peneliti akan membagi sumber data menjadi dua bagian, adapun yang menjadi data dalam penelitian ini yaitu: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 17 Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti serta murid-murid di SMPN 01 Pekalongan. Data ini digunakan untuk mengetahui tentang Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMPN 01 Pekalongan. b. Sumber Data Sekunder
14
Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 80 Emzir, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada), hlm. 28 16 S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Penelitian, (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 29 17 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA, 2008), hlm. 225 15
15
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.
18
Suumber data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari buku-buku yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan judul penelitian serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data Berkaitan dengan judul ini, maka untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian 19 . Metode ini digunakan untuk meperoleh data tentang Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan peneliti memposisikan dirinya sebagai instrument penelitian.
18 19
Ibid., hlm. 225 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Yogyakarta: ANDI, 2010), hlm. 84
16
Sedang jenis pengamatan yang dilakukan adalah dengan partisipasi pasif. Partisipasi pasif dilakuakn dengan cara penelitian datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut .20 Dengan kata lain penulis hanya menngamati proses pembelajaran saja dan tidak terlibat langsung. b. Metode Wawancara Metode wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data dalam metode yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik ini dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.21 Wawancara dilakukan secara mendalam, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas. Wawancara dilakukan diluar proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Instrument atau alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yaitu pedoman yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi. Wawancara dilakukan oleh peneliti secara bertahap dengan mengatur jadwal pelaksanaan serta menentukan langkah-langkah wawancara, mulai dari tahap perkenalan dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih bersifat umum dan ringan kemudian dilanjutkan ke tahap 20
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 312 21 Djaman Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 171
17
selanjutnya untuk mencari informasi lebih lanjut, hal tersebut terus dilakukan sampai peneliti mendapatkan informasi berkaitan dengan tujuan penelitian secara mendalam. Data yang diperoleh melalui beberapa metode di atas langsung penulis olah untuk menjaga kevalidan data, meminimalisir terjadinya kesalahan dan untuk mempermudah penyusunan laporan hasil penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan. Data ini nantinya berasal dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, serta murid-murid di SMP N 01 Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Atau merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.22 Instrument atau alat yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat proses berlangsungnya wawancara dan
22
Ibid., hlm 143
18
kamera untuk dokumentasi saat berlangsungnya kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, visi, misi, sarana dan prasarana pembelajaran, keadaan guru, dan keadaan peserta didik SMP N 01 Pekalongan. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.23 Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya.24 Data yang diperoleh berupa deskripsi kata-kata atau kalimat yang tertulis yang mengarah pada tujuan penelitian.25 Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Dengan menggunakan analisis Miles dan Huberman melalui tahapan: 1.
23 24
Data Reduction (Reduksi data)
Lexy J. Maleong, op. cit, hlm. 248. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hlm.
157. 25
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 50
19
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 2. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data yaitu merakit data yang telah diperoleh dari sekumpulan informasi yang tersusun, kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat dengan jenis teks yang sering digunakan adalah naratif. 3. Verification Verification yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 26 Proses menganalisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dalam berbagai sumber baik dari hasil wawancara, pengamatan (obserasi) di lapangan dan dokumentasi. Kemudian setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data dan menyusunnya dalam satuan-satuan untuk kemudian diuraikan dan disimpulkan. 26
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 247-252
20
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau juga disebut dengan format skripsi adalah unsur skripsi dan urutan-urutannya yang merupakan kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis.27 Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi maka disusun sistematika penulisan skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berkut: BAB I PENDAHULUAN, Bab ini terdiri atas beberapa sub bab, yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, Bab ini berisi landasan teori yang berisi tentang Konsep Pendekatan Saintifik, meliputi pengertian, pendekatan saintifik, kriteria pendekatan saintifik, dan pembelajaran dalam pendekatan saintifik. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, meliputi pengertian pendidikan agama Islam dan budi pekerti, tujuan pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Pembentukan karakter, meliputi pengertian karakter, nilainilai karakter, metode pembentukan karakter, evaluasi pembentukan karakter BAB III HASIL PENELITIAN, Bab ini berisi hasil penelitian yang terdiri dari lima sub bab, meliputi gambaran umum SMP N 01 Pekalongan, yang berisi: letak geografis, visi 27
misi, program pengajaran, struktur
Moh. Muslih, et al.,PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Pekalongan: STAIN Pekalongan PRESS, 2013) hlm. 7.
21
organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa. Konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 01 Pekalongan. Implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk pembentukan karakter siswa. Dan efektivitas pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk pemebntukan karakter siswa. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN, bab ini berisi analisis hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu meliputi analisis konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 01 Pekalongan. Implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk pembentukan karakter siswa. Dan efektivitas implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk pembentukan karakter siswa di SMP N 01 Pelakongan. BAB V PENUTUP, bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran untuk pihak-pihak yang terkait.