1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi, jasmani dan rohaninya sempurna.1 Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat kontruktif dalam hidup manusia. Maka dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mendidik dan dididik.2 Guru dan anak didik memang dua figure manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah absen dari agenda pembicaraan masyarakat. Guru dan anak didik adalah dua sosok menusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Boleh jadi, di mana guru di situ ada anak didik yang
1 2
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : kalam mulia, 2006), 13. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. Rajda Grafindo Persada, 2003), 6.
1
2
ingin belajar dari guru. Sebaliknya di mana ada anak didik di sana ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak didik.3 Pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.4 Adapaun tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam UUD RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :5 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga Negara. Guru mempunyai peranan yang penting dalam proses pendidikan. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya memiliki peran yang penting dalam menentukan bangsa.6 Mengingat begitu besar tugas dan tanggung jawab seorang guru, maka guru merupakan prifesi / jabatan / pekerjaan yang memerlukan keahlian 3
Syaful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), 2 4 Hasbullah, Op cit, hal. 11 5 UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta : PT. Kloang Klede, 2003), hal. 6 6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 7
3
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidangnya. Jika itu terjadi maka dunia pendidikan akan hancur. Jadi yang lebih tepat memegang tugas guru adalah seorang guru yang profesional dan untuk menjadi guru profesional memerlukan waktu dan latihan. Memang tanggung jawab seorang guru sangat berat tapi ini adalah pekerjaan yang luhur, sesuai dengan Firman Allah :
ْ "! ُ ْ َُ َو# $ُ #% ن ُأ َ (ُ)ْ*+َ ,َ ِإ/ِ 0ْ 1 َ ْ ن ا َ ُو/#ُ 3ْ +َ ف َو ِ ُو/5ْ 6َ ْ 7ِ8 ن َ ْ(9َ !ْ +َ َو ِ) َ /ِ َ!ُ6ْ ا: َ ;ِ <َ َْوُأو (ΠΨΣ :
″[ζ° ↔[ )
ُ ْ@ ِ?>ُ(ن ُه6ُ ْ ا
َArtinya : "Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Imran : 104)7 Profesi keguruan merupakan profesi yang paling mulia dan paling agung dibanding dengan profesi yang lain. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi perantara antara manusia dalam hal ini murid dengan penciptanya yaitu Allah SWT.
8
profesi guru sangat menentukan
kelangsungan hidup suatu bangsa. Kejayaan atau kehancuran suatu bangsa boleh dikatakan sangat bergantung pada keberadaan guru-guru yang membidangi lahirnya genersi muda. Alasannya potensi manusia akan mempunyai makna dan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang selanjutnya berguna bagi kehidupan manusia.9
7
Depag. RI. Al-Qur'an dan Terjemah (Jakarta : 1995), hal. 93 Drs. Abidin Ibnu Run, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hal. 64. 9 Ibid, 71 8
4
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo adalah salah satu lembaga pendidikan formal tingkat perguruan tinggi, melalui jurusan tarbiyah STAIN Ponorogo mencetak calon-calon guru ataupun calon pendidik, para mahasiswa diharuskan melaksanakan praktek mengajar untuk menerapkan teori yang diperoleh selama dibangku kuliah. Jadi sebelum benar-benar terjun di dunia pendidikan mereka sudah punya pengalaman. Praktek mengajar di STAIN Ponorogo tersebut dinamakan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) yang dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu di Laboratorium Micro Teaching dan Sekolahan Latihan. Pengalaman mengajar selama PPLK I sangat besar manfaatnya terhadap pelaksanaan PPLK II. PPLK II adalah PPLK yang dilaksanakan oleh mahasiswa di sekolah untuk mendapatkan pengalaman riil / faktual tentang tugas guru mengajar, membimbing siswa, administrasi sekolah, dan tugas-tugas kependidikan lainya. 10 Latihan praktek mengajar yang dilakukan secara langsung dalam kelas yang nyata akan banyak memenuhi permasalahan-permasalahan guru yang tidak mungkin dapat dipecahkan secara tepat dan cepat pada saat di depan kelas itu juga. Segudang teori yang diperoleh waktu kuliah tidak akan mampu secara otomatis dapat menghadapi problem yang ada di dalam kelas tersebut. Problem-problem yang ada di dalam kelas akan muncul dengan sendirinya yang mungkin belum pernah ditemui oleh mahasiswa waktu kuliah.
10
http://72.14.235.104/search?q=cache:moWnOz4t c4j:www.unj.ac.id.ft.sidakademik.pdf+pengalaman+lapangan+kependidikan&hl=id&ct=clnk&cd= 5&gl=id (20 Okt 2008)
5
Mahasiswa tarbiyah di STAIN Ponorogo berkedudukan sebagai seorang calon guru PAI. Adapun praktek mengajar atau PPLK II ini adalah sebagai bekal mengajar nantinya. Akan tetapi, yang sering terjadi di lapangan banyak mahasiswa yang melupakan profesinya sebagai seorang guru atau pendidik. Mereka setelah lulus dari perguruan tinggi yang seharusnya terjum dalam dunia pendidikan tetapi mereka justru masuk pada dunia atau bidang yang lain. Semua itu mereka lakukan karena untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya, sehingga praktek mengajar atau PPLK II ini dirasa kurang begitu bermanfaat. Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti jurusan tarbiyah di STAIN Ponorogo dengan judul "MANFAAT KEGIATAN LATIHAN MENGAJAR PPLK II BAGI MAHASISWA CALON GURU PAI STAIN PONOROGO" B. Fokus Penelitian Penelitian difokuskan pada manfaat kegiatan latihan mengajar PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI di STAIN PONOROGO tahun 2007 yang meliputi Latar belakang PPLK, pelaksanaan PPLK II dan manfaat kegiatan PPLK II bagi Mahasiswa calon guru PAI di STAIN tahun 2007.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang diadakan PPLK bagi mahasiswa jurusan tarbiyah di STAIN Ponorogo tahun 2007 ?.
6
2. Bagaimana pelaksanaan PPLK II jurusan tarbiyah STAIN Ponorogo tahun 2007 ?. 3. Apa manfaat kegiatan PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI di STAIN Ponorogo tahun 2007 ?.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan latar belakang diadakan PPLK II bagi mahasiswa jurusan Terbiyah STAIN Ponorogo. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan PPLK II jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo tahun 2007. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan manfaat kegiatan PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI di STAIN Ponorogo tahun 2007. E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penulis dan pembaca yaitu : 1. Manfaat Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah keilmuan khususnya dalam pendidikan agama islam yang dapat diterapkan di tengah masyarakat.
7
2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut di STAIN Ponorogo dan bagi penulis khususnya akan dapat menjadikan suatu pengalaman-pengalaman dan nantinya akan diamalkan di masyarakat. Bagi Mahasiswa Menambah wawasan dalam hal praktek mengajar, sehingga mahasiswa yang akan mengajar dapat lebih bagus dalam mempersiapkan dirinya. Bagi Sekolah Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan pendorong dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut, serta untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan. Bagi Guru Diharapkan menjadi masukan bagi guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, yang berkaitan dengan praktek belajar siswa, sehingga dapat mengantarkan peserta didik dalam pengembangan profesi yang dimiliki. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan diharapkan dapat mengamalkan ilmu tersebut dimanapun berada.
8
F. Telaah Pustaka Dalam skripsi yang ditulis oleh Yuli Arifiyanti (2003) yang berjudul "PENGARUH
MICRO
TEACHING
TERHADAP
KETRAMPILAN
MENGAJAR CALON GURU PAI DI STAIN PONOROGO" yang meneliti tentang micro teaching sedangkan sekolah latihan atau yang biasa disebut dengan PPLK II tidak dibahas. Dalam skripsi ini akan meneliti tentang manfaat kegiatan latihan mengajar PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI. Dalam skripsi yang ditulis oleh Siti Mutorikah (2007) yang berjudul "PELAKSANAAN PRAKTEK MENGAJAR
DI PONDOK PESANTREN
AL-ISLAM JORESAN TAHUN 2006/2007" meneliti tentang pelaksanaan praktek mengajar. Dalam skripsi ini akan meneliti tentang manfaat kegiatan latihan mengajar. Dalam skripsi yang ditulis oleh Marji (2006) yang berjudul "PENGARUH
PELAKSANAAN
MICRO
TEACHING
TERHADAP
PRESTASI MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO TAHUN 2005" yang meneliti tentang pengaruh micro teaching terhadap prestasi mahasiswa. Dalam skripsi ini akan membahas tentang manfaat kegiatan latihan mengajar PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI.
G. Penegasan Istilah Manfaat yaitu guna, faedah, laba, untung. 11 Latihan yaitu cak pelatihan, cak pendidikan untuk memperoleh kemahiran / kecakapan. 12
11
Julius dan Willie Koen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005),710.
9
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mampu belajar, demikian menurut William Burton. 13 Sedangkan Alvin W. Howard mendefinisikan mengajar adalah suatu aktifitas
untuk mencoba menolong,
membimbing seseorang untuk
mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (citacita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. 14 PPLK II adalah kegiatan lanjutan dari PPLK I atau micro teaching, yang bersifat intrakurikuler yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa jurusan tarbiyah, yang meliputi latihan mengajar di kelas (real classroom teaching) dan latihan mengenal pengelolaan sekolah / madrasah secara terbimbing dan terpadu, sebagai syarat pembentukan profesi kependidikan.15 Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi. 16 Calon guru adalah orang yang akan menjadi guru. 17
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses dipentingkan dari pada 12
Ibid, 634. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990), 21 14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1995), 32. 15 Pedoman Pelaksanaan PPLK II Berbasis Penelitian Tindakan Kelas(Ponorogo : Jurusan Tarbiyah, 2007), 1. 16 Julius dan Willie Koen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005),696. 17 Ibid, 189 13
10
hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna merupakan hal yang esensial. Ada 6 (enam) macam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa depan. Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah study kasus yaitu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, intuisi / masyarakat. Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang. Di samping itu merupakan penyelidikan secara rinci atau setting, satu subyek satu kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.
2. Kehadiran peneliti Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitian yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpulan data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang. 3. Lokasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di STAIN Ponorogo.
11
4. Sumber data Sumber data dalam peneilitian ini adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan statistik adalah sumber data tambahan.
5. Prosedur pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada pnelitian ini adalah meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi, sebagai peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, di mana fenomena tersebut berlangsung. a. Teknik wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara antara lain adalah (a) mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan-kegiatan, perasaan, motivasi dan lain-lain, (b) mengkontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, (c) memproyeksikan kebulatan tersebut sebagai harapan yang akan datang, (d) mengklasifikasi, mengubah dan memperluas informan yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan, (e) meratifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Macam wawancara :
12
•
Wawancara pembicaraan informan,
•
Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan
•
Wawancara buku terbuka.
Hasil wawancara dan masing-masing informan tersebut ditulis dengan kode-kode dalam transkrip wawancara. b. Teknik observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap segala yang tampak pada obyek penelitian, pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungya peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedang observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiawa yang akan diselidiki misalnya peristiwa tersebut diawali melalui film atau rangkaian photo. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara efektif berikut ini: (1) pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai obyek yang akan diobservasi, (2) pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian, (3) penentuan cara dan alat yang digunakan dalam mencatat data, (4) penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, (5) pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dikritis, (6) pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak
13
saling mempengaruhi, (7) pemilikan pengetahuan dan ketrampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil. c. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumentasi dan rekaman. “Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk idividual atau organisasi dengan tujuan membuktinya adanya suatu peristiwa atau memenuhi accounting. Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian ini, mengingat (1) sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau dari konsumsi waktu, (2) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang stabil, baik keakuratannya dan merefleksikan situasi yang terjadi di masa lampau, maupun dapat dianalisis kembali tanpa mengalami perubahan, (3) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya secara konstektual relevan dan mendasar dalam konteksnya, (4) sumber ini sering merupakan pernyatataan yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini dicatat dalam format transkip dokumentasi.18
18
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung. PT. Remaja Rosda karya, 2000), 135
14
6. Analisis Data Teknik analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif. Mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi data reduction, data display dan conclusion.19 Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar sebagai berikut : 20
Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/verivikasi
Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting membuat kategori. Dengan demikian data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.21
19
Matthew B. Miles dan As Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta : UI press, 1992),12 20 Ibid, 20. 21 Ibid, 16
15
Setelah
data
reduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, net work dan chart. Bila polapola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian.22 Langkah ketiga adalah analisis data kualitas dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.23
7. Pengecekan Keabsahan Temuan Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan dan keandalan. Derajat kepercayaan keabsahan data (kredibilitas data) dapat diadakan pengecekan dengan teknik (1) pengamatan yang tekun, dan triangulasi, ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah penemuan ciri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap penelitian tersebut adalah (1) tahap pra lapangan penelitian (2) tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan persiapan 22 23
Ibid, 17 Ibid, 19
diri
memasuki
lapangan
dan
berperan
serta
sambil
16
mengumpulkan data, (3) tahap analisis data yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data, (4) tahap penulisan hasil laporan penelitian.
I.
Sistematika Pembahasan Sistematika dalam pembahasan ini terdiri dari 5 bab, yang masingmasing bab saling berkaitan erat yang merupakan satu kesatuan yang utuh yaitu : Bab I Pendahuluan, merupakan bab yang memberikan gambaran umum dan latar belakang mengenai penelitian yang dilakukan. Bab ini menguraikan hal-hal sebagai berikut : latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian dan yang terakhir sistematika pembahasan. Bab II
Landasan Teori, yakni mengungkap beberapa pokok
bahasan yang meliputi pengertian PPLK, landasan, tujuan PPLK II dan praktek mengajar, urgensi dan kegunaan praktek mengajar serta yang mencakup Mahasiswa calon guru PAI yang meliputi pengertian guru agama Islam, syarat guru, peran dan tugas guru serta kode etik guru. Bab III Penyajian Data, yang terdiri atas data umum yang ada kaitanya dengan lokasi penelitian dan data khusus yang berkaitan dengan rumusan masalah yaitu data tentang latar belakang diadakan PPLK, pendapat mahasiswa tarbiyah terhadap pelaksanaan PPLK II dan manfaat kegiatan latihan mengajar PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI STAIN Ponorogo tahun 2007.
17
Bab IV Analisa Data, analisa data ini menggambarkan data kualitas yang berfungsi untuk menganalisa data yang relevan yang diperoleh dari penelitian. Pada bab ini akan disajikan analisa data tentang latar belakang diadakan PPLK, pendapat mahasiswa tarbiyah terhadap pelaksanaan PPLK II dan manfaat kegiatan PPLK II bagi mahasiswa calon guru PAI STAIN Ponorogo tahun 2007. Bab V Penutup, bab ini merupakan akhir penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian.
18
BAB II PPLK DAN MAHASISWA CALON GURU DI STAIN PONOROGO
A. Praktek Mengajar / PPLK (Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan) 1. Pengertian Praktek mengajar / PPLK adalah kegiatan belajar Mahasiswa yang dilakukan di lapangan / sekolahan yang meliputi latihan mengajar, membimbing siswa, mempelajari administrasi sekolah dan tugas-tugas kependidikan lainnya secara terbimbing dan terpadu untuk pembentukan kemampuan profesi kependidikan. PPLK II terdiri atas PPLK I dan PPLK II. PPLK I adalah PPLK yang dilaksanakan dikampus untuk mempersiapkan Mahasiswa mengikuti PPLK II, sedangkan PPLK II adalah PPLK yang dilaksanakan oleh mahasiswa di sekolah untuk menempatkan, membimbing siswa, administrasi sekolah dan tugas-tugas kependidikan lainnya. 24 PPLK II merupakan kegiatan lanjutan dari PPLK I atau micro teaching, yang bersifat intrakurikuler yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa jurusan tarbiyah STAIN Ponorogo, yang meliputi latihan mengajar di kelas (real classroom teaching) dan latihan mengenal pengelolaan sekolah /
24
http://72.14.235.104/search?q=ceche:moWnOz4t c4j:www.unj.ac.id.ft. sidakademik.pdf+pengalaman+lapangan+kependidikan&hl=id&ct=clnk&cd=5&gl=id (20 Okt 2008)
18
19
madrasah secara terbimbing dan terpadu sebagai syarat pembentukan profesi kependidikan. Banyak sekali persamaan-persamaan antara mengajar dan praktek mengajar, akan tetapi diantara mengajar dan praktek mengajar juga ada perbedaannya. Mengajar adalah suatu kegiatan memberikan ajaran-ajaran berupa ilmu pengetahuan dan lain-lain kepada seseorang atau beberapa orang agar mereka dapat memiliki dan memahami ajaran-ajaran tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam praktek mengajar, pada hakekatnya juga melakukan dan memberikan pelajaran kepada seseorang atau beberapa orang berupa ilmu pengetahuan, akan tetapi mengajarnya dalam rangka praktek. Adapun yang secara langsung bertanggung jawab atas jalannya dan hasil-hasil latihan praktek mengajar terdiri dari :25 a.
Guru pamong adalah guru yang bertanggung jawab membimbing para calon guru selama latihan praktek mengajar berlangsung yang terdiri dari guru sekolah ditempat praktek.
b.
Guru pengawas adalah guru yang ditunjuk oleh pihak sekolah (kampus) untuk mengawasi apakah program itu berjalan sebagaimana mestinya dan apakah para calon guru melaksanakan secara tertib.
c.
Kepala
sekolah
bertanggung
jawab
memberikan fasilitas
yang
dibutuhkan, serta memberikan bimbingan dan pengawas atas jalannya dan hasil dari latihan praktek mengajar di sekolahnya.
25
Zainudin Djafar, Didaktik Metodik (Pasuruan : PT. Garuda Buana Indah, 1995), 92.
20
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengertian PPLK atau praktek mengajar adalah suatu kegiatan dalam bentuk latihan mengajar yang dilaksanakan
oleh
seseorang
secara
terbimbing
untuk
mendapatkan
ketrampilan dalam memberikan pelajaran dan di tempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi suatu program. 2. Landasan PPLK PPLK dilaksanakan atas dasar landasan :26 a. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional. b. UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. c. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan d. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik. e. Statuta STAIN Ponorogo. 3. Tujuan PPLK Adapun tujuan dari PPLK II ialah : a. Membimbing mahasiswa sebagai calon guru yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. b. Membimbing mahasiswa sebagai calon guru yang memiliki kompetensi keguruan yaitu seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang
26
Pedoman Pelaksanaan PPLK II Berbasis Penelitian Tindakan Kelas , (Ponorogo : Jurusan Tarbiyah, 2007), 1.
21
harus dimiliki, dihayati dan di kuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. c. Membimbing mahasiswa sebagai calon guru yang memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di lingkungan sekolah / madrasah. Selain itu juga ada 2 hal yang menjadi tujuannya : a. Agar seorang guru memiliki ketrampilan dalam memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Maka untuk mendapatkan suatu ketrampilan dalam mengajar tentu syaratnya antara lain : 1. Adanya kesiapan yang bersifat fisik. a. Kondisi badan benar-benar sehat. b. Kerapian dan kebersihan yang selalu terlihat jelas. c. Sikap-sikap lahiriyah yang wajar. 2. Adanya kesiapan yang bersifat non fisik. a. Menguasai bahan secara baik. b. Menguasai metodologi mengajar secara mantap. c. Menguasai teknik berkomunikasi dengan murid b. Agar seorang calon guru melalui praktek dapat menyumbangkan & mengembangkan ilmunya sesuai dengan profesi yang dimilikinya.27
Seorang calon guru yang menjalankan praktek mengajar, haruslah memahami akan tugasnya bahwa pada hakekatnya prakek mengajar sama
27
Mukhrin dkk. Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk calon Guru), (Surabaya : AlIkhlas, tt), 39-43.
22
dengan mengajar. Bagi seorang calon guru dalam praktek mengajar, selain untuk mendapatkan ketrampilan, maka tempat praktek mengajar harus juga dijadikan sebagai wadah untuk menyumbangkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian dan profesi yang dimilikinya.28 Dengan demikian, kalau seorang calon guru yang praktek mengajar sudah memahami dan menghayati benar apa tujuan dari praktek mengajar ini, maka kami berkeyakinan, pasti setiap mahasiswa / calon guru dengan senang dan rela hati tanpa ada perasaan berat dan enggan untuk melaksanakan tugas praktek mengajar dengan penuh kebanggaan, penuh kesadaran demi kebaikan untuk dirinya sendiri dan keharuman dimana dia belajar. 4. Urgensi dan kegunaan bagi seorang guru dalam ia menjalankan tugastugas mengajar Urgensi dan kegunaan praktek mengajar bagi calon guru / mahasiswa urgensi dan kegunaan mengajar yakni : a. Mengajar, salah satu urgensi dan kegunaannya adalah untuk menjaga kemuliaan, kehormatan dan keselamatan diri agar terhindar kutukan Allah SWT. b. Dengan mengajar berarti seorang pengajar ikut menanamkan dan menumbuhkan watak-watak yang baik bagi murid-muridnya sesuai dengan ajaran kebaikan yang diberikan. c. Agar seorang pengajar mampu menjadkan dirinya sebagai teladan bagi murid-muridnya. Untuk itu kedisiplinan yang tinggi mutlak diperlukan 28
Mukhrin dkk. Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis Untuk Calon Guru), (Surabaya : AlIkhlas, tt), 39 – 43.
23
agar pengajar selalu konsisten dan konsekuen dengan apa-apa yang diajarkan. d. Khusus bagi calon guru / mahasiswa urgensi dan kegunaan praktek mengajar
adalah
untuk
memenuhi
ketentuan-ketentuan
ujian
komprehensif.29
Dengan demikian, jelas bahwasannya segala apa yang kita kerjakan baik itu dalam rangka mengajar maupun praktek mengajar tidaklah sia-sia dan terbuang begitu saja, tetapi banyak kegunaanya baik diri kita pribadi maupun bagi orang lain.
B. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dari pengertian diatas terdapat unsur-unsur yang ada dalam pendidikan, yaitu 1) Usaha (kegiatan) yang bersifat membimbing dan dilakukan secara sadar, 2) Ada pendidik atas pembimbing, 3) Ada yang dididik, 4) Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan. Dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut dengan Ta’dib yang mempunyai pengertian yang lebih tinggi dan mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘Ilm), pengajaran (Ta’lim), dan pengasuhan yang baik (Tarbiyah). Namun dalam perkembangan tata “ta’dib” tidak lagi digunakan dan kemudian diganti dengan istilah “At-tarbiyah” yang sering disebut dengan Tarbiyah. Sebenarnya kata Tarbiyah berasal dari kata “Robba-Yurobbi29
Ibid, 49
24
Tabiyatan”, yang artinya tumbuh dan berkembang. Dan pada akhirnya kata tarbiyah lebih terkenal dalam pendidikan Islam. 30 Namun terlepas dari itu semua banyak ahli pendidikan yang memberikan definisi tentang pendidikan yang berbeda-beda antara lain :31 a. Al-Syaibani, pendidikan islam adalah usaha mengubah tingkah laku dalam kehidupan baik individu maupun masyarakat. Serta berinteraksi dengan alam sekitar melalui proses pendidikan berlandaskan nilai-nilai islam. b. Hasan Langgulung, pendidikan islam adalah suatu proses spriritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dalam memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. c. Ahmad Tafsir, pendidikan islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal, sesuai dengan ajaran islam. d. M. Suyudi, pendidikan islam adalah segala usaha upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitroh) maupun ajaran yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berdasarkan nilai islam untuk mencapai keberhasilan hidup di dunia dan akhirat. e. Menurut An-Nahlawi, pendidikan islam adalah kegiatan yang memiliki tujuan, sasaran dan target dengan pendidikan sejati adalah Allah SWT yang dilakukan secara berjenjang sesuai dengan perkembangan anak dengan berlandaskan syariat agama islam. f. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa PAI adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, 30
Zuhairini, et al, Metodologi Pendidika Agama (Solo : Ramadhani, 1993), 9. Umar Muhammad Al-Thoumy As-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta : Bulan Bintang : 1979), 933; Hasal Langgulung Azaz-Azaz Pendidikan Islam (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1977), 62; A. Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, 32; Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, 55; Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani, 2004), 21. 31
25
menghayati
dan
megamalkan
agama
islam
melalui
kegiatan
bimbinganpengajaran dan pelatihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.32 g. Menurut Muhammad Fadhil Al-Jamali, mendefinisikan PAI sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta megajak peserta didik hidup lebih dinamis dan berdasarkan nilai-nilai dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatan. h. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba, mendefinisikan pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (Insan Kamil). 33
Jadi PAI merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan, yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Guru PAI Calon guru adalah orang yang akan menjadi guru 34 . Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisil ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidik yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini ketika menyerahkan anaknya ke sekolah 32
Muhaimin, Paradikama Pendidikan Sialm (Bandung : Remaja Rusda Karya, 2001), 75 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 31 – 32. 34 Julius dan Willie Koen, Kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 189 33
26
berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Dngan demikian orang tua tidak mungkin menyerahkan anak kesembarang guru dan tidak sembarang orang dapat menjabat guru.35 Kata guru sebenarnya bukan saja mengandung arti pengajar tapi juga pendidik, baik di dalam maupun di luar sekolah. Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaanya baik secara jasmani maupun rohani. Mendidik tidak hanya sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of values. “Mendidik” yakni usaha membina diri anak didik secara utuh, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik agar tumbuh menjadi manusia yang berpribadi. 36 Orang yang memiliki ilmu pengetahuan kemudian mengamalkan ilmu-ilmunya maka orang tersebut mendapat tempat yang terhormat dan terpuji disisi Allah SWT. Dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 Allah SWT befirman :
ΟΠΠ : ≈↔υ ∴κ°↔[Ν Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan di beri pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadalah : 11).37 Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa arabnya adalah “Tarbiyah”. Pengajaran dalam bahasa arabnya adalah “Ta’lim”. Pendidikan dan pengajaran bahasa arabnya “Tarbiyah Wa Ta’lim”,
35
Zakiyah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), 39 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 52 37 Depag. RI Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : Samuru, 1995), 910) 36
27
sedangkan pendidikan islam bahas a arabnya “Tarbiyah Islamiyah”. 38 Menurut terminology, islam ialah patuh dan taat berserah diri kepada Allah Swt secara menyeluruh sehingga terwujudlah “Salam” dalam kehidupan di dunia maupun diakhirat. Allah Berfirman :
ΟΤΣ : ζ↓|↔[Ν Artinya :
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-NYA sebelum datang Adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. (QS. Al-Zumar : 54).39
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa calon guru PAI adalah seseorang yang akan menjadi seorang guru yang akan diberi wewenang dan tanggung jawab terhadap anak didik dan mampu membawa anak didiknya menuju perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih ini dengan menggunakan pedoman dan kaidah hidup bagi manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Syarat-syarat menjadi guru Menurut H. Mubangit, syarat untuk menjadi pendidik atau guru yaitu :
38 39
a.
Harus beragama.
b.
Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, 25. Depag. R.I. Al-Qur’an dan Terjemahnya, 754.
28
c.
Tidak kalah dengan guru-guru sekolah umum lainya dalam membentuk warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan tanah air.
d.
Harus memiliki perasaan panggilan murni (roeping).
Pendapat lain mengatakan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang guru agama agar usahanya berhasil dengan baik ialah : a.
Harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya, sehingga segala tindakannya dalam mendidik disesuaikan dengan jiwa anak didiknya
b.
Harus memiliki bahasa yang baik dan mengguanakanya sebaik mungkin, sehingga dengan bahasa itu anak tertarik kepada pelajarannya
c.
Harus mencintai anak didiknya sebab cinta senantiasa mengandung arti menghilangkan kepentingan diri sendiri untuk keperluan orang lain.
Maka guru harus bekerja sesuai dengan ilmu mendidik yang baik yang disertai lmu pengetahuan yang cukup luas dalam bidangnya dan dilandasi rasa berbakti yang tinggi. Al-Qoliqisandi, seorang pendidik islam di Mesir menetapkan bahwa syarat-syarat untuk mejadi guru adalah : a. Syarat Fisik 1.
Bentuk badannya bagus
2.
Bermuka manis / berseri-seri
3.
Lebar dahinya
4.
Dahinya tidak tertutup oleh rambutnya
29
b. Syarat Spikis 1.
Berakal sehat.
2.
Hatinya beradab.
3.
Tajam pemahamannya.
4.
Adil
5.
Bersifat perwira (kesatria)
6.
Lapang dada
7.
Bila berbicara lebih dahulu terbayang dalam hatinya
8.
Dapat memilih perkataan yang mulia dan baik
9.
Perkataannya jelas, mudah difahami dan berhubungan satu sama lain
10. Menjahui segala sesuatu yang membawa kepada perkataan yang tidak jelas.40 Dari syarat-syarat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mengingat tugas sebagai guru agama adalah tugas yang berat tetapi mulia, maka dituntut syarat-syarat jasmani, rohani dan sifat-sfat lain yang diharapkan dapat mnunjang untuk memkul tugas itu dengan sebak-baiknya. Allah berfirman :
(ΠΨΣ : ″[ζ° ↔[segolongan ) Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merkalah orang-orang yang bernutung. (QS. AlImran : 104).41 40
Hamdani Ihsan, Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung : Pustaka Setia, 2001) 102 – 103. 41 Depag. RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : Samuru, 1995), 93
30
4. Peran dan tugas guru Pandangan modern yang dkemukakan oleh Adams dan Dickey bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi :42 a. Guru sebagai pengajar. b. Guru sebagai pembimbing. c. Ilmuwan d. Pribadi Bahkan dalam arti yang luas dimana sekolah befungsi juga sebagai penghubung antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat, dimana sekolah turut memodernisasi masyarakat dan dimana sekolah turut aktif dalam pembangunan. Maka peranan guru menjadi lebih luas, meliputi juga : a.
Guru sebagai penghubung.
b.
Guru sebagai modernisator
c.
Guru sebagai pembangun Sebagaimana telah disinggung di atas, mengenai pengertian pendidik,
di dalamnya telah tersirat pula mengenai tugas-tugas pendidik atau guru, maka disini lebih diperjelas lagi yaitu, :43 a. Membimbing si terdidik Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan lain sebagainya.
42 43
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), 123 Hamadani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, 94.
31
b. Menciptakan sitasi untuk pendidikan Maksud sutuasi pendidikan adalah suatu keadaan dimana tindakantindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Mengenai tugas guru para ahli pendidikan islam sepakat bahwa tugas guru adalah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagain dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi, menghukum, memberi contoh membiasakan dan lain-lain.44 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas guru sangatlah luas. Dia tidak hanya bertugas mengajar, akan tetapi masih banyak lagi. Dan juga memilk peran yang penting dalam menentukan gerak majunya kehidupan suatu bangsa.
5. Kode etik guru Guru sebagai tenaga professional di bidang kependidikan memiliki kode etik, yang dikenal dengan “kode etik guru Indonesia”. Guru ini memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi menusia yang berpribadi (Pancasila). Baik serta buruknya suatu bangsa dimasa mendatang terletak di tangan guru. Maka guru memerlukan pedoman / kode etik guru agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).
44
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan ………….., 78
32
Secara harfiah “kode etik” berarti sumber etik. Etik artinya tata susila (etika) atau hal yang berhungan dengan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi etik guru diartikan sebagai aturan tata susila keguruan. Adapun kode etik ini dirumuskan sebagai hasil konggres PGRI ke XIII pada tanggal 21 – 25 Nopember 1973 di Jakarta ada 9 item, yaitu :45 a) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya dalam menerapkan kurikulum pembangunan yang berpancasila. b) Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik. c) Guru mengadakan komunikasi tentang anak didik, tetapi terhindar dari segala bentuk penyalahgunaan. d) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. e) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekolahannya untuk kepentingan pendidikan. f) Guru secara sendiri dan bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu professionalnya. g) Guru memelihara hungan antar sesame guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun hubungan keseluruhan. h) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
45
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ….., 148 – 157.
33
i) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Maka guru diharapkan mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada anak didik dan dapat memecahkan atas bimbingan guru sehingga kegiatan berlajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasilnya optimal. Guru dituntut untuk trampil dalam melaksanakan tugas pembelajaran, maka tidak boleh menyalahgunakan hak dan kewajiban. Kode etik guru dalam melaksanakan tugas ini apabila tidak di atur, maka guru dapat menyimpang dari obyektivitasnya dan korbannya adalah generasi bangsa. Bila diperhatikan kode etik guru, minimal meliputi :46 •
Kompeten dalam mengajar bidang studinya.
•
Profesional dalam melaksanakan tugas guru.
•
Terampil dan benar dalam melaksanakan kinerja guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kode etik guru merupakan pedoman tingkah laku sekaligus penangkal dari kecenderungan tingkah laku guru yang akan menyeleweng.
46
Djohar, Guru Pendidikan dan Pembinaanya (Yogyakarta : Grafika Indah, 2006), 40
34
BAB III MANFAAT KEGIATAN LATIHAN MENGAJAR PPLK II BAGI MAHASISWA CALON GURU PAI DI STAIN PONOROGO
A. Data Umum 1. Sejarah STAIN Ponorogo Sejarah berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo tidak dapat dipisahkan dengan pasang surut dan perjalanan sejarah IAIN Sunan Ampel. Pada awal tahun 70-an IAIN Sunan Ampel tumbuh dengan pesat dan berhasil membuka 18 Fakultas yang tersebar di tiga propinsi: Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Salah satu Fakultas yang dimaksud adalah Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN Sunan Ampel, yang pada tanggal 6 Rabiul Awal 1390 H bertepatan dengan 12 Mei 1970 diserah terimakan dari Panitia Persiapan kepada Menteri Agama Republik Indonesia yang sekaligus dimulai secara resmi penyelenggaraanannya
dengan
membuka
Program
Sarjana
Muda
(SARMUD). Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN Sunan Ampel selanjutnya tumbuh
dan
berkembang
dan
mulai
tahun
akademi 1985/1986
menyelenggarakan program doktoral (S-1) dengan membuka Jurusan Qadha’ dan Muamalah Jinayah. Selanjutnya dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), yang penyelenggaraannya secara resmi ditanda
35
tangani Menteri Agama pada tanggal 25 Shafar 1418 H bertepatan dengan 30 Juni 1997. Berdasarkan Keputusan Presiden sebagaimana tersebut di atas, pada tahun akademi 1997/1998 Fakultas Syari’ah Ponorogo beralih status dari Fakultas daerah menjadi STAIN dan merupakan unit organik yang berdiri sendiri di lingkungan Departeman Agama, dipimpin oleh ketua dan bertanggung jawab kepada Menteri. Sedangkan pembinaan secara fungsional dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Proses alih status Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN Sunan Ampel menjadi STAIN Ponorogo ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor E/136/1997. Sejak alih status tersebut Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo menyelenggarakan
pendidikan
akademik
dan
profesional
dengan
membuka tiga jurusan: Syari’ah, Tarbiyah dan Ushuludin.47 Azas, Visi, Misi dan Tujuan 1. STAIN Ponorogo berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Visi STAIN Ponorogo STAIN Ponorogo sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu keislaman dalam rangka mewujudkan masyarakat Madani.
3. Misi STAIN Ponorogo
47
Lihat Transkip Dokumentasi: 01/D/F-1/07-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
36
Melaksanakan pembelajaran dan pengkajian ilmu-ilmu keislaman serta menumbuh kembangkan iklim akademis, agamis dan humanis. 4. Tujuan STAIN Ponorogo Menghasilkan lulusan yang unggul secara intelektual, berakhlak mulia dan memiliki komitmen dalam peran sosial. 5. Sasaran Program Tahun 2004/2005 Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas di bidang ilmu pengetahuan agama Islam, memiliki kemantapan aqidah dan akhlak karimah serta komitmen dalam pengabdian pada masyarakat.48 2. Susunan Organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo Organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, terdiri atas Dewan Penyantun. Pimpinan, terdiri dari Ketua, Pembantu Ketua I Bidang Akademik, Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum, Pembantu Ketua III bidang Kemahasiswaan. Senat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Jurusan terdiri dari Jurusan Syari’ah dengan program studi Ahwal Al-Syakhshiyyah dan Mu’amalah. Jurusan Tarbiyah, dengan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Tadris Inggris (TBI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
48
Lihat Transkip Dokumentasi: 02/D/F-1/07-X/2008 dalam lampiran skripsi ini
37
Program Diploma dan Akta, terdiri dari Diploma Perbankan Syari’ah dan Akta IV Kependidikan Agama Islam. Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M), dengan tiga divisi, divisi penelitian, divisi pengabdian pada masyarakat, dan divisi penerbitan. Dosen, terdiri dari dosen tetap jurusan (Syariah, Tarbiyah, Ushuludin), dosen luar biasa, dosen tamu. Bagian administrasi: kepala bagian administrasi, sub bagian administrasi umum, sub bagian akademik dan kemahasiswaan dan sub bagian kepegawaian dan keuangan. Unsur penunjang, terdiri dari unit pengembangan mutu akademik (UPMA), unit laboratorium, unit perpustakaan dan unit bahasa. Unsur kelengkapan, ikatan orang tua mahasiswa (IKOMA), ikatan alumni, STAINPO press dan pusat studi wanita (PSW).49 Profil pejabat dan mahasiswa dalam lingkungan STAIN Ponorogo Profil Pimpinan No 1 Ketua 2 3 4
Jabatan
Pembantu ketua bidang akademik Pembantu ketua bidang adm. Umum Pembantu ketua bidang kemahasiswaan
Nama Drs. H. A. Rodli Makmun, M.Ag Drs. H. Abdul Mun’im, M.Ag Drs. M. Muhsin Dra. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag
Pejabat Jurusan Jurusan Syariah 49
Lihat Transkip Dokumentasi: 03/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
NIP 150237630 150267266 150267265 150215384
38
No Jabatan 1 Drs. Saifullah, M.Ag 2 Agus Purnomo, M.Ag
NIP 150295585 150286894
Jabatan Ketua Jurusan Sekretaris Jurusan
Jurusan Tarbiyah Jabatan No 1 Ketua Jurusan Tarbiyah 2 Sekretaris Jurusan 3
Nama 150255550 150299511
4 5 6
Kaprodi Pend. Agama Islam Kaprodi Pend. Bahasa Arab Kaprodi Tadris Inggris Kaprodi PGMI
150327277 150295914 150302526 150295749
7 8 9
Staf Jurusan Staf Jurusan Staf Jurusan
150321050 150368918 150370331
NIP Drs. Kasnun, M.A Mukhlison Effendi, M.Ag Basuki, M.Ag H. Moh. Munir, M.Ag Drs. Harjali, M.Pd Moh. Miftachul Anam, MA M. Choirul Anam, SE Umi Rohmah, M.Pd.I Drs. Syamsul Hadi
Jurusan Ushuludin No 1 2 3
Nama Ahmad
Drs. Munir, M.Ag Moh. Tasrif, M.Ag Darmuji
NIP 150289393
Jabatan Ketua Jurusan
150293637 150327292
Sekretaris Jurusan Staf Jurusan
Bagian Administrasi Kepala Bagian Administrasi Jabatan No 1 Kepala Bagian Administrasi
Nama H. Fachrudin Lathif, MSI
Subbag. Akademik dan Kemahasiswaan No Jabatan Nama 1 Kepala Sub Bagian H. Fachrudin Lathif, MSI 2 Bag. Registrasi dan Ahmad Zainal Abdi, Heregrestasi SH
NIP 150286422
NIP 150286422 150300299
39
3 4 5
6
Bag. Aministrasi Pendidikan dan Pengajaran Bag. Adm. Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat Bag. Adm. Pembinaan, kelemb Mahasiswa an Alumni Bag. Pengelolaan Kesejahteraan Mahasiswa
Suwondo, SE
150327189
A. Nukman Hakiem, M.Ag Ahmad Zainal Abdi, SH
150300122
Alwan Wibawanto, S.Th.I
150377988
Nama Drs. Ju’ Subaidi, M.Ag Miftahul Huda, M.Ag
NIP 150302527
150300299
Unsur Penunjang Unit Peningkatan Mutu Akademik No 1 Kepala
Jabatan
2 Staff UPMA Unit Laboratorium No 1 2 3 4 5
Jabatan Kepala Laboratorium Staff unit Laboratorium Staff unit Laboratorium Prodi Staff unit Laboratorium Bahasa Staff unit Laboratorium internet
150321630
Nama Evi Muafiah, M.Ag Luhur Prasetyo, M.E.I Muntoha, S.Ag Kharisul Watoni, S.Ag Fachrudin
NIP 150318470 150377930 150327290 150327283
Nama Khusniati Rofi’ah, M.S.I Drs. Kardi, S.Si Sirojodin Ahmad, S.Ag Zuhdi Tafqihan, S.Si Esti Yuli Widayanti,SE
NIP 150300069
Unit Perpustakaan Jabatan No 1 Kepala Perpustakaan 2 3
Ka. TU Perpustakaan Bagian layanan teknis
4 5
Bagian layanan otomasi/TI Bagian layanan internet/TI
150293635 150286359 150300699 150381059
Unit Bahasa50 No 50
Jabatan
Nama
Lihat Transkip Dokumentasi: 04/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
NIP
40
1
Kepala
2 3 4
Staff Bahasa Inggris Staff Bahasa Arab Staff Unit Bahasa
Dra. Aries Fitriani, M.Pd Drs. Ahmadi, M.Ag Usin Safala, S.Ag Ahmad Zubaidi, Lc
150295748 150281453 150327285 150327288
Data Mahasiswa 51 Jur/Th masuk 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 JML
SA
MU
31 40 40 28 32 10 4
52 39 36 29 35 6 3 3 200
185
DS
6 1
7
TH
PAI
PBA
TBI
PG
JML
27 26 9 10 8 7 3 2 90
226 184 158 137 63 24 10 2 802
52 42 36 18 15 4 1
93 70 92
65 86 55
168
255
206
546 487 432 223 153 51 21 7 1920
Adapun data mahasiswa yang ikut PPLK II pada Tahun 2007 Tempat Praktek MAN 1 Ponorogo MAN 2 Ponorogo MA Jenes Ponorogo MTsN Jenangan SMAN 1 Ponorogo SMAN 2 Ponorogo SMAN 3 Ponorogo SMAN Babadan SMA Bhakti Ponorogo 10 SMKN 1 Ponorogo 11 SMKN 2 Ponorogo 12 SMKN Jenangan 13 SMK PGRI 2 Ponorogo Jumlah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
51
DPL Basuki, M.Ag Elfi Yuliani Rohmah, M.Pd.I Moh. Miftahul Choiri, M.Ag Mukhlison Effendi, M.Ag H. Moh. Munir, Lc., M.Ag H. Miftahul Ulum, M.Ag Evi Muafiah, M.Ag Agus Tri Cahyo, M.Ag Moh. Widda Djuhan, M.Si
Jumlah 10 11 3 11 6 7 6 4 12
Drs. Harjali, M.Pd Retno Widyaningrum, M.Ag Drs. Ju’ Subaidi, M.Ag Erwin Yudi Prahara, M.Ag
11 8 12 11
Lihat Transkip Dokumentasi: 05/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
112
41
A. Sekilas Tentang Jurusan Tarbiyah Berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun 1997, tentang pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka semua fakultas di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang berada di luar IAIN induk berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Demikian pula halnya dengan IAIN Ponorogo yang semula menginduk kepada Surabaya akhirnya harus melepaskan diri dari induknya yaitu IAIN Sunan Ampel Surabaya. Selanjutnya STAIN
Ponorogo
menjadi lembaga otonom dan
merupakan unit organisasi tersendiri di lingklungan Departemen Agama yang dipimpin oleh Ketua dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Agama. Pembinaan STAIN secara fungsional dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama. Jurusan Tarbiyah adalah salah satu dari tiga jurusan yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pendirian Jurusan ini berdasarkan pada keputusan Menteri Agama RI No. 416/1997 tentang status STAIN Ponorogo, juga KMA No. 307/1997 tentang susunan dan organisasi STAIN, dan SK Dirjen Binbaga Islam Depag RI, No. E/154/1999, tertanggal 29-06-1999. Sebagai institusi di bawah STAIN Ponorogo Jurusan Tarbiyah mengkonsentrasikan diri untuk mencetak calon-calon pendidik agama Islam yang profesional, memiliki integritas moral dan spiritual serta memiliki kepribadian yang utuh. Jurusan ini terdiri dari dua program studi, yaitu
42
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Di samping dua program studi yang sudah ada, jurusan ini juga dilengkapi dengan program tambahan sebagai respons terhadap tuntutan dan kebutuhan dunia pendidikan. Program tambahan yang dimaksud adalah Program Akta IV dan Program Diploma Dua Pendidikan Guru MI (PGMI).52
B. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Tarbiyah 1. Visi Jurusan Tarbiyah Pusat pendidikan dan pengembangan tenaga edukatif yang profesional, kompetitif memiliki integritas moral dan spiritual serta berkepribadian yang utuh. 2. Misi Jurusan Tarbiyah a. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran pendidikan Islam secara profesional. b. Melaksanakan pembinaan profesi di bidang pendidikan agama Islam c. Mengembangkan kepekaan dan kepeduliaan terhadap pertumbuhan dan perkembangan dunia pendidikan Islam baik lokal maupun global. 3. Tujuan Jurusan Tarbiyah a. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dalam ilmu pendidikan Islam yang profesional dan kompetitif.
52
Lihat Transkip Dokumentasi: 06/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
43
b. Menghasilkan
lulusan
yang
mampu
mengembangkan
dan
mengaplikasikan khazanah ilmu pendidikan agama Islam secara tepat. c. Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas moral dan kepribadian yang utuh dalam melaksanakan pendidikan di masyarakat. Visi, Misi dan Tujuan Prodi PAI/Akta IV53 1. Visi Prodi PAI Pusat pendidikan dan pengembangan calon tenaga edukatif pendidikan agama Islam yang berkualitas. 2. Misi Prodi PAI a. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran PAI secara profesional b. Melaksanakan pembinaan profesi menjadi tenaga pendidik PAI c. Membina dan menumbuhkan kepribadian dan akhlaqul karimah d. Mengoptimalkan proses pendidikan dan pembelajaran PAI dengan menyelenggarakan program kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
3. Tujuan Prodi PAI Menghasilkan sarjana pendidikan Islam yang siap menjadi guru agama Islam pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pimpinan dan Staf Jurusan Tarbiyah54
53
Lihat Transkip Dokumentasi: 07/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
44
No Jabatan 1 Ketua Jurusan Tarbiyah 2 Sekretaris Jurusan 3 4 5 6
Kaprodi Pend. Agama Islam Kaprodi Pend. Bahasa Arab Kaprodi Tadris Inggris Kaprodi PGMI
7 8 9
Staf Jurusan Staf Jurusan Staf Jurusan
Nama Drs. Kasnun, M.A Mukhlison Effendi, M.Ag Basuki, M.Ag H. Moh. Munir, M.Ag Drs. Harjali, M.Pd Moh. Miftachul Anam, MA M. Choirul Anam, SE Umi Rohmah, M.Pd.I Drs. Syamsul Hadi
NIP 150255550 150299511 150327277 150295914 150302526 150295749 150321050 150368918 150370331
Kurikulum Jurusan Tarbiyah Kurikulum 2004 Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN)
Ponorogo
merupakan
kurikulum
yang
berbasis
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh alumni Jurusan Tarbiyah meliputi; Kompetensi Dasar, Kompetensi Utama dan Kompetensi Penunjang. Tujuan kurikulum Jurusan Tarbiyah adalah menghasilkan lulusan yang profesional dengan dua tawaran yaitu:55 1) Profesi utama untuk Prodi PAI adalah guru pendidikan Islam dan bahasa Arab di seluruh tingkat dan jenjang pendidikan menengah serta guru kelas pada Madrasah Ibtidaiyah. 2) Profesi alternatif, menjadi dai atau wirausahawan Islami. Kedua profesi tersebut dilandasi dengan penguasaan dasar, bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris, bacaan al-Qur’an dan praktek ibadah. Sedangkan elemen-elemen kompetensi terdiri atas Landasan Kepribadian Penguasaan Ilmu dan Ketrampilan, Kemampuan Berkarya 54 55
Lihat Transkip Dokumentasi: 08/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini. Lihat Transkip Dokumentasi: 09/D/F-1/12-X/2008 dalam lampiran skripsi ini.
45
dan Perilaku Berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai. Elemen-elemen di atas diintegrasikan ke dalam kelompok mata kuliah, sebagai berikut: Prosentase No Ranah Kompetensi 1 Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian 6-7% (MPK) 2 Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan 30-35% (MKK) 3 Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) 30-35% 4 Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) 15-17% 5 Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat 10-12%
Kode 1 2 3 4 5
(MBB)
Pelaksanaan
proses
pembelajaran
untuk
masing-masing
kompetensi, secara garis besar dilaksanakan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Ranah Kompetensi
Kog. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) 20% Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) 60% Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) 20% Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) 20% Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 30%
Prosentase Afek. Psiko 40% 40% 20% 20% 30% 50% 40% 20% 30% 40%
Mata kuliah pada kurikulum 2004, Jurusan Tarbiyah (STAIN) Ponorogo, dibedakan ke dalam tiga penciri, yaitu: Komp. Mata Kuliah No 1 Mata kuliah penciri STAIN Ponorogo 2 Mata kuliah penciri jurusan Tarbiyah 3 MK Pendidikan penciri Agama Islam program Pendidikan studi Bahasa Arab Tadris Bahasa Inggris PGMI Akta IV B. Deskripsi Data
Keterangan Kode Semua Jurusan dan Program STA Studi TAR Prodi Pendidikan Agama Islam Prodi Pendidikan Bahasa Arab Prodi Tadris Bahasa Inggris Prodi PGMI Program Akta IV
PAI PBA TBI PG AT
46
1. Latar Belakang Diadakan PPLK Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan. PPLK terdiri atas PPLK I dan PPLK II. PPLK I biasa disebut dengan micro teaching merupakan PPLK yang dilaksanakan di kampus untuk mempersiapkan mahasiswa mengikuti PPLK II, sedangkan PPLK II merupakan PPLK yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman riil/faktual tentang tugas guru mengajar, membimbing siswa dan tugas kependidikan lainnya. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Retno Widianingrum dan Bapak Basuki sebagai berikut:56 Latar belakang diadakannya PPLK II bagi mahasiswa tarbiyah, PPLK II itu sendiri merupakan syarat mutlak bagi mahasiswa calon sarjana S.Pd.I karena PPLK II merupakan real teaching (praktek langsung di lapangan) tapi ada syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yaitu lulus di PPLK I. Jadi latar belakangnya karena visi prodi PAI adalah menjadi guru, maka seseorang tidak mungkin jadi guru apabila tanpa praktek dulu di lapangan secara langsung baik di SMA maupun SMK. Selain itu juga merupakan syarat dari salah satu mata kuliah yang harus diambil, sekaligus mencoba untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk diterapkan di lapangan secara langsung.
Terkait dengan mulai diadakannya pelaksanaan PPLK II di STAIN Ponorogo sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Basuki sebagai berikut: Mulai dilaksanakan PPLK II di STAIN karena prodi PAI itu sendiri baru ada pada tahun 1997 dan empat tahun kemudian yaitu tahun 2000 adanya
56
Lihat Transkip wawancara: 01/1-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
47
pelaksanaan PPLK II ataupun dengan istilah lain yang biasa disebut real teaching.57
PPLK II adalah kegiatan lanjutan dari kegiatan PPLK I atau mikro teaching. PPLK II ini memiliki tujuan untuk membimbing para mahasiswa yang profesional dengan tugas mengajar, mendidik, mahasiswa yang memiliki kompetensi keguruan dan mahasiswa yang mampu dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di lingkungan sekolah. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Mukhlison Effendi sebagai berikut: Tujuan dari diadakannya PPLK II sebagaimana dalam buku pedoman diantaranya (1) Agar mahasiswa mempraktekkan apa yang mereka peroleh selama ini, biar mereka mengalami di kelas yang sebenarnya. Selama ini yang dikaji hanya teori-teori saja, dan bagaimana teori-teori itu dipraktekkan secara langsung di lapangan, (2) Memberi pengalaman kepada mahasiswa bagaimana mengajar, bagaimana situasinya dan biar tahu bahwa jadi guru harus perlu persiapan, latihan dan sebagainya.58
Terkait dengan pelaksanaan PPLK II para dosen dengan susah payah berusaha keras agar mahasiswa dapat melaksanakan praktek mengajar ini dengan baik, lancar dan semoga menjadi calon guru yang profesional. Adapun faktor pendukung dari PPLK II sebagaimana wawancara dengan Bapak Basuki dan Ibu Retno Widianingrum sebagai berikut: Faktor pendukung dari dilaksanakannya PPLK II banyak sekali diantaranya:59 1. PPLK I merupakan faktor dominan pendukung suksesnya PPLK II 2. Pembekalan-pembekalan PPLK berbasis PTK selama 1 minggu
57
Ibid. Lihat Transkip wawancara: 03/2-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini. 59 Lihat Transkip wawancara: 02/3-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini. 58
48
3. Pendukung perorangan baik pihak kampus, DPL, kepala sekolah, guru pamong dan sebgaainya 4. Tempat PPLK tidak jauh dari STAIN 5. Adanya kerja sama yang kuat antara guru-guru SMA, MA, SMK sewilayah Ponorogo dalam pembinaan guru yang dilakukan oleh dosen STAIN 6. Materi yang disampaikan di PPLK II telah dikuasai di PPLK I
Dalam pola pendidikan modern bahwa siswa dipandang sebagai titik pusat terjadinya proses belajar. Siswa sebagai subyek yang berkembang melalui pengalaman belajar, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa, membantu dan memberikan kemudahan agar siswa mendapatkan pengalaman belajar sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Seorang mahasiswa akan dapat menjalankan praktek mengajarnya dengan lancar dan sukses sebagai calon guru yang profesional apabila didorong oleh berbagai macam. Dalam melakukan suatu kegiatan apapun terkadang menemui suatu hambatan. Potensi mahasiswa serta motivasinya juga sangat mempengaruhi terhadap praktek mengajarnya. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Basuki,14
60
“Potensi mahasiswa yang heterogen merupakan faktor
penghambat dalam pelaksanaan PPLK II, karenanya maka dalam pembagian-pembagian kelompok para dosen harus melihat mutu sekolah atau madrasah yang akan ditempati.” Dan wawancara dengan Ibu Retno: “Motivasi diri dari mahasiswa sangat mempengaruhi dalam praktek mengajarnya, kalau motivasinya dan kemampuannya bagus maka akan
6014
Lihat Transkip wawancara: 02/3-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
49
lancar dan sukses. Contoh saya harus mengajar Bahasa Arab, saya minder dan malu, maka ini merupakan hambatan dalam PPLK.” 2. Pelaksanaan PPLK II Jurusan Tarbiyah di STAIN Ponorogo Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan selama di lapangan, maka pelaksanaan PPLK II atau praktek mengajar mahasiswa tarbiyah di STAIN masanya sekitar 1½ bulan atau 1 bulan, tergantung dari tatap mukanya. Tatap muka ini sangat mempengaruhi mahasiswa dalam praktek mengajar di mana ia bertugas. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Mukhlison Efendi sebagai berikut: Mahasiswa yang melaksanakan PPLK II itu masanya tidak sama, ada yang 1½ bulan dan juga yang 1 bulan sudah selesai. Ini tergantung tatap muka guru di sekolah setiap minggu, karena dalam peraturan buku pedoman minimal sebanyak 6 kali tatap muka.”61
PPLK II merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa tarbiyah di STAIN agar memperoleh pengalaman dalam kegiatan sebagai guru. Mahasiswa tersebut dibimbing untuk mendapatkan pelajaran yang ditempuh dalam waktu tertentu sebagai syarat untuk memenuhi suatu program. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mahfud dan Sri Lestari mengemukakan bahwa: Pelaksanaan PPLK II sangat menyenangkan dan dianggap penting sekali bagi mahasiswa tarbiyah, karena dengan PPLK atau praktek mengajar dapat menambah kemampuan belajar kita dalam mengajar dan memupuk kemampuan mengajar serta melatih kita untuk menghadapi siatuasi yang ada di lapangan sebelum kita menjadi seorang guru yang sebenarnya.”62
61 62
Lihat Transkip wawancara: 04/1-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini. Lihat Transkip wawancara: 06/2-w/F-2/08-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
50
Seorang pengajar sebelum mengajar di depan siswanya tentu mengadakan persiapan-persiapan, begitu juga mahasiswa tarbiyah yang akan melakukan praktek mengajar, sebab berhasil tidaknya dalam menyampaikan bahan pelajaran tergantung kepada siap tidaknya penyampai itu sendiri. Terlebih lagi bagi calon guru yang belum pernah berdiri di hadapan murid. Sehubungan dengan persiapan mengajar, mahasiswa tarbiyah STAIN yang menduduki sebagai calon guru perlu memperhatikan beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum praktek mengajar. Sebagaimana hasil wawancara dengan Mahfud dan Sri Lestari mahasiswa tarbiyah STAIN sebagai berikut: Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum praktek mengajar diantaranya: 1. Menyiapkan atau membuat RPP 2. Memahami materi yang akan disampaikan 3. Menyiapkan alat-alat bantu yang akan dipergunakan besok 4. Menyiapkan tugas-tugas bagi siswa.63
Dalam
membangkitkan
dorongan
(motivasi)
siswa,
maka
keprofesionalan dan kompetensi guru sangat besar pengaruhnya. Peran guru bukan saja sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmunya kepada siswa, melainkan juga berperan sebagai fasilitator dalam rangka mendorong dan menentukan proses untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Diantara strategi pengajaran yang digunakan tidak hanya satu macam metode saja, akan tetapi menggunakan berbagai macam metode, 63
Ibid.
51
diantaranya: ceramah, tanya jawab, jigsow, index card match dan sebagainya.64 Alasan diterapkannya agar siswa mudah untuk memahami, siswa menjadi termotivasi sehingga tidak jenuh, dengan metode itu siswa bisa menerima materi secara maksimal serta siswa tersebut menjadi aktif. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa terlihat begitu semangat dan ada yang santai tapi serius. Dengan metode yang bervariasi itu siswa menjadi tidak ngantuk dan lebih faham.65 Adapun langkah-langkah mahasiswa tarbiyah dalam praktek mengajar dengan menggunakan berbagai metode diantaranya sebagai berikut: Awal masuk kelas mahasiswa yang akan melakukan praktek mengajar di mana mahasiswa tersebut mendapat tugas, tentunya belum saling mengenal terhadap murid-muridnya. Setelah selesai berdo’a kemudian
guru
pamong/kelas/mata
pelajaran
masuk
kelas
dan
menginformasikan bahwa akan ada guru praktek mengajar di kelas, kemudian
guru
pamong/kelas/mata
pelajaran
memberikan
waktu
sepenuhnya kepada guru praktek. Selesai salam, guru praktek memperkenalkan dirinya di depan siswanya, lalu mengabsen semua siswa-siswinya. Guru praktek tersebut mengawali pelajaran dengan memberikan apersepsi (menghubungkan materi yang diberikan gurunya di masa yang lalu dengan materi yang akan disampaikan). Selanjutnya guru praktek mulai masuk pada materi, kira64 65
Lihat Transkip wawancara: 07/2-w/F-2/10-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini. Lihat Transkip observasi: 02/0/F-2/01-XII/2007 dalam lampiran skripsi ini.
52
kira sekitar 20 menit menggunakan metode ceramah, lalu melanjutkan dengan menggunakan metode-metode diantaranya: a. Tanya jawab, langkah-langkahnya: 1. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. 2. Guru memberikan penjelasan mana yang belum faham. 3. Setelah siswa tidak ada yang bertanya, ganti gurunya yang menanyai siswanya. 4. Siswa memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan. b. Metode jigsow, langkah-langkahnya: 1. Guru membentuk siswanya menjadi beberapa kelompok. 2. Guru memberikan bagian-bagian materi kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. 3. Guru berkeliling dan memberikan sedikit penjelasan kepada kelompok yang sekiranya belum faham. 4. Setelah selesai diskusi, guru meminta untuk masing-masing kelompok diminta untuk mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 5. Guru mengawasi jalannya diskusi. c. Metode index care match, langkah-langkahnya: 1. Guru menerangkan dengan sekilas tentang materi yang telah diajarkan 2. Guru memberikan potongan kertas yang telah ditulisi
53
3. Guru meminta siswanya untuk menempelkan kertas itu dengan urut di papan tulis 4. Guru mengevaluasi tempelan kertas di papan tulis bersama siswanya.66 Dengan menggunakan metode yang bervariasi ini siswa tampak senang, asyik, semangat dan aktif dalam belajar, sehingga suasana kelas menjadi hidup.
3. Manfaat kegiatan latihan mengajar PPLK II Pada hakikatnya mahasiswa terbiyah STAIN dibimbing dan diarahkan untuk menjadi seorang calon guru. Sebagaimana hasil wawancara dengan Mahfud dan Sri Lestari sebagai berikut: “PPLK II ini sangat besar sekali manfaatnya bagi mahasiswa tarbiyah sebagai calon guru yaitu dapat menambah kemampuan belajarnya dalam mengajar, sebagai wahana dalam belajar untuk menjadi guru, dapat melatih keprofesionalan dalam mengajar dan sebagai bahan latihan untuk menghadapi dengan situasi yang ada di lapangan yang sebenarnya (kelas) serta mencoba menerapkan teori-teori yang didapat di bangku kuliah.67 Berdasarkan hasil wawancara para mahasiswa tersebut bahwa kegiatan latihan mengajar atau yang disebut dengan PPLK II banyak sekali memberikan manfaat bagi mahasiswa tarbiyah sebagai seorang guru.
66 67
Lihat Transkip observasi: 01/0/F-2/01-XII/2007 dalam lampiran skripsi ini. Lihat Transkip wawancara: 06/2-w/F-2/08-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
54
Begitu juga dengan hasil wawancara dengan Bapak Basuki dan Ibu Retno Widianingrum (Dosen Pembimbing Lapangan) sebagai berikut: PPLK II sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa tarbiyah baik secara teoritik maupun praktek diantaranya: 1. Dapat menambah pengalaman-pengalaman mengajar langsung di lapangan. 2. Dapat mencoba menerapkan ilmunya yang didapat untuk diterapkan di lapangan. 3. Dapat berlatih menggunakan strategi pembelajaran yang didapat di bangku kuliah. 4. Dapat menambah pengalaman dalam mengatasi siswa yang beraneka ragam. 5. Dengan didampingi oleh guru pamong, mahasiswa tahu kekurangan dan kelebihan ketika mengajar. 6. Bagi mahasiswa yang berprestasi pada waktu melakukan PPLK II, langsung diminta untuk menjadi guru di situ. Jadi setelah tamat dari STAIN langsung menjadi guru suka relawan.68 Terkait dengan manfaat praktek mengajar atau PPLK II bagi mahasiswa tersebut dapat dispesifikkan dalam ranah afektif, kognitik dan psikomotorik. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Retno Widianingrum, M.Pd. dan ibu Evi Muafiah, M.Ag. sebagai berikut : Pelaksanaan praktek mengajar atau PPLK II memberikan manfaat bagi mahasiswa tarbiyah baik dari segi afektif, kognitif maupun psikomotorik. Dari segi afektif diantaranya : Mahasiswa dapat memprofesikan sebagai guru yang profesional, dapat berusaha untuk mencerminkan seorang guru yang baik, bisa berinteraksi dengan guru – guru yang ada di sekolahan serta mengetahui pengelolaan sekolah yang baik. Dari aspek kognitif diantaranya : Mahasiswa bisa menerapkan teori – teori pembelajaran yang di dapat di kampus, dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mendapat pengarahan dari guru pamong, dan bisa membuat sistem evaluasi. Dari segi psikomotorik diantaranya : Mahasiswa bisa membuat RPP, PROMES, PROTA sehingga mengetahui tentang indikator dan kompetensi dasar, dan mahasiswa harus membuat laporan individu maupun kelompok.
68
Lihat Transkip wawancara: 02/3-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
55
Adapun manfaat bagi guru pamong adalah dibantu dalam posisinya dalam proses pembelajaran, selain itu dapat berbagi pengalaman dalam mengajar, serta bisa mengikuti perkembangan metode pembelajaran. Manfaat PPLK II bagi lembaga adalah bisa menjalin rasa ukhuwah islamiyah dengan lembaga atau sekolah yang digunakan untuk pelaksanaan PPL, selain itu juga bisa menarik minat para siswa untuk melanjutkan belajarnya di STAIN Ponorogo. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mukhlison Effendi (Dosen Pembimbing Lapangan) bahwa pelaksanaan PPLK mulai dilaksanakan di STAIN sekitar tahun 2000 hingga sampai sekarang. Dalam praktek mengajar ini terdapat perubahan atau perkembangan, sebagaimana berikut: Awal berdiri PAI tahun 1997 dan mahasiswa pertama mengalami PPLK sekitar tahun 2000. Masa PPLK mereka tidak sama, ada yang 1½ bulan dan ada yang 1 bulan. Ini semua tergantung dari tatap mukanya, dalam buku pedoman minimal adalah 6 kali tatap muka. Sejak tahun 2007 ada sedikit perbedaan yakni dengan dimasuki PTK, di samping mengajar, mahasiswa itu mengadakan penelitian dan pengamatan dalam proses pembelajaran tersebut.69
Terkait dengan praktek mengajar, para dosen berupaya dengan sekuat tenaga dan pikirannya agar mahasiswa dapat menjalankan praktek mengajar dengan bagus. Sebagaimana wawancara Bapak Basuki dan Ibu Retno Widianingrum sebagai berikut: Upaya dosen untuk meningkatkan praktek mengajar mahasiswa diantaranya: mulai semester 5 banyak perkuliahan yang praktek, jadi presentasi makalah sebagaimana guru mengajar dalam kelas, memberi contoh mahasiswa di kelas dengan strategi yang bagus, memantapkan ilmunya serta dosen sering memberi tugas untuk membuka internet ataupun ke perpustakaan agar siswanya aktif.”70
69 70
Lihat Transkip wawancara: 04/1-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini. Lihat Transkip wawancara: 05/1-w/F-2/06-IX/2008 dalam lampiran skripsi ini.
56
Kewajiban bagi seorang guru atau calon guru mencari upaya yang dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya yakni mengajar dengan sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui ada tidaknya perubahan pada tingkah laku anak menuju kesempurnaan. Maka seorang guru atau calon guru diharapkan untuk profesional sebagaimana wawancara dengan Bapak Basuki dan Ibu Retno Widianingrum sebagai berikut: Mahasiswa diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon guru yang profesional dan tanpa adanya real teaching tidak bisa profesional, tapi yang paling penting adalah bagaimana mahasiswa nanti mamiliki 2 syarat yaitu kompeten dan komitmen. Jadi guru PAI harus profesional, punya kemampuan dan kemauan. Dan untuk mampu mahasiswa harus mengikuti proses PPLK II serta mahasiswa yang mau harus ada spiritspirit dan pengarahan.71
Dalam hal ini dosen telah berusaha semaksimal mungkin supaya mahasiswa memiliki kompeten dan komitmen, melangkahkan untuk menjadi guru yang profesional yang langkah awal di micro teaching.
71
Ibid.
57
BAB IV ANALISA TENTANG MANFAAT LATIHAN MENGAJAR PPLK II BAGI MAHASISWA CALON GURU PAI DI STAIN PONOROGO TAHUN 2007
1. Analisa tentang latar belakang diadakan PPLK II PPLK terdiri dari PPLK I dan PPLK II. PPLK I merupakan PPLK yang dilaksanakan di kampus untuk mempersiapkan mahasiswa mengikuti PPLK II, sedangkan PPLK II merupakan PPLK yang dilaksanakan oleh mahasiswa di sekolah untuk mendapatkan pengalaman lapangan riil/faktual tentang tugas guru mengajar, membimbing siswa, administrasi sekolah dan tugas-tugas kependidikan lainnya. Praktek mengajar dilakukan oleh seseorang di dalam sebuah kelas. Biasanya
seorang
keguruan/kependidikan,
mahasiswa
yang
berkuliah
pada
dunia
maka diwajibkan untuk menjalankan praktek
mengajar sebagai salah satu kegiatan intra kurikuler. Dalam praktek mengajar mereka dibimbing oleh seorang guru pamong dari sekolah di mana mereka menjalankan praktek mengajarnya. Praktek mengajar ini bersifat latihan, tapi harus diingat bahwa seseorang yang menjalankan praktek mengajar haruslah bersifat dan bersikap sebagai guru. Karena kalau pada waktu ia memberikan pelajaran di muka murid-muridnya, maka fungsinya adalah benar-benar sebagai seorang guru.
58
Salah satu fungsi dan tujuan praktek mengajar adalah untuk mendapatkan ketrampialn dalam mengajar. Ketrampilan ini bukan datang begitu saja menjalani praktek mengajar, tapi harus melalui kematangankematangan kemampuan-kemampuan tersendiri.72 Pelaksanaan praktek mengajar yang diadakan di STAIN Ponorogo bertujuan agar mahasiswa mempraktekkan apa yang mereka peroleh selama ini, agar mereka mengalami di kelas yang sebenarnya. Selama ini yang dikaji hanya teori-teori saja, dan bagaimana teori-teori itu dipraktekkan secara langsung di lapangan. Selain itu juga memberikan pengalaman kapada mahasiswa bagaimana mengajar bagaimana situasinya dan agar tahu bahwa jadi guru harus perlu persiapan, latihan dan sebagainya. Berdasarkan teori, PPLK II merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan PPLK I atau micro teaching, yang bersifat intrakurikuler yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, yang mengikuti latihan mengajar di kelas (real classroom teaching) dan latihan mengenal pengelolaan sekolah/madrasah secara terbimbing dan terpadu, sebagai syarat membentuk profesi kependidikan.73 Maka praktek mengajar wajib diikuti oleh mahasiswa Tarbiyah untuk mendapatkan pengalaman dan ketrampilan dalam mengajar.
72 Mukhrin dkk, Pedoman Mengajar ( Bimbingan Praktis Untuk calon Guru ), Surabaya: Al-Ikhlas, tt), 21-22. 73 Pedoman Pelaksanaan PPLK II Berbasis Penelitian Tindakan Kelas (Ponorogo: Jurusan Tarbiyah, 2007), 1.
59
Adapun visi Jurusan Tarbiyah adalah sebagai pusat pendidikan dan pengembangan tenaga edukatif yang profesional, kompetitif, memiliki integritas moral dan spiritual serta berkepribadian yang utuh. Berdasarkan teori dan data yang diperoleh penulis, bahwa PPLK II itu merupakan syarat mutlak bagi mahasiswa calon sarjana Tarbiyah, karena PPLK II merupakan real teaching (praktek langsung di lapangan), tetapi harus lulus terlebih dahulu di PPLK I. Untuk menciptakan calon guru profesional dan bermutu, calon guru dididik dan dilatih dalam berbagai pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Adapun visi dan misi prodi PAI adalah menjadi guru, maka seseorang tidak mungkin jadi guru apabila tanpa praktek dulu di lapangan secara langsung baik di Sekolah Tingkat Menengah. Sekaligus mencoba untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk diterapkan di lapangan secara langsung.
2. Analisa tentang Pelaksanaan PPLK II Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo Tahun 2007 Kewajiban bagi seorang guru atau calon guru adalah mencari upaya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya yakni mengajar dengan sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari ada tidaknya perubahan pada tingkah laku anak menuju kesempurnaan.74 Guru dan anak didik memang dua figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah absen dari agenda pembicaraan masyarakat.
74
Zainudin Dja’far, Didaktik Metodik, ………, 1.
60
Guru dan anak didik adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Boleh jadi, di mana ada anak didik yang ingin belajar di situ juga ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak didik.75 Guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidangnya. Jika itu terjadi maka dunia pendidikan akan hancur. Jadi yang lebih tepat memegang tugas guru adalah seorang guru yang profesional dan untuk menjadi guru yang profesional memerlukan waktu dan latihan. 76 Semakin sering dalam berlatih mengajar, maka akan semakin mendekati terhadap seorang guru yang profesional. Pelaksanaan praktek mengajar PPLK II mahasiswa Tarbiyah STAIN Ponorogo merupakan suatu latihan mengajar secara riil di kelas. Yang mana sebelumnya ia terjun dalam kelas yang nyata, para mahasiswa dibekali dengan pengalaman-pengalaman pada waktu PPLK I. Jadi mahasiswa yang melaksanakan PPLK II harus lulus terlebih dahulu di PPLK I. Selain itu pada waktu pelaksanaan praktek mengajar di mana mahasiswa itu mendapat tugas, ia dibimbing dan diarahkan oleh guru pamong/guru kelas/guru mata pelajaran.
Berdasarkan teori proses pembelajaran tidak lepas dari metode pembelajaran yang diterapkan dalam menyampaikan materi. Metode pembelajaran atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar pelajaran diserap, dipahami dan 75 76
Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik, ……., 2. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru ………, 7.
61
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.77 Makin baik metode mengajar yang diterapkan, makin efektif pencapaian tujuan. Sebelum para mahasiwa Tarbiyah STAIN Ponorogo melakukan praktek mengajar dalam kelas ia mengadakan observasi di kelas yang akan ditempati untuk mengajar. Kemudian guru praktek menggunakan beberapa metode pembelajaran yang efektif dan efisien yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Jadi dalam pelaksanaan praktek mengajar ini guru praktek mencoba menerapkan beberapa metode untuk dapat memastikan siswa agar tidak jenuh, lebih memahamkan siswa, menjadikan siswa aktif dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan teori dan data yang diperoleh penulis bahwa pelaksanaan praktek mengajar yang dilakukan oleh para mahasiswa Tarbiyah berjalan sesuai dengan harapan. Dalam pelaksanaan PPLK II di STAIN Ponorogo berjalan dengan baik dan lancar, kesemuanya itu dapat dikatakan dikarenakan:
1. Mahasiswa
yang
praktek
mengajar
bersungguh-sungguh
dalam
melaksanakan PPLK II mulai dari persiapan sampai praktek mengajar di kelas sesuai dengan langkah-langkah praktek mengajar pada umumnya mulai fase orientasi sampai fase evaluasi. 2. Guru praktek tersebut mengajar dengan luwes dan lihai dalam menyampaikan materi.
77
Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 52.
62
3. Mahasiswa praktek menggunakan metode yang bervariasi sehingga para siswa dapat termotivasi dan materi dapat mudah untuk dipahami. 4. Mahasiswa yang praktek dapat menghendel kegiatan para siswa, karena sering memberikan teguran pada siswanya yang melakukan tindakan penyelewengan di dalam kelas. 5. Sarana dan prasarana sekolah tempat PPLK II yang mencukupi. Praktek mengajar tersebut dapat memotivasi sehingga para siswa dapat menambah
pengetahuan
dengan
metode-metode
yang
baru.
Dalam
pelaksanaan praktek mengajar tersebut para mahasiswa merasa senang dan sama sekali tidak merasa terbebani. Guru pamong yang sebagai pembimbing para mahasiswa dalam praktek mengajar merasakan kelancaran dan kesesuaian sesuai harapan yang telah diinginkan. Jadi pelaksanaan praktek mengajar ini dapat menambah ketrampilan para mahasiswa dan ini berjalan dengan lancar.
3. Analisa tentang Manfaat Kegiatan Latihan Mengajar PPLK II Bagi Mahasiswa Calon Guru PAI di STAIN Ponorogo Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Maka dapat diungkapkan tiga pokok pikiran penting, yakni pengalaman lapangan
63
berorientasi pada kompetensi, terarah pada pembentukan kemampuan profesional siswa calon guru atau tenaga kependidikan lainnya, dan dilaksanakan, dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu.78 Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa manfaat adalah guna, faedah, laba dan untung. Adapun mengajar merupakan suatu aktifitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan
skill,
attitude
ideals
(cita-cita),
appreciations
(penghargaan) dan knowledge. Pelaksanaan praktek mengajar atau PPLK II ini sangatlah memberikan manfaat, tidak hanya memberikan manfaat bagi para mahasiswa saja akan tetapi juga memberikan manfaat terhadap bagi guru pamong sekaligus pada lembaga. Manfaat pelaksanaan PPLK II bagi mahasiswa dapat ditinjau dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Dari aspek afektif diantaranya : mahasiswa dapat berlatih untuk memprofesikan sebagai guru yang profesional sehingga pada waktu mengajar nantinya dia sudah pernah praktek, dapat berusaha untuk menjadi guru yang baik karena seorang guru menjadi figur bagi siswanya, dapat berinteraksi dengan guru-guru yang ada sekolahan serta mengetahui pengelolaan sekolah yang baik. Dari aspek kognitif diantaranya : mahasiswa dapat menerapkan teori-teori pembelajaran yang diperoleh selama di bangku kuliah, dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mendapat pengarahan dari guru pamong dan dapat membuat sistem evaluasi. Dan dari aspek psikomotorik : Mahasiswa bisa membuat RPP, PROMES, PROTA
78
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ……., 171.
64
sehingga mengetahui tentang indikator dan kompetensi dasar, dan mahasiswa harus membuat laporan individu maupun kelompok. Selain itu, praktek mengajar atau PPLK II juga memberikan manfaat bagi
guru pamong adalah dibantu dalam posisinya dalam proses pembelajaran, selain itu
dapat
berbagi
pengalaman
dalam
mengajar,
serta
bisa
mengikuti
perkembangan metode pembelajaran yang digunakan oleh mahasiswa yang belum diketahui oleh guru pamong. Adapun praktek mengajar atau PPLK II juga memberikan manfaat bagi lembaga diantaranya adalah : bisa menjalin rasa ukhuwah islamiyah dengan lembaga atau sekolah yang digunakan untuk pelaksanaan PPL, selain itu juga bisa menarik minat para siswa untuk melanjutkan belajarnya di STAIN Ponorogo. Praktek mengajar atau PPLK II sangat penting bagi setiap calon guru sebagai bekal persiapan dalam rangka menyampaikan pengetahuan dan keahliannya kepada murid-murid. Latihan praktek mengajar sangat berguna dalam menentukan sukses atau gagalnya calon guru tersebut dalam jabatannya sebagai guru kelak. Dalam kegiatan latihan mengajar ini para calon dilatih menunjukkan keaktifannya dan kemampuannya kepada murid, guru pamong, guru pengawas dan kepala sekolah. Para mahasiswa Tarbiyah sebagai calon guru harus berlatih dan berusaha semaksimal dan sebaik mungkin.79 Kalau seorang calon guru yang praktek mengajar sudah memahami dan menghayati benar apa tujuan dari praktek mengajar ini, maka kami berkeyakinan, pasti setiap mahasiswa atau calon guru dengan senang dan rela 79
Zainudin Dja’far, Didaktik Metodik, ……., 89.
65
hati tanpa ada perasaan berat dan enggan melaksanakan tugas praktek mengajar dengan penuh kebanggan, penuh kesadaran demi kebaikan untuk dirinya sendiri. Banyak sekali persamaan antara mengajar dan praktek mengajar, akan tetapi juga ada perbedaannya. Mengajar adalah suatu kegiatan memberikan ajaran-ajaran berupa ilmu pengetahuan dan lain-lain kepada seseorang atau beberapa orang agar mereka dapat memiliki dan memahami ajaran-ajaran tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam praktek mengajar, pada hakekatnya juga melakukan dan memberikan pelajaran kepada seseorang atau beberapa orang berupa ilmu pengetahuan, akan tetapi mengajarnya dalam rangka praktek. Berdasarkan teori dan data hasil penelitian yang penulis lakukan dari lapangan, pelaksanaan PPLK II sangat besar sekali manfaatnya bagi mahasiswa Tarbiyah yang menduduki sebagai seorang calon guru, diantaranya sebagai berikut: 1. Dapat menambah ketrampilan/pengalaman dalam hal mengajar secara riil di lapangan. 2. Dapat berlatih menerapkan metode – metode pembelajaran yang dipelajari selama kuliah. 3. Dengan
didampingi
oleh
guru
pamong,
mahasiswa
mengetahui
kekurangan dan kelebihan ketika mengajar. 4. Dapat menambah pengalaman dalam mengatasi siswa yang beraneka ragam.
66
5. Bagi mahasiswa yang berprestasi pada waktu melakukan PPLK II langsung diminta untuk menjadi guru di situ. Jadi setelah tamat dari STAIN langsung menjadi guru sukarelawan.
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Latar belakang PPLK II adalah sebagai syarat mutlak bagi mahasiswa calon sarjana Tarbiyah, karena PPLK II merupakan real teaching (praktek langsung di lapangan) maka mahasiswa itu harus lulus di PPLK I. Adapun visi dan misi prodi PAI adalah menjadi guru, maka seseorang tidak mungkin menjadi guru apabila tanpa praktek dulu di lapangan secara langsung di Sekolah Tingkat Menengah. 2. Proses kegiatan/pelaksanaan PPLK II mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo berlangsung dengan lancar, baik dan sesuai dengan teori-teori dan langkah-langkah dalam praktek mengajar yang dibimbing oleh guru pamong dan DPL. 3. PPLK II sangat besar manfaatnya bagi mahasiswa Jurusan Tarbiyah diantaranya sebagai berikut: a. Dapat menambah ketrampilan/pengalaman dalam hal mengajar secara riil di lapangan. b. Dapat berlatih menerapkan metode-metode pembelajaran yang dipelajari selama di bangku kuliah. c. Dapat menambah pengalaman dalam mengatasi siswa yang beraneka ragam.
68
d. Dengan didampingi guru pamong, mahasiswa mengetahui kekurangan dan kelebihan ketika mengajar. e. Bagi mahasiswa yang berprestasi pada waktu melakukan PPLK II langsung diminta untuk menjadi guru di situ. Jadi setelah tamat dari STAIN langsung menjadi guru sukarelawan.
B. Saran Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian, maka penulis akan memberikan saran-saran. 1. Kepada mahasiswa (calon guru PAI) hendaknya memperdalam dalam penguasaan materi yang akan diajarkan dan dapat menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan serta dapat mengoperasikan siatuasi kelas, sehingga kelas menjadi efektif dan siswanya aktif. Dalam melaksanakan PPLK II mahasiswa hendaknya dilaksanakan dengan semaksismal mungkin guna untuk bekal menjadi guru kelak. 2. Kepada DPL hendaknya lebih memperhatikan pada mahasiswa dalam melaksanakan PPLK II di mana ia mendapat tugas bimbingan untuk dikunjungi. 3. Kepada guru pamong hendaknya memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa yang melaksanakan praktek mengajar. 4. Kepada sekolah hendaknya memberikan informasi yang dibutuhkan mahasiswa dalam melaksanakan PPLK II. 5. Kepada kampus STAIN hendaknya lebih meningkatkan hubungan kerja sama antar berbagai sekolah.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Tri Prasetyo, Joko. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia, 2005. Alinpandie, Imansyah. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Kediri : PT Usaha Nasional, 1984. As – Syaibani, Umar Muhammad Al – Thoumy. Falasafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1979. An –Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani, 2004. A. Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : Rosda Karya, 1994. Darodjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1992. Depag. RI. Al-Quran dan Terjemah. Jakarta : Samuru, 1995. Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Djafar, Zainudin. Didaktik Metodik. Pasuruan : PT Garuda Buana Indah, 1995. Djohar. Guru Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta : Grafika Indah, 2006. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006. Hamdani Ihsan, Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Pustaka setia, 2001. Hasbullah. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada, 2003. http://72.14.235.104/search?q=ceche:moWnOz4t c4:jwww.unj.ac.id.ft Ibnu Rus, Abidin. Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan. Yogyakarrta : Pustaka Pelajar, 1998. Koen Willie dan Julius. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
70
Langgulung, Hasan. Azaz – Azaz Pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1977. Miles, Mattew dan huberman, Michael. Analisis Data Kualitatif. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press, 1992. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2000. Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : Remaja Rusda Karya, 2001. Mukhrin dkk. Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis Untuk Calon Guru). Surabaya: Al-Ikhlas. Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta : Ciputat Pers, 2002. Pedoman Pelaksanaan PPLK II Berbasis Penelitian Tindakan Kelas. Ponorogo : Jurusun Tarbiyah, 2007. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2006. Sardiman. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000.
Slameto. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta, 1995. Suyudi. Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta : Rosda Karya, 1998. Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1990. Zuhairini, et al. Metodologi Pendidikan Agama. Solo : Ramadhani, 1993.
71