BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Untuk dapat mencapai Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Strategi yang ditetapkan adalah melalui upaya-upaya promotif dan preventif sebagai kegiatan umum tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Indikator Indonesia Sehat, 2010). Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki peranan penting
dalam
peningkatan
kesehatan
masyarakat.
Puskesmas
dalam
perkembangannya dari tahun ke tahun terus meningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat dan merata sampai di daerah terpencil. Menurut Depkes RI (2004), pada tahun 1996 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7177 unit. Jika dilihat dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 terlihat adanya peningkatan. Peningkatan yang cukup besar (16,37%) terjadi pada tahun 1993 sedangkan pada tahun selanjutnya peningkatannya kecil (tahun 1994 meningkat 0,43% , tahun 1995 meningkat 1,7% dan tahun 1996 meningkat 1,01%). Jumlah puskesmas/100.000 penduduk pada tahun 1996 adalah 3,62. Jika dibandingkan dengan tahun 1995 mengalami sedikit penurunan (0,55 %). Pada tahun 2001 jumlah puskesmas menjadi 7.277, dan meningkat menjadi 7.309 pada tahun 2002, dan pada tahun 2007 jumlah puskesmas di Indonesia menjadi 7500 unit (Depkes RI, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan fasilitas kesehatan Puskesmas dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu rata-rata kunjungan per hari buka Puskesmas dan frekuensi kunjungan Puskesmas. Rata-rata kunjungan per hari buka Puskesmas secara nasional adalah 93,57 atau 94 kunjungan per Puskesmas per hari buka, dengan kisaran antara 21 (di Propinsi Kalimantan Timur) dan 228 (di Propinsi Jawa Timur). Sementara itu ratarata frekuensi kunjungan masyarakat ke puskesmas secara nasional adalah 2,27 kali pada tahun 1996 dengan kisaran antara 1,55 (di Propinsi Irian Jaya) dan 3,64 di Propinsi Kalimantan Selatan (Depkes RI, 2004). Menurut BPS (2000), angka kunjungan Puskesmas di Indonesia pada tahun 1995 (4,66%), 1997 (4,31%), dan tahun 1998 sebesar 3,25%. Pada tahun 2005, AKFKM (angka kunjungan fasilitas kesehatan modern) di Indonesia sebesar 9.0%, lebih kecil dibanding tahun sebelumnya (2004) sebesar 9.9%. Sedangkan propinsi yang memiliki AKFKM kurang dari 6% antara lain Sumatera Utara (5.8%), Banten (5.7%), Kalimantan Tengah (5.7%) dan Riau (5.5%). Banten, Sumatera Utara dan Riau mempunyai wilayah yang luas, kebanyakan penduduk di pedesaan kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan modern yang ada (Depkes RI, 2006). Menurut hasil Susenas (2002), dari penduduk yang berobat jalan, sebesar 23,4% memanfaatkan puskesmas, dan dari penduduk yang pernah dirawat inap 9,81% memanfaatkan rawat inap di puskesmas. Rendahnya persentase penduduk yang berobat ke puskesmas diperkirakan karena kualitas pelayanan yang kurang memadai, terbatasnya ketersediaan obat yang dibutuhkan, terbatasnya waktu pelayanan, dan
Universitas Sumatera Utara
untuk beberapa puskesmas secara geografis masih sulit dijangkau, serta beberapa faktor lainnya. Di
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
diupayakan
dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan ratarata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan, dengan kata lain dapat disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu. Sebaliknya apabila mutu pelayanan yang baik, tetapi hanya menjangkau sasaran pelayanan yang sangat kecil, dampaknya terhadap derajat kesehatan masyarakat tidak berarti (Azwar, 1996). Di Kota Medan, Sumatera Utara, terdapat sarana kesehatan yang terdiri dari 54 unit rumah sakit umum, 26 unit rumah sakit swasta, 39 unit puskesmas yang terdiri dari 13 unit puskesmas perawatan, dan 27 unit puskesmas non perawatan, puskesmas pembantu 41 unit, yang tersebar di 21 kecamatan, dan mempunyai tingkat pemanfaatan yang berbeda (Profil Kesehatan Kota Medan, 2008). Penduduk Kota Medan yang memanfaatkan sarana kesehatan Puskesmas sebanyak 1.068.373 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk sebanyak 2.102.105 jiwa (50,80%), dan pemanfaatan rawat inap mencapai 309 jiwa (0,01%). Menurut Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan tahun 2008, angka ini menunjukkan tingginya angka pemanfaatan rawat jalan (30%) di Kota Medan, sedangkan untuk rawat inap target pencapaian Standar Pelayanan Minimal 2,5%. Angka ini menunjukkan masih rendahnya pemanfaatan rawat inap di Puskesmas Kota Medan (Profil Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2008, di Kecamatan Medan Denai terdapat beberapa kasus penyakit menular seperti AFP (Acute Flaccid Paralysis) dibawah umur 15 tahun sebanyak 1 orang, penyakit TB paru dengan gejala klinis 664 orang, dan yang positif menderita sebanyak 78 orang, penyakit pneumonia pada balita dengan jumlah penderita sebanyak 399 orang, jumlah kasus penderita DBD sebanyak 99 kasus, dan jumlah kasus penyakit diare sebanyak 3504 kasus. Kasus gizi buruk pada balita juga terjadi sebanyak 65 kasus ( Profil Dinas Kesehatan, 2008). Hal ini diasumsikan rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Cakupan pemeliharaan kesehatan di Kecamatan Medan Denai pada tahun 2009, terdiri dari ASKES 9180 orang, dan Jamkesmas sebesar 31803 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sebesar 163.713 jiwa, hanya 25 % penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan (Profil Dinas Kesehatan, 2008).
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bromo Kota MedanPeriode Bulan Januari s/d Agustus 2009 No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Periode Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Jumlah Total
Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan 3 4 5 8 5 2 4 4 35
Universitas Sumatera Utara
Data diatas menunjukkan jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan rawat inap di Puskesmas Bromo periode bulan Januari s/d Agustus 2009, sebanyak 35 orang dengan jenis penyakit DBD (7 orang), Diare (2 orang), Partus (26 orang). Berdasarkan Profil Puskesmas Bromo Tahun 2008, di
Puskesmas Bromo
tersedia dokter umum 2 orang, dokter gigi 2 orang, perawat 19 orang (perawat rawat inap 9 orang), bidan 7 orang (bidan rawat inap 5 orang). Puskesmas Bromo memiliki 2 ruang rawat inap dilengkapi dengan 3 tempat tidur disetiap ruangan. Bagi pasien jamkesmas dan askes tidak dipungut biaya apapun dengan kata lain gratis. Pasien rawat inap diindikasikan membutuhkan pelayanan dari dokter spesialis, atau bidan tidak tersedia di puskesmas. Puskesmas Bromo terletak di Kelurahan Desa Binjei, Kecamatan Medan Denai, sedangkan wilayah kerja Puskesmas Bromo terletak di Kelurahan Tegal Sari, dan Mandala II yang tdd 15 lingkungan, dengan luas wilayah 87 Ha. Wilayah kerja Puskesmas Bromo tidak tersedia Puskesmas pembantu dan termasuk daerah lingkar luar/ slum area kota Medan. Di Kecamatan Medan Denai terdapat empat puskesmas yaitu Puskesmas Desa Binjei, Puskesmas Tegal Sari, Puskesmas Medan Denai, dan Puskesmas Rawat Inap Bromo. Di wilayah kerja Puskesmas Bromo terdapat sarana pelayanan kesehatan lain seperti balai pengobatan swasta (2 unit), praktek dokter umum (2 unit), praktek dokter spesialis (2 unit), praktek dokter gigi (1 unit), praktek bidan (2 unit), apotik (1 unit), dan batra penjualan jamu (1 unit). Berdasarkan wawancara dengan petugas, rendahnya pemanfaatan rawat inap disebabkan oleh sulitnya masyarakat mengakses puskesmas karena letaknya yang jauh dari wilayah
Universitas Sumatera Utara
kerja puskesmas, dan kurangnya keterampilan, kemampuan, dan disiplin petugas puskesmas. Rendahnya pemanfaatan pelayananan kesehatan oleh masyarakat diasumsikan akibat rendahnya mutu pelayanan yang diberikan, sehingga masyarakat merasa tidak puas atas pelayanan tersebut. Keberhasilan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari persepsi dan sikap pasien terhadap pelayanan yang diterima dapat memuaskan atau mengecewakan. Persepsi berkaitan erat dengan proses kognitif seseorang termasuk ingatan dan berfikir (Atkinson, 1991). Persepsi juga terjadi dalam diri pasien, dimana pasien menginterpretasikan suatu objek atau suatu aktivitas yang dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan yang mereka terima (Sebayang, 2003). Penelitian sebelumnya tentang persepsi mutu pelayanan terhadap kepuasan sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa FKM USU menyebutkan bahwa ada pengaruh persepsi mutu pelayanan kesehatan terhadap tingkat kepuasan pasien askes rawat inap di rumah sakit Dr. Pirngadi Medan (Saprijal, 2005),dan penelitian lain juga menyebutkan bahwa ada pengaruh persepsi pasien tentang mutu pelayanan rumah sakit terhadap kepuasan pasien rawat inap kelas I dan II di RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai (Yuliardi, 2007). Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa ada pengaruh persepsi mutu pelayanan puskesmas dengan kunjungan tinggi dan rendah terhadap kepuasan di Kota Jambi (Yulinda, 2006). Mengacu kepada uraian di atas, perlu dilakukan kajian mengenai persepsi tentang mutu pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Bromo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh persepsi mutu pelayanan terhadap kepuasan dan minat berkunjung kembali pasien rawat inap di Puskesmas Bromo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan pengaruh persepsi dimensi mutu pelayanan bukti fisik, kendalan, ketanggapan, jaminan dan kepastian, dan empati, terhadap kepuasan dan minat berkunjung kembali pasien rawat inap di Puskesmas Bromo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Tahun 2009.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan puskesmas khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bromo Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2009. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang Administrasi Kebijakan Kesehatan. 3. Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara