BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang banyak menggunakan tenaga kerja. Kontribusi pekerja dalam merealisasikan proyek konstruksi merupakan salah satu faktor penentu hasil pekerjaan. Secara umum pekerja melakukan pekerjaan konstruksi berdasar pada pengalaman kerja, umur pekerja dan pendidikan pekerja. Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan pekerjaannya. Tenaga kerja memiliki hak atas keselamatan dan kesehatan yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Pada saat ini sudah banyak aturan dari Undang-undang sampai keputusan Menteri tentang K3, diantaranya: Undang-undang No. 1tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hasil produk kosntruksi yang sesuai dengan rencana menyangkut waktu, mutu, dan biaya sangat dipengaruhi oleh kinerja tenaga kerja. Semua itu tidak lepas dari cara mengkombinasikan studi waktu, gerakan, dan perbaikan sistem kerja. Misalnya pada tukang batu pada pekerjaan pasangan bata, produktivitasnya dipengaruhi oleh posisi ideal, cara kerja yang efektif, durasi, lingkungan, dan partner kerja.
1
Penentuan posisi tersebut yang akan dijadikan acuan kerja guna mengubah pola tatanan kerja, serta tidak menimbulkan efek kesehatan dalam jangka panjang. Posisi yang ideal dalam bekerja perlu di perhatikan untuk mencapai kondisi kesehatan dalam bekerja. Hal ini merupakan usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja. Usaha inilah yang ada dapat meningkatkan hasil, manfaat, maupun keuntungan dalam jumlah optimal. Ergonomi merupakan penerapan posisi bekerja yang bertujuan untuk menghindari efek kecelakaan dalam bekerja. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas pekerja dalam melakukan pekerjaan secara teratur yang berpengaruh pada produktivitas kerja. Dalam pelaksanaannya besar penerapan ergonomi kerja akan bervariasi pada produktivitas pekerja. Pekerja proyek konstruksi dalam melakukan pekerjaan pemasangan bata sering melakukan pekerjaan yang berulang-ulang (repetitive motion). Resiko yang timbul tergantung dari lamanya aktivitas dilakukan, kecepatan dalam gerakan/perpindahan, otot yang bekerja. Gerakan yang berulangulang ini akan menimbulkan ketegangan pada syaraf dan otot tubuh yang bekerja. Dampak yang timbul akan semakin meningkat apabila pekerjaan berulang tersebut dilakukan dengan posisi tubuh yang kaku. Pekerja yang salah dalam menerapkan ergonomi kerja, akan menyebabkan kesehatan pekerja terganggu. Pekerjaan pasangan membutuhkan proses fisik yang dapat mengakibatkan berbagai masalah terkait ergonomi. Hal ini mengakibatkan tingkat kecelakaan pekerja cukup tinggi dan mengakibatkan musculoskeletal disorders. Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah suatu kondisi yang mengambarkan terjadinya cidera yang berpengaruh pada tulang dan proses kerja otot, syaraf, ligamen dan sendi. Kebanyakan pekerja belum mengenal istilah ergonomi dalam bekerja. Secara keseluruhan pekerja melakukan gerakan berdasarkan kebiasaan tanpa mengatuhi resiko yang ditimbulkan. Perlu adanya pengarahan agar pekerja mengetahui akibat dari 2
gerakan kerja yang dilakukan. Apabila pekerja mengetahui akibat system kerja yang dilakukan, maka pekerja dapat merubah posisi kerja yang benar apabila posisi kerja yang dilakukan salah. Hal ini dapat mencegah resiko kecelakaan pekerja dan meningkatkan produktivitas pekerja secara sehat. 1.2. Rumusan Masalah Faktor-faktor resiko ergonomi terdiri dari faktor pekerjaan, individu, lingkungan dan psikososial (Cohen et al, 1997) yang mempengaruhi terjadinya musculosketal disosders (MSDs). Proses pekerja dalam melakukan suatu kegiatan akan menimbulkan efek baik atau buruk terhadap kondisi kesehatan pekerja. Posisi kerja yang tidak tepat dan sistem kerja yang salah akan menyebabkan pekerja mengalami musculosketal disosders. Perlu adanya sebuah acuan dalam melakukan pekerjaan berdasarkan ergonomi yang tepat. Proses kerja yang dilakukan secara berulang-ulang dan tidak berdasarkan ergonomi yang tepat dapat menimbulkan cedera pada pekerja. Pekerjaan pasangan dinding merupakan pekerjaan dengan jenis gerakan yang dilakukan pekerja secara berulang-ulang, maka memerlukan identifikasi mengenai kesalahan yang dilakukan pekerja secara ergonomi dengan perbandingan sudut ergonomi. 1.3.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mengidentifikasi gerakan ergonomi yang dilakukan pada pekerjaan dinding pasangan bata pada ketinggian 0,5 m dengan metode perbandingan langsung dilapangan.
1.4. Lingkup Penelitian 3
Lingkup penelitian yang dilakukan adalah : a. Penelitian dilakukan pada pekerjaan pemasangan bata dengan ketinggian kurang dari 0,5 m. b. Penelitian dilakukan dengan pengamatan teknik kerja, posisi tubuh, distribusi material, teknik bekerja dalam pemasangan dinding bata. 1.5. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman mengenai bahaya di tempat kerja khususnya faktor yang berhubungan dengan terjadinya MSDs, sehingga para pengelola proyek dapat melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap kesehatan kerja dan terhindar dari penyakit akibat kerja. b. Dapat meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan teori yang telah didapat dalam operasional lingkungan kerja. c. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pekerja dalam menerapkan ergonomi pada pekerjaan dinding pasangan bata. d. Dapat dijadikan referensi mengenai keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerjaan pasangan. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, lingkup penelitian, manfaat dan sistematika penulisan tugas akhir.
4
Bab II berisi daftar pustaka yang mencakup pekerjaan konstruksi, pekerjaan dinding pasangan bata, metode kerja, ergonomi, gangguan musculoskeletal disosders (MSDs) akibat kerja, gangguan kesehatan pada muculoskeletal tiap bagian tubuh. Bab III berisi metodologi yang mencakup desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, manajemen data, analisa data. Bab IV berisi hasil penelitian yang mencakup, sitem kerja, pemakaian ergonomi, kesehatan kerja, perbandingan faktor-faktor kerja, hubungan musculoskeletal dengan sistem kerja lapangan, Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
5