1
BAB I
Formatted: Font color: White Formatted: Width: 21 cm, Height: 29.7 cm
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah Mempelajari kehidupan masyarakat merupakan pekerjaan yang kompleks, karena kehidupan masyarakat itu sendiri selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam mempelajari kehidupan bermasyarakat tersebut harus disertai dengan adanya berbagai pendekatan sosial. Ilmu sosiologi mengenal beberapa macam pendekatan, antara lain pendekatan melalui system theory dan action theory. System theory biasanya mempertahankan pendapat bahwa manusia itu pada hakikatnya merupakan hasil pengelolaan masyarakat bersangkutan. Action theory sebaliknya, yaitu manusialah yang memberi warna dan wujud pada masyarakat dimana ia berada dan dibesarkan”. (A.Darmawan 1986:1). Kedua pendekatan tersebut sangat diperlukan, karena struktur dan fungsi suatu organisasi masyarakat merupakan bagian dari suatu syistem hubungan sosial dan bagian dari tingkah laku atau peran seseorang. Tingkah laku dan cara hidup masyarakatnya, kelak akan mengikuti pola industri yang akan berkembang di Negara tersebut karena pertumbuhan industri sangat bergantung pada pelaku industri dan masyarakat di sekitarnya, begitu pun pola kehidupan masyarakat akan tergantung pada perkembangan industri di sekitarnya. Kehidupan ekonomi, lembaga-lembaga kemasyarakatan serta organisasi-organisasi politik, akan saling berhubungan dalam bentuk kerjasama yang kompleks.
Formatted: Font: Bold
2
Proses terjadinya kelompok dalam masyarakat mengalami bermacammacam bentuk sosialisasi antara lain: kerjasama, persaingan, konflik dan akomodasi. Proses pengelompokkan ini terjadi juga dalam masyarakat industri di manatempat pabrik di bangun. Karena pabrik itu menampung banyak tenaga, maka mengelompoklah masyarakat pabrik yang terdiri dari kaum pekerja. Adapun masyarakat, itu merupakan suatu keseluruhan yang sifatnya kompleks, karena hubungan itu sendiri luas sifatnya. Wujud hubungan itu adalah hubungan socsial yaitu hubungan yang terjadi di antara masyarakat pabrik itutersebut. Seperti hubungan antara majikan dan para pekerja, hubungan antara seorang pekerja dengan anak-anaknya, dan hubungan antara pekerja pria dan pekerja wanita dan seterusnya. Syistem interaksi dalam hubungan itu antara anggota mayarakat yang satu dengan anggota masyarakat lain dalam prilakunya terjadi saling mempengaruhi. Dalam hal ini kegiatan keagamaan yang berupa sebagaimana halnya kegiatan di pabrik, kegiatan keagamaan seperti pengajian dan lain-lainkegiatan keagamaan lainnya akan mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut, karena agama merupakan suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu
ataupun
kelompok.
Keduanya
mempunyai
hubungan
saling
mempengaruhi dan saling bergantung dengan semua fakctor yang ikut membentuk struktur soscial di masyarakat manapun. Agama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberi harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat menjadi sarana manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan duniawi yang penuh penderitaan, mencapai menuju kemandirian
3
spiritual. Agama memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang menjadi landasan keseimbangan masyarakat. (Dadang Kahmad 2000:119). Dari teori Dadang Kahmad. diatas, jelas tergambar bahwa agama dijadikan sandaran penganutnya ketika terjadi hal-hal yang berada di luar jangkauan dan kemampuannya karena sifatnya yang supra natural sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang non empiris. Selanjutnya golongan masyarakat dapat diartikan sebagai penggolongan anggota-anggota masyarakat kedalam suatu kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama atau dianggap sejenis. Setiap masyarakat dengan strukturnya masing-masing mempunyai nilai dan norma kehidupannya sendiri-sendiri termasuk pandangan kehidupan beragama, bermasyarakat dan lain sebagainya. Keadaan kehidupan inilah yang kadang-kadang menuntut prilaku soscial masyarakat tersebut sesuai dengan prilaku keagamaan yang baik. Berdasarkan pengamatan Karl Max dalam bukunya Dadang Kahmad (2000:135) mengatakan bahwa : “Golongan buruh termasuk golongan proletar yang tidak diikutsertakan dalam kehidupan masyarakat, disingkirkan dari system social yang berlaku. Kelas ini merupakan golongan yang dijadikan sapi perahan untuk meraup keuntungan yang sangat besar oleh kaum borjuis. Agama yang dibutuhkan oleh kaum buruh tampaknya agama yang bias membebaskan dirinya dari penghisapan tenaga kerja secara berlebihan”. Dalam hal ini industri memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja. Seorang industriwan mudah dibedakan dengan seorang desa, khususnya
4
dalam hal cara berpikir dan pandangan hidupnya. A. Dharmawan (1986:13) mengatakan bahwa: “Seorang industriwan mempunyai orientasi kehidupan yang lebih unik, dan berbeda secara prinsip bila dibandingkan dengan pandangan hidup masyarakat biasa desa. Pandangan hidup seorang industriwan bukan perluasan dari pandangan hidup nenek moyang mereka.” Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja. Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam masyarakat. Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda. Bila suatu kota sangat tergantung hanya kepada satu jenis industri atau perusahaan, perkembangan industri atau perusahaan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut akan berkembang atau hancur (S.R. Parker, 1992:93). Dengan berkembangnya aspek ekonomi dalam hal ini industriwan jelas prilaku sosial para pelaku industri akan menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat yang tadinya berjalan secara tradisional. Dengan adanya kemajuan ekonomi, maka berubah menjadi masyarakat yang modern walaupun secara perlahan. Mereka secara bertahap menerima adanya modernisasi. Saat ini bangsa Indonesia mulai memasuki era industri. Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri membawa perubahan dalam pandangan hidup masyarakatnya, walaupun itu tidak disadari secara lngsung. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayehkolot Kabupaten Bandung, mereka telah memasuki era industrialisasi.
5
Masyarakat yang ada di daerah Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot tersebut sekitar tahun 1965 hanyalah masyarakat petani yang mengandalkan seluruh kehidupannya pada lahan pertanian. Akan tetapi dengan meluasnya industri di daerah ini maka tahun 1986 jumlah masyarakat yang bercocok tanam (petani) berkurang, karena sawah atau ladang mereka banyak dijadikan kawasan industri. Hal ini tentu saja berpengaruh pada pola pandangan hidup mereka. Daerah yang dulu kampung kini berubah menjadi kawasan industri. “Semua bangsa terlibat dalam industerialisasi. Industrialisasi merupakan suatu proses dimulai sejak terjadinya revolusi industri di inggris pada abad ke 18 yang lalu. Sejak itu industrialisasi merupakan suatu gejala yang terus meluas khususnya di Eropa dan Amerika”. (A. Dharmawan, 1986:18). Fenomena menjamurnya perusahaan-perusahaan yang berbentuk pabrik, menyebabkan penduduk Desa Pasawahan ini mempunyai pekerjaan baru yang tadinya hanya berkisar pada pertanian dan peternak menjadi lebih beragam. Karena pekerjaan ini merupakan jenis pekerjaan yang relative baru bagi masyarakat pedesaan, maka terjadilah penyesuaian dalam aktifitas keagamaan mereka. Industrialisasi merupakan suatu proses penyebar gejala yang di terima oleh dunia sebagai suatu yang rasional, di mana nilai-nilai kebudayaan bangsa yang menerimanya tidak tersinggung, karena penerapannya membutuhkan dan keterampilan (A. Dharmawan, 1986:18).
6
Dari kutipan di atas disimpulkan industrialisasi pada masyarakat berarti adanya pergantian teknik produksi ke dalam suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupan. Berdasarkan pada pandangan tersebut, penulis ingin mengetahui tentang pola perilaku keagamaan pada masyarakat industri di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Sebagaimana umumnya masyarakat pedesaan, memegang teguh ajaran agama biasanya sangat kuat. Religiusitas mereka sangat tinggi, mereka justru menjalankan ajaran agamanya karena menurut mereka agama itu penting meskipun mereka lelah dalam bekerja akan tetapi mereka tidak mengabaikan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
tetapi tidak
demikian pada masyarakat industri ini sebagian mereka banyak yang mengabaikan ajaran agama sehingga berpengaruh pada pola prilaku mereka terhadap ajaran agama yang mereka anut. Akan tetapi setelah adanya majalismajalis ta’lim dan lembaga pendidikan agama, mereka menyadari betapa pentingnya ajaran agama bagi kehidupan mereka. Masyarakat yang ada di Desa Pasawahan mayoritasnya bekerja sebagai karyawan industri. Sebelum penulis terjun langsung ke desa tersebut, penulis mengira bahwa masyarakat industri yang ada di Desa Pasawahan tersebut banyak yang mengabaikan terhadap ajaran agama, akan tetapi setelah penulis teliti, mereka banyak yang meluangkan waktunya untuk beraktivitas dalam kegiatan pengajian atau mengajar keagamaan pada anak-anak. Faktor-faktor yang menjadikan penulis tertarik terhadap penelitian ini adalah pertama masyarakat industri di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot
7
Kabupaten Bandung, salah satu mata pencaharian pokok mereka adalah sebagai karyawan/buruh industri. Kedua, tingkat kehausan yang tinggi terhadap kegiatan pengajian yang dilakukan oleh karyawan pabrik. Ketiga, meluangkan waktunya untuk beraktivitas mengajar keagamaan pada anak-anak. Penulis mengadakan penelitian terhadap berbagai aspek kehidupan
Formatted: Space After: 0 pt
beragama sesudah masyarakat yang tersentuh oleh pertumbuhan industri. Penelitian ini mengungkapkan sejauh mana aktifitas keberagamaan masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang dipengaruhi oleh munculnya berbagai perusahaan-perusahaan yang berbentuk pabrik ditempat mereka tinggal. Unsur-unsur apa saja yang terpengaruh sebagai akibat dari munculnya pabrik-pabrik tersebut dalam segi social dan keagamaan, maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tersebut dengan judul “Pola Prilaku
Formatted: Font: Bold
Keagamaan Pada Masyarakat Industri (Studi kasus di daerah iIndustri Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)” Formatted: Space Before: 12 pt
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang didapat disusun sebagai berikut: 1. Bagaimana pola perilaku pola prilaku keagamaan masyarakat kawasan industri di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung berkaitan keyakinan, pengamalan dan pemahaman setelah berkaitan dengan pemahaman, keyakinan dan pengamalan setelah munculnya industri?
Formatted: Space After: 0 pt
8
Formatted: Space Before: 12 pt
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya dapat
Formatted: Indent: First line: 1.27 cm
disusun sebagai berikut: 1. Untuk mMengetahui pola prilaku pola perilaku keagamaan masyarakat
Formatted: Space After: 0 pt
kawasan industri di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
berkaitan keyakinan, pemahaman dan pengamalan berkaitan
dengan pemahaman, keyakinan dan pengalaman setelah munculnya industri..
Formatted: Indent: Before: 0.63 cm, Hanging: 0.63 cm, Space After: 0 pt, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.63 cm + Tab after: 1.27 cm + Indent at:
1. D. Kegunaan Penelitian
Formatted: Space Before: 12 pt
Penelitian ini diharapkan dapat membantu informasi tentang
Formatted: Indent: First line: 1.27 cm
bagaimana memahami pola prilaku keagamaan pada masyarakat industri dan bagaimana cara pengalamannya serta diharapkan dapat memberikan motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menjalankan agamanya terutama pada masyarakat industri dan kita sebagai umat islam dapat melaksanakan kewajibannya karena betapa pentingnya ajaran agama bagi kehidupan manusia. E. Kerangka Pemikiran Pola
adalah gambaran atau rancangan
Poerdarminta, 1999:763). Sedangkan
yang
diterapkan (W.J.S
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
9
pPrilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi ataupun kehendak untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya dan hal itu mempunyai arti bagi dirinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Max Weber, bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau didorong oleh motivasi, entah itu berupa perenungan, perencanaan, pengambil keputusan, dan sebagainya, bisa saja kelakuan itu terdiri dari intervensi positif ke dalam situasi positif atau sifat pasif yang sengaja tidak mau terlibat (Desty Daniar Natalia, 2008:18). Di lain pihak, Talcott Parson mengungkapkan, bahwa kelakuan manusia digairahkan dari dalam batin oleh tujuan-tujuan tertentu yang didasarkan atas nilai-nilai dan norma-norma yang dibagi bersama dengan orang lain. Jadi segala perilaku manusia sangat berhubungan dengan lingkungan atas kehidupan sosialnya, karena apapun bentuknya, perilaku dibentuk berdasarkan kesadaran dan motivasi yang ingin dituju. Dalam hal ini, Weber memuat klasifikasi perilaku sebagai berikut: 1) Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya tujuan. Baik tujuan itu sendiri maupun segala tindak yang diambil dalam rangka tujuan itu dan akibat-akibat sampingan yang akan timbul, dipertimbangkan dengan otak dingin. 2) Kelakuan
yang berorientasi
kepada
suatu
kemerdekaan, persaudaraan, dan seterusnya.
nilai,
seperti
keindahan,
Formatted: Indent: First line: 1.27 cm Formatted: Indent: Before: 0 cm
10
3) Kelakuan yang menerima orientasi dari emosi seseorang. Contohnya, orang yang merasa didorong untuk melampiaskan nafsu mereka, membalas, mengabdi diri kepada seorang tokoh atau suatu cita-cita, atau mereka yang bertindak dibawah pengaruh ketegangan emosional. 4) Kelakuan yang menerima arahnya dari tradisi, sehingga disebut “kelakuan tradisional”. Sebagai contoh, banyak hal yang dilakukan pada tiap hari tanpa memikirkan tujuan atau latar belakang motivasional. Hal itu menjadi rutin dan bersifat kebiasaan. Keempat tipe perilaku diatas, harus kita lihat sebagai tipe-tipe
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
murni untuk memahami dan menafsirkan realitas empiris yang beraneka ragam, karena segala kelakuan atau perilaku yang kita jumpai sehari-hari kurang lebih mendekati salah satu dari keempat tipe di atas. Sedangkan menurut Abu Ahmadi Perilaku adalah yang menunjukkan suatu status mental seseorang yang dinyatakan dalam dalam bentuk perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang akan terjadi atau suatu hal yang akan datang (Abu Ahmadi, 1990). Formatted: Indent: Before: 0 cm
Berdasarkan sudut pandang kebahasaan pada umumnya agama dianggap sebagai kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya tidak kacau. Hal itu mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul “psikologi agama” (2003:20) agama adalah percaya akan adanya Tuhan yang Maha Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada
11
kepercayaan utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Kehidupan manusia yang terbentang sepanjang sejarah selalu dibayangbayangi oleh apa yang dimaksud agama. Dalam kehidupan sekarangpun dengan kemajuan teknologi supramodern manusia tak luput dari agama. Agama-agama lahir pada babak sejarah pramodern, sebelum masyarakat dan dunia diwarnai perkembangan pesat ilmu dan teknik. Melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia, karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia. Hampir semua masyarakat manusia mempunyai agama. Tidak ada bangsa, bagaimanapun primitifnya, yang tidak memiliki agama. Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan oleh teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya (Dadang Kahmad, 2003:119). Agama selalu di terima dan dialami secara subjektif. Orang sering mendefinisikan agama sesuai dengan pengalamannya dan penghayatannya pada agama yang dianutnya. Mukti Ali, mantan Menteri Agama Indonesia, menulis “agama adalah percaya akan adanya Tuhan Yang Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada kepercayaan utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat.” (Jalaluddin Rakhmat, 2003:20). Menurut Emile Durkheim, agama merupakan suatu sistem yang tidak bisa lepas dari kenyataan-kenyataan adanya hubungan antar manusia dengan yang dianggap sakral. Hubungan manusia dengan Tuhan diwujudkan dalam bentuk
12
perilaku keagamaan, tata cara peribadatan, baik secara individu ataupun bersamasama dalam masyarakat manusia. Hubungan manusia dengan Tuhan memberikan dorongan pada manusia untuk menentukan gagasan-gagasan keagamaan kemudian mewujudkannya dalam berbagai bentuk, kepercayaan, mitos dan upacara peribadatan. Agama merupakan suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu ataupun kelompok. Keduanya mempunyai hubungan saling mempengaruhi dan saling bergantung (interdependence) dengan semua faktor yang ikut membentuk struktur sosial di masyarakat manapun. Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan religi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimatee . Pada urutannya agama yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan individu dengan masyarakat seharusnya tidak bersifat antagonis (M. Munandar Soelaeman, 2001:277). Agama dipandang sebagai system kepercayaan yang diwujudkan dalam prilaku sosial tertentu. Ia berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Setiap prilaku yang diperankannya akan terkait dengan system keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Prilaku
13
individu dan sosial digerakkan oleh kekuatan dari dalam yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran agama yang terinternalisasikan sebelumnya (Dadang Kahmad, 2000:53). Menurut Seyyid Hossein Nasr, agama itu sangat penting bagi manusia. Tanpa agama manusia belum menjadi manusia yang utuh. Hanya turut serta dalam tradisi yang dapat membawa manusia kepada kesadaran tentang arti dirinya dan hidupnya. Hanya tradisi dalam arti inilah yang dapat memberi makna bagi eksistensi manusia (Muhammad Fauzi, 2007:25). Vetter berpendapat bahwa prilaku agama adalah respons manusia untuk menghadapi situasi yang tidak terduga dan tidak terkendali. Ada 2 faktor utama yang menentukan apakah prilaku itu akan terjadi. Pertama, prilaku yang bermanfaat pada situasi terdahulu akan diulangi lagi dalam bentuk-bentuk ritual pada situasi yang sama dikemudian hari. Kedua, prilaku cenderung dijalankan jika prilaku itu mengubah kompleks asosiasi stimulus yang mendorongnya atau jika prilaku itu setidak-tidaknya sedang berlangsung ketika sesuatu yang lain mengubah situasi, karena dalam kedua keadaan prilaku itu dipertahankan sebagai tindakan terakhir yang berkaitan dengan kompleks stimulus tersebut. (Jalaluddin Rakhmat, 2003:170).
Menurut Seyyid Hossein Nasr, agama itu sangat penting bagi manusia. Tanpa agama manusia belum menjadi manusia yang utuh. Hanya turut serta dalam tradisi yang dapat membawa manusia kepada kesadaran tentang arti
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
14
dirinya dan hidupnya. Hanya tradisi dalam arti inilah yang dapat memberi makna bagi eksistensi manusia (Muhammad Fauzi, 2007:25). Untuk mengetahui pengaruh agama terhadap masyarakat, ada tiga aspek yang perlu dipelajari, yaitu : kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakn fenomena sosial yang kompleks dan terpadu yang pengaruhnya dapat diamati pada prilaku manusia ( Dadang Kahmad, 2003:131). Setiap kehadiran suatu perusahaan di tengah-tengah masyarakat secara langsung ataupun tidak, pasti membawa pengaruh terhadap kehidupan jasmaniah maupun rohaniah. Termasuk di daerah pasawahan yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai karyawan industri dan dapat mempengaruhi nilainilai keagamaan serta prilaku mereka dalam kegiatan sehari-hari. Unsur-unsur perusahaan yang mampu mempengaruhi masyarakat tadi antara lain: beraneka macam usaha perusahaan yang datang dari kelompokkelompok
yang berkepentingan
dalam
perusahaan
guna
mempengaruhi
masyarakat. Pengaruh ini dibawakan melalui perilaku dan penampilannya dalam masyarakat, serta pengalaman kerja lainnya termasuk terapan teknologi modern dan kondisi material perusahaan yang makin memadai (A. Dharmawan, 1986:78).Menurut A. Dharmawan (1986:19-20) mengatakan bahwa pada umumnya masyarakat industri berpandangan luas, obyektif dan optimis tanpa meninggalkan system nilai yang ada, serta menghargai setiap perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan.
15
Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa masyarakat industri mempunyai pandangan dan ilmu pengetahuan yang luas. Mereka bergaul di perusahaan dengan kelompok dan dari latar belakang yang berbeda. Unsur-unsur perusahaan yang mampu mempengaruhi masyarakat antara lain: beraneka macam usaha perusahaan yang datang dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam perusahaan guna mempengaruhi masyarakat. Pengaruh ini dibawakan melalui perilaku dan penampilannya dalam masyarakat, serta pengalaman kerja lainnya termasuk terapan teknologi modern dan kondisi material perusahaan yang makin memadai (A. Dharmawan, 1986:78). Kehidupan manusia yang terbentang sepanjang sejarah selalu dibayangbayangi oleh apa yang dimaksud agama. Dalam kehidupan sekarangpun dengan kemajuan teknologi supramodern manusia tak luput dari agama. Agama-agama lahir pada babak sejarah pramodern, sebelum masyarakat dan dunia diwarnai perkembangan pesat ilmu dan teknik. Melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia, karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia. Hampir semua masyarakat manusia mempunyai agama. Tidak ada bangsa, bagaimanapun primitifnya, yang tidak memiliki agama. Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan oleh teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya (Dadang Kahmad, 2003:119). Vetter berpendapat bahwa prilaku agama adalah respons manusia untuk menghadapi situasi yang tidak terduga dan tidak terkendali. Ada 2 faktor
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
16
utama yang menentukan apakah prilaku itu akan terjadi. Pertama, prilaku yang bermanfaat pada situasi terdahulu akan diulangi lagi dalam bentuk-bentuk ritual pada situasi yang sama dikemudian hari. Kedua, prilaku cenderung dijalankan jika prilaku itu mengubah kompleks asosiasi stimulus yang mendorongnya atau jika prilaku itu setidak-tidaknya sedang berlangsung ketika sesuatu yang lain mengubah situasi, karena dalam kedua keadaan prilaku itu dipertahankan sebagai tindakan terakhir yang berkaitan dengan kompleks stimulus tersebut. (Jalaluddin Rakhmat, 2003:170). C. Y. Glock dan R. Stark (1968:11-19) menyebutkan lima dimensi beragama. Pertama, dimensi keyakinan. Dimensi ini berisikan pengharapan sambil berpegang teguh pada teologis tertentu. Kedua, dimensi praktik agama yang meliputi perilaku simbolik dari makna-makna keagamaan yang terkandung didalamnya. Ketiga, dimensi pengalaman keagamaan yang merujuk pada seluruh keterlibatan subjektif dan individual dengan hal-hal yang suci dari suatu agama. Keempat, dimensi pengetahuan agama artinya orang beragama memiliki pengetahuan tentang keyakinan ritus, kitab suci, dan tradisi. Kelima, dimensi konsekuensi yang mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Dari teori C.Y. Glock di atas, penulis menyimpulkan bahwa dimensi beragama dibagi
menjadi tiga dimensi, pertama pernyataan/pemahaman
keagamaan Artinya orang beragama memiliki pengetahuan keyakinan ritus, kitab suci, dan tradisi yang berkaitan dengan agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya dalam menambah pengetahuan agamanya. Apakah dia mengikuti pengajian,
Formatted: Indent: First line: 0 cm
17
membaca buku-buku untuk menambah wawasan atau pengetahuan agamanya. kedua keyakinan beragama. artinya dalam meyakini agamanya tersebut, masyarakat bisa mengamalkan ajarannya atau tidak sehingga mereka benar-benar harus yakin atas ajaran yang mereka anut. Ketiga pengalaman beragama sejauhmana orang mengerjakan kewajiban ritual dalam agama mereka. . Formatted: Indent: First line: 0 cm
E. Lokasi Penelitian
Formatted: Indent: First line: 0 cm, Space Before: 12 pt
Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah industri tekstil, makanan, pakaian, obat-obatan dan lain-lain di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian, mengingat tempat ini salah satu sasaran daerah industri. Di lokasi inilah muncul berbagai macam masalah yang kompleks disebabkan perubahan budaya, yang semula agraris menjadi budaya industri. F. Langkah-langkah Penelitian
Formatted: Space Before: 12 pt
Untuk mendeskripsikan penelitian ini penulis menempuh langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Menentukan wilayah penelitian. Penelitian ini dilakukan di daerah industri Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian, mengingat disinilah objek sasaran penelitian yang telah dipilih oleh penulis, dan
Formatted: Font: Bold Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0.63 cm, List tab + Not at 1.27 cm Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm, Tab stops: 0 cm, List tab + Not at 1.27 cm
18
dilokasi
inilah
muncul
berbagai
macam
masalah
kompleksitas
dalam
mengentaskan masalah berkenaan dengan masalah industri. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan questioner, observasi dan
Formatted: Font: Bold Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0.63 cm, List tab + Not at 1.27 cm Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0 cm, List tab + Not at 1.27 cm
cara wawancara, observasi dan questioner. Sehingga terkumpul data-data. 3. Sumber data Menurut sifatnya sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. a. Data primer adalah sumber pokok dan utama atau tangan pertama. Sumber
Formatted: Font: Bold Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0.63 cm, List tab + Not at 1.27 cm Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm, Tab stops: 0 cm, List tab + Not at 1.27 cm Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0.63 cm, List tab + Not at 2.54 cm
primer penelitian diambil dari masyarakat yang ada di kawasan industri yakni Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang meliputi tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh/karyawan. b. Data sekunder adalah sumber tambahan atau (suplemen), atau juga tangan kedua. Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku bacaan dan
Formatted: Indent: Before: 0 cm, Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.9 cm + Tab after: 2.54 cm + Indent at: 2.54 cm, Tab stops: 0.63 cm, List tab + Not at
dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Formatted: Font: Bold
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang bersifat data primer adalah dengan menggunakan observasi, serta wawancara. Sedangkan untuk data yang bersifat data sekunder seperti teori, pandangan-pandangan, hasil penelitian, buku dan catatan-catatan digunakan studi dokumentasi dan kepustakaan.
19
a. Observasi, dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari sumber primer, khususnya untuk melihat situasi lokasi, suasana kehidupan dan prilaku-prilaku subyek penelitian yang teramati lainnya. b. Wawancara. Teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur dilakukan terutama untuk mengetahui pandangan, pendapat, keterangan atau kenyataan-kenyataan yang dilihat dan dialami oleh responden dan informan. Wawancara dilakukan baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (telepon). c. Kuesioner dilakukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan untuk memperoleh informasi secara langsung dari para responden, dalam hal ini masyarakat sekitar. Mengingat terbatasnya masalah yang akan ditanyakan dalam kuesioner, maka pertanyaan yang dibuat diupayakan pertanyaan-pertanyaan yang langsung berkaitan dengan tujuan utama penelitian. Jenis pertanyaannya bersifat tertutup, yakni kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain. d. Studi kepustakaan atau Dokumentasi. Ini dilakukan terutama untuk melengkapi dan menguatkan data yang diperoleh baik dari hasil angket, maupun wawancara. Disamping untuk kepentingan yang bersifat teoritis, guna memperoleh kejelasan dan masukan masalah penelitian yang dibahas. Formatted: Font: Bold
5. Analisis data Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Menurut Hadari Hadawi (2003:63-64) bahwa metode deskriptif adalah cirinya seperti memusatkan
Formatted: Indent: Before: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Space Before: 12 pt Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: 0 cm, List tab + Not at 0.63 cm
20
perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, serta menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya serta diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat. Caranya dengan mengumpulkan, dan manganalisa data-data yang ada kaitannya dengan obyek kajian sebagai berikut: a. Mengumpulkan dan menginventarisir seluruh data yang didapat dari hasil penelitian yang berhubungan dengan pola perilaku keagamaan pada masyarakat industri di Desa Pasawahan. b. Mereduksi data yang di dapat untuk memilih data yang berhubungan dengan permasalahan dan data yang tidak berhubungan dengan permasalahan. c. Mengklasifikasi data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang didapatkan dan setelah itu diklasifikasikan mana yang lebih penting serta memisahkan data yang tidak berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. d. Menarik kesimpulan dengan bertitik tolak pada hal-hal yang dipertanyakan (problematika) dan tujuan penelitian juga menghubungkan dengan tafsiran hasil penelitian.
21
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Keagamaan Manusia sebagai makhluk hidup, tentu saja melakukan prilaku atau perbuatan yang diinginkannya sesuai dengan sikap kemanusiannya. Sehingga perilaku-perilaku manusia ini disebut sebagai perbuatan manusiawi. Perbuatan manusiawi adalah perbuatan yang dikuasai oleh manusia, yang secara sadar di bawah pengontrolannya dan dengan sengaja dikehendakinya (Puspoprojo 1999:85-86). Perilaku keberagamaan terdiri dari kata perilaku dan keberagamaan.
Formatted: Indent: Before: 0.63 cm, First line: 1.27 cm
Perilaku menurut khazanah psikologi merujuk kepada suatu perbuatan konkret, yang diartikan sebagai suatu tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja anggota badan atau ucapan. Perilaku memiliki makna yang luas sekali, bisa mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Sedangkan keberagamaan merupakan bentuk-bentuk manifestasi dari sebuah keyakinan agama yang dianut (Muhammad Fauzi, 2007:62) Perilaku keberagamaan akan melahirkan berbagai kreasi budaya dengan nilai kepercayaan yang dikandungnya. Manusia dan agama merupakan dua sisi yang saling berpengaruh. Sebagai unsur yang dibutuhkan manusia, agama memberikan layanan psikologi kepada manusia untuk mnyajikan sesuatu yang dibutuhkannya. Manusia disisi lain, memberikan pengaruh
Formatted: Indent: Before: 0.63 cm
23
secara signifikan dalam proses perubahan nilai yang banyak dipengaruhi oleh agama dalam membentuk tatanan dalam masyarakat. Diantara semua gejala kebudayaan manusia tersebut yang paling sulit didekati dengan analisis logis dan mata adalah mitos dan religi (Muhammad Fauzi, 2007:68). Agama merupakan sebuah sistem terpadu tentang kepercayaankepercayaan dan praktek-praktek khusus yang menyatu ke dalam satu komunitas moral yang absolut. Agama dipandang sebagai suatu norma yang mengatur kehidupan manusia yang diyakininya dan berdasarkan pada keyakinan itulah perilaku manusia terbentuk, karena dalam agama terdapat aturan perintah dan larangan. Dengan berbekal keyakinan inilah manusia akan menemukan konsep misterius Tuhan yang tidak dapat didekati dengan rasio atau pemikiran akal manusia semata. 1. Pola Perilaku Keagamaann Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk
menghasilkan
sesuatu
(http://wikipedia/pola).
Pola
menurut
Poewadarminta adalah gambaran atau rancangan yang diterapkan. Sedangkan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, 2007:859). Di lain pihak, Talcott Parson mengungkapkan, bahwa kelakuan manusia digairahkan dari dalam batin oleh tujuan-tujuan tertentu yang didasarkan atas nilai-nilai dan norma-norma yang dibagi bersama dengan orang lain. Jadi segala perilaku manusia sangat berhubungan dengan lingkungan atas kehidupan
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Complex Script Font: 12 pt Formatted: List Paragraph, Indent: Before: 0 cm
24
sosialnya, karena apapun bentuknya, perilaku dibentuk berdasarkan kesadaran dan motivasi yang ingin dituju. Menurut Prof. Dr. Mar’at, meskipun belum lengkap Allport telah
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
menghimpun sebanyak 13 pengertian mengenai sikap. Dari 13 pengertian itu dapat dirangkum menjadi 11 rumusan mengenai sikap. Rumusan umum tersebut adalah bahwa: 1)
Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan.
2)
Sikap selalu dihubungkan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide.
3)
Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik dirumah, sekolah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan.
4)
Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek.
5)
Bagian yang dominan sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu.
6)
Sikap memiliki tingkat identitas terhadap obyek tertentu yakni kuat atau lemah.
7)
Sikap bergantuk kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai sedangkan disaat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok.
8)
Sikap dapat bersikap relatif consistent dalam sejarah hidup individu.
Formatted: Indent: Before: 0 cm
25
9)
Sikap merupakan bagian konteks persepsi ataupun kognisi individu.
10) Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan. 11) Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna atau bahkan tidak memadai (Jalaluddin, !998:187188). Perilaku dalam kamus W.J.S Poerwadarminta (1985:738) medinyatakan bahwa yang disebut perilaku itu adalah cara berbuat, tingkahlaku, kelakuan perbuatan. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, 2007:859). Sedangkan menurut Abu Ahmadi Perilaku adalah yang menunjukkan suatu status mental seseorang yang dinyatakan dalam dalam bentuk perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang akan terjadi atau suatu hal yang akan datang (Abu Ahmadi, 1990). Sedangkan menurut Andi Mapiere (1982:58) mengemukakan bahwa perilaku merupakan kecenderungan yang stabil yang dimiliki seseorang yang mereaksi, baik reaksi positif maupun reaksi negatif terhadap dirinya, orang lain, benda, situasi dan kondisi sekitarnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa timbulnya perilaku (positif atau negatif) itu merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik dengan benda-benda fisik lingkungannya, orang tua, saudarasaudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas.
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
26
Definisi diatas menyatakan bahwasanya perilaku adalah sesuatu yang dapat diubah baik menjadi positif atau negatif, tergantung benda-benda fisik lingkungannya, orang tua, saudara-saudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas. Perilaku keagamaan seseorang pada dasarnya lebih menunjukkan kepada
Formatted: Indent: Before: 0 cm
proses internalisasi niali-nilai agama yang kemudian menyatu dalam diri individu dan membentuk pola perilaku sehari-hari yang meliputi lima dimensi yaitu, dimensi idiologi, ritualistik, eksperensial, intelektual dan konsekuensional. Agama mendorong manusia untuk tidak selalu memikirkan kepentingan diri sendiri melainkan juga memikirkan kepentingan sosial. Pola perilaku seseorang juga di dorong oleh suatu kebutuhan yang secara tipikal mengarah pada usaha pemenuhannya. Plato mengatakan bahwa manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya tetapi dalam kehidupan sosial dan kehidupan politiknya. Tingkah laku manusia tidaklah terjadi secara sproradis (timbul dan hilang di saatsaat tertentu), tetapi selalu ada kelangsungannya (kontinuitas) antara suatu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.
Formatted: Indent: Before: 0.01 cm
2. Agama Sepanjang sejarah dan dalam setiap tahap evolusi umat manusia, agama selalu menjadi perhatian dan mendapatkan tempat kehormatan. Pada tahap evolusi apa pun dan dalam periode mana pun, kebutuhan akan agama selalu dirasakan kehadirannya. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan agama dan tidak membutuhkan
aturan-aturan
sebagai
penuntunnya,
pengatur
cinta
dan
27
kepentingan-kepentingannya. Karenanya, agama senantiasa menjadi agenda yang terpenting dalam sejarah kehidupan manusia. Agama berarti mengabdi diri, maka orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan agama, tetapi ia akan memerlukan untuk membiasakan dirinya dengan hidup secara agama. Seorang ahli agama bernama William Temple berkata: “agama adalah menuntut pengetahuan untuk beribadah.” Lebih lanjut ia berkata: “Pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhan penciptanya (Muhammad Fauzi, 2007:2). Rasa pengabdian ini harus dihargai dan mendapatkan tempat yang suci. Bagi tiap-tiap penganut tertentu, agama timbul dari rasa pengabdian yang seksama termasuk didalamnya pikiran, perkataan, dan tindakan. Agama mempunyai 2 macam pengertian yaitu pengertian secara asal-usul kata (etimologi) dan pengertian secara istilah (terminologi). Pengertian agama menurut bahasa ada dua macam: a. Ada yang berpendapat bahwa kata agama ini berasal dari kata bahasa sansekerta yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan atau kebaktian kepada Tuhan. b. Pendapat lain menyatakan bahwa kata agama itu sebenarnya terdiri dari dua buah perkataan yaitu: A berarti tidak kacau, GAMA berarti kacau balau, tidak teratur jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.
Formatted: Indent: Before: 0 cm
28
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hidup beragama
Formatted: Indent: Before: 0 cm
itu adalah hidup yang teratur, sesuai dengan haluan atau jalan yang telah dilimpahkan Tuhan dan dijiwai oleh semangat kebaktian kepada Tuhan.
Ada beberapa kata asing sinonim dengan kata agama: 1. Religion, dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin “religare” yang berarti kembali terikat, di sini dapat disimpulkan bahwa hidup beragama itu bukanlah hidup yang lepas bebas, melainkan adalah hidup yang terikat oleh norma-norma atau peraturan-peraturan. Dan peraturan-peraturan yang tinggi adalah peraturan dari Tuhan. 2. Godsdient dalam bahasa belanda yang berarti kepercayaan dan kebaktian kepada Tuhan. Hidup beragama adalah hidup yang dilandasi oleh kepercayaan atau keimanan kepada Tuhan serta kebaktian atau pengabdian kepada-Nya. 3. Ad-Din menurut bahasa arab yang berarti: a. Adat kebiasaan atau tingkah laku. b. Taat, patuh, dan tunduk kepada Tuhan. c. Hukum-hukum atau peraturan-peraturan.
Formatted: Indent: Hanging: 0.63 cm
d. Juga kata-kata Ad-din itu untuk menyebut salah satu peristiwa yang amat
Formatted: Tab stops: 1.27 cm, List tab + Not at 2.54 cm
mengharukan/dahsyat yaitu hari kiamat/hari pembalasan (Abu Ahmadi 1991:1-2). Dalam bahasa Al-Qur’an agama sering disebut dengan Ad-din yang artinya hukum, kerajaan, kekuasaan, tuntunan, pembalasan, kemenangan dan masih banyak lagi. Dari arti ini dapat disimpulkan bahwa agama (Addien) adalah
29
penyerahan mutlak dari hamba kepada Tuhan. Maha pencipta dengan tingkah laku, budi pekerti, dan perbuatan nyata sebagai manifestasinya (Abu Ahmadi, 1991:13-14). Sedangkan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa Agama adalah segenap kepercayaan kepada (Tuhan , dewa dsb) serta dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (WJS Poerdarminta, 1999:18). Menurut Joachim Wach, agama adalah perbuatan manusia yang berkaitan dengan Tuhan Maha Pencipta, kepada-Nyalah manusia memberikan kepercayaan dan membangun keterikatan yang sesungguhnya. Wach menjelaskan, agama adalah sesuatu yang sangat berarti bagi orang lain. Tetapi juga sesuatu yang dibenamkan dalam lubuk hati setiap pribadi supaya bisa mengenalnya dengan pasti karena agama bersentuhan dengan hal-hal yang mutlak, dalam semua hal merupakan sesuatu yang utama (Muhammad Fauzi, 2007:3). Amsal Bakhtiar mengemukakan definisi Agama adalah suatu sisem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya. Pokok persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan, manusia dan hubungan antar manusia dengan Tuhan (Amsal Bakhtiar, 1997:2) Menurut KH. Endang Saefuddin Anshari, MA mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan yang mengatur segala prikehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan manusia dengan Tuhan maupun hubungan manusia dengan sesama manusia,
Formatted: Space After: 0 pt
30
ataupun hubungan manusia dengan alam. Semua bertujuan atas keridloan Pencipta, tentunya untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, rahmat bagi seluruh alam. Semua itu tidak terlepas dari wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada seluruh manusia, sepanjang masa dan setiap tempat (Endang Saefuddin Anshari, 1979:23). Menurut James Martineau: “Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia”(jalaluddin Rahmat. 2003:21). Herbert Spencer, agama adalah upaya menyenangkan atau berdamai dengan kuasa-kuasa di atas manusia yang dipercayai dapat mengarahkan dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia (Jalaludin Rahmat, 2003:50). Edward Burnett Tylor, kajian tentang religi dan agama manusia, ia memandang asal mula agama adalah sebagai kepercayaan kepada wujud spiritual. Agama digambarkan sebagai kepercayaan kepada adanya ruh ghaib yang berpikir, bertindak dan merasakan sama dengan manusia (Bustanuddin Agus, 2007:120). Dari segi pembentukan agama dibedakan menjadi dua yaitu: agama samawi atau agama langit (releaved religion) dan agama ardhi atau wadh’I atau agama bumi (natural religion). Adapun ciri-ciri agama langit adalah sebagai berikut. 1. Konsep ketuhanannya bersifat monoteis 2. Disampaikan oleh Rasul sebagai utusan Tuhan.
31
3. Mempunyai kitab suci berdasarkan wahyu dari Tuhan. 4. Kitab sucinya bersifat autentik dan tidak berubah karena perubahan masyarakat penanutnya. 5. Kebenaran ajaran-ajarannyatahan uji terhadap kritikan akal manusia. 6. Konsep ajarannya bersifat rasional dan logis. 7. Ajaran agamanya bersifat universal. Adapun agama bumi (natural religion) adalah agama yang tidak bersumber
Formatted: Indent: Before: 0 cm
pada wahyu Ilahi, melainkan hasil ciptaan akal pikiran dan perilaku manusia. Oleh karena itu, ia juga disebut agama budaya, di antara ciri-cirinya sebagai berikut. 1. Konsep ketuhanannya bersifat polities. 2. Tidak ada Rasul yang menyampaikan ajarannya sebagai utusan Tuhan. 3. Kitab sucinya bukan berdasarkan wahyu Tuhan atau sudah dimodifikasi. 4. Konsep agamanya dapat berubah dengan terjadinya perubahan masyarakat penganutnya. 5. Kebenaran ajaran dasarnya tidak tahu kritik akal manusia. 6. Konsep ajarannya bersifat irasional dan tidak logis. 7. Ajarannya terbatas oleh ruang dan waktu. Setiap agama yang diwahyukan atau yang berdasarkan wahyu Tuhan merupakan satu-satunya agama (the religion) dan juga merupakan salah satu agama (a religion) bagi setiap pemeluknya. Dikatakan sebagai satu-satunya agama dan juga sebagai sarana untuk mencapai kebenaran tersebut. Dalam artian ini agama diyakini oleh pemeluknya sebagai satu-satunya agama yang benar. Dan dikatakan sebagai salah satu agama, karena agama itu hanya menekankan suatu
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm, Space After: 12 pt
32
aspek khusus dari kebenaran tersebut dalam hubungannya dengan kebutuhan spiritual dan kebutuhan psikologis dari manusia yang memeluknya (Muhammad Fauzi, 2007:13-14). 3. Dimensi-dimensi Keagamaan Agama akan selalu berkaitan dengan manusia, baik ia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Agama merupakan dimensi kebutuhan hidup yang sangat penting. Walaupun hingga kini kesepakatan konseptual tentang definisi agama yang dapt diterima oleh semua pihak sulit untuk dirumuskan, namun dalam realitanya, agama tetap ditempatkan aebagai institusi kultural yang sentral oleh masyarakat sepanjang sejarah peradaban manusia. Dalam hidup dan kehidupan manusia, agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai dan norma-norma yang mempunyai daya ubah (transformabilitas) bagi komunitas pemeluknya. Secara umum, norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan tuntunan agamanya. Agama dalam hal ini, diartikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh individu, kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai sautu kebenaran (Muhammad Fauzi, 2007:61-62). Agama merupakan refleksi imani seseorang yang tidak hanya terbatas pada kepercayaan saja, tetapi juga berimplikasi dan merefleksi dalam perilaku kehidupan sehari-hari atau apa yang disebut dengan perilaku agama. Perwujudan sikap dan perilaku manusia yang menyangkut hal-hal yang dipandang suci dan
Formatted: Indent: Before: 0.01 cm, Space Before: 12 pt
33
keramat berasal dari sesuatu yang ghaib dapat dipandang sebagai fenomena keagamaan. Pola keyakinan disebut sebagai doktrin yang menentukan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan antara manusia dengan sesamanya. Pola ritual melambangkan doktrin yang selalu mengingatkan manusia akan kewajiban melaksanakan doktrin terebut. Norma perilaku adalah seperangkat aturan yang mengatur pola perilaku manusia yang sesuai dan konsisten dengan doktrin tersebut. Agama dikonsepsikan sebagai sistem kepercayaan dan praktik suatu masyarakat. Agama merupakan seperangkat jawaban koheren atas dilema keberadaan manusia, sehingga menjadikan kehidupan di dunia lebih bermakna, “bukan semata merupakan persoalan keyakinan pribadi yang melekat dalam diri individu, melainkan juga memiliki dampak sosial bagi masyarakat secara keseluruhan sebagai hakikat kolektifnya. Sebagai sistem nilai, agama memiliki arti khusus dalam kehidupan individu. Sistem nilai ini dibentuk melalui proses belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Berdasarkan seperangkat informasi yang diperoleh seseorang dari hasil belajar dan sosialisasi tadi meresap dalam dirinya sebagai salah satu wujud dari perilaku agama yang dipahaminya. Dengan kata lain, cara pandang hidup seseorang sesuai apa yang dipahaminya. Seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang beragama, apabila dalam dirinya mempunyai keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, tata
34
krama peribadatan, yang kesemuanya dapat menunjukkan ketaatan dan komitmen terhadap agama. Oleh karena itu secara empirik, untuk mengetahui seorang beragama atau tidak, dapat dibuktikan dari perilaku agama yang diperankannya. Sejauh mana cara pandang hidup seseorang sesuai apa yang dipahami dapat direalisasikan dalam hidup dan kehidupannya. Menurut Glick dan R. Strak dalam sebuah bukunya; America Piety: The Nature of Religious Comitment, dikutip oleh Dadang Kahmad, mengatakan bahwa perilaku keberagamaan seseorang paling tidak dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu: ideologikal, ritual, mistikal, intelektual, dan sosial (Muhammad Fauzi, 2007:61-62). Pertama,dimensi ideologis (ideological dimension) atau populer dikenal sebagai keyakinan beragama (religious belief). Dimensi ini berkaitan dengan pengakuan dan penerimaan terhadap sesuatu zat yang sakral, yang Maha Besar, sebagai suatu kebenaran. Keyakinan beragama meliputi dua aspek, yaitu religius dan kosmologi. Nilai religius berkaitan dengan konsepsi tentang apa yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang dianggap pantas atau tidak pantas, yang benar atau tidak benar, yang tepat atau tidak tepat dalam sebuah agama. Kemudian kosmologi berkaitan dengan penerimaan atau pengakuan tentang penjelasan mengenai divinitas, alam ghaib, termasuk kehidupan, kematian, surga, neraka, dan alin lain yang sifatnya dogmatik. Kedua, dimensi ritual (ritual involvment); setiap pemeluk agama harus menjalankan ritual yang dianjurkan sebagai bentuk ketaatan kepada agama yang dia yakini. Perilaku ini sebetulnya bersifat aktif dan dapat diamat, misalnya
35
sejauhmana orang mengerjakan kewajiban ritual dalam agama mereka. Misalnya, seorang muslim diharuskan melaksanakan ritual sholat, melakukan ibadah puasa, membayar zakat, berdoa, mengucapkan ucapan-ucapan formal tertentu, membaca kitab suci, pergi ke majid, atau umat kristiani diharuskan pergi ke gereja, dan lain sebagainya. Fenomena ini dapat menjelaskan atau sebagai indikasi bahwa orang tersebut hidup sebagai orang yang beragama. Ketiga, dimensi mistikal atau keterlibatan pengalaman (experimental involvment), yang meliputi perasaan dan persepsi tentang proses kontaknya dengan apa yang diyakininya sebagai “The Ultimate Reality” atau Allah, serta penghayatan terhadap hal-hal yang religius. Ketika mendengar ayat-ayat alqur’an, suara adzan, atau dalam agama Kristen kur “Halleluya”, misalnya, maka terjadi prosesinternalisasi sehingga membentuk struktur psikis tertentu. Pengalaman adalah Pengalaman keagamaan meliputi paling sedikit tiga aspek, yaitu kesadaran akan kehadiran Yang Maha Kuasa (cognition), keinginan untuk mencari makna hidup (concern), serta tawakkal dan takwa (trust and fear). Dimensi pengalaman, berisikan juga tentang pengalaman seseorang yang unik dan spektakuler yang datang dari Tuhan misalnya, ketika seseorang pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan, ketika dia pernah mendapat rizki yang tak terduga sebagai anugerah Tuhan untuknya, atau ketika dia pernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena pertolongan Tuhan, dan lain sebagainya. Keempat, dimensi intelektual atau disebut juga pemahaman/pengetahuan. Dimensi ini menunjukkan tingkat pemahaman seseorang terhadap doktrin dan
36
dogma agama yang dipeluknya. Artinya orang beragama memiliki pengetahuan keyakinan ritus, kitab suci, dan tradisi yang berkaitan dengan agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya dalam menambah pengetahuan agamnya. Apakah dia mengikuti pengajian, membaca buku-buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan agamanya. Kelima, selanjutnya apa yang dimaksud dengan efek atau keterlibatan konsekuensial (konsequential involvement). Dimensi ini merupakan manifestasi ajaran agama dan kemudian sikap itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Apakah dia menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial. Misalnya, apakah dia mengunjungi tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian kekayaannya untuk kepentingan fakir miskin, menyumbangkan uangnya untuk membangun tempat ibadah, membantu fakir miskin dan membantu anak yatim, dan lain sebagainya. Dimensi-dimensi diatas dapat digunakan untuk mengukur tingkat
Formatted: Indent: Before: 0 cm
religiusitas atau tingkat perilaku keberagamaan seseorang. Dimensi-dimensi ini diantaranya merupakan konsep ideal perilaku keberagamaan secara integral, salah satu tidak terpenuhi berarti mengindikasikan masih rendahnya
tingkat
keberagamaan seseorang. 4. Prilaku Keagamaan Manusia sebagai makhluk hidup, tentu saja melakukan prilaku atau perbuatan yang diinginkannya sesuai dengan sikap kemanusiannya. Sehingga
Formatted: Font: Bold Formatted: Indent: Before: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Space Before: 12 pt, After: 0 pt, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.42 cm + Indent at: 1.06 cm Formatted: Space After: 0 pt
perilaku-perilaku manusia ini disebut sebagai perbuatan manusiawi. Perbuatan manusiawi adalah perbuatan yang dikuasai oleh manusia, yang secara sadar di
37
bawah pengontrolannya dan dengan sengaja dikehendakinya (Puspoprojo 1999:85-86). Perilaku keberagamaan terdiri dari kata perilaku dan keberagamaan. Perilaku menurut khazanah psikologi merujuk kepada suatu perbuatan konkret, yang diartikan sebagai suatu tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja anggota badan atau ucapan. Perilaku memiliki makna yang luas sekali, bisa mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Sedangkan keberagamaan merupakan bentuk-bentuk manifestasi dari sebuah keyakinan agama yang dianut (Muhammad Fauzi, 2007:62) Perilaku keberagamaan akan melahirkan berbagai kreasi budaya dengan nilai kepercayaan yang dikandungnya. Manusia dan agama merupakan dua sisi yang saling berpengaruh. Sebagai unsur yang dibutuhkan manusia, agama memberikan layanan psikologi kepada manusia untuk mnyajikan sesuatu yang dibutuhkannya. Manusia disisi lain, memberikan pengaruh secara signifikan dalam proses perubahan nilai yang banyak dipengaruhi oleh agama dalam membentuk tatanan dalam masyarakat. Diantara semua gejala kebudayaan manusia tersebut yang paling sulit didekati dengan analisis logis dan mata adalah mitos dan religi (Muhammad Fauzi, 2007:68). Agama
merupakan
sebuah
sistem
terpadu
tentang
kepercayaan-
kepercayaan dan praktek-praktek khusus yang menyatu ke dalam satu komunitas moral yang absolut. Agama dipandang sebagai suatu norma yang mengatur kehidupan manusia yang diyakininya dan berdasarkan pada keyakinan itulah perilaku manusia terbentuk, karena dalam agama terdapat aturan perintah dan
Formatted: Indent: Before: 0 cm
38
larangan. Dengan berbekal keyakinan inilah manusia akan menemukan konsep misterius Tuhan yang tidak dapat didekati dengan rasio atau pemikiran akal manusia semata. B. Masyarakat Istilah “masyarakat” dalam bahasa inggris disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Kata “masyarakat” itu sendiri berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adapun saling bergaul ini tentu karena ada bentukbentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Para ahli seperti Mac Iver, J.L. Gillin, dan J.P Gillin sepakat bahwa adanya saling bergaul dan berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang brsifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Ishomuddin, 2005:52). Sedangkan menurut Quraish Shihab mengatakan bahwa Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang terikat oleh satuan, adat, ritus atau hukum khas, dan hidup bersama (Quraish Shihab, 2003). Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Farabi adalah pemikir islam yang mungkin orang pertama berpendapat bahwa manusia tidak sama satu sama lain, disebabkan oleh banyak faktor, antara lain faktor iklim dan lingkungan tempat mereka hidup, di wilayah yang amat panas, amat dingin, dan sedang, juga faktor makanan. Menurut Farabi, Faktor-
Formatted: Indent: Before: 0.1 cm, Hanging: 0.75 cm, Space Before: 12 pt, After: 0 pt Formatted: Indent: Before: 0 cm, Tab stops: Not at 1.25 cm
39
faktor tersebut banyak berpengaruh dalam pembentukan watak, pola pikir, perilaku, orientasi atau kecenderungan, dan adat kebiasaan. Berbeda dengan Plato, Farabi melepaskan harapan untuk dapat mewujudkan persamaan, kesatuan dan keseragaman di antara umat manusia (Ishomuddin, 2005:57). Definisi masyarakat menurut Ralph Linton yang mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas (Abdul Syani, 2007:31) August Comte mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompokkelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.
Menurut Soerjono Soekanto, ciri-ciri pokok masyarakat adalah: a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya ada dua orang yang hidup bersama. b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan
Formatted: Indent: Before: 0 cm
40
sebagainya.oleh karena dengan berkumpulnya manusia maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga bisa bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampakan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan sautu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. Berdasarkan ciri-ciri dan syarat-syarat masyarakat diatas, maka berarti masyarakat bukannya hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, akan tetapi di antara mereka yang berkumpul itu harus ditandaidengan adanya hubungan atau pertalian satu sama lainnya. Paling tidak setiap individu sebagai anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan individu yang lainnya. Hidup bermasyarakat bagi manusia adalah sangat penting, manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan dan manusia baru disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat. Artinya bahwa manusia tidak akan mengetahui fungsinya bagi yang lain jika tidak hidup bersama dalam suatu masyarakat. Itulah Islam memandang sebaik-baik manusia di muka bumi ini adalah yang bersifat bagi manusia lain. Sebaik-baik manusia adalah ia bermanfaat bagi manusia yang lain.
Formatted: Indent: Before: 0 cm, Space After: 12 pt
41
C. Masyarakat Industri
Formatted: Indent: Before: 0.1 cm
Industri merupakan salah satu pokok bahasan utama dan rumit yang banyak dibicarakan dalam sosiologi pembangunan, hal yang utama adalah terletak pada kenyataan bahwa industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju masyarakat industri modern sehingga dapat membedakan dengan jelas masyarakat baru yang kontemporer sebagai suatu keseluruhan, dengan bentuk masyarakat yang ada sebelumnya. Industri berasal dari kata latin yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini industri sering digunakan secara umum dan luas yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnyadalam rangka menggapai kesejahteraan (Setiawan, 1997:52). Dalam bahasa inggris digunakan kata industrios yang artinya hard working, kerja keras atau rajin. Sedangkan di Jerman perkataan industri digunakan untuk semua proses yang dilakukan secara besar-besaran dengan menggunakan mesin-mesin. Ada juga yang memberikan penjelasan bahwa industri adalah keterampilan, kepandaian, penggunaan keterampilan (Nuryahya, 1995:76). Industri secara harfiah merujuk pada pengertian industri atau proses menuju industri. Industrialisasi pada dasarnya merupakan suatu proses transformasi sosial dan ekonomi disaat perkembangan perubahan masyarakat telah mencapai suatu titik perubahan pandangan hidup dari yang semula agraris menjadi urban dan industrial. Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan (Pusat Bahasa Indonesia Departemen
Formatted: Indent: Before: 0 cm, Space After: 0 pt
42
Pendidikan Nasional, 2007:431). Sedangkan menurut J. S. Badudu & Sutan Muhammad Zain Industri adalah kerajinan atau perusahaan yang membuat atau menghasilkan barang-barang (J. S. Badudu & Sutan Muhammad Zain, 2001:532). Sedangkan Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki
teknik
dan
metode
yang
sama
dalam
menghasilkan
laba
(http://id.wikipedia.org/wiki/Industri). Industrialisasi berarti perubahan masyarakat dari budaya agraris ke budaya industri, yaitu masyarakat yang memiliki sikap suka kerja keras, menghargai waktu, tanggung jawab, disiplin, selalu berusaha meningkatkan prestasi dan sebagainya. Istilah industrialisasi mengacu pada perkembangan ekonomi yang mengikuti aplikasi sumber-sumber daya tak bergerak dengan kekuatan produksi mekanis. Industrialisasi mula-mula berlangsung dalam bentuk pabrik, kemudian menyebar ke kontruksi dan jasa-jasa, hubungan-hubungan sosial produksi yang baru antara pemilik dan pekerja, urbanisasi dan konsentrasi geografis industri serta populasi dan perubahan-perubahan dalam struktur pekerjaan (Susestiawan, 2000:59-60). Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti adanya pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam pengertian revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses tranformasi yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupan (A. Dharmawan, 1986:18) . Masyarakat Industri adalah masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi modern, bentuk kongkrit
43
masyarakat industri dapat dilihat pada negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Perancis dan Inggris. Hampir setiap masyarakat menginginkan kemajuan hingga mencapai Masyarakat Industri, karena segala permasalahan hidup, hampir dapat dipecahkan dengan hasil teknologi dan berjalan secara efisien dan efektif . Pada umumnya masyarakat industri berpandangan luas, obyektif dan optimis tanpa meninggalkan sistem kepercayaan dan sistem nilai yang ada, serta menghargai setiap perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuaan. Menanggapi soal kepercayaan, masyarakat industri berpandangan luas serta tidak fanatik. Karena itu kadang-kadang terjadi semacam sekularisasi, yaitu misalnya bidang kehidupan yang penting dipisahkan dari agama, sehingga masing-masing bidang kehidupan menjadi otonom. Dengan perkataan lain agama tidak lagi mendasari pandanagn hidup dan aktivitas seseorang. Sejajar dengan berkembangnya sekularisasi ini, maka agar kebudayaan bangsa dapat tetap bertahan, biasanya diperlukan dukungan dari mass media dan sebagainya, sehingga suasana kehidupan masyarakat tetap seimbang dan stabil. Seperti halnya dengan kehidupan masyarakat tradisional, demikian juga dalam masyarakat industri dibutuhkan kehadiran pribadi-pribadi tertentu yang tangguh, demi keseimbanagn kehidupan masyarakat tersebut. Dari segi ratio, masyarakat industri cenderung ke kehidupan yang sekularistis, sedang dari kehidupan agama selalu menuntut adanya suasana fanatik yang sempit (A. Dharmawan, 1986:20-21).
Formatted: Indent: Before: 0 cm
44
Formatted: Indent: Before: 1.27 cm
).
Formatted: Indent: Before: 1.27 cm
45
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi objektif Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung adalah sebuah desa yang letaknya sangat strategis, karena terdapat jalan raya yang ramai dilewati oleh kendaraan-kendaraan umum. Jarak antara Desa ke Kecamatan kirakira 2 Km, jarak dari Desa ke ibukota Kabupaten kira-kira 2 Km, sedangkan jarak dari Desa ke kota Propinsi 15 Km. desa ini mempunyai areal tanah seluas 192,157 Ha, yang mana sebagian besar tanahnya digunakan sebagai kawasan industri, jalan raya, dan selebihnya digunakan sebagai sarana pendidikan, pertokoan, pasar,
46
tempat peribadatan, dan sebagainya (Laporan Data Monografi Desa Pasawahan Kabupaten Bandung Jawa Barat 2009). Berikut ini merupakan tabel selengkapnya mengenai data luas dan status tanah Desa Pasawahan: Tabel 1 Luas Tanah Menurut Keagrarian No. 1
2
Status Tanah dan Kondisi Tanah
Luas/Ha
Status tanah a. tanah telah bersertifikat
127, 540
b. tanah belum bersertifikat
-
Tanah sudah bersertifikat hingga 2010 Industri
117,670
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan 2009 Tabel 2 Jenis Sarana Pembangunan No.
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Pembangunan Daerah
6
2
Sekolah
13
3
Pertokoan/ perdagangan
105
4
Pasar
1
5
Terminal (angkot)
1
Formatted Table
47
6
Tempat peribadatan
18
7
Kuburan/ makam
2
8
Jalan a. Jalan Provinsi
3 Km
b. Jalan Kabupaten
2 Km
c. Jalan Desa
2,5 Km
9
Jembatan
4
10
Telepon umum
10
11
Perusahan
12
a. industri besar dan sedang
40
b. industri kecil
10
c.industri rumah tangga
8
Puskesmas
1
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan 2009 Adapun yang menjadi batasan-batasan pemerintah Desa ini adalah: 1. Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Madya Bandung. 2. Sebelah Selatan dibatasi oleh Desa Dayeuhkolot. 3. Sebelah Barat dibatasi oleh Desa Cangkuang Wetan. 4. Sebelah Timur dibatasi oleh Desa Sukapura. Sedangkan secara demografis Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot mempunyai jumlah penduduk sekitar 11419 orang yang terdiri dari 5730 laki-laki dan 5689 perempuan. Dengan kepala keluarga sebanyak 3424 keluarga. Ditinjau dari klasifikasi usia penduduk Desa pasawahan lebih banyak didominasi oleh usia produktif dari 19-80 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Adapun spesifikasi
48
data jumlah penduduk menurut usia terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pendidikan dan kelompok tenaga kerja. Untuk melihat struktur umum atau piramida penduduk Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan kelompok pendidikan dan kelompok tenaga kerja 1. Kelompok Pendidikan No
Usia
Jumlah/Orang
1
00 - 06 tahun
3194
2
07 – 12 tahun
2054
3
13 – 18 tahun
320
2. Kelompok Tenaga Kerja No
Usia
Jumlah/Orang
1
19 – 24 tahun
1940
2
25 – 55 tahun
2054
3
56 – 79 tahun
1776
4
80 tahun keatas
320
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan 2009
49
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot pada umumnya baik. ini dapat dilihat dari pendidikannya yang hampir merata dari mayoritas pendidikan Sekolah Dasar (SD), lanjutan pertama, serta lanjutan atas. Diploma maupun Sarjana. Adapun spesifikasi jumlah penduduk menurut tingkat pendidikannya dibagi menjadi dua yakni jumlah lulusan pendidikan umu (formal) dan jumlah lulusan pendidikan khusus (non formal). Secara terperinci komposisi penduduk dilihat dari tingkat pendidikannya ialah sebagai berikut:
Tabel 4 Jumlah Penduduk desa menurut tingkat pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah/Orang
1
Belum Sekolah
2490
2
Tamat SD
645
3
Tamat SMP
578
4
Tamat SMU
310
5
Tamat Akademi/Sederajat
42
6
Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat
56
7
Buta Huruf
6
Sumber: data Monografi Desa Pasawahan 2009
50
Di Desa ini terdapat beberapa sarana pendidikan yang membantu meningkatkan taraf pendidikan bagi masyarakat, baik fasilitas lembaga pendidikan formal maupun fasilitas pendidikan non formal. Adapun fasilitas pendidikan yang ada di desa Pasawahan adalah sebagai berikut: Tabel 5 Sarana Pendidikan Desa Pasawahan No
Jenis Pendidikan
Jumlah Gedung
1
TK
2
2
SD
9
3
Madrasah/ibtidaiyah Negeri
1
4
SMP
1
Sumber: data Monografi Desa Pasawahan 2009 Dalam hal mengenai mata pencaharian masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung sangatlah beragam, mulai dari petani sampai pegawai negeri. Mata pencaharian penduduk Desa Pasawahan yang berbeda-beda ini sesuai dengan lapangan dan keterampilan masing-masing. Akan tetapi mata pencaharian yang paling dominan di Desa ini adalah Buruh Pabrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pasawahan Formatted: Centered
51
No
Mata Pencaharian
Jumlah/Orang
1
Petani
39
2
Petani Penggarap Tanah
10
3
Buruh Tani
39
4
Pengusaha Sedang/Besar
58
5
Pengrajin/Industri Kecil
11
6
Buruh Industri
4385
7
Buruh Bangunan
75
8
Pedagang
610
9
Pegawai Negeri Sipil
240
10
ABRI
25
11
Pensiunan (PEGNEG/ABRI)
125
12
Peternak
2
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan tahun 2009 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot adalah masyarakat yang mapan dalam perekonomiannya. Hal ini dapat dipahami karena mayoritas penghuni Desa Pasawahan ini mempunyai mata pencaharian yang tetap, baik sebagai pegawai
52
pemerintah maupun sebagai pegawai swasta. Maka bukan suatu hal yang aneh kalau pada hari-hari kerja dibeberapa daerah di Desa ini orang-orangnya tidak berada ditempat. Tabel 7 Komposisi penduduk Desa Pasawahan Menurut Agama No
Agama
Jumlah/Orang
1
Islam
11470
2
Kristen
55
3
Katholik
46
4
Hindu
10
5
Budha
12
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan tahun 2009 Dilihat dari tabel di atas, jelas sekali bahwa kebanyakan dari masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot memeluk agama Islam dan sebagian lagi memeluk agama Kristen, Hindu dan Budha. Kesadaran masyarakat dalam pengetahuan/pemahaman dan pengamalan ajaran Islam masih beragam, ada yang masih awam yaitu mereka yang masih belum mengerti tentang ajaran Islam dan hal ini biasanya ada kalangan pendidikan rendah atau disebabkan dari latar belakang keluarganya. Ada yang mengerti tentang ajaran-ajaran Islam dan diamalkan dengan benar, dan ada juga yang sampai menghayati arti kandungan ritualitas keagamaan yang mereka laksanakan sehari-hari.
53
Prasarana keagamaan di Desa Pasawahan yang dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan ibadah yang memadai ada 17 buah. Itu semuanya kebanyakan milik umat Islam. Untuk jelasnya jumlah tempat peribadatan dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 8 Sarana dan Prasarana Ibadah di Desa Pasawahan No
Tempat Ibadah
Jumlah
Keadaan
1
Masjid
14
Baik
2
Langgar (Mushola)
2
Baik
3
Gereja
1
Baik
4
Pura
-
-
5
Vihara
-
-
Sumber: Data Monografi Desa Pasawahan tahun 2009 Sedangkan keadaan Penduduk Desa Pasawahan pada sekarang ini bisa dikatakan cukup memadai baik dilihat dari segi ekonomi, agama, pendidikan dan faktor lainnya karena di Desa Pasawahan pada saat ini sudah ada Lembaga Pendidikan TKA/TPA, SMP swasta dan sarana-sarana peribadatan seperti masjid, musholla, majelis ta’lim untuk tingkat dewasa dan ibu-ibu serta santriwan dan santriwati. Adapun mata pencaharian penduduk di Desa Pasawahan mayoritas buruh/karyawan industri. Hanya beberapa orang saja yang kerja di Perkantoran, itu semua pengaruh dari faktor ekonomi. Kebanyakan orangtua disana
54
menyekolahkan anaknya hanya sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas saja dan yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Biasanya jika selesai Pendidikan, mereka langsung bekerja untuk mencari penghasilan sebagai buruh/karyawan industri. Adapaun keadaan penduduk desa Pasawahan jika dilihat dari segi pemahaman keagamaannya pada saat ini dikatakan cukup mengerti dan memahami akan aturan-aturan yang dilarang oleh agama mulai dari sholat, zakat, puasa dan sebagainya yang telah diperintahkan oleh Islam tetapi masih ada kendala yaitu dalam sholat berjamaah belum sepenuhnya konsisten khususnya kaum laki-laki itu semua bisa dibuktikan dalam keseharian sholat lima waktu. Setelah diteliti dan berkomunikasi langsung dengan tokoh ulama setempat, itu semua terjadi karena faktor ekonomi dan pendidikan yang belum sepenuhnya memadai.
B. Keberadaan Industrialisasi di Desa Pasawahan Kerberlangsungan
industrialisasi
di
Desa
Pasawahan
Kecamatan
Dayeuhkolot, sudah sangat lama. Hal ini berdasarkan pada keterangan kepada bapak entis yang berusia 59 tahun yang mengutarakan bahwa berdirinya berbagai macam industri sudah di kawasan ini berlangsung lama sekali yaitu kurang lebih 30 tahun ke belakang, terkecuali industri kecil telah ada sebelum berdirinya pabrik-pabrik besar (hasil wawancara dengan mantan ketua RW 09 pada tanggal 25 mei 2010).
55
Dengan adanya industri, nampaknya pembangunan fisik di Desa Pasawahan sudah mendapat perhatian, juga disamping pembangunan gedung yang sudah tercapai. Tranportasi sudah relatif normal dengan didukung sarana perhubungan (jalan raya) dan sarana angkutan orang ataupun barang. Jalan raya sepanjang Desa Pasawahan umumnya sudah beraspal secara keseluruhan dan semua angkutan yang berupa angkutan kota semuanya sudah masuk. Sebagian rumah dan tempat tinggal penduduk sudah memakai tenaga listrik, terutama untuk penerangan yang juga membantu mereka menjalankan kegiatannya sehari-hari. C. Pola perilaku Keagamaan masyarakat Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Sesudah Munculnya Industri Perilaku keagamaan secara teoritis ada yang berwujud dalam bentuk kepercayaan (keyakinan) manusia kepada Tuhannya serta berwujud dalam bentuk pengamalan ajaran agamanya. Keduanya akan dibahas dalam penelitian ini kaitannya dengan masyarakat industri diatas. Menurut pendapat Tokoh masyarakat yang bernama Syamsul Ma’araif yang berusia 35 tahun mengatakan bahwa pola prilakukegiatan keagamaan bagi para karyawan industri semakin meningkat dengan sering diadakannya pengajianpengajian di desa tersebut. Contoh, mereka sering mengikuti acara-acara pengajian yaitu sering mendengarkan ceramah para ustadz dan membaca AlQur’an di mesjid-mesjid. Penulis juga mewawancarai para responden karyawan industri yang ada di desa pasawahan Kec. Dayeuhkolot yang bernama Nina Herlina yang berusia 25 tahun, mengatakan bahwasanya tingkat keyakinan
56
terhadap aspek ketuhanan sesuai dengan tuntunan ajaran: Dia mengungkapkan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta alam semesta, dia juga percaya bahwa setiap makhluk yang bernyawa ciptaan Allah pasti akan mati, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama, ketika ada masalah dia tidak pernah meminta, memohon kepada selain Allah karena dia percaya Tuhan itu tunggal, dia selalu melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib, dia selalu mengeluarkan zakat fitrah dan sering mengeluarkan infaq dan shadaqah, dia juga sering menolong orang lain jika dia mampu dan dia sering ke masjid karena di pabrik disediakan masjid untuk beribadah. Dia mengungkapkan bahwa di pabrik itu selalu diadakan doa bersama secara islami sebelum masuk kerja dan disediakannya mesjid di pabrik untuk melaksanakan shalat dan membaca Al-Qur’an dan setiap hari minggu diadakan pengajian meskipun pimpinan perusahaan adalah non muslim. Meskipun peraturan-peraturan di pabrik sangat ketat dan mereka hanya diberi waktu istirahat 30 menit selama waktu istirahat, namun mereka tetap mereka menggunakan waktu untuk shalat dan makan secara efisien, dan mereka tetap menjalankan ibadahnya meskipun pimpinan perusahaan tidak menganjurkan untuk shalat tetapi karena dasar agama yang mereka anut sudah kuat, maka mereka tidak pernah meninggalkannya sehingga dengan adanya dasar agama yang mereka pegang akan berpengaruh pada pola prilaku keagamaan mereka sehari-hari. Prilaku agama masyarakat industri yang ada di desa pasawahan itu sudah mulai kuat ketika diadakannya pengajian-pengajian di desa itu sehingga mereka tidak terpengaruh oleh karyawan industri lain yang hanya biasa-biasa saja dalam
57
melaksanakan ibadahnya. Contoh, melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib pada bulan Ramadhan. Mereka hampir tidak pernah ketinggalan untuk melaksanakannya. Meskipun mereka pulang dari pabrik, mereka meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di daerahnya seperti mengikuti pengajian-pengajian di mesjid dan tadarrus atau baca Al-Qur’an bersama di mesjid. Begitu pula pada karyawan laki-laki yang bernama Suyono yang berusia 45 tahun. Dia mengungkapkan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta alam semesta, dia juga percaya bahwa setiap makhluk yang bernyawa ciptaan Allah pasti akan mati, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama, ketika ada masalah dia tidak pernah meminta memohon kepada selain Allah karena dia percaya Tuhan itu tunggal, dia selalu melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib, dia sering membaca Al-Qur’an untuk ketenangan hati, dia selalu mengeluarkan zakat fitrah dan sering mengeluarkan infaq dan shadaqah, dia juga sering menolong orang lain jika dia mampu dan sering ke masjid karena di pabrik disediakan masjid untuk beribadah. Dia juga mengatakan bahwa di pabrik disediakan masjid untuk kegiatan keagamaan seperti shalat dan baca Al-Qur’an untuk para karyawan yang mau melaksanakannya dan setiap hari jum’at mereka selalu melaksanakan shalat jum’at di mesjid itu karena diberi waktu istirahat oleh perusahaan untuk shalat jum’at bagi yang menjalankannya. Mereka gunakan waktu tersebut untuk melakukan shalat jum’at di masjid yang ada di pabrik. Itu menandakan bahwa mereka peduli terhadap ajaran agamanya meskipun mereka berada di posisi sebagai karyawan industri yang statusnya sebagai bawahan orang non muslim.
58
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari para responden tersebut juga bahwa dengan seringnya mereka mengikuti pengajian di mesjid-mesjid, mereka jadi semakin rajin menitipkan hartanya di jalan Allah atau bershadaqah kepada anak yatim dan pada orang yang kurang mampu. Penulis juga mewancarai responden yang bernama Entis Sutisna yang
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm, Space After: 0 pt
berusia 59 tahun bekerja di bidang swasta. Dia mengungkapkan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta alam semesta, dia juga percaya bahwa setiap makhluk yang bernyawa ciptaan Allah pasti akan mati, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama, ketika ada masalah dia tidak pernah meminta memohon kepada selain Allah karena dia percaya Tuhan itu tunggal, akan tetapi dia jarang melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib, dia juga tidak pernah membaca Al-Qur’an karena malas untuk belajar al-AlQqur’an sehingga dia tidak bisa membaca dan mengamalkannya. Tetapi dia selalu mengeluarkan zakat fitrah dan kadang-kadang mengeluarkan infaq dan shadaqah, dia juga sering menolong orang lain jika dia mampu. Untuk mempermudah pengamatan terhadap pola perilaku keagamaan masyarakat yang berada di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot, Penulis menyebar sejumlah quesioner yang berkaitan dengan masalah di atas, yang berhubungan dengan kepercayaan mereka terhadap ajaran-ajaran agama yang dipegangnya. Pada aspek ini hal-hal yang dipertanyakan berkaitan adanya Allah SWT, taqdir, kematian, rizki, dan syirik (memohon kepada selain Allah dan lainnya) dan dilihat dari pengamalan mereka terhadap ajaran agama adalah melaksanakan sejumlah ajaran-ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari.
Formatted: Indent: Before: 0 cm, First line: 1.27 cm
59
Seperti melaksanakan kewajiban shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, melaksanakan puasa, zakat, dan haji. Hasil-hasilnya bisa dilihat dalam tabel-tabel berikut ini: Tabel 9 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan Allah SWT Merupakan Pencipta Alam beserta Isinya dan Tidak ada lagi Tuhan selain Allah No
Alternatif Jawaban
orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasakan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 30 orang masyarakat industri di Desa Pasawahan sebagian besar menjawab yakin bahwa Allah SWT merupakan pencipta alam beserta isinya dan tidak ada lagi Tuhan selain Allah dan 0 menjawab tidak yakin. Dari jawaban pertanyaan di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat industri percaya bahwa Allah SWT merupakan pencipta alam beserta isinya dan tidak ada lagi Tuhan selain Allah dengan frekuensi yang sangat tinggi. Kemudian pada item berikutnya menanyakan, apakah setiap makhluk yang bernyawa yang diciptakan Allah pasti akan mati. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 10 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa setiap makhluk yang bernyawa, yang diciptakan Allah SWT pasti akan mati
60
No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 30 orang masyarakat industri di Desa Pasawahan yakin bahwa setiap makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah pasti akan mati, kemudian 0 menjawab tidak yakin bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Maka berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa yang bernyawa ciptaan Allah SWT pasti akan mati. Pada item berikutnya berisi pertanyaan, apakah memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti tabel dibawah ni:
Tabel 11 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010
Formatted: Indent: First line: 0.63 cm
61
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari jawaban masyarakat industri di Desa Pasawahan yaitu 30 orang menyatakan yakin memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam. Selanjutnya jawaban masyarakat industri di Desa Pasawahan 0 tidak yakin. Dengan demikian masyarakat industri sangat yakin memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam. Pada item ini menjawab, baik buruknya perbuatan manusia didunia pasti akan dibalas oleh Allah SWT diakhirat nanti. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 12 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan baik buruk perbuatan manusia di dunia akan dibalas oleh Allah SWT No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
28
2
Tidak
2 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar 28 orang masyarakat industri menjawab yakin bahwa baik buruknya perbuatan manusia di dunia pasti akan dibalas oleh Allah SWT diakhirat nanti. Selanjutnya jawaban masyarakat industri sebanyak menjawab 2 orang menjawab tidak yakin, maka berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah sebagian besar masyarakat industri sangat yakin bahwa baik buruknya perbuatan manusia
62
di dunia pasti akan di balas oleh Allah SWT di akhirat nanti. Dengan prosentase yang sangat tinggi. Dari item berikutnya menanyakan, apakah takdir manusia berupa rejeki, umur dan jodoh merupakan rahasia Allah. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 13 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa taqdir manusia berupa rejeki, umur dan jodoh merupakan rahasia Allah No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 30 orang masyarakat industri yakin dengan takdir manusia berupa rejeki, umur dan jodoh merupakan rahasia Allah dan 0 tidak yakin. Dari hasil diatas menjelaskan bahwa masyarakat industri sangat yakin terhadap takdir manusia, rejeki, umur dan jodoh merupakan rahasia Allah. Pada item ini menjawab, shalat fardhu merupakan tiang agama dan wajib dilaksanakan. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 14
63
Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa shalat fardhu merupakan tiang agama dan wajib dilaksanakan No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
27
2
Tidak
3 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar 27 orang masyarakat industri menjawab yakin bahwa shalat fardhu merupakan tiang agama dan wajib dilaksanakan. Selanjutnya jawaban masyarakat industri sebanyak 3 orang tidak yakin, maka berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah sebagian besar masyarakat industri sangat yakin bahwa shalat fardhu merupakan tiang agama dan wajib dilaksanakan. Dengan prosentase yang sangat tinggi. Dari item berikutnya menanyakan, apakah Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman umat Islam. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 15 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman umat Islam No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
28
2
Tidak
2
64
Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar 28 orang masyarakat industri menyatakan yakin bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman umat Islam. Selanjutnya jawaban masyarakat industri sebagian kecil menjawab 2 orang menyatakan tidak yakin, maka berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah sebagian besar masyarakat industri yakin bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman umat Islam. Dengan prosentase yang sangat tinggi. Dari item berikutnya menyatakan, puasa pada bulan ramadhan wajib. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 16 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa puasa pada bulan ramadhan wajib No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 30 orang masyarakat industri yakin bahwa puasa pada bulan ramadhan wajib dan 0 tidak yakin. Dari hasil diatas menjelaskan bahwa masyarakat industri yakin terhadap puasa pada bulan ramadhan wajib.
65
Pada item ini menjawab, ibadah haji adalah kewajiban bagi orang yang mampu menjalankannya. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 17 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan ibadah haji adalah kewajiban bagi orang yang mampu menjalankannya No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
29
2
Tidak
1 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar 29 orang masyarakat industri menjawab yakin bahwa ibadah haji adalah kewajiban bagi orang yang mampu menjalankannya. Selanjutnya jawaban masyarakat industri menjawab 1 orang tidak yakin, maka berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah sebagian besar masyarakat industri yakin bahwa ibadah haji adalah kewajiban bagi orang yang mampu menjalankannya. . Dengan prosentase yang sangat tinggi. Pada item ini menyatakan, umat Islam diharuskan menolong orang lain jika kita mampu. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 18
66
Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan bahwa umat Islam diharuskan menolong orang lain jika kita mampu No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
25
2
Tidak
5 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 25 orang masyarakat industri yakin bahwa umat Islam diharuskan menolong orang lain jika kita mampu dan 5 orang tidak yakin. Dari hasil diatas menjelaskan bahwa masyarakat industri sebagian besar yakin umat Islam diharuskan menolong orang lain jika kita mampu. Dari tabel-tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan hampir seluruhnya masyarakat industri di Desa Pasawahan memiliki keyakinan terhadap keagamaan ajaran agama Islam. Tabel 19 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
24
2
Tidak
6 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010
67
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebagian besar 24 orang masyarakat industri menyatakan ya (selalu) mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya jawaban masyarakat industri sebagian kecil menjawab 6 orang menyatakan tidak mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, maka berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah sebagian besar masyarakat industri selalu mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari . Dengan prosentase yang sangat tinggi. Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu melaksanakan shalat lima waktu. Dari pertanyaan tersebut terdapat jawaban seperti dalam dibawah ini: Tabel 20 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu melaksanakan shalat lima waktu No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
23
2
Tidak
7 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 30 masyarakat industri sebagian besar menjawab 23 orang ya (selalu) mengerjakan shalat lima waktu, sedangkan sebagian kecil 7 orang masyarakat industri tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu. Maka berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawabannya adalah selalu mengerjakan shalat lima waktu dengan prosentase yang tinggi.
68
Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu melaksanakan puasa wajib. Dari pertanyaan tersebut terdapat jawaban seperti dalam dibawah ini: Tabel 21 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu melaksanakan puasa wajib No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
25
2
Tidak
5 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar 25 orang masyarakat industri selalu melaksanakan puasa wajib, sebagian kecil 5 orang tidak pernah melakanakan puasa wajib, maka dengan demikian sebagian besar pengamalan keagamaan masyarakat industri menyatakan selalu melaksanakan puasa wajib dengan prosentase lebih tinggi. Item berikutnya menyatakan Saudara selalu membaca Al-Qur’an setiap hari. Dari pertanyaan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel ini. Tabel 22 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu membaca Al-Qur’an setiap hari No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
10
2
Tidak
20
69
Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 10 orang masyarakat industri 10 orang (33,33 %) menyatakan selalu membaca Al-Qur’an setiap hari, kemudian lebih dari setengahnya 20 orang menyatakan tidak pernah membaca Al-Qur’an, maka dengan demikian lebih dari setengahnya pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab tidak pernah membaca AlQur’an.. Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu mengeluarkan Zakat Fitrah. Dari pertanyaan mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini. Tabel 23 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu mengeluarkan zakat fitrah No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
30
2
Tidak
0 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 30 orang masyarakat industri selalu mengeluarkan Zakat Fitrah dan 0 menyatakan tidak pernah mengeluarkan Zakat Fitrah maka dengan demikian seluruhnya pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab selalu mengeluarkan Zakat Fitrah.
70
Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu mengeluarkan Zakat Maal. Dari pertanyaan mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini. Tabel 24 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu mengeluarkan zakat maal No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
13
2
Tidak
17 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya 13 orang masyarakat industri selalu mengeluarkan Zakat Maal dan lebih dari setengahnya 17 orang menyatakan tidak pernah mengeluarkan Zakat Maal, maka dengan demikian hampir setengahnya pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab selalu mengeluarkan Zakat Maal. Tabel 25 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu mengeluarkan infaq dan sodaqoh No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
22
2
Tidak
8 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010
71
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar 22 orang masyarakat industri selalu mengeluarkan infaq dan sodaqoh dan sebagian kecil 8 orang menyatakan tidak pernah mengeluarkan infaq dan sodaqoh, maka dengan demikian sebagian besar pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab selalu mengeluarkan infaq dan sodaqoh. Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu melaksanakan shalat sunnah. Dari pertanyaan mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini. Tabel 26 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara sering shalat di masjid No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
19
2
Tidak
11 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 19 orang masyarakat industri sering shalat di masjid dan 11 orang menyatakan tidak pernah pernah shalat di masjid, maka dengan demikian sebagian kecil pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab selalu melaksanakan shalat sunnah. Item berikutnya menyatakan, Apakah Saudara selalu melaksanakan puasa sunnah. Dari pertanyaan mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini. Tabel 27
72
Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan apakah Saudara selalu melaksanakan puasa sunnah No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
12
2
Tidak
18 Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya 12 orang masyarakat industri selalu melaksanakan puasa sunnah dan
lebih dari
setengahnya 18 orang menyatakan tidak pernah melaksanakan puasa sunnah, maka dengan demikian lebih dari setengahnya pengamalan keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan menjawab tidak pernah melaksanakan puasa sunnah. Pada item ini menyatakan, umat Islam diharuskan menolong orang lain jika kita mampu. Dari pernyataan tersebut mendapat jawaban seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 28 Tanggapan Responden Tentang Pertanyaan Apakah saudara selalu menolong orang lain jika kita mampu
No
Alternatif Jawaban
Orang
1
Ya
21
2
Tidak
9
73
Jumlah
30
Sumber data: Hasil Pengelolahan quesioner 14 Desember 2010 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 21 orang masyarakat industri selalu menolong orang lain jika kita mampu dan 9 orang tidak pernah menolong orang lain jika kita mampu. Dari hasil diatas menjelaskan bahwa pengamalan keagamaan masyarakat industri sebagian besar menolong orang lain jika kita mampu. Dari tabel-tabel diatas dapat ditarik kesimpulan sebagian besar masyarakat industri Desa Pasawahan lebih dari setengahnya selalu melakukan pengamalan dari ajaran agama Islam.
D. Hasil Analisis Data Berdasarkan observasi, wawancara dan questioner terdapat dalam tabeltabel diatas, penulis menganalisis dari 230 quisioner dan wawancara para responden ternyata mendapatkan hasil yang lebih baik disisi agamanyabervariasi dalam pola prilaku keagamaannya, dari hasil wawancara satu orang mengaku masih mengabaikan ajaran agama. Dia mengungkapkan bahwa Allah adalah satusatunya pencipta alam semesta, dia juga percaya bahwa setiap makhluk yang bernyawa ciptaan Allah pasti akan mati, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama, ketika ada masalah dia tidak pernah meminta memohon kepada selain Allah karena dia percaya Tuhan itu tunggal, akan tetapi dia jarang melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib, dia juga tidak pernah membaca Al-Qur’an karena malas untuk belajar Al-Qur’an sehingga dia tidak bisa membaca dan mengamalkannya. Tetapi dia selalu mengeluarkan
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Complex Script Font: 12 pt Formatted: List Paragraph, Space After: 0 pt
74
zakat fitrah dan kadang-kadang mengeluarkan infaq dan shadaqah, dia juga sering menolong orang lain jika dia mampu. Begitu pula dua orang responden memiliki
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Complex Script Font: 12 pt
kualitas keagamaan yang lebih baik. Mereka mengungkapkan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta alam semesta, mereka juga percaya bahwa setiap makhluk yang bernyawa ciptaan Allah pasti akan mati, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama, ketika ada masalah mereka tidak pernah meminta, memohon kepada selain Allah karena dia percaya Tuhan itu tunggal, mereka selalu melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib, mereka sering membaca Al-Qur’an, mereka selalu mengeluarkan zakat fitrah dan sering mengeluarkan infaq dan sodaqoh. . Oleh karena itu penulis menyimpulkan
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Complex Script Font: 12 pt
bahwa masyarakat industri yang ada di desa Pasawahan – Dayeuhkolot lebih tinggi tingkat kesolehan spiritual dibandingkan tingkat kesolehan sosial. Formatted: Justified, Indent: First line: 1.27 cm
75
Demikan pula dari 30 responden yang diberi questioner, hasilnya bervariasi,
Formatted: Width: 21.59 cm, Height: 27.94 cm
ada yang masih rendah kualitas prilaku keagamaannya ada yang memiliki kualitas baik. Hal ini dapat terlihat dari data Pola prilaku keagamaan masyarakat industri Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan keyakinan, pemahaman dan pengamalan. Dari ketiga aspek prilaku keagamaan di atas yakni dalam segi keyakinan, pemahaman dan pengamalan. Dari aspek keyakinan dalam beragama seperti Allah SWT merupakan pencipta alam semesta dan tidak ada Tuhan selain Allah dengan hasil prosentase 100 % mereka semuanya yakin, setiap makhluk yang bernyawa, yang dicitakan Allah SWT pasti akan mati dengan prosentase 100 %, memohon kepada selain Allah adalah perbuatan yang sangat di larang oleh agama Islam 100 %, baik buruk perbuatan manusia di akan di balas oleh Allah SWT yang menjawab yakin 93,3 % dan yang menjawab tidak yakin 6,7 %, takdir manusia berupa rizki, umur dan jodoh merupakan rahasia Allah SWT 100 %. Dari hasil tersebut Penulis dapat menyimpulkan dari aspek keyakinan dalam beragama masyarakat industri yang ada di Desa Pasawahan itu sangat yakin karena berdasarkan jawaban questioner yang penulis sebar mereka banyak yang menjawab yakin hingga mencapai 98,66 % tetapi yang tidak yakin dalam beragama hanya mencapai 1,34 %. Dari aspek pemahaman mereka banyak yang memahami ajaran agama seprti shalat fardhu merupakan tiang agama dan wajib dilaksanakan yang menjawab ya 90 % dan yang menjawab tidak 10 %, Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman umat
Formatted: Justified
76
Islam 93,3 % mereka paham dan 6,7% mereka tidak paham, puasa pada bulan ramadhan wajib dilaksanakan semuanya menjawab ya dengan prosentase 100%, ibadah haji adalah kewajiban bagi orang yang mampu menjalankannya 96,7 % mereka paham dan 3,33 % tidak paham, umat islam diharuskan menolong jika kit mampu yang menjawab paham 83,7 % dan yang menjawab tidak paham 16,7 %. penulis juga menyimpulkan bahwa mereka sangat paham dan mengerti tentang ajaran agama yang mereka anut. Dari hasil data questioner yang penulis sebar ternyata hasilnya 92,66 % yang menjawab paham atau memahami ajaran agama yang mereka anut, tetapi yang tidak paham atau memahami hanya 7,34 % saja. Berarti menandakan bahwa mereka betul-betul memahami ajaran agama. Begitu juga aspek pengamalan, Setelah penulis teliti sebagian mereka mengamalkan ajaran agamanya seperti mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari yang mengamalkan 86,7 % dan yang tidak mengamalkan 3,3 %, melakanakan shalat lima waktu 76,7 % dan yang tidak melaksanakan 16,7 %, melaksanakan puasa wajib 83,3 % dan yang tidak melaksanakan puasa 16,7 %, membaca Al-Qur’an setiap hari 66,7 % dan yang sering membaca Al-Qur’an 33,3 %, mengeluarkan zakat fitrah 100 %, mengeluarkan zakat mal 43,3 % dan yang tidak pernah mengeluarkan 56,7 %, mengeluarkan infaq dan sodaqoh 73,3 % dan yang tidak pernah infaq dan sodaqoh 26,7 %, selalu ke masjid 63,3 % dan tidak pernah ke masjid 36,7 %, melaksanakan puasa sunnah 40 % dan yang tidak pernah puasa sunnah 60 %, menolong orang lain jika kita mampu 70 % dan yang tidak pernah 30
Formatted: Indent: First line: 0 cm
77
%. Penulis juga menyimpulkan mereka banyak yang mengamalkan ajaran agamanya hingga mencapai 70,33 % sedangkan yang tidak mengamalkan hanya 29,67 %. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pola prilaku keagamaan mereka cukup tinggi. Mereka mau melakukan urusan dunia sekaligus urysan akhirat karena di lihat dari aspek keyakinan, pemahaman dan pengamalan mereka. Penelitian ini menghasilkan pola yang bisa menggambarkan prilaku keagamaan di
Formatted: Justified
masyarakat industri sebagai berikut
Formatted: Font: Not Bold
Pola Bagan Penelitian ini menghasilkan pola seperti bagan di bawah ini:
Pabrik
Tokoh Masyarakat
Buruh
Masjid
Aparat Desa
78
Keterangan: 1. Buruh selalu
memerlukan pabrik
karena
pabrik
merupakan sentra
keberlangsungan hidup. 2. Buruh selalu memerlukan Tokoh Masyarakat, karena Tokoh masyarakat bisa menunjukkan ke jalan yang lurus untuk beribadah seperti belajar mengaji AlQur’an dan lain-lain. 3. Buruh selalu memerlukan Aparat Desa untuk memenuhi syarat administrasi pabrik seperti KTP, surat izin RT dan RW, izin resmi dan lain-lain. 4. Buruh selalu memerlukan masjid karena bagi mereka masjid adalah sarana untuk menambah ilmu pengetahuan agama seperti pengajian-pengajian dan lain-lain. Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa karyawan/buruh mencari kebutuhan dunia dan akhirat.
79
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian-uraian diatas, penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: A. Kesimpulan Pola prilaku keagamaan masyarakat industri Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bnadung yang berkaitan dengan keyakinan, pemahaman dan pengamalan. Dari ketiga aspek prilaku keagamaan di atas yakni dalam segi keyakinan, pemahaman dan pengamalan. Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari aspek keyakinan dalam beragama
Formatted: Indent: Before: 1.27 cm, First line: 1.27 cm
80
bahwa masyarakat industri yang ada di Desa Pasawahan itu sangat yakin karena berdasarkan jawaban questioner yang penulis sebar mereka banyak yang menjawab yakin hingga mencapai 96,66 % tetapi yang tidak yakin dalam beragama hanya mencapai 1,34 %. Dari aspek pemahaman, penulis juga menyimpulkan bahwa mereka sangat paham dan mengerti tentang ajaran agama yang mereka anut. Menurut data questioner yang penulis sebar ternyata hasilnya 92,66 % yang menjawab paham atau memahami ajaran agama yang mereka anut, tetapi yang tidak paham atau memahami hanya 7,34 % saja. Berarti menandakan bahwa mereka betul-betul memahami ajaran agama. Begitu juga aspek pengamalan, mereka banyak yang mengamalkan ajaran agamanya. Setelah penulis teliti jawaban mereka banyak yang mengamalkan ajaran agamanya hingga mencapai 70,33 % sedangkan yang tidak mengamalkan hanya 29,67 %. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pola prilaku keagamaan mereka cukup tinggi. Mereka mau melakukan urusan dunia sekaligus urusan akhirat karena di lihat dari aspek keyakinan, pemahaman dan pengamalan mereka. Namun demikian 29,67 % memerlukan pembinaan yang lebih intensif. Akhirnya penulis dapat menyimpulkan secara umum pola prilaku keagamaan masyarakat industri yang kesehariannya sibuk dengan pekerjaan,
81
mereka peduli terhadap ajaran agama yang mereka anut sehingga dapat Formatted: Font: Not Bold
mempengaruhi prilaku keagamaan mereka sehari-hari.
1. Tentang pola prilaku keagamaan masyarakat industri di Desa Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa secara umum berkaitan dengan pola prilaku keagamaan kebanyakan mereka baik. Pada aspek keyakinan keagamaan jawaban quesioner yang penulis sebar, jawabannya rata-rata baik. artinya secara teori atau pemahaman mereka mengerti dan memahami tentang ajaran agama yang dianutnya dan pada aspek pengamalan sebagian dari mereka juga baik. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dan quesioner yang disebar penulis tentang pelaksanaan shalat lima waktu, puasa, membaca Al-Qur’an dan lainnya menunjukkan baik. Rata-rata jawaban mereka memuaskan dan kebanyakan dilakukan sering. Ini artinya ibadah ritual itu sering dilakukan. Sedang ibadah sosial sebagian mereka baik seperti
tolong
menolong dan keharmonisan diantara mereka. 2. Tentang hubungan sosial diantara sesama mereka dan masyarakat sekitar dapat disimpulkan bahwa kebanyakan mereka baik. walaupun warga yang ada di daerah tersebut tergolong variatif dan berbeda disebabkan banyak masyarakat pendatang. Tetapi perbauran mereka tidak menjadikan saling acuh dan permusuhan, justru sebaliknya saling mengisi. Hal ini
Formatted: Indent: Before: 1.27 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.9 cm + Tab after: 2.54 cm + Indent at: 2.54 cm, Tab stops: 1.9 cm, List tab + Not at 2.54 cm
82
disebabkan banyak faktor kesamaan diantara mereka ketimbang perbedaannya. Kesamaannya adalah sebagai karyawan pabrik, sehingga mereka saling memberi dan menolong sesama. Walaupun tidak menutup kemungkinan interaksi diantara mereka jarang dilakukan. Hal ini disebabkan kesibukan masing-masing. Disamping kesamaan di atas juga kesamaan agama pada umumnya beragama Islam, kekompakan dan kegotong royongan serta satu perasaan sebagai masyarakat industri. Ini yang membuat mereka tergolong baik hubungan keduanya. A.B.
Saran-saran Adapun saran-saran yang akan penulis sampaikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Dapat lebih meningkatkan dalam bekerja maupun dalam beribadah kepada Tuhan. 2. Meluangkan waktu untuk mengikuti pengajian-pengajian di sela-sela kegiatan bekerja, karena hal itu berguna untuk kepentingan para masyarakat buruh tani dalam mencapai tujuan yakni hidup bahagia dunia dan akhiratPenelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang sosial, terutama yang berkaitan dengan kajian Sosiologi Agama tentang pola prilaku keagamaan masyarakat. Disamping itu pula bermanfaat bagi perguruan tinggi dan lembaga-lembaga lainnya untuk menjadi membantu
Formatted: Bullets and Numbering
83
dalam memahami tentang pola prilaku keagamaan mereka. Sehingga agama dapat menunjukkan kita ke jalan yang lebih baik. 1.3.
Dapat memotivasi kepada anaknya untuk mengikuti pengajian.
Mempelajari ajaran-ajaran Islam sejak dini untuk bekal masa depannya. 2.4.
Diharapkan bagi aparat pemerintah setempat maupun daerah, untuk
melihat dan lebih memperhatikan kondisi karyawan dan masjid yang ada disekitarnya. Dengan mengetahui pandangan-pandangan mereka berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan dan pengamalan terhadap ajaran agama diharapkan dapat meningkatkan prilaku serta etos kerja.
84
Formatted: Indent: Before: 0 cm
PT. CERES
85