BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berawal dari ilmu pengetahuan, teknologi tercipta dan muncul ditengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Fungsi utama yang berhubungan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia secara langsung, membuat teknologi semakin digandrungi oleh kebanyakan masyarakat dunia. Bentuk serta fungsi yang semakin bervariasi membawa dan menandakan bahwasannya dunia telah modern oleh karena kerja teknologi. Kemunculannya yang turut membawa perubahan secara cepat ini, membuat keberadaan teknologi semakin melekat dalam kehidupan manusia secara pribadi. Tidak berhenti pada kata modern saja, namun lebih dari itu teknologi juga membawa manusia pada kehidupan yang lebih praktis dan efektif. Kehadiran teknologi ditengah kesibukan masyarakat yang semakin tinggi pun seolah menjadi jawaban ketika masyarakat mengalami kesulitan dan kejenuhan disaat mereka tengah mengerjakan berbagai pekerjaan. Dengan keefektifan dan kepraktisan yang otomatis disuguhkan dalam sebuah teknologi, hal ini turut mendorong pencapaian suatu tujuan dengan cepat tanpa memakan waktu yang lama. Keberadaan teknologi pada akhirnya turut membuktikan serta menggambarkan bahwasannya manusia merupakan makhluk yang begitu tergantung dengan yang lain dan secara pribadi tentunya manusia
1
membutuhkan suatu alat yang bisa digunakan kapan saja guna untuk mempermudah pekerjaan ataupun aktivitas. Dengan kata lain, kehiduapan era modern saat ini cenderung membawa masyarakat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan untuk bisa dan terbiasa mengakses dan menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan hampir seluruh aspek kehidupan manusia saat ini tidak ada yang tidak bersinggungan dengan teknologi. Berdasarkan fungsinya, kehadiran teknologi memang didesain untuk memudahkan dan meringankan pekerjaan manusia. Dalam hal ini menyadari bahwasannya didalam setiap individu bertindak terkadang ada hal-hal yang tidak mampu untuk dijangkau dengan kekuatan diri sendiri. Keterbatasan yang dimiliki manusia menjadikan modal utama munculnya inovasi-inovasi dalam teknologi yang bertujuan untuk lebih membantu serta meningkatkan produktivitas manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Tujuan yang nampak begitu positif membuat hampir segala macam teknologi diterima oleh masyarakat dunia. Terlepas dari hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi pun dapat diartikan kedalam tiga aspek, yang mana dari ketiganya memiliki makna serta fungsi yang berbeda namun satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Wajcman, 2001:18). Yang pertama teknologi sebagai bentuk dari pengetahuan, dimanadalam hal ini menurut Staudenmaier (1985) segala sesuatu yang bersifat teknologis tidak akan berarti tanpa adanya keahlian dalam menggunakan, memperbaiki, mendesain dan membuatnya. Sebagai contoh, dapat dilihat dalam bentuk disiplin ilmu
2
teknik. Yang kedua teknologi mengacu pada aktivitas manusia, dalam hal ini teknologi akan berfungsi dan berarti secara maksimal apabila terdapat sekumpulan cara atau aktivitas manusia yang menjalankannya, misalnya adalah mobil, mobil merupakan sebuah teknologi transportasi bermesin dimana akan bisa berjalan apabila ada seorang pengemudi yang menekan gas didalamnya serta terdapatnya bahan bakar sebagai sumber tenaga. Dan yang ketiga,teknologi mengacu pada seperangkat
objek fisik.Dalam hal ini
teknologi berupa kebendaan yang bisa dilihat secara fisik, sebagai contoh mesin cuci, vacum cleaner, dan komputer. Dari ketiga aspek tersebut yang mana merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahakan, hal ini pulahlah yang turut mendorong tumbuhnya konsumsi masyarakat didalam penggunaan teknologi itu sendiri. Era modern yang menutut segala sesuatu berjalan dengan cepat membawa konsumsi dan kebutuhan akan teknologi semakin meningkat, terlebih bagi kaum perempuan. Seperti yang tertulis dalam buku ″ Feminisme versus Teknologi″ , menyatakan bahwasannya kemajuan teknologi dipandang telah mengubah kehidupan perempuan secara langsung menjadi lebih baik. Mulai dari teknologi yang berhubungan dengan proses kehamilan hingga teknologi yang berkaitan langsung dengan aktivitas domestik. Berkaitan dengan hal tersebut, secara garis besar memang keberadaan teknologi dari awal terjadinya revolusi industri hingga sekarang telah mengubah dan mempengaruhi kehidupan manusia, namun menurut kesimpulan yang tertulis pada artikel ″ Time Spent in Housework″karya Joan Vanek, bahwasannya masuknya teknologi disektor
3
domestik tidak serta-merta turut mengurangi jumlah waktu para ibu rumah tangga dalam mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Dimana hal ini menunjukan adanya kesamaan jumlah pekerjaan yang tetap harus dikerjakan baik sebelum maupun sesudah masuknya teknologi rumah tangga. Sebagai unit terkecil didalam struktur masyarakat, rumah tangga dalam sebuah keluarga tentunya juga memiliki berbagai kebutuhan dan pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari, yang pada akhirnya hal ini identik dengan peran serta seorang ibu rumah tangga, dimana si ibu memiliki tanggungjawab penuh atas pekerjaan yang ada didalam rumah. Mengingat bahwasannya ibu rumah tangga juga memiliki berbagai macam aktivitas serta tanggungjawab demi terciptanya kesejahteraan seluruh anggota keluarga, seolah hal tersebut menjadikan beban pekerjaan berlipat ganda, dan pemakaian teknologi seperti microwave, mesin cuci, alat penghancur sampah, pencuci piring, vacum cleaner dan lain-lain memang menjadi sebuah solusi besar terhadap penghematan tenaga manusia, akan tetapi fenomena ini tetap tidak mengurangi jumlah beban dan tanggungjawab bagi ibu rumah tangga. Fenomena ini dapat dilihat melalui contoh kasus kegiatan yang harus digeluti setiap hari oleh para ibu rumah tangga asal Nepal, kegiatan itu meliputi: Bangun pagi pukul 04.00, merapikan tempat tidur, menyiapkan teh, menyiapakan sarapan pagi, mengolah susu menjadi youghurt, dadih dan ghee, menampuh beras, memasak nasi, menggiling bumbu, mengambil air dan bahan bakar, mencuci pakaian, memberi makan, memandikan anak-anak, membentangkan tempat tidur malam, memperbaiki rumah, mengurus sapi, ayam dan keledai. (Mosse, 1996:48)
Yang dari kesemuanya itu, dalam sehari memerlukan waktu yang tidak sebentar. Sekalipun menggunakan teknologi dalam pengerjaannya namun jumlah beban tetap tidak berkurang. 4
Cowan dalam studinya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi rumah tangga (1983), meyebutkan adanya kecenderungan yang mana terdapat perubahan dari produksi menjadi konsumsi di dalam unit rumah tangga itu sendiri. Hal ini terlihat dari munculanya pelayanan jasa yang kini semakin berkembang di era meodern. Penggunaan teknologi rumah tangga yang dikemas kedalam bentuk pelayanan jasa publik menjadi bukti konkret bahwa kini ada pilihan alternatif manakala aktivitas domestik ibu rumah tangga tidak terbendung. Layaknya ibu rumah tangga itu bekerja didalam lingkup domestiknya guna untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga, pelayanan jasa yang muncul seperti restoran cepat saji dengan pemanggang yang besar, mesin pembuat ice cream, kompor listrik dan juga seperti jasa laundry dengan mesin cuci, mesin pengering, serta setrika listrik ataupun uap menjadikan beberapa pekerjaan seperti memasak, mencuci serta menyetrika pakaian lebih terbantu. Kemunculan jasa publik yang semakin menyebar luas dimasyarakat seolah telah menjadi trend masa kini. Pergeseran yang terjadi pun menyebabkan suatu gaya hidup baru, khususnya bagi para perempuan yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Dengan penggunaan jasa yang memanfaatkan teknologi, kebutuhan untuk menggunakan jasa publik semakin tak terhindarkan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya ibu rumah tangga yang menggunakan jasa laundry. Berdasarkan uraian di atas, penelitian mengenai strategi ibu rumah tangga dalam menyiasati beban ganda terkait dengan penggunaan jasa
5
laundry semakin menarik untuk diteliti, terutama ketika ibu rumah tangga mulai total dan beralih mencucikan semua jenis pakaian ke jasa tersebut, hal ini bisa dilihat melalui banyaknya jasa laundry yang bertebaran dimana-mana baik ditengah kota, perkampungan maupaun daerah pinggiran, khususnya yang ada di kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Mengapa saat ini ibu rumah tangga cenderung memilih dan menggunakan jasa laundry?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan utama para ibu rumah tangga dalam menggunakan jasa laundry, untuk mengetahui hal apa saja yang menjadikan jasa laundry itu penting dimata ibu rumah tangga serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan jasa laundry terhadap eksistensi ibu rumah tangga di dalam menjalankan perannya.
D. Kerangka Teori Secara kodrat laki-laki dan perempuan memiliki peran dan tugas yang berbeda, demikian pula pada kehidupan sebuah keluarga, yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan beberapa anak dengan pembagian tugas dan peran yang berbeda. Menurut Davis dan Newstrom (1996) peran diwujudkan
6
dalam perilaku. Peran adalah bagian yang dimainkan individu pada setiap keadaan dan cara tingkah lakunya untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Secara struktur, peran dan pembagian tugas yang berbeda antara lakilaki dan perempuan atau suami dan istri yang ada didalam unit keluarga dimaksudkan untuk mencapai sebuah keharmonisan dan kesejahteraan keluarga. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa masing-masing anggota yang ada didalam keluarga adalah individu-individu yang dasarnya memiliki tujuan hidup dan tentunya tiap individu yang dilahirkan ke dunia, baik perempuan maupun laki-laki memiliki otoritas atas dirinya sendiri sekalipun mereka berada dalam lingkup keluarga, yang mana masing-masing memiliki privasi dan kebebasan. Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Seperti halnya seorang perempuan dalam keluarga yang berperan sebagai istri dan juga ibu, dimana dengan adanya dua peran ini pulalah yang juga memunculkan beberapa beban yang kemudian dari hal tersebut turut mempengaruhi kebebasan diri seorang perempuan sebagai individu. Sebagai perempuan untuk menjalani dua peran sekaligus tidaklah mudah. Di satu sisi perempuan dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina
7
keluarga secara baik, namun disisi lain, sebagai seorang istri dan juga ibu yang baik. Meskipun jelas terdapat adanya pembagian tugas di dalam lingkup keluarga, namun keberadaan seorang perempuan dengan beberapa peran yang harus dijalani membuat ruang gerak perempuan terbatas dan sekedar fokus dilingkup domestiknya. Maka dari itu perlu suatu straregi yang harus dilakukan perempuan (baca: ibu rumah tangga) untuk keluar dari bebanbeban yang membatasi diri sebagai individu.
1.
Teori Pilihan Rasional dalam Memaknai Tindakan Ibu Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa Laundry Teori pilihan rasional atau rational choice, merupakan teori yang
memfokuskan pada aktor, dimana aktor merupakan manusia yang memiliki tujuan (Ritzer, 2008:448). Dalam teori yang dikemukakan oleh Coleman ini, individu sebagai aktor yang didorong oleh keinginannya dipandang memiliki preferensi (nilai, kepuasan). Berperilaku rasional bermakna memaksimumkan keajegan perilaku yang diharapkan akan membawa hasil di masa depan. (Backer, 1976). Terkait dengan hal tersebut, tindakan ini jelas menunjukan bawasannya individu harus mampu melakukan perhitungan yang rasional guna memaksimalkan keuntungan serta mengantisipasi terjadinya hambatan. Dari uraian tersebut, secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan manusia mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hirarki yang tertata rapi dari preferensi. Dalam hal rasional, berarti: aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi dalam pemilihan
8
suatu bentuk tindakan; aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku; aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu (Damsar, 2011:153). Dalam penelitian ini, tindakan ibu rumah tangga yang menggunakan jasa laundry dikaji sebagai sebuah pilihan rasional. Karena dengan pengunaan jasa laundry memberikan peluang serta kesempatan bagi para perempuan khususnya ibu rumah tangga untuk lebih memaksimalkan perannya baik didalam maupun diluar rumah. Penggunaan jasa laundry juga dimaksudkan untuk mencapai suatu kebebasan perempuan (ibu rumah tangga) itu sendiri, karena teknologi yang dikemas dalam jasa laundry dipandang sebagai hal yang membantu peran perempuan dalam mengatasi kegiatan domestik (mencuci dan menyeterika). Dari hal tersebut, perempuan (ibu rumah tangga) dapat menciptakan pilihan-pilihannya sendiri untuk keluar dari tekanan beban ganda.
2.
Teori Nurture: Jasa laundry sebagai salah satu Langkah Kesadaran Ibu Rumah Tangga Untuk Mengatasi Beban Ganda Dalam teori nurture, perbedaan antara perempuan dan laki-laki
didasarkan pada hasil konstruksi sosial budaya, yang kemudian memunculkan perbedaan peran dan tugas. Dari perbedaan yang ada, secara tidak langsung membawa perempuan pada posisi yang selalu tertinggal dan terabaikan baik didalam keluarga, bermasyarakat ataupun bernegara (BKkbN, 2007).
9
Maka dari itu, perempuan untuk keluar dari posisi yang tersubordinasi perlu suatu kesadaran akan gender. Dimana dengan hal ini baik perempuan maupun laki-laki mampu menyadari peran dan tugas serta kewajiban masing-masing. Mengingat akan hal tersebut, beban ganda menjadi suatu persoalan yang cukup pelik bagi diri perempuan itu sendiri, dimana dalam hal ini menyadari bahwasannya seorang perempuan memiliki beberapa peran terlebih bagi perempuan-perempuan yang sudah berumah tangga. Kemunculan teknolgi yang awalnya justru dipandang sebagai ancaman bagi peran serta perempuan dalam menjalankan tugas, justru menjadi kekuatan baru bagi pemaksimalan peran perempuan khususnya ibu rumah tangga. Penggunaan teknologi disektor domestik menjadi salah satu staregi baru ibu rumah tangga selain pembagian kerja, dan seolah dengan keberadaan teknologi, zaman melakukan sebuah revolusi secara besar-basaran, hal ini turut mendorong perubahan cara pikir serta tindakan para perempuan khususnya ibu rumah tangga. Dimana mereka berusaha untuk keluar dari beban ganda. Dan menyadari akan hal itu kemunculan akan jasa-jasa publik seperti salah satunya adalah jasa laundry yang merupakan jasa pencuci pakaian modern membawa perempuan khususnya ibu rumah tangga pada satu langkah kesadaran diri seorang perempuan untuk menuju kesetaraan, dimana dengan akses penunjang yang ada dapat menciptakan kehidupan bagi perempuan secara lebih baik dan bernilai.
10
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dari uraian di atas untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif pada dasarnya penelitian yang menunjuk dan menekankan pada proses. Dalam hal ini penelitian lebih menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari, dengan mencoba menjawab pertanyaan yang menekankan bagaimana pengalaman sosial itu diciptakan dan diberi arti.Terkait dengan hal tersebut, penelitian kualitatif berusaha menggali dan memahami pikiran aktor sosial dengan perspektif yang terbuka dan mendalam. Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metode kualitataif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati (Moleong, 2007:3). Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif tipe analitik, hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena sosial dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Faisal, 2007:18).
2. Teknik Pengumpulan data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penelitian ini pada umumnya. Menggunakan teknik seperti wawancara mendalam, observasi
11
langsung, dan studi pustaka. a. Wawancara mendalam Secara umum teknik wawancara merupakan teknik untuk memperoleh keterangan dari tujuan penelitian, dimana dengan tanya jawab secara langsung menggunakan atau tidak menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan. b. Observasi langsung Observasi merupakan metode atau teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pengindraan dan disini peneliti terjun ke lapangan secara langsung bersama-sama dengan objek yang diteliti. c. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data atau informasi melalui arikel-artikel dalam majalah, buku atau data penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Guna dari teknik pengumpulan data ini untuk melengkapi informasi yang telah didapat dari lapangan.
3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakuakan di dr. laundry, dimana dr. laundry ini merupakan laundry lokal yang terletak di daerah Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta.
12
4. Subjek Penelitian Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan adanya subjek penelitian sebagai Sumber informasi. Dalam konteks ini, subjek penelitian meliputi ibu rumah tangga yang menggunakan jasa laundry.
5. Teknik Pemilihan Informan Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai tujuan (purposive). Di mana informan mereperentasikan Ibu rumah tangga yang menggunakan jasa laundry. Agar informasi yang didapat lebih spesifik maka pemilihan informan dipilih dengan teknik purposive sampling atau pengambilan sampel yang dipilih sendiri secara sengaja. Maksudnya, agar informan yang dipilih bisa berdasarkan kriteria atau syarat-syarat yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Kriteria itu meliputi ibu rumah tangga yang masuk dalam kategori tidak bekerja dan ibu rumah tangga bekerja serta intesitas penggunaan jasa laundry yang pasti ditiap minggunya.
6. Pengolahan dan Analisis Data Setelah data terkumpul, maka dilakukakan pengolahan dan analisis data penelitian. Pengolahan dan analisis data
menjadi proses yang
berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung. Analisis data dilakukan dengan beberapa langkah, anatara lain sebagai berikut: a. Reduksi data merupakan proses seleksi terhadap data untuk dipilih
13
mana yang bisa dipakai dan mana yang tidak. Data yang tidak terpakai akan direduksi atau dikurangi atau dibuang, dari data yang ada dan sesuai dengan kebutuhan kemudian dilakukan analisis ketahap berikutnya. b. Kategorisasi data merupakan proses koding data dengan membagi kedalam betuk kategori yang sesuai dengan teori dan kebutuhan, hal ini bertujuan agar mampu memetakan jawaban yang sama atau tidak dari informan. c. Sintesisasi data merupakan proses mempertemukan kategori satu dengan yang lain. d. Kesimpulan merupakan proses pencarian makna atas sintesis dari data-data yang diperoleh dengan mempertemukan pola, persamaan dan hal-hal yang sering muncul kemudian dari situ menyesuaikan dengan teori yang dipakai. e. Triangulasi data merupakan proses pengecekan data, meode pengumpulan data, teori dan kesimpulan penelitian melalui berbagai metode. Hal ini bertujuan supaya validitas penelitian terjamin. (Miles, 1993).
14