BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dunia modern yang antara lain ditandai oleh hilangnya batas ruang dan waktu telah membuat kehidupan manusia semakin kompleks. Semakin cepatnya perputaran siklus kehidupan membuat orang merasakan terbatasnya waktu yang hanya tersedia dua puluh empat sehari. Untuk memperluas kemampuan manusia mengatasi keterbatasan waktu tersebut dibuatlah berbagai perangkat teknologi. (Haryanto, 2003: xiv). Secara ideal manusia modern merupakan manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas hidupnya lebih rendah dibanding dengan kemajuan IPTEK yang dicapainya. Akibat dari kesenjangan tersebut akan menimbulkan persaingan yang ketat dan akhirnya mengakibatkan gangguan jiwa, kesenjangan sosial yang ada di tengah masyarakat bisa menjadikan gejala krisis kejiwaan berupa resah, gelisah, takut, stress, depresi, dan cemas. Kondisi ini bisa berakibat pada gangguan fisik dan psikis yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat fatal yaitu terjadinya individu yang patologis dan berkembang menjadi sosiopatologis (Mubarok, 2000: 3).
1
2
Dikalangan psikologi dan psikiatri hasrat untuk membantu dan mengatasi problem kejiwaan ini berkembang sangat pesat. Sebagai bukti dari hasrat tersebut adalah berkembangnya bermacam-macam tehnik psikoterapi. Sekelompok ahli jiwa lainnya yang juga bergelut dengan usaha mengatasi gangguan kejiwaan adalah para agamawan. Usaha-usaha yang didasarkan pada ajaran agama seperti yang dilakukan kiai, pendeta, dan pastor pada dasarnya berusaha untuk membantu kesulitan kejiwaan yang dialami oleh orang-orang yang datang meminta pertolongan. Al-Qur’an membekali manusia beberapa cara untuk mengatasi gangguan dan penyakit kejiwaan. Al-Qur’an juga mengajarkan beberapa cara mencapai ketenangan dalam hidup, antara lain dengan shalat. Shalat menurut pandangan Islam merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhan-Nya, shalat juga dapat sebagai pembersih jiwa manusia dari dosa-dosa dan kesalahan yang dilakukannya. (Abdu, 2003: 2). Shalat dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, hal ini sesuai dengan kuwajiban kita sebagai umat Islam untuk amar maruf nahi munkar. Sebagai dengan firman Allah SWT. surat al-Ankabut : 45.
)'(&"#$ % ! Artinya :
“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar” (Q.S. al-Ankabut: 45). (YPP/PA, 1971: hlm. 635)
Imam Musbikin lahir pada tanggal 10 Juni 1977 di Madiun Jawa Timur ia adalah seorang penulis produktif yang menulis buku tentang
3
Pendidikan Anak, Teologi, Tafsir, dan Keislaman, yang menerapkan shalat sebagai penyembuhan fisik dan psikis. Shalat bukan hanya akan menjadi obat yang mujarab bagi kesehatan psikologis, namun juga mampu menjamin kesehatan fisik. Tentunya shalat yang digunakan sebagai terapi adalah shalat yang khusu’ dan dilandasi dengan keikhlasan hati yang penuh. Dengan shalat yang khusu’ dan ikhlas orang akan memperoleh ketenangan pikiran dan ketentraman jiwa. Pikiran yang tenang dan ketentraman jiwa dapat diperoleh dari shalat yang khusu’ dan ikhlas. Shalat yang dilaksanakan dengan khusu’ dan ikhlas dapat membantu proses penyembuhan suatu penyakit. Dan sebaliknya jika shalat dilakukan secara tidak ikhlas dari segi medis bukan hanya hampa makna, melainkan juga mendatangkan penyakit. (Musbikin, 2004 ; 64). Sebagaimana dengan firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 45 :
, %0
*1
, $
2
/
#*
$
+#, %-. )'(& 3 $!
Artinya :
“Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’ (Al-Baqarah : 45). (YPP/PA, 1971 : 16).
Islam juga menawarkan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada agama. Salah satu fungsi bimbingan dan konseling yang ditawarkan Islam adalah membantu manusia agar ia mampu menggunakan potensi yang untuk memiliki dan menciptakan lingkungan yang positif. Sebagai salah satu upaya preventif, korekatif dan developmental dalam membangun
4
kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat secara Islam. (Musnamar, 1992 ; 14). Bimbingan konseling Islam tidak hanya mengarahkan kepada halhal yang religius saja, namun juga bertujuan mewujudkan manusia yang sesuai perkembangan unsur dirinya, sebagai makhluk individu, sosial dan berbudaya (Musnamar, 1992 : 33). Tegasnya tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu mengembangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi, untuk mewujudkan tujuan tersebut Al-Qur’an dan Assunah digunakan sebagai landasan konseptual bimbingan konseling Islam. Sedangkan landasan operasionalnya membutuhkan bantuan-bantuan ilmuilmu yang dikembangkan di luar Islam yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Ilmu-ilmu yang membantu dan dijadikan landasan opersional bimbingan dan konseling Islam antara lain: ilmu jiwa (psychology), ilmu hukum Islam (syariah), sosiologi, antropologi, filsafat, pendidikan dan ekonomi (Musnamar, 1992; 6). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti pemikirannya Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis (Analisis Bimbingan Dan Konseling Islam). 1.2.
Rumusan Masalah Dari
latar
belakang
yang
telah
diuraikan
diatas,
maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis ?
5
2. Bagaimana pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam ? 1.3.
Tujuan Penelitian. Berdasarkan permasalahan di atas penelitian ini mempunyai tujuan, adapun tujuannya antara lain : 1. Untuk mendiskripsi pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis. 2. Untuk mengetahui pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini diharapkan dapat mendiskripsikan manfaat-manfaat shalat bagi jasmani dan rohani yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang manfaat shalat bagi kesehatan, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi keilmuan bahwa shalat mempunyai peranan yang penting dalam kesehatan jasmani dan rohani . 2. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah keilmuan di bidang bimbingan dan konseling Islam di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
6
1.5. Telaah Pustaka Berdasarkan judul penelitian diatas ada beberapa kajian yang dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini oleh karena itu maka dibawah ini akan kami sampaikan beberapa kajian yang pernah ditulis oleh peneliti lain antara lain : Rafi’udin, S. Ag dan Alim Zainudin, S. Ag. Dalam buku “Terapi Kesehatan Jiwa Melalui Ibadah Shalat”. Dalam buku itu dijelaskan bahwa adannya keterkaitan antara shalat dengan kesehatan, shalat mampu mewujudkan kesehatan jiwa, shalat juga mampu berfungsi sebagai terapi bagi jiwa yang sedang terganggu, atau dengan kata lain shalat mampu sebagai penyembuh bagi gangguan-gangguan jiwa. Dengan shalat yang sesuai dengan kaidah syara’ serta khusu’, maka pelaku akan terhindar dari segala macam gangguan dan penyakit jiwa. Buku ini lebih terfokus pada permasalahan shalat. Ahmadi tahun 2000 dalam skipsi yang berjudul “Terapi Kejiwaan melalui Shalat dan Dzikir (Tinjauan Normativitas dan Historisitas). Dalam penelitian ini mengangkat masalah gangguan kejiwaan yang diterapi melalui shalat dan dzikir dan berusaha untuk memahami ajaran-ajaran agama tentang dzikir dan shalat yang ditinjau dari sudut wahyu / doktrinal teologis. Juga mengungkap aspek psikologis dan fisiologis dalam ajaran shalat serta aspek psikologis dalam ajaran dzikir.Penelitian ini lebih terfokus pada pemahaman shalat dari sudut wahyu dan terapi yang digunakan tidak hanya shalat tetapi juga menggunakan dzikir.
7
Drs. Sentot Haryanto, M.Si. Dalam buku “Psikologi Shalat Kajian Aspek-Aspek Psikologi Ibadah Shalat “. Dalam buku itu dijelaskan bahwa shalat merupakan kegiatan fisik dan mental-spiritual yang memberikan makna baik bagi hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri, shalat juga mempunyai aspek terapeutik yang dapat digunakan sebagai penyembuhan serta mengkaji dimensi-dimensi psikologis yang terkandung dalam ibadah shalat. Buku ini lebih terfokus pada aspek psikologis shalat. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah disebutkan di atas . Penelitian ini membahas shalat sebagai terapi fisik dan psikis. Untuk mengembangkan penelitian yang sudah pernah dilakukan terdahulu serta guna menemukan pemaknaan baru dipandang penting dilakukannya penelitian tentang “Shalat Sebagai Terapi Fisik dan Psikis Menurut Imam Musbikin (analisis bimbingan konseling Islam)”.
1.6. Kerangka Teori. Manusia sebagai makhluk rohaniah seringkali kehilangan makna hidup dan peraenannya dalam kehidupan. Kehilangan makna hidup dapat mengganggu jiwa berupa penyakit-penyakit jiwa serta gangguan-gangguan jiwa lainnya. Kasus-kasus seperti ini pantas diberikan bimbingan dan penyuluhan serta terapi dengan pendekatan agama. Shalat sebagai bentuk ibadah yang difardhukan kepada umat Islam dalam sehari semalam lima waktu (wajib), ternyata dapat sebagai salah satu
8
alternatif mengatasi masalah tersebut di atas. Shalat yang dilaksanakan sebagaimana mestinya, dengan khusuk dan ikhlas akan bermanfaat sekali sebagai usaha-usaha mewujudkan kesehatan jiwa. (Rafi’udin dan Zainudin, 2004: iv). Shalat menurut Nurcholis Madjid sebagaimana dikutip oleh Musbikin (2003: xiii) mengandung tujuan sebagai peristiwa menghadap Allah dan berkomunikasi dengan Dia, baik melalui bacaan maupun tingkah laku. Namun demikian, menurut Hasbi Ah-Shiddieqy sebagaimana dikutip oleh Rafi’udin dan Alim Zainudin bahwa shalat merupakan menghadapkan hati (jiwa) kepada Allah, dan mendatangkan rasa takut, menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusyu’ ikhlas di dalam beberapa perbuatan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. (Rafi’udin dan Alim Zaenudin, 2004 : 54-55). Fisik dapat diartikan jasmani, hal yang berkenaan dengan faal, tubuh, badan, wujud dari sesuatu yang bersifat materi. (Ali dan Deli, 1997: 205). Sedangkan psikis adalah menyinggung fikiran, akal, ingatan, spiritualisme atau medium-medium yang mempraktekkan spiritualisme dan menyinggung penyakit atau gangguan yang menurut asalnya bersifat psikologis serta yang berkaitan dengan jiwa. (Chaplin, 2003: 293).
9
Manusia hidup di dunia pasti tidak lepas dari masalah berapapun kadarnya, besar, kecil dan berat atau rumit. Untuk itu perlu bimbingan dan konseling. Prayitno berpendapat, konseling adalah proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapinya. (Prayitno, 1999: 105). Menurutnya bimbingan merupakan proses bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anakanak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Prayitno, 1999: 99). Tohari Musnamar mengemukakan garapan bimbingan merupakan masalah yang ringan, sementara yang digarap konseling yang relatif berat, manakala masalah yang dihadapi individu (klien) amat berat, konseling kerap kali harus menyerahkannya (me refer) kepada bimbingan ilmu lain, semisal ilmu psikoterapi, atau dengan kata lain konselor membawa kliennya ke psikiater. (Musnamar, 1992 : 4). Jadi di sini shalat bisa digunakan sebagai sebuah metode terapi untuk mewujudkan kesehatan fisik dan psikis dan seorang konselor dapat membantu klien untuk menghadapi atau membantu menyelesaikan
10
masalahnya agar dapat hidup selaras atau bahagia baik di dunia maupan di akherat sesuai dengan asas-asas bimbingan dan konseling Islam.
11
Skema Kerangka Teori Shalat menurut Imam Musbikin adalah: Ibadah kepada Allah dan pengagungan-Nya dengan bacaan-bacaan dan tindakan yang dibuka dengan takbir (Allahu Akbar) dan diakhiri dengan taslim (al-Salamu'alaykum wa rah matu' -lah-i wa barakatuh), dengan runtutan dan tertib tertentu yang diterapkan oleh agama Islam yang memiliki makna intriksik dan instrumental. (Musbikin, 2004)
Gangguan-gangguan Psikis me nurut Imam Musbikin antara lain: stres, emosi, gelisah, cemas, putus asa (pesimis), depresi dan ketegangan
Gangguan-gangguan fisik menurut Imam Musbikin antara lain: Kanker, diabetes, stroke, mata buta, jantung, persendian, paruparu, penyakit pangkah paha
1.7. Metode Penelitian. 1.7.1. Data Penelitian Data adalah catatan keterangan sesuai bukti dan kebenaran; bahan yang dipakai sebagai dukungan penelitian (Ali dan T. Deli, 1997: 153) Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : a. Biografi Imam Musbikin b. Berbagai macam gangguan fisik menurut pandangan Imam Musbikin c. Berbagai macam gangguan psikis menurut pandangan Imam Musbikin d. Gagasan Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi gangguan fisik dan psikis
12
e. Gagasan Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis dengan sudut pandang bimbingan dan konseling Islam. 1.7.2. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002 : 107). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua sumber primer dan sumber sekunder (Irawan, 1999 : 86-87). a. Sumber Primer. Yaitu sumber yang diperoleh langsung dari sumber utama, dalam hal ini adalah pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis. Dan data ini adalah data yang diambil dari buku-bukunya Imam Musbikin. Buku-buku tersebut adalah Rahasia Shalat bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis, Si Kancil yang Cerdik Bahagia Mendidik Putra Putri Kita, Mengapa Shalat sebagai Terapi, Makna Shalat Kita, Hakikat Fisik dan Psikis. b. Sumber Sekunder Merupakan data pendukung penelitian yang bisa menambah penjelasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, sumber sekunder ini diambil dari buku-buku lain yang mendukung keilmiahan penulisan skripsi ini. 1.7.3. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memahami realitas obyek penelitian maka metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah wawancara. Wawancara
13
adalah pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Hadi, 2002: 193). Metode ini digunakan untuk menggali, membuktikan data yang valid mengenai biografi Imam Musbikin serta karya-karyanya dengan menggunakan wawancara melalui surat maupun dengan telepon. 1.7.4. Analisis Data Setelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis kualitatif. dengan menggunakan metode sebagai berikut: a. Analisis deskriptif Analisis deskriptif ialah analisis data dengan memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh
dari
kelompok
subyek
yang
diteliti
dan
tidak
dimaksudkan untuk pengujian hipotesis (Azwar, 2001: 126). b. Content analisis Content analisis merupakan analisis ilmiah tentang nilai pesan komunikasi dalam bentuk verbal dengan menampilkan tiga syarat yaitu obyektifitas pendekatan sistematis dan generalisasi. (Muhajir, 1996 : 49). Dalam hal ini penulis akan menganalisis terhadap segala pernyataan dan tulisan Imam Musbikin seputar shalat. 1.7.5. Jenis dan Pendekatan. 1.7.5.1. Jenis penelitian.
14
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, karena datadata yang disajikan berupa pernyataan-pernyataan, dan dapat diartikan
sebagai
penelitian
yang
tidak
mengadakan
perhitungan. (Moleong, 1995: 2). Bodgen dan Taylor mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2002 : 3). 1.7.5.2. Pendekatan dalam penelitian Untuk memberikan pemahaman mendalam dan komprehensif maka diperlukan pendekatan yang telah peneliti angkat. Maka pendekatan ini menggunakan pendekatan sebagai berikut: 1. Pendekatan psikologis, karena dengan pendekatan ini dapat
mengetahui
kondisi
jiwa
manusia.
Dengan
pendekatan semacam ini jiwa manusia akan tertanam dan tumbuh jiwa dalam beragama ataupun berkembang nilainilai spiritualitas. 2. Pendekatan fisiologis, karena dengan pendekatan ini dapat mengetahui kondisi jasmani manusia. dengan pendekatan
dapat
terbentuk
kedisiplinan dan kebersihan.
jasmani
yang
sehat,
15
I.8. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami gambaran secara menyeluruh tentang penelitian ini, maka penulis memberikan sistematis penulisan skripsi sebagai berikut : 1. Bagian muka Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, nota pembimbing, lembar pengesahan, halamam pernyataan, motto, persembahan, kata pengantar dan daftar isi. 2. Bagian isi Pada bagian isi skripsi terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut : Bab pertama : Pendahuluan, yang berisi gambaran umum menurut pola dasar kajian masalah ini. Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua
: Berisikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga sub bab. Bab pertama tentang bimbingan dan konseling Islam yang berisikan tentang pengertian, dasar-dasar, fungsi, dan tujuan serta metode bimbingan dan konseling Islam. Sub bab yang kedua adalah shalat, berisi tentang pengertian shalat, dasar hukum shalat, pelaksanaan shalat, hikmah shalat. Sub bab ketiga adalah, terapi fisik
16
dan psikis yang berisi tentang pengertian terapi, tujuan terapi, sehat fisik dan psikis, sakit fisik dan psikis. Bab ketiga
: Mengungkapkan data penelitian. Dalam bab ini penulis membahas biografi Imam musbikin dan pemikirannya tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis. Pada bab ini dibagi menjadi dua sub bab. Sub bab pertama tentang biografi Imam Musbikin. Sub bab yang kedua pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis.
Bab keempat : Analisis. Merupakan analisis dari bab sebelumnya. Pada bab ini penulis mencoba untuk menganalisis pemikiran Imam Musbikin tentang shalat sebagai terapi fisik dan psikis ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam. Bab kelima : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran 3. Bagian terakhir Bagian akhir skripsi adalah daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ali M.B. dan T. Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Citra Umbara Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Azwar, Syaifudin, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001). Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta:Andi Offset, 2002). Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat Kajian Aspek-aspek Psikologi Ibadah Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003). Irawan, Prasetio, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999). J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, Terjemahan Kartino Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002). Misa, Abdu, Menjernihkan Batin dengan Shalat Khusyu’, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003). Moleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002). Mubarrok, Ahmad, Solusi Krisis Kerohanian Manusia Modern Jiwa dalam AlQur' an, (Jakarta : Pramadina, 2000).
18
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996). Muhammad, Tengku Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001). Musbikin, Imam, Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004). Musnamar, Thohari, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1992). Prayitno dan Eman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999). Rafiudin dan Alim Zainuddin, Terapi Kesehatan Jiwa Melalui Ibadah Shalat, (Jakarta: Restu Ilahi, 2004). Yayasan
Penyelenggara
Penerjamah/Pentafsir
Al-Qur' an,
Al-Qur' an
dan
Terjemahnya, (Jakarta : Lembaga Percetakan Al-Qur' an Raja Fahd, 1971)
19
SHALAT SEBAGAI TERAPI FISIK DAN PSIKIS MENURUT IMAM MUSBIKIN (Analisis Bimbingan Konseling Islam)
SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana Sosial Islam ( S. Sos. I)
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BPI) Fitri Nur Haryanti NIM. 1100020
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2005