BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan multidisiplin ilmu yang terfokus
pada penerapan prinsip ilmu dalam memahami adanya risiko yang memengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan di luar industri. Tujuan utama diadopsinya kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerja secara fisik, mental, dan sosial seluruh pekera dan pada semua sektor pekerjaan, mencegah pekerja terjangkit penyakit yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari risiko yang berdampak buruk pada kesehatan, menempatkan dan menjaga pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiologi dan psikologi, menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja, serta pekerja dengan pekerjaannya (International Labour Organization, 1985). Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang khususnya dalam kepentingan pengusaha, pekerja, dan pemerintah di seluruh dunia. Setiap tahunnya di seluruh dunia didapati 2 juta orang meninggal karena masalahmasalah akibat kerja. Dari jumlah tersebut terdapat 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun terdapat 270 juta pekerja di dunia yang mengalami kecelakaan akibat kerja, dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja (Boulton, 2004). Salah satu cabang dari Ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah ergonomi. Menurut Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI, Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.
1
2
Sasaran dari penelitian ergonomi adalah manusia dalam hal ini tenaga kerja pada saat bekerja dalam lingkungannya. Dengan kata lain ergonomi merupakan sebuah ilmu dan seni yang secara garis besar bertujuan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. “Fitting the job to the worker”. Lingkungan kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan beberapa dampak yang memengaruhi produktivitas pekerja dalam bekerja seperti kelelahan fisik, kelelahan patologis, kecelakaan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik seperti musculoskeletal disorders (MSDs) dan psikologis (stres) dengan keluhan yang paling sering adalah Low Back Pain (LBP) (Badraningsih dan Zuhny, 2015). Berdasarkan data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) dalam (Astuti, 2009) terdapat 867.776 kasus MSDs di dunia yang berhubungan dengan pekerjaan, dan dilaporkan sebanyak 257.900 jam kerja hilang karena dampak dari MSDs. Sedangkan di Indonesia sendiri telah didapati banyak kasus namun belum ada angka pasti terkait jumlah kasus yang terjadi terkait MSDs karena pencatatan yang kurang baik. Salah satu industri yang memiliki banyak peran tenaga kerja dalam pengoperasian dan penanganan material secara manual handling adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Kegiatan dalam industri minyak dan gas tidak sepenuhnya dioperasikan oleh alat otomatis yang membantu manusia dalam bekerja, masih banyak kegiatan–kegiatan yang memerlukan tenaga manusia untuk pengoperasiannya. Pertambangan minyak dan gas bumi sangat tergantung pada keadaan pipa yang mengalirkan minyak dan gas bumi. keadaan dan kualitas pipa sangat dipengaruhi oleh adanya zat-zat yang dialirkan sejak kegiatan pengeboran hingga penyaluran minyak
3
dan gas murni. Salah satu hal yang dilakukan untuk pemeliharaan pipa di lingkungan pertambangan adalah dengan menginjeksikan inhibitor korosi guna menghambat laju korosi akibat material korosif (naphtanat, asetat, sulfur,CO2, H2O, dan merkuri) yang terbawa pada saat pengeboran hingga proses distribusi (Siahaan, 2013). Kegiatan menginjeksikan inhibitor korosi dilakukan dengan memompakan cairan kimia (inhibitor) yang berada dalam drum penampung ke dalam pipa. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sehingga membutuhkan banyak drum berisi inhibitor. Banyaknya jumlah drum yang ada mendesak perusahaan untuk menangani limbah drum ini, yaitu dengan cara menghancurkan drum pada tempat penampungan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Kegiatan pendistribusian drum berisi cairan kimia dari gudang ke tempat injeksi, dan drum dari lokasi injeksi ke tempat drum crushing dilakukan secara manual (manual handling) oleh pekerja. Terdapat beberapa tahapan kegiatan manual handling yang dilakukan oleh pekerja drum handling seperti kegiatan loading, unloading, stacking, draining, rolling, crushing, rolling the crushed drum, stacking the drum, dan lifting drum to vendor truck. Aktivitas tersebut dapat mengakibatkan pekerja melakukan gerak statis, gerak berulang, posisi janggal, terutama pada bagian punggung dan tangan akibat beban yang cukup besar yang diterima oleh pekerja. Oleh sebab itu diperlukan dukungan informasi yang cukup valid dalam usaha meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Faktor kesehatan dan ergonomi belum menjadi permasalahan pokok dalam kegiatan ini yang berarti kemungkinan besar dikarenakan belum adanya informasi yang fokus terhadap permasalah kesehatan keselamatan kerja dan permasalahan ergonomi.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan analisis tingkat risiko ergonomi dan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) dalam (Astuti, 2009)
terdapat 867.776 kasus MSDs di dunia yang berhubungan dengan pekerjaan, dan dilaporkan sebanyak 257.900 jam kerja hilang karena dampak dari MSDs. Kegiatan drum handling pada perusahaan “V” Kalimantan Timur memiliki cukup banyak tahapan kerja seperti loading/lifting, unloading, stacking, draining, rolling, crushing, rolling the crushed drum, dan stacking the drum.. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan secara manual dengan tenaga manusia (manual handling). Kegiatan yang dilakukan secara manual handling tentunya memiliki risiko terhadap kejadian musculoskeletal disorders.. Sejak didirikan tahun 1972 hingga saat ini perusahaan “V” Kalimantan Timur belum pernah mengadakan penilaian/analisis risiko bahaya keselamatan dan kesehatan kerja faktor ergonomi pada kegiatan drum handling. Oleh sebab alasan yang telah diuraikan, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai gambaran risiko ergonomi dan musculoskeletal disorders pada pekerja drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur. 1.3
Pertanyaan Penelitian
1.
Bagaimana gambaran tingkat risiko sikap kerja berdasarkan REBA pada lingungan kerja pekerja drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur.
5
2.
Bagaimana gambaran kejadian musculosceletal disorders (MSDs) pada pekerja drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur.
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap kerja dan keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.
Mendapakan gambaran sikap kerja berdasarkan tahapan kerja yang ada pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur.
2.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan umur.
3.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).
4.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan masa kerja.
5.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan tingkat pendidikan pekerja.
6.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan durasi kerja.
6
7.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan riwayat pelatihan Kesehatan dan keselamatan kerja.
8.
Mengetahui gambaran keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada kegiatan drum handling di perusahaan “V” Kalimantan Timur berdasarkan pengetahuan terhadap SOP.
1.5 1.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam ruang lingkup ergonomi khususnya pada sektor pertambangan.
2.
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai gambaran risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang ada pada lingkungan kerjanya.
3.
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam penyusunan upaya pengendalian hazard dan risiko di tempat kerja.
1.6
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kesehatan dan keselamatan kerja
(K3). Hal ini dilakukan karena tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh pekerja memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja khususnya pada faktor ergonomi akibat kegiatan manual handling yang dilakukan oleh pekerja.