BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Menurut Evers at al.,
dalam Toneto S. Rocco (2001),
pendidikan tenaga kerja, sekolah untuk bekerja, kemitraan perusahaan, dan kompetensi berdasarkan pendidikan merupakan inisiatif untuk membuat pendidikan lebih relevan dengan masyarakat, dan menjaga eksistensinya
untuk
ekonomi
global.
Berdasarkan
kompetensi,
ketrampilan pembelajaran seumur hidup dan kelayakan kerja merupakan upaya untuk memperjelas kebutuhan kompetensi bisnis dari lulusan pasca sekolah menengah saat ini. Di dalam Evers at al., dalam Toneto S. Rocco (2001) juga menyatakan kekecewaannya terhadap perbandingan antara pendidikan dengan pekerjaan. Perguruan tinggi mengajarkan mahasiswa ketrampilan yang berguna di tempat kerja. Evers, Rush, dan Berdrow (1998) percaya bahwa pendidikan tinggi harus mengajarkan agar lulusan dapat sukses di tempat kerja. Perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa untuk menganalisis,
menyatukan,
dan
mengevaluasi
informasi
karena
ketrampilan diperlukan dalam pekerjaan tingkat lanjutan. Kelayakan bekerja terletak pada individu, sedangkan hambatan belajar ada dalam budaya internal organisasi, struktur PT di seluruh disiplin ilmu, gaya
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengajar kuliah, dan kompleksitas dan volume pengetahuan. Individu harus bertanggung jawab atas keinginan mereka sendiri untuk belajar.1 Peran pengajar adalah untuk merangsang pembangunan pengetahuan yang kuat, bukan untuk secara eksplisit memberikan pengetahuan dan informasi (Haris dan Alexander 1998). Kompetensi mengajar didefinisikan sebagai seperangkat terintegrasi personal karakteristik, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk kinerja yang efektif dalam berbagai konteks pengajaran.2 Kompetensi
lulusan
berdasarkan
Permendikbud
Nomor
049/2014 adalah capaian pembelajaran lulusan pendidikan tinggi yang merupakan internalisasi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.3 Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kompetensi lulusan sarjana harus memenuhi 3 (tiga) aspek kompetensi, yaitu aspek kemampuan di bidang kerja, aspek lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai, dan aspek kemampuan manajerial.4 Menurut, Wibowo (2007:86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang 1
Article in Human Resources Development Quarterly. January 2001: https:///www.researchgate.net/publication/230531197 2 Internet: https://www.researchgate.net/signup.SignUp.html 3 Permendikbud No.049/2014 4 Internet: http://kkni-kemenristekdikti.org
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi.5 Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yang dimiliki seseorang guna mencapai kinerja optimal dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan profesional. Namun dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja merupakan pengaruh dari globalisasi dan revolusi di bidang teknologi serta berbagai disiplin ilmu lainnya yang menuntut adanya peningkatan kompetensi lulusan perguruan tinggi tersebut. Banyaknya pengangguran terdidik bisa jadi, karena rendahnya kompetensi dan minimnya soft skills yang dimiliki oleh calon tenaga kerja sehingga alokasi lapangan pekerjaan tidak sepenuhnya terpenuhi. Berikut angka pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi:
5
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Grafindo Persada, hlm 86
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2005 - 2014*
Pendidikan No. Tertinggi Yang Ditamatkan 1
Diploma I,II,III/Akademi
2005 Feb
2006 Nov
Feb
2007 Agus
Feb
2008 Agus
Feb
2009 Agus
2010
Feb
Agus
Feb
2011 Agus
Feb
2012 Agus
Feb
2013 Agus
Feb
2014 Agus
Feb
Agus
288.937 274.965 275.063 253.240 309.769 385.074 503.966 368.373 481.490 452.741 537.881 442.281 469.009 276.816 258.385 200.028 197.270 185.103 195.258 193.517
2 Universitas
350.572 356.671 351.208 360.721 388.096 521.752 607.874 567.287 621.648 701.732 813.863 683.064 635.442 543.216 553.206 445.836 425.042 434.185 398.298 495.143
Total
639.509 631.636 626.271 613.961 697.865 906.826 1.111.840 935.660 1.103.138 1.154.473 1.351.744 1.125.345 1.104.451 820.032 811.591 645.864 622.312 619.288 593.556 688.660
*) Data 2005-2013 backcast Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2005 s/d 2014
1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000
Universitas Diploma I,II,III/Akademi
400,000 200,000
2005
2006
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Agustus
2007
Februari
Februari
Agustus
Februari
November
Februari
-
2014
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2005 s/d 2014
Gambar 1.1 Jumlah Angka Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2005 - 2014*
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada berita Suara Pembaruan 20 Januari 2016, menyebutkan bahwa International Labor Organisation (ILO) pun memperkirakan pengangguran global selama 2016 -2017 akan terus meningkat. Angka terakhir untuk pengangguran pada 2015 diperkirakan mencapai 197,1 juta orang dan pada 2016 perkiraan tersebut meningkat hingga 2,3 juta sehingga diperkirakan akan mencapai 199,4 juta orang. Berdasarkan laporan ILO berjudul World Employment and Social Outlook-Trends 2016 (WESO), tambahan sekitar 1,1 juta pengangguran diperkirakan meningkatkan jumlah penghitungan global pada 2017.6 Setiap tahun, perguruan tinggi diseluruh Indonesia melahirkan jutaan lulusan. Sebagian besar di antara mereka tidak terserap pasar tenaga kerja dan menganggur. Pengangguran terbuka yang diluluskan perguruan tinggi masih relatif banyak dari jumlah angkatan kerja di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi cenderung lambat. Sehingga angka pengangguran berlabel sarjana terus meningkat setiap tahunnya. Disebutkan pula pada Koran Jakarta 16 Februari 2016, pemerintah berencana akan membuka perizinan investasi perguruan tinggi asing mulai tahun 2017. Hal ini terkait dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berjalan tahun ini. Tentunya hal tersebut akan mengancam keberadaan Perguruan Tinggi Swasta lokal.7 6
Internet: http://www.beritasatu.com/ekonomi/343091-ilo-20162017-pengangguran-global-meningkat.html Koran Jakarta, 16 Februari 2016, http://www.koran-jakarta.com/izin-kampus-asing-dibuka-2017/
7
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sedangkan jumlah mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013/2014 mencapai 584 ribu mahasiswa di wilayah DKI Jakarta. Berikut jumlah perguruan tinggi dan jumlah mahasiswa Pendidikan dan Kebudayaan:
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dibawah Kementerian
Tabel 1.2 Jumlah Perguruan Tinggi dan Mahasiswa(Negeri dan Swasta) di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi 2013/2014
Provinsi
Jumlah Perguruan Tinggi
Jumlah Mahasiswa
Negeri
Negeri
Swasta
Swasta
Aceh
3
99
49.221
50.405
Sumatera Utara
3
259
46.217
376.445
Sumatera Barat
5
102
68.382
93.914
Riau
2
75
41.991
75.787
Jambi
1
42
16529
35619
Sumatera Selatan
2
115
28.516
133.823
Bengkulu
1
16
17212
36314
lampung
2
80
17.920
76.090
Kepulauan Bangka Belitung
2
12
3173
4773
Kepulauan Riau
2
26
2039
23108
DKI Jakarta
5
329
570.578
584.388
Jawa Barat
7
393
138.741
527.881
Jawa Tengah
7
265
140.563
296.357
DI Yogyakarta
3
124
99.780
181.854
15
363
200.815
565.309
Banten
1
113
15.244
117.689
Bali
4
58
35.807
51.271
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
1
55
18.949
90.388
Nusa Tenggara Timur
3
43
18101
57.233
Kalimantan Barat
3
42
26278
43082
Kalimantan Tengah
1
23
11.604
16.792
Kalimantan Selatan
2
47
20.978
55.636
Kalimantan Timur
5
60
42.104
42.101
Sulawesi Utara
4
44
33.891
25.439
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah
1
33
18.641
42.307
Sulawesi Selatan
4
208
64.907
239.142
Sulawesi Tenggara
1
38
18.727
41.414
Gorontalo
1
11
18628
16072
Sulawesi Barat
12
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17983
Tabel 1.2 (Lanjutan)
Provinsi
Jumlah Perguruan Tinggi
Jumlah Mahasiswa
Negeri
Negeri
Swasta
Maluku
3
23
Swasta
14822
29498
Maluku Utara
1
16
7113
19015
Papua Barat
2
16
4581
17135
Papua
2
39
15188
28083
8
94
41.704
93.731
Indonesia
Catatan: 1 Termasuk institut, sekolah tinggi, akademik, dan politeknik Data Kalimantan Utara termasuk ke dalam data Kalimantan Timur Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Data dikutip dari publikasi Statistik Indonesia
450 400 350 300 250 200 Jumlah Perguruan Tinggi Negeri
150 100 50 0
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 1.2 Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi 2013/2014
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 Jumlah Mahasiswa Negeri
200,000 100,000 0
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 1.3 Jumlah Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi 2013/2014
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga/ institusi pendidikan yang sangat bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kecerdasan bangsanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Pendidikan Tinggi bertujuan; (1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. (2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional. Untuk
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mencapai tujuan tersebut, maka mutu pendidikan dan lulusan harus di perbaiki. Perbaikan mutu lulusan hanya dapat terjadi jika di dahului perbaikan mutu pendidikan. Perguruan tinggi dinyatakan bermutu apabila mempunyai kemampuan untuk menetapkan dan mewujudkan visi melalui misi yang diemban dan kemampuan memenuhi kebutuhan stakeholders yang meliputi kebutuhan masyarakat (sociaty needs), dunia kerja (industrial needs) dan profesi (professional needs). Mutu perguruan tinggi tentunya didukung faktor-faktor yang mempengaruhinya antaralain yaitu: 1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dibidangnya. 2. Lingkungan akademik yang menunjang seluruh kegiatan belajar mengajar di dalamnya.
Perguruan tinggi yang bermutu terletak pada Sumber Daya Manusianya. Baik itu Rektor, tenaga pendidikan, dosen tamu dan lainnya. Akan tetapi yang paling utama ialah dosennya. Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dalam (UU RI No. 14 tahun 2005) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.8
8
UU RI No. 14 tahun 2005
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kaitannya dengan kualifikasi, seorang dosen senantiasa minimal telah mendapat penyetaraan jabatan fungsional dari Departemen pendidikan Nasioanal, dengan jabatan Asisten Ahli. Semakin tinggi jabatan fungsional dosen ini menunjukkan tingkat kualifikasi sesorang, baik dari aspek prestasi ataupun prestisenya. Tanpa
ada
upaya
untuk
meningkatkan
kualitas
dosen,
perubahan-perubahan mendasar pada kurikulum dan metode belajar mengajar tidak akan seimbang dan bisa jadi kurang efektif. Peningkatan kualitas dosen perlu dimulai dari sistem perekrut, peningkatan kemampuan dosen, sistem penilaian terhadap kemampuan dan kinerja dosen, serta sistem peningkatan karirnya. Kemampuan
dosen
meliputi
kemampuan
dalam
ilmu
pengetahuan yang akan diajarkan dan teknik dalam memberikan pengajaran. Hal ini berarti peningkatan kemampuan dosen perlu dilakukan dari dua aspek yaitu peningkatan ilmu pengetahuan di bidangnya, dan kemampuan atau ketrampilan dalam mengajar; yakni menggunakan metode pembelajaran secara tepat. Disamping itu juga dapat dilihat dari klasifikasi pendidikan (S2/S3) dan jenjang jabatan akademiknya. Pengelolaan mutu dosen dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan ke strata yang lebih tinggi di PTN 119 maupun PTS terbaik di dalam maupun diluar negeri secara bertahap dan berencana. Masalah mendasar yang biasa dihadapi dosen di dalam
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melanjutkan pendidikan ke S2 atau ke S3 menyangkut biaya pendidikan dan relevansi disiplin ilmu. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik pada kenyataannya. Melalui liputan6.com tanggal 18 Maret 2016 dikabarkan bahwa sebanyak 4000 lebih dosen dengan Srata 1 di Jawa Timur terancam diberhentikan atau dipindah tugaskan sebagai tenaga kependidikan. Hal tersebut, karena disesuaikan dengan undang-undang Guru dan Dosen tahun 2005 yang menyatakan bahwa dosen harus berpredikat Srata 2 untuk mengajar S1, D3 dan D4.9 Hal tersebut pun didukung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-dikti) Mohammad Nasir. Pada berita Harian Terbit tanggal 31 Maret 2016 diungkapkan Indonesia masih kekurangan guru besar yang tersebar di sejumlah perguruan tinggi. "Ini merupakan salah satu masalah Sumber Daya Manusia (SDM) di Perguruan Tinggi se Indonesia". Selain masih kurangnya guru besar, masalah lainya adalah masih banyaknya dosen yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal (masih S1) dan juga jumlah dosen yang berpendidikan doktor (S3) masih kurang. "Termasuk publikasi ilmiah dosen/ilmuan dan HAKI masih sangat rendah," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa ini merupakan tantangan kita bersama, harus diselesaikan dahulu masalah SDM di perguruan tinggi khususnya Dosen, sebelum kita melakukan perbaikan pada mahasiswanya.
9
Internet: http://regional.liputan6.com/read/2462218/4-ribu-dosen-di-jatim-terancam-diberhentikan
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jika dilihat data jumlah perguruan tinggi di Indonesia, untuk negeri sebanyak 134 PTN sementara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ada sekitar 4.225, dan jumlah dosen yang menempati PT tersebut ada sekitar 230.633 orang. "Dari jumlah dosen tersebut, yang masih S1 sebanyak 53.031 orang atau sekitar 22,99 persen dan ini jadi masalah" ujarnya dilansir Antara. Sementara S2 ada sekitar 134.522 Dosen atau sekitar 58,33 persen dan S3 ada 26.199 orang atau sekitar 11,36 persen. Sehingganya misi utama dari Kemeristek-Dikti ke depan adalah meningkatkan akses, relevansi dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.10 Tabel 1.3 Informasi Sebaran Dosen Tetap berdasarkan Jabatan Akademik
JABATAN AKADEMIK (DOSEN TETAP*) Jumlah Asisten Lektor Tanpa Lektor Profesor Ahli Kepala Jabatan 1 0 PTN 13.880 22.943 19.750 3.787 7.838 68.198 2 1 Kopertis Wilayah I 1.827 1.423 547 29 4.592 8.418 3 2 Kopertis Wilayah II 1.477 908 373 17 4.624 7.399 4 3 Kopertis Wilayah III 4.529 4.097 1.328 222 9.746 19.922 5 4 Kopertis Wilayah IV 4.145 2.671 992 83 11.255 19.146 6 5 Kopertis Wilayah V 1.523 1.378 543 41 2.702 6.187 7 6 Kopertis Wilayah VI 2.214 1.786 1.100 62 4.742 9.904 8 7 Kopertis Wilayah VII 3.175 2.655 1.376 111 8.379 15.696 9 8 Kopertis Wilayah VIII 1.479 1.302 526 19 3.551 6.877 10 9 Kopertis Wilayah IX 2.841 1.586 745 60 6.660 11.892 11 10 Kopertis Wilayah X 2.037 1.119 374 18 4.475 8.023 12 11 Kopertis Wilayah XI 842 471 175 12 2.533 4.033 13 12 Kopertis Wilayah XII 266 228 28 1 580 1.103 14 13 Kopertis Wilayah XIII 349 162 57 5 2.096 2.669 15 14 Kopertis Wilayah XIV 225 167 18 0 865 1.275 JUMLAH 40.809 42.896 27.932 4.467 74.638 190.742 *Dosen dengan ikatan kerja : Dosen Tetap, Dosen PNS DPK, Dosen Tetap BHMN dan Dosen SP Rumah Sakit *TANPA JABATAN: tidak memiliki ATAU tidak memutakhirkan riwayat jabatan fungsional dosen dan riwayat jabatan fungsional akademi * di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi NO
Kode
Lembaga
Sumber: FORLAP PDDIKTI per Rabu 13 April 2016
10
Internet: http://www.antaranews.com/berita/552792/menristekdikti-indonesia-kekurangan-guru-besar
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 1.4 Informasi Sebaran Dosen Tetap berdasarkan Pendidikan Tertinggi
PENDIDIKAN TERTINGGI (DOSEN TETAP*) NO Kode
Lembaga
Tanpa Jenjang 1 0 PTN 3.838 44.515 16.647 1.179 210 396 1.308 2 1 Kopertis Wilayah I 2.353 5.114 258 37 5 17 387 3 2 Kopertis Wilayah II 1.504 4.577 264 54 2 58 777 4 3 Kopertis Wilayah III 3.795 12.630 1.922 228 8 55 1.162 5 4 Kopertis Wilayah IV 3.830 11.961 1.291 50 31 45 1.654 6 5 Kopertis Wilayah V 839 4.494 623 31 7 10 128 7 6 Kopertis Wilayah VI 1.516 6.872 643 50 2 43 516 8 7 Kopertis Wilayah VII 2.250 10.274 1.138 84 5 22 1.577 9 8 Kopertis Wilayah VIII 1.389 4.605 288 18 3 39 438 10 9 Kopertis Wilayah IX 3.376 6.340 599 12 7 103 1.315 11 10 Kopertis Wilayah X 1.504 5.451 314 27 4 39 434 12 11 Kopertis Wilayah XI 957 2.606 117 6 1 3 257 13 12 Kopertis Wilayah XII 381 608 32 1 0 0 80 14 13 Kopertis Wilayah XIII 905 1.423 39 3 4 9 189 15 14 Kopertis Wilayah XIV 467 625 37 0 1 3 139 JUMLAH 28.904 122.095 24.212 1.780 290 842 10.361 *Dosen dengan ikatan kerja : Dosen Tetap, Dosen PNS DPK, Dosen Tetap BHMN dan Dosen SP Rumah Sakit * di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Sumber: FORLAP PDDIKTI per Rabu 13 April 2016 S1
S2
S3
Sp-1
Sp-2
Profesi
Jumlah 68.093 8.171 7.236 19.800 18.862 6.132 9.642 15.350 6.780 11.752 7.773 3.947 1.102 2.572 1.272 188.484
Tabel 1.5 Informasi Sebaran Dosen Tidak Tetap berdasarkan Pendidikan Tertinggi
Jumlah NO Kode
Lembaga
D3
D4
S1
1 0 PTN 5 27 425 2 1 Kopertis Wilayah I 100 150 1.912 3 2 Kopertis Wilayah II 15 115 1.228 4 3 Kopertis Wilayah III 40 50 1.608 5 4 Kopertis Wilayah IV 33 179 2.525 6 5 Kopertis Wilayah V 0 22 290 7 6 Kopertis Wilayah VI 22 99 1.112 8 7 Kopertis Wilayah VII 43 156 1.531 9 8 Kopertis Wilayah VIII 8 67 946 10 9 Kopertis Wilayah IX 25 122 2.301 11 10 Kopertis Wilayah X 16 145 1.008 12 11 Kopertis Wilayah XI 21 133 1.103 13 12 Kopertis Wilayah XII 1 6 569 14 13 Kopertis Wilayah XIII 30 46 1.180 15 14 Kopertis Wilayah XIV 4 11 544 JUMLAH 363 1328 18282 *Dosen dengan ikatan kerja : Dosen Honorer dan Dosen Tidak Tetap * di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
S2
S3
463 575 493 1.395 1.407 143 377 1.091 323 759 398 603 190 442 213 8872
60 16 19 261 114 49 29 72 12 28 19 30 8 3 6 726
Non Informal Lainnya formal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sp-1
Sp-2
Profesi
139 11 15 21 42 2 16 36 0 6 18 4 0 3 0 313
24 5 2 3 2 1 2 6 0 6 2 1 0 0 0 54
67 35 54 24 40 12 45 34 31 25 45 30 2 17 0 461
Tanpa Jenjang 533 64 179 208 480 30 172 177 185 329 154 166 44 81 54 2856
1.743 2.868 2.120 3.610 4.822 549 1.874 3.146 1.572 3.602 1.805 2.092 820 1.802 832 33257
Tabel 1.6 Data Dosen Berdasarkan Sertifikasi Dosen
SERTIFIKASI DOSEN (DOSEN TETAP*) Jumlah Sudah Belum 1 0 PTN 47.742 20.564 68.306 2 1 Kopertis Wilayah I 1.570 6.685 8.255 3 2 Kopertis Wilayah II 1.405 5.905 7.310 4 3 Kopertis Wilayah III 5.519 13.996 19.515 5 4 Kopertis Wilayah IV 3.999 14.833 18.832 6 5 Kopertis Wilayah V 2.402 3.671 6.073 7 6 Kopertis Wilayah VI 3.463 6.349 9.812 8 7 Kopertis Wilayah VII 4.180 11.366 15.546 9 8 Kopertis Wilayah VIII 1.690 4.947 6.637 10 9 Kopertis Wilayah IX 2.483 9.283 11.766 11 10 Kopertis Wilayah X 1.567 6.406 7.973 12 11 Kopertis Wilayah XI 814 3.123 3.937 13 12 Kopertis Wilayah XII 223 761 984 14 13 Kopertis Wilayah XIII 200 2.425 2.625 15 14 Kopertis Wilayah XIV 167 1.089 1.256 JUMLAH 77.424 111.403 188.827 *Dosen dengan ikatan kerja : Dosen Tetap, Dosen PNS DPK, Dosen Tetap BHMN dan Dosen SP Rumah Sakit * di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi NO
Kode
Lembaga
Dari data di atas, terlihat bahwa kompetensi dosen di Indonesia masih belum memenuhi standar. Hal tersebut terlihat dari jumlah dosen sesuai dengan Jenjang Jabatan Akademik. Bahwa Indonesia masih kekurangan dosen Berjenjang Profesor (Guru Besar). Terdapat pula pada kenyataannya bahwa masih terdapat dosen berpendidikan Strata 1 (S1). Sedangkan sesuai dengan standar pendidikan di perguruan tinggi bahwa kualifikasi dosen berpendidikan minimal bergelar Magister atau Strata 2 (S2).
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Faktor lain yang mempengaruhi mutu perguruan tinggi yaitu lingkungan akademik. Strategi yang dilakukan dalam membangun institusi yang memiliki mutu yang baik, maka perguruan tinggi harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai demi tercapainya mutu pendidikan secara optimal sebagaimana yang diharapkan khususnya bagi seluruh civitas akademika yang berada di lingkungan institusi tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 dimana pengelolaan pendidikan tinggi mulai dari fungsi dan tujuannya, jenis dan bentuk program pendidikan, penerimaan mahasiswa, sistem kredit semester, pengelolaan pendidikan, kebebasan akademik dan otonomi keilmuan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, penjaminan mutu hasil belajar, kurikulum dan gelar lulusan pendidikan tinggi secara umum harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan yang efektif dan efisien.11 Sebagaimana yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 049/2014 Bagian Keempat mengenai Standar Proses Pembelajaran. Kendala yang sebenarnya dihadapi adalah oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang mana dana pembangunan sebagian besar dari mahasiswa dan/atau yayasan perguruan tinggi yang bersangkutan yaitu lebih bersifat mandiri. Karena itu PTS memiliki birokrasi dan manajerial yang sama sekali tidak bersinggungan dengan pemerintah, baik pada tatanan sumber daya manusia, aset dan kekayaan finansial. Sehingga PTS cukup sulit
11
Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2010
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam mengembangkan sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu lingkungan akademiknya secara cepat seperti PTN. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagian besar mendapatkan anggaran dari pemerintah. Pembahasan mengenai anggaran untuk PTN ini pernah dibahas oleh Prof Ali Gufron Mukhti, PhD selaku Direktur Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (SD Iptekdikti) Kemristekdikti. Dalam harian jawapos.com, beliau mengatakan, "Seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) sudah mengajukan anggaran untuk pembangunan infrastruktur kepada Kemenristekdikti yang totalnya mencapai Rp23 triliun, dan anggaran yang tersedia hanya Rp1,8 triliun," kata Ghufron, disela-sela peresmian laboratorium terpadu Universitas Jember, Jawa Timur, seperti dinukil dari Antara..12 Dapat dilihat bahwa anggaran yang disediakan pemerintah, sepenuhnya untuk PTN dan itupun jauh dari pengajuan masing-masing PTN. Melihat permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Kompetensi Pengajar dan Lingkungan Akademik Terhadap Kompetensi Lulusan Pada Usaha Jasa Pendidikan”
12
Internet : http://www.jawapos.com/read/2016/08/04/43084/rp-18-t-untuk-percepat-infrastruktrur-kampus
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan
permasalahan
tersebut
maka
dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi Dosen berpengaruh terhadap kompetensi lulusan perguruan tinggi? 2. Apakah lingkungan akademik berpengaruh terhadap kompetensi lulusan perguruan tinggi?
C. Batasan Masalah Penelitian Dikarenakan terbatasnya waktu, maka penulis melakukan penelitian di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta yaitu Lulusan Universitas Mercu Buana Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis lulusan regular. Pada tahun lulus 2014 sampai dengan 2016.
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui seberapa besar kompetensi lulusan dalam memenuhi standar perusahaan. 2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang perlu diambil oleh Perguruan Tinggi untuk
meningkatkan kompetensi mutu
lulusannya.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
E. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Perguruan Tinggi Sebagai masukan dan pertimbangan bagi universitas dalam meningatkan mutu melalui kompetensi lulusan untuk menghadapi persaingan dunia industri. Untuk dapat mengetahui sejauh mana pengaruh antara Kompetensi dosen dan Lingkungan akademik terhadap kompetensi lulusan perguruan tinggi pada usaha jasa pendidikan.
2.
Bagi Penulis Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah yang berupa teori-teori ke dalam suatu kenyataan yang terjadi di lapangan. Sehingga teori yang diperoleh dapat dipergunakan pada kondisi yang sesungguhnya. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis berkaitan dengan dampak atau pengaruh antara kompetensi dosen selaku pengajar dan lingkungan akademik terhadap kompetensi lulusan.
3.
Bagi Universitas Mercu Buana Dapat dijadikan refrensi bagi penulis lainnya yang melakukan penelitian mengenai kompetensi sumber daya manusia, dan lingkungan
akademik
dalam
meningkatkan
mutu
untuk
menghadapi perkembangan dunia industri dan dunia pendidikan.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu di jurusan manajemen sumber daya manusia. Khususnya bagian konsentrasi sumber daya manusia.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/