BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pariwisata Bali sangat mengagumkan dimata dunia internasional Tidak heran jika pulau yang indah ini sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya. Fakta ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Hal lain yang mengagumkan tentang Bali, bahwa menurut data yang diperoleh dari travel kompas.com tahun 2015 menyatakan bahwa pulau Bali di tahun 2015, telah menempati posisi kedua sebagai pulau destinasi tujuan wisata terbaik setelah kepulauan Galapagos Ekuador. Hal ini memberikan suatu kepastian bahwa Bali sangat diprioritaskan sebagai tujuan wisata destinasi dunia dan digemari oleh wisatawan dunia. Disamping itu berbagai organisasi internasional antara lain: PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Utamanya menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pariwisata juga menjadi satu dari lima kategori ekspor utama dari 83 persen negara-negara di dunia, dan telah menjadi sumber devisa utama sedikitnya 38 persen dari negara-negara itu. Nantinya, pariwisata akan terus tumbuh dengan baik dan World Tourism Organization (WTO) memproyeksikan pada 2020 akan terdapat sekitar 1,6 miliar wisatawan mancanegara (Sabri, 2006).
1
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyatakan bahwa, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan April 2015 mencapai 313,763 orang. Wisman yang datang melalui bandara sebanyak 309,888 orang. Menurut kebangsaan, wisman yang paling banyak datang ke Bali pada bulan April 2015 adalah wisman dengan kebangsaan Australia, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan Inggris dengan persentase masing-masing sebesar 24,49 persen, 16,35 persen, 5,25 persen, 4,47 persen, dan 4,31 persen. Pada periode Januari–April tahun 2015, secara kumulatif wisman yang datang ke Bali mencapai 1.259.774 orang. Untuk periode tersebut asal wisman yang paling banyak datang ke Bali berkebangsaan Australia, Tiongkok, Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan dengan persentase masing-masing sebesar 24,92 persen, 19,33 persen, 5,81 persen, 4,88 persen, dan 4,19 persen. Pariwisata Bali sangat tidak diragukan keagungan dan keindahannya, wisatawan pertama kali menginjakkan kakinya di pulau Bali akan tiba di bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, berdasarkan berita dimuat pada detik finance.com tahun 2015 menyebutkan bahwa bandara ini mampu menepati peringkat 7 dunia dengan kecepatan wifi, fasilitas dan layanannya. Maskapai penerbangan yang dimiliki Indonesia untuk mengantarkan wisatawan datang ke Bali juga tidak kalah hebatnya, sebut saja Garuda Indonesia berdasarkan pada fakta termuat pada kompas travel.com tahun 2015 bahwa maskapai penerbangan ini termasuk
2
kedalam urutan sepuluh besar maskapai dengan layanan fasilitas kelas ekonomi dan bisnis terbaik di dunia.. Kini wisatawan dan masyarakat semakin pintar dalam mencari informasi mengenai daerah tujuan wisata yang ingin mereka datangi, mereka umumnya mencari informasi melalui beberapa media, dan dengan perkembangan era globalisasi yang begitu pesat seperti sekarang ini banyak kita temukan beberapa media yang dapat membentuk citra dari pariwisata Bali tersebut seperti adanya majalah, televisi, surat kabar, radio dan internet. Internet adalah suatu media yang sering digunakan saat ini baik untuk kebutuhan promosi maupun bisnis komersil di zaman modern sekarang ini. Dalam penelitian ini media internet menjadi suatu wadah yang sangat dibutuhkan untuk dapat menggali persepsi masyarakat mengenai citra terhadap pariwisata. Dalam era globalisasi saat ini citra merupakan suatu hal yang sangat penting. Citra sangat berpengaruh pada perkembangan suatu destinasi pariwisata dimasa yang akan datang. Keberadaan internet telah memberikan dampak pada transformasi tekhnologi. Revolusi internet telah menyebar secara meluas diseluruh dunia, berdasarkan pada data Internet World Stats (2013) menyatakan bahwa di tahun 2000, terdapat sekitar 360.985.492 pengguna internet diseluruh dunia. Pada bulan Juni tahun 2012, jumlah ini meningkat lagi sebanyak 2.405.518.376 dan ini merefleksikan pertumbuhan pengguna internet sebanyak 665 persen, hanya dalam jangka waktu 12 tahun, hal ini sangatlah luar biasa.
3
Tanpa kita sadari penyebaran pengguna internet telah menyebar dan dapat dilihat bahwa, perkembangannya sangat pesat sekali, pada bulan Juni tahun 2012 pengguna internet mencapai angka 78,6 persen dari populasi penduduk di Amerika Utara, yang merupakan populasi terbesar di dunia, di Afrika jumlah ini mencapai angka sekitar 15,6 persen dari total penduduknya dalam kurun waktu yang bersamaan, berdasarkan data (Internet world stats, 2013) di Amerika. Pangsa pasar online dan transaksi komersil online meningkat dari nilai saham online yang mulanya hanya 20 persen pada tahun 2003, lalu meningkat menjadi sekitar 33 persen di tahun 2009. Hal ini merepresentasikan betapa internet merupakan suatu penemuan abad milenium yang sangat berdampak signifikan
bagi
kehidupan
masyarakat
luas.
Hal
ini
juga
mampu
merepresentasikan total penjualan transaksi online sebanyak 91 milyar dolar Amerika berdasarkan data (Research, 2011). Data pada (World Tourism Organization Busines Council, 1999) juga menyatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat cepat sekali transformasinya didunia internet. Hal ini disebabkan dengan tingginya permintaan dari para pebisnis pariwisata, dimana mereka berusaha memasarkan produk pariwisatanya dengan cara yang lebih cepat, aktif, dan efisien. Disamping itu, Hal – hal lainnya ialah karena internet merupakan salah satu cara tercepat untuk memasarkan produk pariwisata dengan kualitas pemasaran iklan yang baik dan aksesnya cepat (Oorni, 2004).
4
Buhalis (2000) menyatakan bahwa internet merupakan suatu inovasi yang mampu membuka kesempatan dan peluang yang besar kepada semua orang yang berkecimpung di dunia pariwisata. Inovasi web yang menarik mampu meningkatkan kapasitas para pebisnis di dunia pariwisata untuk memasuki ruang komunitas internasional, dan juga mengizinkan para turis untuk mengakses informasi mengenai destinasi tempat pariwisata. Internet mampu memberikan suatu rasa optimis dalam memasarkan pusat destinasi
pariwisata
dan
semakin
mendekatkan
para
pebisnis
dengan
konsumennya. Para pebisnis semakin sadar bahwa internet mempunyai suatu potensi yang sangat luar biasa dan membuka kesempatan bagi mereka untuk mampu memasarkan pariwisata mereka dengan lebih efektif dan juga lebih dekat dengan konsumen. Secara teoritis penelitian terkini menyatakan informasi mengenai pariwisata di internet memang penting adanya, karena lewat internet segala jenis informasi bisa diakses dengan mudahnya. Banyak cara untuk memasarkan dunia pariwisata bisa kita lakukan melalui media masa, namun media masa seperti majalah, surat kabar, televisi, radio, dan lainnya mempunyai suatu batasan. Dalam dunia internet kita bisa mengakses berbagai informasi tentang destinasi pariwisata yang ingin kita datangi, dan hal ini sangat penting sekali bagi para konsumen untuk mengetahui bagaimana destinasi itu sebelum mereka mengunjunginya. Keberadaan produk pariwisata dalam suatu destinasi wisata sebagai penunjang pariwisata tersebut sangat perlu ditanamkan empat konsep yang
5
dicetuskan oleh Cooper et al. (2008). Pertama adalah attraction yaitu merupakan faktor keindahan destinasi itu sendiri yang berasal dari alam. Hal ini merupakan sebagai dasar utama dari keindahan destinasi itu sendiri. Contohnya seperti, gunung, pantai, candi, monumen dan lain sebagainya. Kedua adalah amenity, hal ini merupakan hal-hal yang meliputi semua jenis produk yang mendukung pariwisata tersebut seperti akomodasi dan servis. Ketiga yaitu accessibility, hal ini juga sangat penting karena menunjang keberlangsungan pariwisata itu sendiri seperti transportasi yang bisa menghantarkan wisatawan kemanapun tempat destinasi wisata yang mereka ingin kunjungi. Keempat adalah ancillary services, hal ini merupakan non profit services dimana tidak sepenuhnya bermain pada keuntungan semata tapi lebih pada pelayanan pada konsumen atau turis itu sendiri yang meliputi turis information centre, kantor, serta akses informasi pariwisata lainnya. dari pariwsata itu sendiri dimasa depan. Kotler et al. (2003), menyatakan bahwa keinginan untuk meningkatkan pemasaran pada suatu destinasi pariwisata itu sendiri, merupakan suatu tantangan khusus yang harus bisa di taklukan oleh setiap pebisnis dalam dunia pariwisata. Choi et al (2007) memberikan argumentasinya bahwa dengan memberikan informasi kepada para wisatawan mengenai suatu destinasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempromosikan citra pariwisata pada suatu destinasi wisata. Menurut Buck dan Law, (Pitana dan Gayatri, 2005) memandang bahwa pariwisata adalah industri yang berbasiskan citra. Karena citra mampu membawa calon wisatawan ke dunia simbol dan makan. Bahkan beberapa ahli pariwisata
6
mengatakan bahwa citra ini memegang peranan yang penting dari pada sumber daya pariwisata yang kasat mata. Dari pengertian tersebut, maka pembangunan brand image menjadi penting bagi sebuah daerah yang hendak mengembangkan diri sebagai tujuan wisata. Banyaknya destinasi wisata yang dalam pangsa pasar online menerapkan sistem komunikasi online saat ini dapat lebih mendekatkan para pembisnis pariwisata dan konsumennya. Pelaku bisnis pariwisata memasarkan produk pariwisatanya dalam bentuk online harus dapat mengkombinasikan jenis kegunaan dari promosi online. Para wisatawan dapat mengakses informasi tentang destinasi pariwisata tersebut dan mereka diberikan informasi lengkap tentang bagaimana misalnya akses penerbangan kedaerah tersebut. Akomodasi, peta, tempat makan, dan berbagai tempat wisata yang menarik lainnya dan semua kombinasi itu sangatlah penting untuk dapat menarik wisatawan untuk datang ke suatu destinasi pariwisata (Croch, 2007). Disaat wisatawan telah mendapatkan banyak gambaran tentang tempat wisata yang ingin mereka kunjungi, maka mereka dapat memutuskan lebih lanjut apakah akan melanjutkan untuk datang ke tempat tersebut apa tidak. Tidak mudah memang dalam membangun sebuah citra karena diperlukan sebuah kesabaran, dan ketelatenan dalam membangun citra besar bagi sebuah destinasi pariwisata, terlebih lagi bagi Bali. Bali merupakan pusat destinasi yang menjadi incaran banyak wisatawan domestik dan internasional, semuanya ingin berlomba-lomba datang ke Bali untuk menyaksikan betapa indahnya Pulau
7
Dewata ini. Citra suatu destinasi merupakan suatu atribut pariwisata yang biasanya dikaitkan dengan persepsi dari wisatawan. Menciptakan citra bukan persoalan sederhana dan dapat dilakukan dengan cepat. Citra Bali, menurut (Picard, 2006) telah tercetus sejak 1930-an, Kedekatan budaya Jawa dan Bali misalnya, bisa ditelusuri dari peninggalan kebudayaan kedua masyarakat. Di masa sekarang, budaya Jawa sendiri mempertemukan berbagai keyakinan dari budaya masa animisme dan dinamisme, Hindu, Budha, dan Islam yang berkembang hampir bersamaan dengan berkembangkan agama Nasrani yang dibawa oleh orang-orang Eropa ke Indonesia. Piskorski (2011), juga menyebutkan bahwa citra pariwisata adalah suatu kepercayaan, ide dan kesan dimana orang tersebut mampu menyalurkan ide, aspirasi dan fikirannya mengenai tempat wisata tersebut. Citra pariwisata Bali harus dapat memberikan representasi pada suatu destinasi wisata Bali itu sendiri agar dapat diterima dibentuk dalam setiap fikiran orang banyak yang melakukan interaksi pada proyeksi pesan serta kebutuhan dari konsumen tersebut mengenai pengalaman, pengetahuan, pilihan, karakteristik personal Formasi pada citra tersebut dapat dipahami sebagai suatu bentuk implementasi hubungan yang disebarluaskan pada menjadi sebuah citra pariwisata yang dipersepsikan oleh para turis. Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa citra ini nantinya akan berkembang pada induksi pencitraan Bali, dimana turis tersebut akan mulai aktif mencari informasi tentang Bali melalui brosur, buku, jurnal, televisi, internet, dan lain sebagainya. Menurut Bond (2010), adanya
8
dorongan untuk mencari tahu tentang citra suatu destinasi pariwisata. Beberapa media tersebut dapat menciptakan suatu citra tersendiri pada tempat pariwisata tersebut, sebelum turis tersebut berkunjung ke tempat yang akan dituju. Citra dari suatu destinasi pariwisata tersebut akan bervariasi sesuai dengan penilaian turis tersebut setelah mereka menggunakan jasa layanan dari tempat wisata tersebut, maka akan tercipta suatu citra destinasi pariwisata yang lebih mengkhusus. Dalam pembentukan sebuah citra dimana opini masyarakat sangat berpengaruh, karena dari sebuah opinilah citra akan sesuatu hal terbentuk, khususnya citra pariwisata bagi Bali. Pariwisata merupakan aset yang sangat penting dalam membangun citra Bali saat ini. Pariwisata merupakan suatu komoditas yang begitu penting dan secara otomatis dapat memperkenalkan Bali itu sendiri kepada semua orang baik dari kalangan domestik ataupun internasional. Penelitian kali ini akan akan membahas bagaimana citra destinasi pariwisata Bali. Citra suatu destinasi wisata pada intinya merupakan suatu konsep yang sangat complex, hal ini dikarenakan konsep tersebut mengizinkan adanya beberapa interpretasi. Penelitian ini mengambil tema citra pariwisata Bali karena pada era globalisasi ini pariwisata Bali banyak mengalami perubahan yang terjadi secara signifikan terhadap Bali. Adapun wisatawan yang datang ke Bali sepuluh tahun yang lalu masih mengganggap Bali begitu asri dan sangat alami namun jika mereka datang kembali ke Bali. Bali seperti sekarang ini dimana terdapat beberapa perubahan infrastruktur jalan dengan adanya tol, dan underpass di jantung kota pulau dewata. Hal tersebut tentunya sangat mengubah persepsi wisatawan tentang Bali saat ini.
9
Tingkat kemacetan menjadi sangat tinggi juga menjadi suatu kendala bagi Bali, meskipun Bali telah memiliki transportasi Sarbagita yang diiming-imingkan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan. Banyak masyarakat yang masih senang menggunakan kendaraannya sendiri dibandingkan naik transportasi umum seperti di negara maju. Hal ini masih bisa dimaklumi karena infrastruktur transportasi umum di Bali belum sepenuhnya maksimal. Sampah yang banyak mengganggu kawasan wisata juga dapat mengubah persepsi tentang Bali. Bali yang didengung-dengungkan menjadi suatu objek wisata yang sangat istimewa ternyata masih mempunyai permasalahan dengan sampah. Hal ini merupakan suatu kesadaran tidak hanya pemerintah namun juga masyarakat agar dapat membantu melestarikan Bali. Tingkat keamanan Bali yang sering diperbincangkan pasca bom Bali satu dan dua, sangat memberi dampak pada kedatangan wisatawan ke Bali. Walaupun setelah bom usai pariwisata Bali mulai berangsur-angsur pulih, namun trauma akan kejadian tragis tersebut masih melekat hingga kapanpun. Hal ini membuat pasang surut kunjungan wisatawan juga terkadang dirasakan oleh pelaku pariwisata. Bali saat ini telah mengalami penyempurnaan konstruksi bandara internasional yang baru dengan strukturisasi yang begitu megah. Perluasan kawasan bandara ini juga menjadi suatu pemicu perubahan citra bagi Bali, apakah citranya akan menjadi positif ataupun negatif semuanya kembali kepada persepsi setiap wisatawan yang datang ke Bali. Citra pariwisata Bali pada penelitian kali ini berfokus pada media yang
10
digunakan untuk merangkul persepsi wisatawan yang telah datang ke Bali. Terdapat banyak sekali jenis media yang bisa digunakan untuk mengukur bagaimana persepsi konsumen pariwisata tentang citra pariwisata Bali. Namun dalam hal ini akan diberi batasan bahwa media yang akan digunakan, merupakan media internet dengan web series 2.0, atau yang sering disebut dengan jejaring sosial. Dalam penelitian ini akan mengedepankan bagaimana peranan Facebook dan Twitter. Sebagai bagian dari media sosial tersebut dalam mengukur citra pariwisata Bali dalam kancah pariwisata saat ini. Mengapa penelitian ini menggunakan jejaring sosial Facebook dan Twitter. Hal ini dikarenakan lewat media kedua jejaring sosial, dapat diakses beberapa informasi tentang produk dan jasa. Jejaring sosial merupakan perangkat yang efektif untuk mempromosikan pariwisata. Seperti terungkap dalam konferensi "Web in Travel" terdapat 65 juta orang menggunakan Facebook setiap bulannya di Indonesia. wisatawan informasi mengenai wisata lewat Facebook. Media sosial menjadi sarana untuk informasi wisata. Dimulai dari kemunculannya tahun 2006 yang mampu menggeser dominasi friendster, sedikit demi sedikit, Facebook mulai membangun kekuatannya menjadi sosial media yang paling populer. Hingga saat ini, keberadaan Facebook, sebagai sosial media terpopuler nampaknya masih sulit untuk digoyahkan, Facebook juga mempunyai kelebihan sebagai berikut.
11
1. Penggunaan Facebook sangat mudah. 2. Bisa digunakan untuk media bisnis online melalui jaringan pertemanan yang telah dimiliki. 3. Upload gambar mudah, dan bisa dibuat album foto. 4. Terdapat aplikasi chat yang membuat pangguna yang sedang online bisa chat dengan temannya yang sedang online juga. Sepanjang tahun lalu, saham Facebook berhasil melampaui performa indeks S&P 500, yakni dengan melonjak 26 persen. Saham perusahaan jejaring sosial ini juga menjadi favorit bagi investor yang mencari investasi di sektor media sosial dan teknologi. Saat ini, harga saham Facebook telah naik dua kali lipat (bisniskeuangan.kompas.com). Twitter merupakan layanan microblogging yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc. Pengguna dapat membaca dan mengirim pesan atau tweet sepanjang maksimal 140 karakter. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan followers (pengikut). Twitter semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu jejaring sosial paling populer di dunia. Harga saham Twitter Inc meroket 92 persen pada hari pertama perdagangannya di New York Stock Exchange, malam WIB, karena antusiasme para investor. Peningkatan ini membuat nilai pasar perusahaan microblogging tersebut tembus US$25 miliar atau sekitar Rp. 284,75 Triliun. Twitter diperkirakan akan mampu mengumpulkan dana US$2,1 miliar, dan membuatnya menjadi perusahaan teknologi terbesar kedua pada saat IPO, di
12
belakang Facebook yang mencapai US$16 miliar pada tahun lalu. Berikut beberapa kelebihan dari Twitter 1. Menjangkau tidak hanya antara teman, tetapi komunikasi antara artis dengan fans-nya juga menjadi lebih mudah. 2. Komunikasi di Twitter terjadi sangat cepat. Sering terjadi berita-berita terupdate, seperti terjadinya suatu bencana misalnya, lebih dahulu didapatkan infonya melalui Twitter. (Corporate social media.com) 3. Terdapat fitur trending topic yang memungkinkan kita untuk mengetahui apa saja yang sedang in atau happening dibicarakan oleh para pengguna Twitter. 4. Dapat memasarkan produk secara geratis. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa konsumen dapat melakukan interaksi langsung dengan penjual lewat media jejaring sosial tersebut. Penggunaan jejaring sosial Facebook dan Twitter ini dapat menjadi wadah terbaik, dalam menggali mengenai persepsi masyarakat tentang citra pariwisata Bali. Penelitian yang berpatokan pada penggunaan jejaring sosial ini sangat menitik-beratkan pada citra pariwisata Bali. Citra tersebut di usung dari komentarkomentar para konsumen yang terdapat pada situs jejaring sosial perusahaan yang digunakan pada penelitian ini. Beberapa perusahaan yang mempunyai akses jejaring sosial tersebut memberikan kesempatan pada anggotanya yang untuk memberikan kritrik dan saran. Disamping itu bisa juga mengirimkan komentar mereka lewat media ini, mengenai bagaimana kualitas kinerja pelayanan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ini. Komentar para anggota tersebut kemudian dapat dianalisa
13
sebagai unsur pokok pada penelitian ini, dimana nantinya terdapat suatu pembahasan yang nantinya dapat mengarahkan apakan citra terhadap Bali akan menjadi baik ataupun buruk. 1.2
Rumusan Masalah Pada penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Seberapa efektifkah media jejaring sosial Facebook dan Twitter dalam menampilkan citra pariwisata Bali dalam dunia virtual?
2. Bagaimana potret citra pariwisata Bali berdasarkan data yang dihasilkan pada situs jejaring sosial tersebut? 1.3
Tujuan Penelitian Penelitian dibedakan menjadi bentuk tujuan umum dan tujuan khusus yang
dapat dijabarkan sebagai berikut. 1.3.1
Tujuan Umum Mengetahui seberapa efektifkah jejaring sosial Facebook dan Twitter
dapat digunakan secara akurat untuk mengidentifikasi citra pariwisata Bali dalam situs jejaring sosial. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui potret citra pariwisata Bali dalam situs jejaring sosial, yang bisa dilihat lewat komentarkomentar para wisatawan yang telah menggunakan layanan pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata di Bali.
14
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat akademis dan mamfaat praktis.
1.4.1
Manfaat Akademis Manfaat akademis yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa penelitian
ini dapat memberikan suatu sumbangan pengetahuan tentang bagaimana citra pariwisata Bali. Media jejaring sosial, karena penelitian yang umumnya menggunakan media jejaring sosial tersebut lebih menekankan pada bidang promosi pada suatu destinasi pariwisata namun dalam penelitian ini mengarah pada identifikasi citra pariwisata Bali. Dimana akan terlahir dari komentar-komentar para pengguna jasa pariwisata disitus jejaring sosial yang akan digunakan dalam penelitian ini. Disamping untuk memenuhi prasyarat dalam menyelesaikan penelitian di Program Doktor Pariwisata di Universitas Udayana. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat Praktis yaitu agar pemerintah dapat lebih perduli akan kondisi pariwisata serta dapat memikirkan lebih lanjut terobosan yang dapat diambil, guna memajukan pariwisata Bali. Selain itu melalui penelitian ini diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan lebih lanjut mengenai peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam bidang pariwisata. Manfaat praktis bagi perusahaan yang berkecimpung di pariwisata bahwa dengan adanya media jejaring sosial dapat mempermudah promosi perusahaan tersebut di bidang pariwisata Bali.
15