1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar dalam menyikapi keadaan geografis wilayahnya. Kondisi geografis Indonesia sangat memungkinkan terjadinya berbagai bentuk bencana. Selain itu, dimata dunia Indonesia dikenal dengan negara paling rawan bencana. United Nations Internasional Stategy for Disaster Reduction (UNISDR) yang merupakan salah satu Badan PBB yang bergerak dibidang strategi internasional pengurangan resiko bencana menyatakan bahwa dilihat dari jumlah korban meninggal akibat bencana alam, Indonesia menduduki peringkat teratas untuk beberapa jenis bencana. Jenis bencana yang dimaksud diantaranya: 1. Bencana Tsunami
: Peringkat Pertama Dari 265 Negara
2. Tanah Longsor
: Peringkat Pertama Dari162 Negara
3. Gempa Bumi
: Peringkat Ketiga Dari 153 Negara
4. Bencana Banjir
: Peringkat Keenam Dari 162 Negara
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa di Indonesia jumlah korban bencana yang meninggal masih tinggi. Sehingga dapat diartikan bahwa kesiapsiagaan bencana di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lainnya di dunia. Maka dari itu, Pencegahan dan kesiapsiagaan bencana masyarakat di seluruh provinsi di Indonesia perlu dilaksanakan. Termasuk salah satunya adalah Provinsi Bali. Wilayah Bali juga memiliki potensi terjadi bencana. Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
2
memiliki karakteristik geografis yang berbeda-beda, dengan potensi bencana yang beragam. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Badung. Beberapa tahun terakhir ini hampir seluruh wilayah di Badung mengalami bencana. Hal ini tentu saja menimbulkan kerugian pada aspek perekonomian dan aspek psikologi korban bencana tersebut. Berikut ini terdapat rekapitulasi bencana yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Badung. Tabel 1. Rekapitulasi Bencana BPBD Kabupaten BadungTahun 2012 - 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS BENCANA
Kebakaran Tanah Longsor Pohon Tumbang Bangunan Roboh/Rusak Senderan /Galian Pipa Jebol Banjir Atap Jatuh/Genteng Roboh Kecelakaan Lalu Lintas Orang Tenggelam Kejadian Bencana Lainnya JUMLAH Sumber: BPBD Kabupaten Badung
JUMLAH KEJADIAN 2014 2012 2013 114 86 67 14 14 2 24 97 19 0 52 6 12 13 14 2 11 1 1 18 0 1 1 17 1 7 8 10 23 8 179 322 142
Dari tabel di atas, maka dapat kita lihat bahwa bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Badung tidak dapat diprediksi tingkat kejadiannya dari tahun ke tahun. Walaupun di tahun 2013 mengalami penurunan jumlah kasus, namun di 2014 kembali mengalami peningkatan jumlah kasus bencana. Sehingga, hal ini tetap memerlukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dari pemerintah dan masyarakatnya.
3
Dalam upaya penanganan Penanggulangan Bencana ini, Pemerintah Pusat telah membuat suatu kebijakan publik yaitu dengan membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB dibentuk sebagai salah satu Lembaga non dapertemen setingkat Menteri. Sementara, karena Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah sesuai dengan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka dibentuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) baik untuk tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. Badan ini memiliki tanggung jawab dalam penanggulangan bencana di daerah, dimana pembentukannya adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Di Kabupaten Badung terdapat pula BPBD yang berdiri sejak tahun 2011. Pembentukan BPBD ini berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Selama ini penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Badung dikoordinir oleh BPBD Kabuapten Badung. Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana terjadi. Melihat potensi bencana
di Kabupaten Badung,
keberadaan pelayanan pra/sebelum bencana sangat penting. Hal ini karena dengan penyelenggaraan pelayanan sebelum bencana ini, setidaknya ada suatu upaya dalam hal pencegahan dan kesiapsiagaan bencana yang perlu dilakukan untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri.
4
Dalam pelaksanaannya tentu saja terdapat kendala sehingga hasil yang diinginkan belum maksimal.
Maka dari itu, dalam manajemen
pemerintahan di BPBD Kabupaten Badung, perlu melakukan suatu evaluasi kinerja. Dimana selanjutnya akan menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya keberhasilan BPBD dalam pelaksanaan pelayanan bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana dan seberapa efektifkah kinerja BPBD selama ini serta apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam menjalankan pelayanan tersebut. Maka dari itu, penulis mengadakan suatu penelitian untuk dapat memahami lebih lanjut tentang Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dan faktor pendukung serta penghambat yang ditemui dalam memberikan layanan penanggulangan bencana kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana pada tahun 2014. Sehingga pada
akhirnya
dapat
memberikan
suatu
masukan
yang
nantinya
mempengaruhi pula pada keberlangsungan organisasi yang telah didirikan ini. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut ini: 1.2.1 Bagaimana evaluasi kinerja BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana tahun 2014?
5
1.2.2 Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana selama tahun 2014 ? 1.3
Batasan Masalah Fokus penelitian ini adalah pembahasan masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi kinerja dari BPBD Kabupaten Badung khususnya
dalam
pelaksanaan
pelayanan
bidang
pencegahan
dan
kesiapsiagaan bencana. Hal ini karena dari seluruh pelayanan yang diberikan oleh BPBD Kabupaten Badung sebagian besar kegiatan yang dilakukan adalah dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana sehingga hal ini memerlukan suatu evaluasi kinerja untuk lebih baik ke depannya. Selain itu batasan waktu yang digunakan adalah pada tahun 2014. Hal ini karena evaluasi kinerja tahun 2014 adalah evaluasi yang terbaru sehingga data yang diperlukan lebih mudah diakses. 1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a.
Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran aktual tentang evaluasi kinerja dari BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana pada Tahun 2014.
b.
Tujuan Khusus
6
1.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di daerah Kabupaten Badung pada tahun 2014.
2.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat yang ditemui BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana pada tahun 2014.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat
penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Mengetahui Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana pada tahun 2014. b. Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat yang ditemui dalam BPBD
Kabupaten
Badung
dalam
bidang
pencegahan
dan
kesiapsiagaan bencana pada tahun 2014. c. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian tentang Evaluasi Kinerja suatu Badan di tingkat pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan
Penanggulangan Bencana.
di
bidang
sosial
terutama
dalam
7
2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Badung yang dapat dijadikan bahan evaluasi suatu organisasi perangkat daerah atau Badan, sehingga kedepannya keberadaan Organisasi ini dapat lebih baik, dapat lebih dikenal masyarakat serta dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama. b. Dalam penelitian ini, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat
menjelaskan
kepada
masyarakat
mengenai
tingkat
keberhasilan kinerja suatu Badan dalam proses pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam pelayanan penanggulangan bencana, khususnya pelaksanaan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di daerah. 1.6
Sistematika Penulisan Penulisan Skripsi ini dilakukan secara sistematis, dimana dalam skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bagian. Bagian pertama yaitu Bab pendahuluan yang menggambarkan latar belakang pengambilan suatu fenomona yang terjadi sehingga mengantarkan pada rumusan dan batasan masalah. Selain itu terdapat pula tujuan dan manfaat penelitian yang ingin dicapai penulis. Bagian selanjutnya adalah Bab Tinjauan Pustaka, dimana dalam bagian ini menjabarkan kajian pustaka yang membahas mengenai karya
8
sebelumnya yang terkait dengan tema dan dijabarkan pula kerangka konseptual yang membahas mengenai konsep dan teori yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Bagian
selanjutnya adalah Bab Metodologi
Penelitian. Bagian ini menjabarkan secara terperinci mengenai metode penelitian yang digunakan yang terdiri dari jenis penelitian, sumber data, unit analisis yang diteliti, teknik penentuan informan, teknik analisis data, teknik pengumpulan data, dan teknik penyajian data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Bagian berikutnya adalah Bab Pembahasan. Dimana dalam bagian ini dijabarkan secara terperinci tentang gambaran umum subjek/objek penelitian, hasil temuan di lapangan dan analisa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjawab rumusan masalah secara analitis. Bagian yang terakhir adalah Bab Penutup, dimana dalam bagian ini akan mengakhiri skripsi ini dengan menjabarkan dengan jelas terkait kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran yang penulis sampaikan untuk pengembangan penelitian mendatang dan aspek lainnya untuk lebih baik kedepannya. Untuk menghindari adanya penjiplakan, penulis juga tidak lupa mencantumkan daftar pustaka dari sumber-sumber data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Selain itu didukung pulang oleh beberapa lampiran sebagai informasi tambahan.